Anda di halaman 1dari 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENGHITUNG KELILING BANGUN DATAR DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III
SDN PENGASINAN I KEC.RAWALUMBU KOTA BEKASI

Nama : RENI AFRIANI


NIM : 836239344
Program : SI PGSD

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Sebagai rasa syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan, sehingga Penulis
dapat menyajikan Laporan Hasil perbaikan pembelajaran ini. Sebagaimana
diketahui bahwa penulisan Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan
mutlak mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas
tersebut haruslah dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Studi 118/PGSD SI
Universitas Terbuka Semester 8, dan Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Agung Purwanto, M.Si. selaku Tutor sekaligus Supervisor I yang telah
membimbing, mengoreksi, dan memberikan penilaian kepada Penulis dalam
menyusun laporan ini.
Di dalam penyusunan PKP ini Penulis merasa sangat perlu juga
mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ir. Edward Zubir, M.M. selaku kepala UPBJJ-UT Jakarta
2. Sri Sulastri, S.Pd.SD. sebagai Kepala SDN Pengasinan I
3. Rekan-rekan Mahasiswa S-1 PGSD yang selalu memberi motivasi
4. Semua rekan guru SDN Pengasinan I yang telah membantu dan memberikan
masukan yang berharga bagi penelitian
5. Kepada keluarga, Orang tua tersayang, Suami tercinta, anakku tersayang yang
telah memberikan dorongan dan motivasi yang berharga kepada Penulis, untuk
menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini .
Penulis menyadari betul bahwa laporan ini belum dapat dikatakan sebagai laporan
yang sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan tulisan ini agar berguna bagi peningkatan
mutu pendidikan.
Akhirnya Penulis mengucapkan selamat membaca laporan ini. Semoga
bermanfaat bagi kita dalam menambah pengetahuan dan wawasan dibidang
pendidikan.
Jakarta, April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x
ABSTRAK......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1. Identifikasi Masalah............................................................. 2
2. Analisis Masalah.................................................................. 2
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 5


A. Hakikat Hasil Belajar.................................................................. 5
B. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD................................... 7
C. Hakikat Media Benda Konkret.................................................... 8
D. Karakteristik Siswa SD Kelas III................................................ 9

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN...........................................................................
12
A. Subjek Penelitian......................................................................... 12
1. Lokasi Penelitian.................................................................. 12
2. Waktu Penelitian.................................................................. 12
B. Deskripsi Per Siklus.................................................................... 13
1. Perencanaan..........................................................................
2. Pelaksanaan..........................................................................
3. Pengamatan
4. Refleksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 17


A. Pelaksanaan Siklus...................................................................... 17
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus................................................... 20

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 23


A. Simpulan...................................................................................... 23
B. Saran............................................................................................ 23

3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25
LAMPIRAN.......................................................................................................

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rancangan satu Siklus untuk Siklus I ............................................. 17


Lampiran 2 Rancangan satu Siklus untuk Siklus II ............................................ 26
Lampiran 3 RPP hari pertama Siklus I ............................................................... 27
Lampiran 4 RPP hari terakhir Siklus II ............................................................. 27
Lampiran 5 Skenario perbaikan pembelajaran hari pertama Siklus I ................. 28
Lampiran 6 Skenario perbaikan pembelajaran hari pertama Siklus II ............... 28
Lampiran 7 Lembar refleksi hari pertama Siklus I ............................................. 32
Lampiran 8 Jurnal pembimbing PKP ................................................................. 32

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan salah satu kebutuhan utama manusia
dalam hidupnya. Pendidikan dapat mambantu menumbuhkan rasa tanggung
jawab serta kedewasaan seseorang untuk lebih mendorong dan meningkatkan
kesadaran akan petingnya pendidikan yang memberi harapan untuk mencapai
cita-cita dalam rangka membangun diri, keluarga, masyarakat, agama, dan
sekaligus membangun bangsa dan negara.
Dalam proses pendidikan, guru berperan sebagai pendidik dan
pengajar Seorang guru harus menjadi suri tauladan, motivator, dan
mengarakan peserta untuk dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu,
guru harus menguasai berbagai kemampuan untuk mengembangkan diri
secara profesional.
Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya
tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun media.
Akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan
prestasi siswa dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan
semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari
berbagai sumber. Dengan demikian, siswa sebagai generasi penerus masa
depan perlu memiliki kemampuan untuk memperoleh, memiliki, dan
mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah dan
mampu bersaing. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis,
logis, kreatif dan kemampuan kerjasama yang efektif.
Kurikulum merupakan pendoman bagi guru untuk menetukan tujuan
yang akan dicapai oleh siswa sebagai peserta didik. Dalam perencanaan proses
pembelajaran, dirancang untuk memberikan pengalam belajar yang

