PTK Kasmawati - Copyjjj
PTK Kasmawati - Copyjjj
OLEH :
KASMAWATI SANELA
A1H119001
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
KASMAWATI SANELA
A1H119001
Mengetahui
Ketua Jurusan PG-PAUD
iii
DAFTAR ISI
iv
3. Fungsi Media.......................................................................................................
12
4. Fungsi dan Tujuan Penerapan Media dalam Pengembangan Kognitif ..............
14
C. Geoboard ............................................................................................................
14
1. Pengertian Geoboard .........................................................................................
14
2. Manfaat Geoboard..............................................................................................
14
3. Langkah – Langkah Penggunaan Geoboard.......................................................
14
D. Mengenal Bentuk Geometri Anak Usia Dini .................................................
15
1. Pengertian Geometri ...........................................................................................
15
2. Jenis – Jenis Geometri ........................................................................................
15
3. Kemampuan Geometri Pada Anak Usia Dini ....................................................
17
4. Tahap – Tahap Belajar Geometri pada Anak Usia Dini ....................................
18
5. Tahapan Kemampuan Geometri pada Anak Usia Dini ......................................
19
E. Penelitian yang Relevan ...................................................................................
20
F. Kerangka Berfikir ............................................................................................
21
v
A. Jenis Penelitian .................................................................................................
22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................
22
1. Tempat Penelitian................................................................................................
22
2. Waktu Penelitian ................................................................................................
22
C. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................................
22
D. Faktor Yang Diteliti..........................................................................................
22
1. Faktor Anak ........................................................................................................
22
2. Faktor Guru.........................................................................................................
22
3. Faktor Hasil Belajar Anak ..................................................................................
22
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Geoboard...................................................
23
1. Perencanaan (Planning).......................................................................................
24
2. Pelaksanaan (Acting)..........................................................................................
24
3. Observasi (Observing)........................................................................................
24
4. Refleksi (Reflecting)...........................................................................................
25
F. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................
25
G. Teknik Analisis Data.........................................................................................
25
vi
H. Indikator Kinerja..............................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
28
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
operasional harus fokus pada kebutuhan dan tingkat kenyamanan anak, dan
untuk pembelajaran yang optimal perlu menggunakan media yang membantu
proses belajar anak. Media mudah digunakan, aman digunakan, dan tahan lama
dalam penggunaan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Dalam perkembangan, anak-anak tidak dapat di pisahkan dari benda-benda
yang ada disekitarnya. Sejak kecil anak-anak sudah mengenal benda-benda
terdekatnya yang bentuk bendanya sama dengan bentuk geometri, contohnya
koin, lemari, meja, buku, bola, atau benda lainnya yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-sehari dan keperluan anak
bermain (Mukhtar Latif, 2013).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada 10
Agustus 2022 di kelompok B TK Negeri 10 Buton Kecamatan Pasarwajo
Kabupaten Buton yaitu sebagian besar anak belum dapat meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk geometriseperti anak belum dapat menyebutkan
bentuk-bentuk geometri dan belum tepat dalam hal mengucapkan, misalnya
bentuk lingkaran disebut bulat, serta terbatasnya media yang digunakan untuk
mengenalkan bentuk-bentuk geometri kepada anak.
Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media geoboard. Dengan
media geoboard dapat menstimulasi aspek perkembangan kognitif seperti
mengenal bentuk geometri pada anak usia 5-6 tahun. Geoboard merupakan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dengan
Media Geoboard Di Kelompok B TK Negeri 10 Buton Kecamatan
Pasarwajo Kabupaten Buton ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah dengan
menggunakan media geoboard dapat meningkatkan kemampuan kognitif di
kelompok B TK Negeri 10 Buton Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton?”.
