TINDAKAN KELAS
Oleh :
ANGGI FIRMANSYAH
NIM 857017986
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)
f. Universitas TERBUKA
5. LAIN- LAIN
ii
3
4
ABSTRAK
By
ANGGI FIRMASNYAH
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan tugas membuat Laporan Penelitian
Tindakan Kelas dengan baik.
Peneliti membuat Laporan dengan judul ”
peningkatan pemahaman siswa tentang batas – batas negara melalui gambar peta pada
kertas manila dalam pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas vi sd
negeri 27
Gedong tataan
2. Keluarga, sahabat, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
memberikan motivasi kepada Peneliti sehingga Proposal PTK dapat selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan dan penyusunan Proposal PTK ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman
Peneliti. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat Peneliti harapkan.
Semoga Proposal PTK ini bermanfaat bagi kita semua
lampung, mei 2022
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
8
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 28
A. Simpulan ............................................................................. 28
B. Saran .................................................................................... 28
9
DAFTAR TABEL
1
DAFTAR GAMBAR
1
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
13
mengenal berbagai jenis media dengan karakter masing-masing. Dengan
demikian, guru dapat memilih dan menggunakannya sesuai dengan
kompetensi dasar, pengalaman belajar, serta materi yang telah disusun.
Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran
bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi
pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media
pengajaran yang menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan bekerja
dengan suatu media itu akan lebih menyenagkan mereka, dan sudah tentu
pengajaran akan lebih bermakna (meaningful). Sebab media merupakan
salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan sistem
pengajaran yang sukses.
Seorang guru sekolah dasar tentu saja harus dapat menetapkan media
apa yang paling tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu, penyampaian bahan
tertentu, suatu kondisi belajar peserta didik, dan untuk suatu penggunaan
strategi atau metode yang memang telah dipilih. Berbagai jenis media
pengajaran adalah penting diketahui guru, dan tentu saja akan lebih baik lagi
jika guru-guru itu memiliki kemampuan untuk membuat suatu media
pengajaran yang dibutuhkan.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mendapatkan
nilai baik sebelum atau setelah diadakan evaluasi/tes hasil belajar di awal
atau diakhir pembelajaran. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
khususnya yang berkaitan dengan peta lingkungan setempat, hasil evaluasi
yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan pada saat
penyampaian materi Peneliti lebih banyak bercerita daripada menggunakan
media peta/ atlas karena terbatasnya media pembelajaran yang dibutuhkan.
Pada materi peta lingkungan setempat baik faktor kognitif, afektif,
maupun psikomotorik siswa sangat menentukan keberhasilan dalam
pembelajaran. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran peta lingkungan setempat, Penulis melaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dibantu oleh mitra kerja
dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Untuk
14
itu media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan hasil /prestasi belajar yang lebih baik.
15
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan media Peta
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Konsep Peta Lingkungan
Setempat Siswa Kelas 6 Semester I SDN SD NEGERI 27 GEDONG
TATAAN
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh
individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar
anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi
mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak
terampil menjadi terampil. (M. Djauhar Siddiq, 2008 : 3)
B.F. Skinner dalam Nabisi Lapono (2008 : 5) bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku
dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Nana Sudjana (1987 : 28) Belajar bukan menghafal dan bukan
pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Berdasarkan teori belajar tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu
yang membawa perubahan tingkah laku, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap seseorang karena berinteraksi dengan
lingkungan.
xvii
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Yudhi Munadi (2008 : 4) pembelajaran adalah usaha-
usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 9) pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah),
pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena
guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan teori pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan usaha-usaha yang terencana yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar dalam diri
siswa.
c. Pengertian IPS
Mulyono Tj. (dalam S. P. Taneo 2008: 1-8),) memberi batasan
IPS bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner (Inter- disciplinary
approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya,
psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.
Saidiharjo (dalam S. P. Taneo 2008: 1-8), bahwa IPS
merupakan hasil kombinasi atau basil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, dan politik.
Jadi IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta
kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk
dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.
