PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN SEDERHANA
PENULIS :
PENELAAH :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan izin dan kemampuan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana.
Panduan ini terdiri atas empat bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Media Pembelajaran
Sederhana dan Pendekatan Saintifik, Bab III penerapan Media Pembelajaran Sederhana
Dalam Pendekatan Saintifik, dan Bab IV Penutup.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih memiliki kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan panduan ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga
panduan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penyelenggara Pengembangan
Media Pembelajaran Sederhana di SMP.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 2
C. Sasaran ......................................................................................... 2
D. Dasar Hukum .............................................................................. 2
GLOSARIUM .............................................................................................. 35
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Guru adalah profesi yang menuntut seorang pendidik untuk menjadi pribadi yang kreatif,
memiliki banyak keahlian dan menjadi teladan bagi peserta didik. Seorang guru bukan
hanya cakap dalam menyampaikan materi, tapi juga mampu mengelola kelas, dengan
beragam aktivitas yang variatif dan mampu mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai. Media pembelajaran menjadi sarana untuk mempermudah guru dan peserta didik
dalam menyampaikan dan menangkap materi ajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai dengan rencana yang ada. Jika guru menggunakan media dalam proses
pembelajaran, materi yang dipelajari akan lebih mudah dan cepat di tangkap oleh peserta
didik, daripada guru tersebut tidak menggunakan media dalam proses pembalajarannya.
Penggunaan media dan sumber belajar bukan saja didasarkan pertimbangan praktis-
teoritis seperti demi efisiensi dan efektivitas pembelajaran semata-mata, melainkan juga
merupakan amanah perundang-undangan, namun pelaksanaan ketentuan hukum ini
sering mengalami kendala. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan fasilitas sekolah
dan keterbatasan keterampilan guru dalam membuat dan menggunakan media yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Atas dasar pertimbangan dan kenyataan tersebut, dipandang perlu adanya sebuah
panduan yang dapat dijadikan pegangan sekaligus dorongan bagi guru untuk membuat
dan memanfaatkan media yang terjangkau oleh guru, terutama media yang dapat
diperoleh dengan mudah dari lingkungan sekitar, yang di kenal sebagai media sederhana.
Terkait dengan hal tersebut, penulisan panduan media sederhana ini dilakukan dengan
harapan dapat membantu guru menemukan berbagai contoh dan mendapatkan ide untuk
penggunaan media pembelajaran lainnya.
Buku panduan ini terdiri atas empat bab. Bab satu Pendahuluan berisikan latar belakang
perlunya panduan pengembangan media pembelajaran sederhana, tujuan, sasaran, dan
dasar hukum disusunnya panduan pengembangan media pembelajaran sederhana. Bab
dua Media dan Pendekatan Saintifik memuat pengertian media dimana di dalamnya
dipaparkan pengertian, manfaat, jenis, dan beberapa prinsip pemilihan media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, dan kemudian diikuti dengan paparan tentang
pendekatan saintifik, yang menjadi salah satu ruh dalam pengajaran saat ini. Bab tiga
1
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Pembuatan dan Penggunaan Media Sederhana. Bab empat Penutup memberikan
kesimpulan apa yang terdapat di dalam buku panduan media sederhana ini.
B. Tujuan
Buku panduan pengembangan media pembelajaran sederhana ini dapat dijadikan
pegangan sekaligus dorongan bagi guru untuk membuat dan memanfaatkan media
sederhana yang terjangkau dan dapat digunakan oleh guru.
C. Sasaran
Buku panduan ini diperuntukkan bagi:
1. Guru SMP/MTs sebagai pengembang dan pengguna media pembelajaran sederhana
dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Kepala sekolah SMP/MTs
3. Pengawas SMP/MTs
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen Pasal 10 yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang menyatakan bahwa guru harus
mampu menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh.
4. Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk SD, SMP, dan SMA.
5. Peraturan Menteri PAN dan RB 16 2009 tentang Jabatan Fungsional dan Angka
Kreditnya.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut guru untuk
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,
khususnya lampiran III tentang Pedoman Mata Pelajaran.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
2
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Pendidik seharusnya memperhatikan tentang pemanfaatan media dalam
setiap kegiatan pembelajaran, dengan mempelajari bagaimana cara menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian kompetensi dalam proses pembelajaran.