1
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi anatr siswa, guru,
lingkungan dan sumber belajar lainya untuk mencapai kompetensi dasar yang
sudah ditetapkan. Agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik perlu
dilakukan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan terpusat dan mampu
menumbuhkan pontensi nalar dan pemahaman siswa. Hasil belajar pada siswa
Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi memerlukan
penanganan yang segera. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan inovasi di bidang pembelajaran. Dengan tujuan bisa
membantu siswa dalam pembelajaran Matematika Keliling Bangun Datar. Dan
bisa menunjukkan nilai di atas KKM.
Dalam pembelajaran khususnya untuk materi tentang Keliling Bangun
Datar pada sekolah tersebut tidak menggunakan media pembelajaran berupa
alat peraga, hanya menggunakana metode ceramah karena belum mampu
untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran, dilain pihak banyak
siswa yang sudah bosan dengan metode ceramah sehingga  menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa
kondisi pembelajaran di Kelas III SDN Pengasinan 0I Kec. Rawalumbu Kota
Bekasi belum tercapai seperti apa yang diharapkan yaitu mempunyai nilai
KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran Matematika. Materi Keliling Bangun
Datar  nilai terendah 45, nilai tertinggi 75. Dan menunjukkan dari 5 siswa
mendapatkan nilai diatas KKM dan 15 siswa nilainya kurang dari KKM.
dengan rata-rata nilai 54,3. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tentang “Penerapan media pembelajaran
dalam peningkatan hasil belajar Matematika tentang Keliling Bangun Datar
Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi’’.
Dari hal itu Guru bisa identifikasi dan analisa seperti dibawah ini;

7
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap kondisi yang demikian
guru merasakan adanya permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
a. Pembelajaran Matematika yang berlangsung saat ini teacher centered.
b. Guru menggunakan pembelajaran konvensional membosankan.
c. Pembelajaran yang disampaikan oleh guru terkesan membosankan
d. Siswa tidak fokus pada menjelaskan materi
e. Dalam menyerap materi pelajaran penanggapan siswa berbeda-beda
sebagian besar daya tangkapnya lemah karena menurut mereka materi
tersebut tidak menarik
f. Bentuk catatan yang sering digunakan oleh siswa yaitu bentuk catatan
tradisional.
g. Siswa terlalu banyak bercanda dikelas sehingga yang dijelaskan guru
tidak tertangkap.
h. Kurangnya alat peraga dalam pembelajaran Matematika.
i. Media belajar yang kurang memadai untuk berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar dikelas.
j. Alat peraga belum pernah di gunakan di pembelajaran Matematika
tentang Keliling Bangun Datar.

2. Analisis Masalah
Adapun  analisa  masalah  yang  ditemukan  dalam  pembelajaran
adalah:
a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah.
b. Siswa kurang memahami konsep tentang berbagai bentuk energi dan
cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
c. Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
e. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika

8
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah alternatif dan prioritas pemecahan
masalah yaitu dengan menggunakan alat peraga. Media ini diharapkan
mampu menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika materi Keliling
Bangun Datar. Bobbi de Porter dan Hernacki (2002:152) mengatakan
bahwa “peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari
dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta
sehingga lebih mudah memahaminya. Media pembelajaran  adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-
pikiran. Media pembelajaran ada alat peraga  bertujuan membuat materi
pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu
merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari. Alat peraga yang dibuat oleh peserta didik dapat dibuat dengan
bervariasi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang
terdapat dalam diri siswa saat berlangsungnya pembelajaran terutama
pelajaran Matematika tentang materi Keliling Bangun Datar.
Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2009:6), alat peraga
gdapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang
pendidikan. Kegunaan media pembelajaran  antara lain: 1) memberi
pandangan menyeluruh pokok masalah; 2) memungkinkan kita
merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan; 3)
mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat; 4) mendorong
pemecahan masalah dengan kreatif. Dalam membuat alat peraga
membutuhkan imajinasi atau pemikiran dan juga diperlukan keberanian
dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, gagasan utama.
Mengingat pentingnya proses pembelajaran Matematika sebagai
langkah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa memiliki kelemahan-
kelemahan dalam proses pembelajaran harus diperbaiki dan dicarikan
alternatif pemecahannya. Sebagai wujud nyata dari tuntutan tersebut maka

9
guru tertarik untuk mengangkat sebuah judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Menhitung Keliling Bangun Datar Dengan
Mengunakan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas III SDN
Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimana rencana perbaikan pembelajaran menghitung keliling
bangun datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa
Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi.
2. Bagaimana pelaksanan perbaikan pembelajaran menghitung keliling
bangun datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa
Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi.
3. Bagaimana hasil perbaikan pembelajaran menghitung keliling bangun
Datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa Kelas III
SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu Kota Bekasi.