18
2. Pengertian Media Pembelajaran
Media pengajaran yaitu alat pengajaran dan alat peraga. B.
Suryo (1984:152) mengemukakan bahwa terdapat tiga macam sarana
pendidikan yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat
pelajaran didefinisikan sebagai alat yang digunakan secara langsung
dalam pengajaran, sedangkan alat peraga merupakan alat pembantu
pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik. Sedang
media pengajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang
digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Media berasal dari Bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium
yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukan alat
komunikasi.Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikaian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media menurut
Bringgs (1970:152) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film
bingkai adalah contoh-contohnya. Media pendidikan atau pengajaran
didefinisikan Gagne dan Reiser (1983:3 dalam DR. Mulyani Sumantri,
M.Ed. dkk:152) sebaai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional
dikomunikasikan. Jadi seorang instruktur, buku cetak, pertunjukan film
atau tape recorder dan lain-lain peralatan fisik yang mengkomunikasikan
pesan instruksional dianggap sebagai media. Selanjutnya, Dinje Borman
Rumumpuk (1988 : 6 dalam DR. Mulyani Sumantri, M.Ed. dkk:153)
mendefinisikan media pengajaran sebagai alat baik hardware maupun
software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang
tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
Dari dua definisi media pengajaran yang dikemukakan di atas,
dapat dipelajari bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran
19
yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-
bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran tersebut..
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu
diketahui oleh guru yaitu: Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu
pembelajaran, dan fungsi kedua media adalah sebagai sumber belajar.
Kedua fungsi utama media tersebut dapat ditelaah sebagai berikut: Ada
dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui oleh
guru yaitu: Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran,
dan fungsi kedua media adalah sebagai sumber belajar. Kedua fungsi
utama media tersebut dapat ditelaah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran,
maksudnya bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapai di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan
alat bantu berupa media pembelajaran. Media yang dimaksud antara
lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Sebagai alat
bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar, maksudnya bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut
berasal. Sumber belajar itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media masa, alam
lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan sebagai
salahsatu sumbar belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan
tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa.
Kegunaan media pembelajaran yang lain adalah untuk:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
20
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa
dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai denga bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
f. Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata. (M.
Djauhar Siddiq, 2008 : 21)
Berdasarkan teori media pembelajaran tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan guru sebagai perantara atau pengantar penyampaian pesan
dalam proses komunikasi pembelajaran. Guru yang mengajar tanpa
menggunakan media pembelajaran tentu kurang merangsang/
menantang siswa untuk belajar.
21
seperti batas daerah, sifat permukaan daerah (KBBI edisi 3, 2001 :
867).
Peta menurut kamus umum bahasa indonesia Peta 1. Gambar
(an); lukisan; 2. Gambar yang menyatakan bagaimana letak tanah, laut,
gunung dan sebagainya; atau perjalanan angin; bumi, peta yang
terutama melukiskan tanah, pegunungan dan kali-kali; - laut, peta yang
terutama melukiskan laut, pulau-pulau, aliran ombak, dan sebagainya; -
timbul, peta yang dilukiskan dengan tanah liat dan sebagainya sehingga
gambarnya sebagai keadaan yang sebenarnya.( W.J.S Poerwadarminta,
1983 : 747).
F. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa kelas IV SDN Wonokerso 2 Tahun pelajaran
2008/2009 pada konsep lingkungan setempat mata pelajaran IPS masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini terjadi karena pada saat
pembelajaran guru tidak menggunakan media peta sehingga kemampuan siswa
tentang konsep peta lingkungan setempat rendah, siswa cepat bosan, dan
pembelajaran tidak menyenangkan.
Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran, maka untuk mengatasi
masalah pembelajaran tersebut guru melakukan tindakan yang berupa
penggunaan media peta dalam pembelajaran pada konsep lingkungan setempat
Pada pembelajaran yang menggunakan media peta diharapkan
kemampuan siswa pada konsep lingkungan setempat dapat meningkat,
siswa tidak bosan belajar di kelas, dan pembelajaran menjadi
menyenangkan.
xxii
Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dalam pembelajaran IPS guru
belum menggunakan media peta:
KONDISI AWAL a. Kemampuan siswa tentang
konsep lingkungan setempat
masih rendah.
b. Siswa cepat bosan.
c. Pembelajaran tidak
menyenangkan.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis dapat
merumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: Dengan
menggunakan media peta diduga dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS
23
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli
sampai dengan Desember 2022.
C. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam
penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data
diperoleh dari berbagai sumber:
a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas 6 S D N E G E R I 2 7
GEDONG TATAAN
b. Hasil Pengamatan Pelaksanakaan Pembelajaran.
24
c. Tes Hasil Belajar.
4. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis
menetapkan indikator kinerja:
a. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa tentang konsep lingkungan
setempat di atas nilai KKM, yaitu 65.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 84,6%.
25
5. Prosedur Penelitian
Prosedur/langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari
siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki.
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus
meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang menggunakan media peta.
b. Menyediakan media peta kabupaten dan provinsi.
c. Membuat instrumen observasi.
d. Membuat lembar evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan
menggunakan media peta pada konsep lingkungan setempat
b) Siswa belajar IPS pada konsep lingkungan setempat dengan
menggunakan media peta
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kelas IV (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
4) Evaluasi dan Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan
dengan Supervisor Penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I
digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus
II.
26
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti)
mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
terutama pada penggunaan media peta.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan
menggunakan media peta pada konsep lingkungan setempat,
lebih ditingkatkan lagi.
b) Siswa belajar IPS pada konsep lingkungan setempat dengan
menggunakan media peta
3) Observasi
Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru
kelas IV (peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru
dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Evaluasi dan Releksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
Supervisor Penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II
belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat
dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator
kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus II.
P1 P2
I II
R A&O R A &O
xxvii
Gambar siklus PTK dalam perbaikan pembelajaran.
Keterangan :
P1 : Perencanaan ke 1
P2 : Perencanaan ke 2
A&O : Pelaksanaan dan Observasi
R : Evaluasi-Refleksi
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kondisi awal dalam penelitian ini dijumpai adanya permasalahan
yaitu prestasi belajar IPS siswa kelas 6 SD NEGERI 27 GEDONG TATAAN
pada tahun pelajaran 2021/2022 belum memuaskan karena rata-rata hasil ulangan
harian pada konsep peta lingkungan setempat adalah 59,2, sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS adalah 65.
Hal ini disebabkan siswa beranggapan bahwa IPS merupakan mata
pelajaran yang tidak menarik dan membosankan, proses pembelajaran IPS
kurang kondusif, guru masih sering mengalami kesulitan dalam menanamkan
konsep-konsep dasar IPS kepada siswa, khususnya pada konsep peta lingkungan
setempat, guru belum mampu membuat dan atau menggunakan alat peraga
yang sesuai untuk membantu menanamkan konsep-konsep IPS.
Melihat kondisi seperti tersebut di atas guru mulai berfikir bagaimana
agar kondisi tersebut dapat teratasi. Guru mulai mengidentifikasi
permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. Guru mengadakan diskusi
dengan teman sejawat serta Kepala Sekolah untuk memecahkan permasalahan
tersebut. Akhirnya dapat ditemukan sebuah gagasan baru untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Penggunaan media peta dapat digunakan dalam
pembelajaran IPS pada konsep peta lingkungan setempat.
1. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kelas IV (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan supervisor, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada umumnya sudah baik karena guru sudah dapat
mengaktifkan siswa. Siswa merasa senang dengan media peta saat
pembelajaran berlangsung. Karena siswa dapat melihat/mengamati,
menemukan, dan menunjukkan letak suatu tempat. Hal ini dapat dilihat
29
dari keaktifan siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
guru. Di samping itu, siswa juga aktif bertanya kepada guru tentang materi
pembelajaran yang belum dipahami. Interaksi antar siswa juga terjalin
dengan baik, contohnya ketua kelompok dapat membantu anggota
kelompoknya yang belum memahami. Lembar Kerja Siswa dan Lembar
Evaluasi sudah baik untuk digunakan sebagai alat pengukuran.