Media merupakan sarana atau alat komunikasi sekaligus merupakan sumber informasi.
Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi guru ketika akan menggunakan media dalam
proses pembelajaran. Berbagai hambatan tersebut antara lain: Anggaran sekolah relatif
rendah untuk keperluan pembelian media, sekolah belum memperoleh sistem kelistrikan
dan/atau sambungan internet yang memadai (untuk kasus sekolah pada daerah terpencil dan
terisolasi). Media sering tidak menjangkau kelokalan sekolah, sekaligus mahal, dan terdapat
keterbatasan dari sisi ketersediaan dan kapasitas ruang laboratorium sekolah. Untuk
mengatasi hambatan tersebut, maka diperlukan kreativitas guru untuk memproduksi media
pembelajaran sederhana (untuk selanjutya disebut media sederhana).
3
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
c. Benda asli dan orang (real material, people)
1) Model
Merupakan benda dua atau tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda
sama dengan benda asli. Media yang masuk dalam kategori model adalah
model irisan, model memperkecil-memperbesar, maket, dan penyederhanaan
objek yang kompleks.
2) Spesimen
Merupakan objek yang menyajikan sekelompok benda yang sama. Contoh
spesimen misalnya spesimen makhluk hidup (aquarium, tersarium, kebun
binatang, dan sebagainya), spesimen makhluk yang telah mati (awetan dalam
botol, herbarium, dan awetan dalam cairan plastik), dan spesimen dari benda
tidak bernyawa.
3) Bagian benda asli (mocks up)
Merupakan jenis model yang berupa bagian tertentu dari benda asli.
4) Diorama
Diorama adalah miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan model yang
sebenarnya seperti keadaan ruang angkasa, miniatur figur publik, miniatur
pesawat terbang, kejadian sejarah perundingan, perang, dan sebagainya.
5) Laboratorium luar kelas (out door laboratory)
Out door laboratory atau “laboratorium” di luar ruangan merupakan media
yang berupa alam, masyarakat, dan hasil kebudayaan yang dimanfaatkan
untuk sumber belajar. Dalam mata pelajaran IPA laboratorium di luar
ruangan dapat berupa lahan pertanian, sungai, dan lain-lain. Dalam IPS, studi
tentang lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial
seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Dalam matematika,
jembatan dan bangunan gedung dapat dijadikan laboratorium di luar kelas.
6) Kegiatan lapangan (Community study, walking trips, dan field study)
Kegiatan pembelajaran di luar kelas mengunjungi tempat-tempat yang
mendukung tujuan pembelajaran seperti situs sejarah, lingkungan alam, dan
hasil kebudayaan merupakan makna lain dari media. Dalam kegiatan ini
peserta didik dapat memaknai benda-benda tersebut secara matematis dan ini
dapat menumbuh-kembangkan sikap menghargai kegunaan matematika.
4
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
b. Membuat konsep abstrak menjadi konkrit
Pemfaktoran dalam aljabar merupakan konsep yang abstrak dan seringkali
menulitkan peserta didik. Karena itu, konsep pemfaktoran ini perlu dikenalkan
kepada peserta secara konkrit. Salah satunya adalah dengan mengkaitkannya
dengan disiplin lain, dalam hal ini geometri.
c. Mengatasi batas-batas ruang kelas
Pengukuran dan geometri merupakan bagian penting dari matematika. Seringkali
benda-benda geometris yang akan diukur tidak mungkin dibawa ke kelas.
Lintasan lari di sebuah stadion, misalnya, hanya dapat diukur panjangnya
menggunakan prinsip-prinsip pengukuran dalam geometri dan aljabar.
d. Mengatasi perbedaan pengalaman peserta didik
Pengalaman adalah bagian penting dari pembelajaran. Dalam menjelaskan konsep
pecahan, berbagai penulis buku pelajaran mencoba mengkontekstualkannya
dengan berbagai cara pula. Ada penulis menggunakan satu loyang Pizza yang
dipotong atas beberapa bagian yang sama. Ada juga penulis yang
memperkenalkan konsep ini menggunakan satu loyang martabak Bangka.