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif
dengan media geoboard di Kelompok B TK Negeri 10 Buton Kecamatan
Pasarwajo Kabupaten Buton.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun secara
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak melalui
media geoboard.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut:
a. Bagi Peserta Didik
Melalui media geoboard dalam pengajaran anak dapat meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk geometri.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada
guru-guru untuk dapat mengembangkan permainan yang lebih inovatif
dan lebih berorientasi pada proses sehingga membantu meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk geometri dan meningkatkan kualitas
pembelajaran anak.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka
untuk selalu melakukan inovasi untuk menemukan permainan-permainan
dalam pembelajaran yang paling tepat dan efektif.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan
informasi terhadap peneliti-peneliti berikutnya yang berkenaan dengan
penelitian tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
5
6
dan kejadian, namun cara berfikir anak belum logis dan belum menyerupai
orang dewasa. Anak usia dini yang berada pada tahap praoprasional, berfikir
secara simbolik. Pemikiran simbolis membuat anak mampu untuk membuat
susunan kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan
tertentu dalam pikiran anak, sehingga jika dikaitkan dalam penyampaian
pembelajaran, anak dalam tahapan ini memerlukan sebuah media konkret
untuk dapat membantu anak dalam mencapai tingkat ketercapaian
pembelajaran. Berikut adalah tabel lingkup perkembangan kognitif anak
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini :
Usia Lingkup
Perkembangan
0-<2 tahun Mengenal apa yang diinginkan,
menunjukkan reaksi terhadap
rangsangan,
mengenali pengetahuan umum,
mengenal konsep ukuran dan bilangan.
awal, masa kanak-kanak akhir dan masa puber. Semua periode ini
terdapat kesinambungan dan ketidaksinambungan. Selain itu ada
perilaku yang normal dan ada perilaku yang bermasalah pada anak
prasekolah keseimbangan terjadi pada usia 4 tahun 5 tahun dan 6
tahun sedangkan masa ketidakseimbangan terjadi pada usia 4,5
tahun 5,5 tahun dan 6,5 tahun.
8. Ada harapan sosial untuk setiap periode perkembangan, harapan
sosial ini berbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan
orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak mampu
menguasai berbagai pola tertentu yang diperlukan bagi
penyesuaian yang baik. Tugas perkembangan harus diperoleh anak
karena jika tidak anak akan merasa rendah diri dan tidak bahagia
sehingga timbul ketidaksetujuan dan penolakan sosial serta akan
menyulitkan penguasaan tugas perkembangan baru.
9. Setiap bidang perkembangan memiliki risiko tertentu baik fisik
maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
Beberapa pengaruh positif dan negatif datang dari sekitar
lingkungan serta sebagian lagi datang dari dalam diri anak apabila
hal ini terjadi maka anak akan mengalami masalah penyesuaian
yang bermasalah atau anak tersebut tidak matang
10. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Tahun pertama kehidupan biasa merupakan saat yang paling
bahagia, sedangkan masa remaja biasanya masa yang paling
berpotensi bermasalah. Kebahagiaan mempengaruhi penyesuaian
masa kanak-kanak dan dalam batasan-batasan tertentu dapat
dikendalikan.
3. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun
Menurut Datina, W (2020) perkembangan merupakan suatu proses
yang bersifat kumulatif. Artinya perkembangan akan menjadi dasar untuk
perkembangan selanjunya. Dengan demikian apabila terjadi hambatan pada
perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan mengalami
hambatan.
10
B. Media Bermain
1. Pengertian Media
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Dengan adanya media maka manfaat kegiatan belajar
mengajar akan semakin terasa. Penggunaan media diharapkan dapat
memberikan efek positif, seperti proses pembelajaran yang lebih
menguntungkan, umpan balik dalam belajar mengajar, dan hasil yang optimal.
Menurut Arsyad (2014), Istilah media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara
atau pengantar. Secara umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media
dikenal dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam
pembelajaran disebut media pembelajaran. Adapun pengertian media
pembelajaran menurut para ahli dalam Guslinda, & Rita Kurnia (2018) :
1. Menurut Hairudin, dkk (2008) berpendapat bahwa “segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima. Serta untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan”.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat memberikan
rangsangan untuk belajar”.
3. Menurut Miarso (2004) berpendapat bahwa “ Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar”.
4. Menurut Dadan Djuanda (2006) mengatakan “Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat digunakan menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, serta
perhatian murid agar proses belajar terjadi”.