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini “Untuk mendeskripsikan penerapan
media benda konkret dalam peningkatan hasil belajar Matematika  tentang
Menghitung Keliling Bangun Datar kelas III di SDN Pengasinan I Kec.
Rawalumbu Kota Bekasi.”

10
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa :
a. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa sehingga bisa lebih
memahami materi tentang berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari.
b. Meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai dari peningkatan
prosentase jumlah peserta didik yang memperoleh nilai KKM

2. Bagi guru:
a. Guru dapat berkembang secara profesional dalam tugasnya. Serta
dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menemukan kekurangan
dan kelemahan, lalu mengembangkan alternatif-alternatif untuk
mengatasi kelemahnya.
b. Guru dapat menerapkan media yang bisa meningkatkan hasil belajar
siswa.
c. Guru dapat mengembangkan media pembelajaran yang bisa lebih
cepat memahami materi
d. Guru dapat meningkatkan profesionalisme melalui penelitian
tindakan kelas.

3. Bagi sekolah :
a. Meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
b. Meningkatnya kompetensi peserta didik dan prestasi bagi sekolah
dengan hasil belajar peserta didik yang naik signifikan.
c. Meningkatnya profesionalisme guru sekaligus memberikan
sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan ditingkat SD

4. Bagi Institusi Pendidikan Umum :


a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan Pendidikan
secara umum, yang tercermin dalam peningkatan kemampuan

11
profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar peserta
didik, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dalam rangka membina kemampuan guru melalui
pemantapan kemampuan profesional.

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran


Media Pembelajaran mengarah pada sesuatu yang dapat
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan
penerima pesan . media merupakan segala bentuk dan saluran yang
digunakan menyampaikan pesan atau informasi. Media memiliki peran
penting dalam pendidikan sebagai suatu sarana atau perangkat yang
berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses
komunikasi antar komunikator dan kpmunika (Asyar, 2011).
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu
pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pembelajaran. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam
mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
digunakan untuk tujuan pembelajaran. Gagne dan Briggs (1975) dalam
Arsyad (2011:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pembelajaran, yang terjadi dari antara lain buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto
gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media pembelajaran adalah
semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam pembelajaran,
dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran
dari sumber (pendidikan maupun sumber lain) kepada penerima
(peserta didik).

13
Dengan demikian pada dasarnya belajar adalah proses
perubahan tingkah laku seseorang yang meliput perubahan
kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari pengalaman
individu tersebut dalam berinteraksi dengan lingkunganya, Perubahan
tingkah laku yang terjadi pada individu yang belajar lebih baik
daripada sebelum ia mengalami proses belajar, karena srlama kegiatan
belajar beralangsung ia mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
yang bermanfat bagi dirinya.
Dari definisi ini dimaksudkan bahwa hasil dari suatu proses
Media belajar adalah adanya perubahan pada diri individu yang belajar
dimana perubahan itu merupakan hal yang baru dan secara kualitatif
lebih tinggi dibandingkan kemampuan yang dimiliki sebelumnya.
Kemampuan baru ini diperoleh karena adanya pengalaman yang
mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan dan kebiasaan.
Dari pendapat para pakar tersebut diatas, dapat dikemukakan
adanya beberapa unsur yang penting yang menjadi ciri pengertian
belajar yaitu belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku,
perubahan yang terjadi melalui latihan atau pemahaman serta
perubahan itu harus relatif menetap. Tingkah laku yang berubah
menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti
perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/ berpikir.
Keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar berarti
sebagai usaha sadar dan aktif yang dilakukan seseorang terhadap
lingkungan dalm hal ini mata pelajaran memlalui pengetahuan dan
keterampilan dan bertahan relatif lama. Selajutnya belajar matematika
dapt pula diartikan sebagai usaha sadar dan aktif yang dilakukan
seseorang agar dirinya dapat berinteraksi dengan topik-topik atau
materi pelajar matematika melalui proses aktif mental atau fisik untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan bertahan relatif lama.