Persoalannya: apakah semua peserta didik mengetahui apa itu Pizza? Apa itu
martabak Bangka? Dengan menggunakan sepotong kertas berbentuk lingkaran,
pengalaman tentang Pizza dan Martabak Bangka tidak lagi menjadi kendala untuk
mempelajari konsep pecahan.
e. Menyajikan informasi belajar secara konsisten
Dalam suatu pembelajaran geometri, kegiatan menggambar bangun banyak
dilakukan baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Seringkali jawaban dari
permasalahan yang dihadapi bergantung kepada ketepatan dan kekonsistenan
suatu besaran atau atribut. Ketidak-konsistenan dan ketidak-tepatan seringkali
dipengaruhi oleh faktor kelelahan guru atau peserta didik. Masalah ini dapat
diatasi dengan adanya alat manipulatif yang dimensinya tidak tergantung kepada
keadaan fisik guru dan peserta didik.
f. Memusatkan perhatian
Tingkat konsentrasi peserta didik dalam suatu proses pembelajaran tidak konstan.
Berbagai penelitian menemukan semakin lama suatu proses, perhatian peserta
didik terhadap pembelajaran cenderung semakin turun. Alat manipulatif dapat
dipergunakan untuk meningkatkan kembali perhatian atau konsentrasi peserta.
g. Mengatasi objek yang kompleks
Konsep persamaan atau pertidak-samaan, baik linear maupun tidak mengandung
berbagai unsur seperti variabel, perpangkatan, konstanta, dan koefisien.
Banyaknya unsur ini menyiratkan betapa kompleksnya topik ini. Penggunaan alat
manipulatif seperti Batang Aljabar dapat membuat konsep ini relatif lebih
sederhana dan karenanya lebih mudah untuk dipahami.
5
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
a. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memindahkan
peserta didik untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Kalimat
harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.
b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen
visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen
itu harus saling terkait dan menyatu sehingga membantu pemahaman pesan dan
informasi yang dikandungnya.
c. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang
terpenting, dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna
atau ruang.
d. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
6
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
f. Sesuai dengan taraf berfikir peserta didik
Memilih media pembelajaran sesuai dengan cara berfikir pesertadidik
B. Pendekatan Saintifik
1. Esensi Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik. Dalam pembelajaran,
pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, pengetahuan, keterampilan, dan peserta didik. Pendekatan saintifik/pendekatan
berbasis proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada Permendikbud No 103 Tahun
2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses
pembelajaran:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/mencoba;
d. menalar/mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan.
7
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik
yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningful learning). Kegiatan ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Kegiatan mengamati dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
8
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
1) Observasi berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi
oleh peserta didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah
bimbingan guru.
2) Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam
rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai
apa yang harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta
didik membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara
spontan atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi.
b. Menanya
Kemampuan menanya peserta didik melatih untuk berfikir kritis. Menurut
Permendikbud No 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, kegiatan menanya dapat dilakukan dengan membuat
dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang
belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi. Guru dapat membimbing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan
dari hasil pengamatan berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur ataupun hal lain
yang bersifat abstrak.
c. Mangumpulkan Informasi/Mencoba
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,
atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Media pembelajaran sederhana
sangat membantu dalam kegiatan mengumpulkan informasi.
9
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
d. Menalar/Mengasosiasi
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan
pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berpikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
e. Mengomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan”
dalam kegiatan pembelajaran adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
10
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
BAB III
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK
Membuat dan menggunakan media merupakan salah satu aspek kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Pembuatan dan penggunakan media pembelajaran
sederhana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat
dirancang oleh guru dengan melakukan identifikasi dan membuat daftar kebutuhan. Prosedur
teknis pembuatan dan penggunaan media pembelajaran untuk setiap mata pelajaran di
SMP/M.Ts dapat dicontohkan sebagai berikut.