5. Menurut Rita (2009) berpendapat bahwa “Media (alat) dalam pengajaran
melalui simulasi dari inti pengajaran yang disampaikan baik secara
12
C. Geoboard
1. Pengertian Geoboard
Geoboard digunakan sebagai media atau alat pembantu pengajaran
matematika untuk mengenalkan konsep geometri. Terdapat kelebihan dalam
media geoboard ini yaitu bahannya yang mudah didapatkan untuk membuat
media ini, adapun kekurangan media ini yaitu terdapat paku pada media
geoboard tersebut. Karena media geoboard ini dibuat dengan papan yang
dipotong kecil lalu diberi paku dengan jarak yang telah ditentukan hingga
memenuhi papan yang telah dipotong.
2. Jenis-jenis Geometri
Jenis-jenis geometri secara umum yaitu geometri geometri dua dimensi
biasa disebut juga bangun datar dan geometri tiga dimensi yang biasa disebut
bangun ruang.
a. Bangun Datar
Bangun datar merupakan bangun yang terdiri dari titik, garis, ruas garis,
sinar garis, dan sudut. Kusni (2008: 14) geometri dua dimensi (bangun datar)
adalah bangun yang mempunyai sisi dan sudut, diantaranya :
1) Segitiga adalah bangun yang memiliki tiga sisi.
anak usia dini dapat dimulai dengan membangun konsep geometri yaitu dengan
mengidentifikasi ciri-ciri bentuk pada geometri. Anak mulai dikenalkan dengan
bentuk geometri yang berada di sekitar anak atau berada di dekat dengan anak.
Kemampuan geometri menurut Daitin Tarigan dalam Faradillah Hazfia:
(2020) yaitu ketika anak mampu berpikir secara matematis, maksudnya adalah
anak mampu meletakkan struktur dari konsep lebih tinggi yang terbentuk
berdasarkan apa yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga dalam belajar
geometri seseorang harus mampu menciptakan kembali semua konsep yang ada
pada pikirannya. Anak akan memahami ketika benda yang satu mempunyai
bentuk yang sama dengan benda yang lainnya atau ketika anak mulai mengamati
suatu bentuk benda yang mempunyai bentuk yang berbeda dengan bentuk lainya
seperti persegi dengan persegi panjang , dan anak sudah mampu
membedakannya.
Dengan demikian kemampuan geometri anak usia dini merupakan
kemampuan anak secara matematis pada bentuk geometri. Anak sudah mulai
melihat suatu bentuk dan sudah mampu membedakan bentuk atau menceritakan
ciri-ciri pada bentuk geometri. Anak juga mulai dapat mengenal bentuk geometri
yang ada di sekitar seperti barang-barang di sekitar yang berbentuk geometri.
4. Tahap–Tahap Belajar Geometri pada Anak Usia Dini
Menurut Van Hiele dalam Martanti, Ria (2019), ada lima tahapan anak
belajar geometri. Yaitu:
1. Tahap pengenalan
Anak mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum
menyadari adanya sifat-sifat dari bentuk geometri tersebut. Sesuai dengan
karakteristik anak usia dini yang masih berfikir secara global atau keseluruhan.
Jadi ketika anak melihat suatu objek, anak belum melihat secara detail. Misalnya
anak mengenal bola tetapi ia belum mengenal sifat bola itu. Dari pengertian
diatas maka dalam tahap ini anak usia dini baru dapat mengenal dan
menyebutkan nama-nama bentuk geometri seperti segitiga, lingkaran dan persegi
tapi belum mengerti sifat-sifatnya.
19
2. Tahap analisis
Tahap ini anak sudah mengenal sifat-sifat suatu bentuk geometri yang
diamati. Misalnya anak mengamati bentuk persegi panjang, anak telah
mengetahui bahwa bentuk persegi panjang terdapat dua pasang sisi yang
berhadapan dan kedua pasang sisi tersebut saling berjajar, tetapi anak belum
dapat memahami hubungan yang ada antara suatu bentuk geometri dengan
bentuk geometri lainnya. Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
anak usia dini dapat memahami nama-nama sisi dengan nama garis tepi tetapi
belum mengetahui hubungan antara bentuk geometri satu dengan yang lainnya.
contohnya persegi itu sisinya empat atau bergaris tepi empat yang sama.