Beberapa hal yang perlu tingkatkan lagi dalam kegiatan pembelajaran
yaitu: pada kegiatan awal, guru masih terasa tegang dalam membuka
pembelajaran, bahasa yang digunakan guru masih bersifat kedaerahan
sehingga ada siswa yang kurang paham dengan bahasa yang digunakan guru.
Pada kegiatan inti, terutama pada saat diskusi kelompok guru belum
menguasai pengelolaan kelas karena di bagian belakang ada beberapa siswa
yang ramai sendiri. Guru hendaknya tidak terfokus pada salah satu kelompok.
2. Deskripsi Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan supervisor, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada umumnya sudah baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Di samping itu, sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terutama pada pengelolaan kelas.
Siswa lebih aktif, tampak senang, dan tidak merasa tertekan. Interaksi
antara guru dan siswa terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan
siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
3. Hasil Tes
Tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada konsep peta lingkungan setempat tanpa adanya tindakan
penggunaan media peta rata-rata nilai siswa 59,2. Nilai rata-rata tes akhir
Siklus I adalah 63,9 dan nilai rata-rata pada tindakan Siklus II mengalami
peningkatan menjadi 80. Hasil tes pada konsep peta lingkungan setempat
pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
30
Tabel 1
Inilai Ulangan Harian Sebelum Siklus I, Siklus I, dan Siklus II
Sebelum
No. Nama Siswa Siklus I Siklus II
Siklus I
1. Antrika Novien Heriyanti 80 75 80
2. Aji Pangestu Fajar Mulia 55 100 90
3. Genta Putra dua 60 80 100
4. Indah Fatmawati 45 45 80
5. Eka Yuli Susanti 60 50 80
6. Andi Saifudin 60 70 50
7. Ewin Trisnawati 40 35 60
8. Tri Dewi Kusniawati 80 80 100
9. Hendrik Nur Agusti 50 70 80
10. Teguh Heru Prasetyo 50 40 80
11. Wiwit Sinta Sarfina 80 80 100
12. Dela Yulofi 60 75 70
13. Amin Khoirul Huda 50 30 70
Jumlah 770 831 1.040
Rata-rata Kelas 59,2 63,9 80
Nilai Tertinggi 80 100 100
Nilai Terendah 40 30 50
B. Pembahasan
1. Pembahasan Data Siklus
Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian ini, perlu adanya
perbandingan antara nilai hasil ulangan Sebelum Siklus I, Siklus I, dan Siklus
II. Hasil ulangan harian siswa Sebelum Siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
31
Tabel 2
Data Nilai Ulangan Harian IPS
Siswa Kelas IV sebelum Siklus I
Nilai
No. Nama Siswa KKM Keterangan
Ulangan
Antrika Novien
1. 65 80 Tuntas
Heriyanti
2. Aji Pangestu Fajar Mulia 65 55 Belum Tuntas
3. Genta Putra dua 65 60 Belum Tuntas
4. Indah Fatmawati 65 45 Belum Tuntas
5. Eka Yuli Susanti 65 60 Belum Tuntas
6. Andi Saifudin 65 60 BelumTuntas
7. Ewin Trisnawati 65 40 Belum Tuntas
8. Tri Dewi Kusniawati 65 80 Tuntas
9. Hendrik Nur Agusti 65 50 Belum Tuntas
10. Teguh Heru Prasetyo 65 50 Belum Tuntas
11. Wiwit Sinta Sarfina 65 80 Tuntas
12. Dela Yulofi 65 60 Belum Tuntas
13. Amin Khoirul Huda 65 50 Belum Tuntas
Jumlah 770
Rata-rata Kelas 59,2
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa ada 13 anak,
jumlah nilai 770, rata-rata nilai siswa 59,23, nilai tertinggi 80, nilai dan
terendah 40.
xxxii
Data nilai tersebut dapat dikelompok seperti tabel berikut:
Tabel 3
Pengelompokan Nilai Siklus I
Mata Pelajaran IPS
Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca peta lingkungan peta setempat
(kabupaten/kota dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
8
Banyak An
4 3
2
0
0
< 65 65 - 84 85 - 100
Nilai Ulangan
33
Pada Siklus I diperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Yang
termasuk data kualitatif yaitu: Lembar Keaktifan Siswa dan Lembar
Kinerja Guru (terlampir). Sedangkan data kuantitatif yaitu nilai hasil
belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes tertulis.