Gambar Media
Sumber: khairizalanwar.wordpress.com
11
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Cara Membuat :
a. Carilah gambar yang menunjukkan keberagaman agama di Indonesia dari sumber koran
bekas, kalender bekas, atau dari gambar foto-foto yang banyak dijumpai pada buku atau
media pembelajaran yang sudah tersedia di pasaran.
b. Gambar yang diperoleh di tempel di kertas karton
Cara menggunakan :
a. Tempelkan media gambar pada papan tulis atau dinding di depan kelas yang mudah
dilihat dari semua arah.
b. Berikan pengantar tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik berkenaan dengan
pajangan gambar tersebut.
c. Beri instruksi kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas pengamatan pada fenomena
gambar , jika diperlukan guru dapat memberikan lembar pengamatan sebagai panduan
d. Peserta didik diminta memberikan makna dari gambar yang di tempel pada kertas karton
tersebut serta memberikan contoh.
e. Gambar foto tersebut dapat juga digunakan untuk media aktivitas peserta didik dalam
memperoleh pengalaman belajar melalui proses pengumpulan data/informasi.
f. Media pembelajaran ini dapat digunakan pada pembelajaran saintifik tahap mengamati
12
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Nama Media : Berita peristiwa di media cetak
Gambar Media :
Cara Membuat:
1. Siapkan berita peristiwa di media cetak, gunting, lem, dan karton
2. Potong berita berita peristiwa di media cetak yang ada
3. Tempel potongan berita tersebut di atas karton
Cara Menggunakan
1. Peserta didik diminta mengamati berita yang ada
2. Peserta didik diminta menjelaskan kronologi peristiwa yang didapat
13
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
C. Contoh Penerapan Media Pembelajaran Sederhana dalam Mata Pelajaran
Matematika
10 cm
20 cm
20 cm
Direbahkan
10 cm
1
0 20 cm
20 cm c 20 cm 20 cm
m
14
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Cara membuat
20 cm 10 cm
17.4 cm 17.4 cm 14.2 cm 17.4 cm
20 cm 20 cm
17.4 cm 17.4 cm
14.2 cm 17.4 cm
10 cm
20 cm
20 cm
20 cm 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm
20 cm
20 cm
Kelengkapan
Model persegipanjang, model balok dan model limas segi-4
15
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Penggunaan Media Volume Limas Segi-4
1. Kegiatan penggalian pengetahuan prasyarat
1
0
(i) 2 (ii)
c 0
m c 1
Gambar 8. Model
m 0 Balok yang bisa dirubah menjadi Tiga Model Limas Segi-4
c
m
1) Guru menunjukkan model balok dengan posisi seperti pada Gambar 8.(i), dengan
mengajukan pertanyaan
o Berbentuk apakah bangun tersebut? (Balok)
o Jika sisi bawah merupakan alas balok, dan tinggi balok = t, berapakah volumenya?
(VB = Lx t)
2) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk mengubah model model balok
menjadi model limas segi-4!
16
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
3) Guru merspon peserta didik yang berhasil mengubahnya menjadi model limas seperti
Gambar 8(ii), guru mengajukan pertanyaan
o Ada berapa limas segi-4? (3)
o Apakah ketiga model limas tersebut alanya sama? ( dengan cara mengimpitkan,
ketiga model alas tepat berimpit)
o Apakah ketiga model limas tersebut alanya sama? ( dengan cara mengimpitkan,
ketiga model alas tepat berimpit)
o Apakah ketiga model limas tersebut tingginya sama? (ya)
o Apakah ketiga model limas tersebut volumenya sama? (sama)
o Jadi volum balok Gambar 8(i) = ....x Volum limas segi-4 seperti Gambar 8(ii)
4) Dari hasil percobaan tersebut, diharapkan siswa dapat menemukan rumus volum limas
segi-4, dengan cara sbb:
VB = 3 x VL
1
VL= 3 x VB
1
VL= 3 x (Lx t)
5) Apa yang dapat disimpulkan tentang volum limas segi-4?
3. Kegiatan Penyimpulan
17
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Nama Media : Media Percobaan Pencemaran Air
Gambar Media
A B C D E
(a) (b)
Gambar 12.
(a) Air Sumur, Air Sungai, Air Kolam dan Air Bekas Cuci Pakaian;
(b) Ikan Cetol
Cara Menggunakan
1. Pengamatan fisiko kimiawi air
a. Ukurlah sampel air menggunakan gelas ukur masing-masing 1000 ml.
b. Masukkan sampel air yang telah diukur pada langkah 1, ke dalam toples yang telah
diberi label.
c. Amati masing-masing sampel air dan catat warna, bau serta ada tidaknya endapan
masing-masing sampel. Catat hasilnya pada tabel.