3. Tahap Pengurutan
Anak mulai dapat menarik kesimpulan. Tetapi belum berkembang dengan
baik/penuh. Pada tahap ini siswa mampu melakukan pengurutan anak sudah
mengerti persegi adalah jajar genjang, laying-layang adalah belah ketupat tetapi
ia belum dapat menjelaskan bahwa panjang diagonal sebuah persegi itu sama.
Dari pernyataan diatas dalam tahap ini anak usia dini sudah dapat mengurutkan
secara sederhana kalau laying-layang, persegi itu sama-sama berbentuk segi
empat.
4. Tahap dedukasi
Pada tahap ini anak mampu berfikir deduktif, yaitu penarikan kesimpulan
dari hal umum menuju hal yang khusus. Misalnya dalam pembuktian segitiga
sama dan sebangun, seperti sudut, sisi, sudut dapat dipahami tetapi belum
mengerti mengapa dapat dijadikan langkah untuk membuktikan dua segitiga
sama dan sebangun (kongruen). Dari tahap ini anak usia dini dapat berfikir
secara sederhana tentang segitiga sama sisi itu bergaris tepi yang sama atau
persegi itu juga bergaris tepi yang sama
5. Tahap keakuratan (Ringor)
Tahap ini anak mampu menyadari pentingnya ketepatan dari prinsip dasar
yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini dikatakan tahap berfikir kompleks,
maka dalam anak usia dini pada tahapini anak mampu membuktikan bahwa
bentuk geometri dalam kehidupan sehari-hari contohnya jam dinding seperti
lingkaran, keramik lantai berbentuk persegi. Berdasarkan kelima tahap
20
pembelajaran geometri diatas yang disampaikan oleh Van Hiele, maka dalam
pembelajaran anak usia dini atau anak prasekolah sudah dapat melaksanakan
secara keseluruhan walaupun secara sederhana dan belum semua mengerti sifat-
sifat yang sebenarnya.
5. Tahapan Kemampuan Geometri pada Anak Usia Dini
Tahapan pengenalan geometri menurut Wahyudi dalam Faradillah Hazfia
(2020) membangun konsep geometri anak dimulai dengan mengidentifikasi
bentuk, mengamati bangunan dan memisahkan gambar. Mengenal bentuk pada
anak usia dini dimulai dengan:
1. Pengenalan bentuk dasar seperti lingkaran, persegi, segitiga dan
persegi panjang
2. Dapat membedakan bentuk.
3. Mengelompokkan bentuk sesuai dengan bentuk ataupun ukurannya.
4. Mengenal bentuk benda yang berada disekitar anak.
The National Council of Teacher of Mathematics dalam Carol and
Barbara, mengemukakan bahwa standar geometri yang menjadi acuan untuk
mengukur dalam mengenal bentuk pada anak usia dini yaitu:
1. Anak dapat mengenali bentuk geometri
2. Anak mampu menyebut bentuk geometri
3. Anak dapat menggambarkan suatu bentuk geometri
4. Anak dapat membentuk atau mengambar geometri
5. Anak dapat menyebutkan persamaan atau perbedaan bentuk geometri.
Dengan demikian, periode matematika pada anak usia dini tidaklah sama
dengan pemiikiran orang dewasa. Pada anak usia dini, anak masih berada di
tahap berfikir simbolis. Dengan demikian dari para pendapat di atas, tahap
pengenalan atau kemampuan terhadap geometri pada anak usia dini yaitu
dimulai dari pengenalan bentuk pada anak, lalu dilanjutkan melalui dengan anak
mengetahui nama dari bentuk tersebut dan mampu menyebutkan ciri atau bagian
garis yang ada pada bentuk tersebut. Selain itu, anak dapat melakukan kegiatan
seperti mengelompokkan bentuk dengan bentuk yang sama dan mengetahui
besar kecil suatu bentuk Faradillah Hazfia (2020:18).