Instrument tes yang digunakan berupa isian singkat. Data hasil belajar
siswa seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4
Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus I
34
Nilai
No. Nama Siswa KKM Keterangan
Ulangan
12. Dela Yulofi 65 75 Tuntas
13. Amin Khoirul Huda 65 30 Belum Tuntas
Jumlah 831
Rata-rata Kelas 63,9
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 30
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa ada 13 anak,
jumlah nilai 831, rata-rata nilai siswa 63,9, nilai tertinggi 100, nilai dan
terendah 30.
Data nilai tersebut dapat dikelompok seperti berikut:
Tabel 5
Pengelompokan Nilai Siklus I
Mata Pelajaran IPS
Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca peta lingkungan peta setempat
(kabupaten / kota dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
35
Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 65 ada 8 anak. Jadi, anak yang
sudah tuntas dalam pembelajaran hanya 8 anak (61,5%) sedangkan yang
belum tuntas ada 5 anak (38,5%).
Berdasarkan tersebut di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut:
Diagram 2
Pengelompokan Nilai Siklus I
8
7
7
6
5
Banyak An
5
4
3
2
1
1
0
< 65 65 - 84 85 - 100
Nilai Ulangan
36
Tabel 6
Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus II
Nilai
No. Nama Siswa KKM Keterangan
Ulangan
Antrika Novien
14. 65 80 Tuntas
Heriyanti
15. Aji Pangestu Fajar Mulia 65 90 Tuntas
16. Genta Putra dua 65 100 Tuntas
17. Indah Fatmawati 65 80 Tuntas
18. Eka Yuli Susanti 65 80 Tuntas
19. Andi Saifudin 65 50 Belum Tuntas
20. Ewin Trisnawati 65 60 Belum Tuntas
21. Tri Dewi Kusniawati 65 100 Tuntas
22. Hendrik Nur Agusti 65 80 Tuntas
23. Teguh Heru Prasetyo 65 80 Tuntas
24. Wiwit Sinta Sarfina 65 100 Tuntas
25. Dela Yulofi 65 70 Tuntas
26. Amin Khoirul Huda 65 70 Tuntas
Jumlah 1.040
xxxvii
Nilai
No. Nama Siswa KKM Keterangan
Ulangan
Rata-rata Kelas 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa ada 13 anak,
jumlah nilai 1.040, rata-rata nilai siswa 80, nilai tertinggi 100, nilai dan
terendah 50.
Data nilai tersebut dapat dikelompok seperti berikut:
Tabel 7
Pengelompokan Nilai Siklus II
Mata Pelajaran IPS
Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca peta lingkungan peta setempat
(kabupaten/kota dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
38
Berdasarkan data tersebut di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut:
Diagram 3
Pengelompokan Nilai Siklus II
8
7
7
6
Banyak An
5
4
4
3
2
2
1
0
< 65 65 - 84 85 - 100
Nilai Ulangan
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media peta dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada konsep peta lingkungan
setempat siswa kelas 6.
40
dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya selalu memberi dukungan kepada guru dalam
melaksanakan inovasi pembelajaran, serta dapat memfasilitasi segala
kebutuhan yang diperlukan guru guna memperlancar proses
pembelajaran dengan menggunakan ”Media Peta”.
b. Sekolah perlu memberi kesempatan kepada guru untuk senantiasa
meningkatkan kemampuan, mengembangkan profesinya baik melalui
pelatihan, penataran, ataupun mengikuti kegiatan KKG.
41
DAFTAR PUSTAKA
xlii