18
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
d. Ukurlah suhu dengan thermometer dalam oC.
e. Ukurlah pH masing-masing sampel air dengan menggunakan indikator universal,
dengan cara; celupkan bagian ujung pH stick dan ke dalam sampel larutan ± 5 detik.
f. Cocokkan warna yang terlihat pada pH stick dengan tabel warna (diperoleh nilai
pH)
g. Catat hasilnya pada tabel.
Data Pengamatan
1. Pengamatan fisiko kimiawi air
19
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Mendeskripsikan keragaman keadaan alam Indonesia
2. Mengidentifikasi karakteristik morfologi Indonesia
3. Mengklasifikasikan persebaran jenis tanah di Indonesia
Gambar Media :
Manfaat
20
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Langkah-langkah Pembuatan
1. Siapkan Kertas karton/ kayu/kertas manila
2. Siapkan kertas asturo untuk ditempel pada kertas karton sebagai dasar
3. Siapkan kertas Asturo yang lain. Potong kertas asturo menjadi beberapa bagian
kemudian dilipat dan bentuk sesuai keinginan, dapat berupa bulatan, buah dll
21
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
5. Ambil kertas asturo yang telah dipotong. Pada bagian depan kertas ditempel
gambar. Kemudian pada bagian belakang di beri keterangan terkait gambar.
6. Buat bintang-bintang yang ditempel pada potongan asturo dengan jumlah sesuai
tingkat kesukaran
Gambar 20. Aktivitas Peserta Didik dalam Membuat Media Tebak-tebak Berbintang
22
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
8. Berikan kreativitas pada kertas karton yang ada kmudian beri tali untuk
mengantungkan media tebak-tebak berbintang
Gambar 21. Contoh Hasil Kreasi Peserta Didik dalam Membuat Media
Tebak-tebak Berbintang
Langkah-langkah penggunaan
1. Kelas di bagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing beranggotakan 4 orang
2. Guru menayangkan video keadan alam Indonesia pada tahap mengamati
3. Peserta didik merumuskan pertanyaan dari hasil pengamatan video keadaan alam
Indonesia sesuai indikator kompetensi yang dirumuskan.
4. Media tebak-tebak berbintang dapat digunakan pada tahap mencoba atau
mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaan yang di rumuskan. Peserta
didik dapat memperoleh informasi terkait keadaan alam Indonesia dengan
membuat media tebak-tebak berbintang.
5. Pada tahap mengomunikasikan, media tebak-tebak berbintang di tempel di depan
kelas atau di papan informasi kelas.
6. Tiap kelompok mempelajari hasil dari kelompok lain secara bergilir dengan
mencatat hal-hal yang penting untuk memberikan masukan dan pendapat
23
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
7. Pada kegiatan umpan balik, tiap kelompok secara bergiliran maju menjawab isi
dari tiap gambar yang ada pada kelompok lain, misalnya kelompok satu menjawab
hasil dari kelompok dua dan seterusnya.
Gambar 23. Peserta Didik Menjawab Soal Tebak-tebak Berbintang dari Kelompok
Lain
8. Apa bila kelompok tersebut mampu menjawab sesuai jawaban yang ada di
sebaliknya, akan mendapatkan bintang sesuai jumlah bintang yang ditempelkan.
9. Bintang yang diperoleh dapat digunakan untuk menambah nilai
24
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
F. Contoh Penerapan Media Pembelajaran Sederhana dalam Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
Gambar Media
Manfaat
1. Peserta didik dapat memahami teks procedure secara nyata dan alami dengan mudah
dan menyenangkan.
2. Membantu guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar bahasa
Inggris.
3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam belajar bahasa Inggris karena peserta
didik belajar langsung dari procedure yang benar-benar nyata dan ada dalam
kehidupan sebenarnya.
4. Memudahkan peserta didik memahami instruksi dalam pembelajaran.
25
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
5. Memperkuat pemahaman peserta didik pada pelajaran.
6. Proses Pembelajaran menjadi lebih menarik karena peserta didik dilibatkan dalam
pembuatan media tersebut dan efisien waktu karena semuanya telah dipersiapkan
dengan baik sebelumnya.