21
Kemampuan geometri pada anak usia dini perlu dikenalkan sejak dini
untuk mengenalkan bentuk-bentuk dengan cara yang menyenangkan. Selama ini
pendidik masih banyak yang menggunakan metode ceramah sehingga anak
cenderung bosan, kurang bersemangat dan kurang memahami dari bentuk
geometri. Pengenalan geometri pada anak usia dini dilakukan dengan media
bermain, anak akan bermain sambil belajar terkait bentuk. Aktivitas bermain
suatu rangkaian kegiatan pembelajaran, kegiatan yang membutuhkan pengaturan
lingkungan dan alat-alat permainan.
Alat permainan yang digunakan terbuat dari bahan yang aman bagi anak
dan mengandung nilai pembelajaran bagi anak. Media bermain yang digunakan
yaitu media geoboard, yang dapat melibatkan langsung anak dan anak aktif
dalam menemukan jawabannya tersendiri. Saat anak melakukan aktivitas
bermain guru atau orang dewasa sebaiknya mendapinginya selama kegiatan
tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Hasibuan, Rahmadani Fitri, & Ike Sylvia (2020) Penelitian Tindakan
Kelas banyak dilakukan tenaga pengajar sebagai upaya pemecahan masalah
dan peningkatan dan pembelajaran, jenis penelitian ini bermanfaat bagi
tenaga pengajar dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian
dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang
secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang berjutuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas
tersebut.
23
24
1. Faktor Anak Didik, untuk melihat aktivitas anak-anak dalam proses kegiatan
belajar di dalam kelas, dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk
geometri melalui media geoboard.
2. Faktor Guru, untuk melihat aktivitas guru dalam meningkatkan kemampuan
anak mengenal bentuk geometri melalui media geoboard..
3. Hasil Belajar Anak, untuk mengamati proses pelaksanaan kegiatan belajar
anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui
media geoboard..
Refleksi - I Pengamatan/
Pengumpulan Data - I
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru, hasil
Tindakan - II Tindakan - II
refleksi
Refleksi – II Pengamatan/
Pengumpulan Data - II
skor perolehan
Nilai keberhasilan individual ¿
skor maksimum
Keterangan :
H. Indikator Kerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator proses dan
indikator hasil (nilai). Dalam indikator proses, tindakan dikatakan berhasil
apabila hasil observasi terhadap guru dan anak telah mencapai persentase 85%
sesuai dengan skenario pembelajaran. Jika dalam indikator hasil, apabila 85%
anak memperoleh nilai>*** maka pengenalan bentuk geometri melalui media
geoboard dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya anak memperoleh nilai <**
berarti tindakan tersebut tidak berhasil dan perlu di adakan tindakan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
John Dewey, (1923). Democracy and Education. New York: The Macmilan.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
29
30
Guslinda, S. P., & Kurnia, R. (2018). Media pembelajaran anak usia dini. Jakad:
Media Publishing.
Latif, M. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi.
(Jakarta:Prenada Media)
Nur, J. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Geometri Melalui Teori Van Hiele di
Sekolah Menengah Atas. INTELEGENSIA: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 4(1), 41-54.
Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini.
Susanto Ahmad. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep dan Teori.
Jakarta:Bumi Aksara
Keterangan
- BB (Belum Berkembang) :*
- MB (Mulai Berkembang) : **
- BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : ***
- BSB (Berkembang Sangat Baik) : ****
Skor perolehan
Perolehan keberhasilan indikator¿ x 4 ( Nilai tertinggi )
Skor maksimum
Keterangan :
Skor perolehan = Jumlah (BSBx4) + (BSHx3) + (MBx2) + (BBx1)
Skor maksimum = Jumlah indikator x 4 (Nilai tertinggi)
Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan kinerja secara klasikal pada
setiap siklus tindakan menggunakan acuan patokan 85% secara klasikal sebagai
berikut :
Jumlah anak yang memperoleh nilai konversi
” BSB” dan BSH yaitu2,50−4 , 00
Perolehan nilai klasikal¿ x 100 %
Jumlah anak didik dalam kelompok