Pembuatan Media
1. Spesifikasi
Media ini diperuntukkan terutama untuk siswa SMP kelas IX semester gasal. Media
ini dibuat untuk mendukung pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam
pembelajaran procedure teks. Media ini sangat praktis karena bisa digunakan untuk
semua keterampilan : membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara agar
pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Media ini
bibuat dari barang bekas dari segala macam produk, khususnya yang menunjukkan
cara pemakaian produk atau teks procedure. Misalnya bungkus produk makanan,
minuman, obat, kardus barang elektronik, kaleng dan manual book/user guide.
Mengapa dipilih barang bekas? Pemilihan barang bekas didasarkan pada :
a. Barang bekas sangat bervariasi baik bentuk, tema tingkat kompleksitas dll.
b. Barang bekas secara ekonomis , sangat murah dan mudah didapat dimanapun.
c. Barang bekas yang bervariasi membangkitkan motivasi peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Teknik Pembuatan
Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan media:
a. barang bekas tentang teks procedure
b. kertas karton
c. lem
d. gunting
e. kertas bekas
Gambar 25. Alat dan Bahan Pembuatan Media Barang Bekas “ Procedure Text“
26
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Cara Pembuatan :
1. Kita kumpulkan barang bekas yang berisi teks procedure dari bekas obat, mie instan
dll.
2. Teks procedure ( gambar dan teks ) pada dus berukuran sedang digunting tetapi jika
berupa manual book difotokopi saja, disesuaikan dengan keadaan dan bentuk
barang.
3. Siapkan karton
4. Kemudian tes-teks tersebut ditempelkan pada karton dengan ukuran karton yang
sama agar rapih.
Cara Penggunaan
1. Prasarat yang harus dimiliki peserta didik
a. Memahami Imperative Sentense .
b. Menguasai jenis dan arti kata bahasa Inggris
2. Cara Pemakaian
Media ini digunakan sebagai model dalam tahap “ modeling “ pada saat
pembelajaran teks procedure baik skill mendengarkan, membaca, menulis ataupun
berbicara . Setiap peserta didik menerima sebuah teks procedure yang sama
kemudian dibahas bersama guru untuk memahami isi teks tersebut sekaligus
informasi yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya media ini bisa dikembangkan
untuk digunakan pada tahap latihan atau evaluasi seperti berikut :
a. Sebagai media pembelajaran dengan skill listening ( mendengarkan ), guru
membuat script berbentuk teks rumpang berdasarkan teks procedure dengan cara
menghilangkan beberapa kata pada teks tersebut peserta didik diminta
melengkapinya. Atau peserta didik disuruh menjawab pertanyaan berdasarkan
teks yang dibacakan oleh guru. Bisa juga peserta didik menulis ulang teks
tersebut dengan mendengarkan guru membaca teks tersebut.
b. Sebagai media pembelajaran dengan skill reading ( membaca ) , peserta didik
saling menukarkan media yang dimiliki sehingga mereka mendapat pengetahuan
lebih beragam. Atau guru membuat pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta
didik berdasarkan teks yang ada.
c. Sebagai media pembelajaran dengan skill writing ( menulis ), guru mengacak
kalimat pada teks procedure dan meminta peserta didik menyusun kembali agar
menjadi teks yang padu. Atau guru menghilangkan teks pada teks procedure yang
ada sehingga tinggal gambar saja, kemudian peserta didik diminta menulis teks
procedure berdasarkan gambar yang dimilikinya.
d. Sebagai media dalam pembelajaran dengan skill speaking ( berbicara ), peserta
didik diminta mempresentasikan atau menampilkan isi teks prosedure yang
dimiliki secara lisan.
27
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
G. Contoh Penerapan Media Pembelajaran Sederhana dalam Mata Pelajaran
Seni Budaya
Gambar Media
28
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
H. Contoh Penerapan Media Pembelajaran Sederhana dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Gambar Media :
Cara Membuat :
1. Siapkan sedikit pasir, semen, 2 botol air mineral/ soda yang ukuran (+-) 1/2 liter, dan
batangan besi yang tak terlalu besar/ kecil
2. Masukkan potongan besi ke salah satu botol dan masukkan lagi ujung botol satunya
sehingga mulut botol bertemu.
3. Lakban ujung mulut botol agar kedua botol lengket dan tidak goyah.
4. Beri lobang pada samping masing2 botol. lubang harus sejajar dg botol yang satunya.
5. Campur semen dan pasir dengan air hingga menjadi adonan semen, lalu tuang ke
dalam botol hingga penuh, pastikan semen yg dipakai cukup dan adonan tidak terlalu
keras ataupun lembek agar hasilnya halus dan kuat.
6. Tunggu minimal selama 2 hari kalau memungkinkan dijemur biar cepat keras.
7. Setelah itu silet botol, ambil bagian tubuh botol tapi sisakan bagian mulut botol.
Mulut botol ini akan memperkuat bagian tengah sekaligus memberi pegangan yang
nyaman. Hati2 saat memotong botol agar hasilnya halus.
29
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Cara Menggunakan:
Guru dan peserta didik dapat menggunakan barbel dari botol bekas ini untuk melatih otot
bahu
1. Dumbell/barbell shrug
Genggam kedua dumbell pada kedua sisi badan dan angkatlah bahu setinggi mungkin,
turunkan beban perlahan-lahan, biarkan trapezius meregang sempurna,saat menurunkan
beban bahu jangan diputar untuk menghindari cedera
2. Front Raise
Genggam barbell disamping badan angkat lurus kedepan sampai lengan sejajar dengan
lantai, angkat dengan perlahan,turun perlahan pula
3. Rear Lateral
Badan dicondongkan ke depan hingga membentuk sudut 90 derajat dengan kaki, bisa
pakai barbell. Angkat beban ke samping menjauhi tubuh sementara tubuh tetap tertekuk
4. Side Latreal Raise
Lengan lurus ke bawah kemudian beban diangkat ke samping dengan posisi lengan tetap
lurus hingga seluruh lengan sejajar dengan lantai.
30
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
I. Contoh Penerapan Media Pembelajaran Sederhana dalam Mata Pelajaran Prakarya
Gambar Media :
31
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Cara Membuat:
1. Siapkan botol plastik bekas 1,5 – 2 liter, gunting, sumbu kompor, bibit sayuran, arang
sekam, cocopeat, dan air
2. Gunting/potong botol dengan gunting atau cutter sesuai gambar 2
3. Lubangi tutup botol untuk sumbu seperti gambar 5
4. Pasang sumbu kompor atau potongan kain flanel seperti gambar 6
5. Isi potongan botol bagian bawah dengan air dan pasang bagian tutup botol seperti
gambar 7
6. Isi bagian botol atas dengan media tanam arang sekam dan cocopeat)
7. Tanam bibit sayuran pada media tanam hidroponik sistem wicks yang telah dibuat
Cara Menggunakan:
Guru menyajikan media tanaman sayuran hidroponik sistem wicks untuk kegiatan
pengamatan
32
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
BAB IV
PENUTUP
33
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. (1973). An examination of the ability of third grade children from the Science
Curriculum Improvement Study to identify experimental variables and to recognize
change. Science Education, 57, 123-151.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung. Sinar BaruAlgensindo
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The development and validation of the test of
basic process skills. Paper presented at the annual meeting of the National Association
for Research in Science Teaching, French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975). Teaching hypothesis formation. Science Education, 59.
Science Education, 62.
Sujana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo: Bandung.
Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some factors affecting the use of the science process skill
of prediction by elementary school children. Journal of Research in Science Teaching,
13.
Tomera, A. (1974). Transfer and retention of transfer of the science processes of observation
and comparison in junior high school students. Science Education, 58.
http://www.teruskan.com/41407/cara-menanam-sawi-dengan-metode-hidroponik sumbu.
htmlplus.google.com/115767083963440749844/posts/JviqzwsMeFW
http://daunijo.com/cara-menanam-kangkung-hidroponik-dengan-botol-bekas/
34
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
GLOSARIUM
35
PANDUAN MEDIA SEDERHANA
Observasiterstruktur Suatu observasi yang prosedur dan pelaksananny a
sangat ketat dan biasanya dibantudengan alat-alat yang
peka, dan dalam lembar observasinya dipergunakan
proses kontrol yang memungkinkanobservasi
untukdilakukankembali.
36
PANDUAN MEDIA SEDERHANA