14
Melalui proses belajar akan diproleh hasil belajar berupa
penguasaan pengetahuan atau keterampilan, seperti dikatakan
Abdurrahman (1998:253) bahwa asil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam
proses pembelajaran terjadi komunikasi yang melibatkan tiga
komponen pokok, yaitu guru sebagai pengirim pesan, siswa
sebagai penerima pesan, dan materi pembelajaran sebagai
komponen pesan. Dalam proses pembelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa atau siswa salah menangkap pesan yang
disampaikan oleh guru. Untuk menghindari semua itu, guru harus
menyusun strategi pembelajaran dengan menentukan alat peraga,
media dan sumber belajar yang tepat.
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru dalam
kegiatan proses belajar mengajar untuk membantu memperjelas
materi yang disamapaikannya kepada siswa; Alat peraga
merupakan bagaian dari media. Oleh karena itu istilah media perlu
dipahami terlebih dahulu. Kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jemak dari kata medium yang berarti pengatar
atau perantara. Gagne (1970), mengartikan media sebagai berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanya
untuk belajar. Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda
yang menjadi perantara terjadinya proses belajar mengajar.
Berdasarakan fungsinya media pembelajaran dapat berbentu alat
peraga atau sarana.
Alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang
dipelajari (Listianingsih, 1994). Fungsi utamanya adalah untuk

15
menurunkan keabstarakan konsep agar siswa mampu menanggapi
arti konsep tersebut.
Dari segi pengadaannya, alat peraga dapat dikelompokkan
sebagai alat peraga sederahana dan alat peraga buatan pabrik.
Pembuatan alat peraga sederhana,biasanya dengan menggunakan
bahan-bahan sederahana dan memanfaatkan benda-benda yang ada
di lingkungan sekitar. Tidak menggunakan mesin modern kratifitas
masing-masing guru. Sedangkan alat peraga buatan pabrik
umumnya menggunakan mesin yang canggih dan membutuhkan
ketelitian yang tinggi dalam proses pembuatannya, serta
membutuhkan biaya dan bahan cukup mahal.
Sarana merupakan media pengajaran yang difungsikan
sebagai alat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Seperti
halnya alat peraga, sarana juga dapat berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak. Contoh dari sarana dengan perangkat
keras antara lain: papan tulis, pengaris, jangka, busur, kartu
permainan dan sebagainya. Sedangkan perangkat lunak anatara
lain: lembar kerja, lembar tugas, aturan permainan dan sebagainya.
Kadang kala media pembelajaran dapat difungsikan ganda.
Pada saat tertentu dapat berfungsi sebagai alat peraga, dan pada
saat yang lain berfungsi sebagai sarana. Contoh: papan tulis pada
saat tertentu berfungsi sebagai sarana pembelajaran yaitu
digunakan untuk menulis oleh guru atau murid. Sedangkan pada
saat yang lain dapat berfungsi sebagai alat peraga yaitu sebagai
model bagun datar persegi panjang. Oleh karena itu penggunaan
alat peraga dalam pembelajaran matematika diperlukan teknik yang
tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu penggunaan dan
tujuan yang akan dicapai.
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika
mengajar untuk memperjelas materi pembelajaran yang

16
disampaikannya kepada siswa dan untuk mencegah terjadinya
verbalisme pada siswa (Winataputra 2002:9.15)
Fungsi dan manfaat dari penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran matematika diantaranya:
a. Dengan adanya alat peraga akan menanamkan konsep-konsep
pada diri siswa. Penggunaan alat peraga dalam pelajaran
matematika dapat meningkatakan daya tarik, motivasi dan
suasana belajar yang menyenangkan.
b. Alat peraga dapat membantu memantapkan pemahaman konsep
yang ada pada diri siswa. Khususnya dalam menghitung
keliling bagun datar. Dengan menggunakan alat peraga bentuk
konkret, siswa akan terbentuk dalam memahami konsep
menghitung keliling yang dipelajarinya dengan menggunakan
alat peraga.
c. Siswa akan menyadari adanya hubungan anatar konsep
matematika dengan benda-benda yang ada disekitarnya, atau
antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam dan masyarakat
sekitar.
b. Tujuan Penggunaan Alat Peraga
Tujuan penggunaan alat peraga dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, dan dapat
mengurangi verbalisme.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting bagi perkembangan
belajar, dan oleh karena itu membuat pelakaran lebih menetap
tidak mudah dilupakan.
d. Memberikan pengalaman yang nyata, yang dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini
terutama dalam gambar hidup.

17
f. Membantu tumbunhnya pengertian, dan dengan demikian
membantu berkembanganya kemampuan berbahas.
g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain, serta membantu berkembangnya
efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak dalam belajar.
c. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga
Selalu dari tujuan penggunaan alat peraga, ada kelebihan
dan kelemahan dari penggunaan alat peraga dalam proses belajar
mengajar. Kelebihan dari penggunaan alat peraga adalah:
a. Benda yang terlalu besar dapat diperkecil dengan alat peraga.
Misalnya: gunung, lokomotif dapat diperkecil dengan model
alat peraga.
b. Benda yang terlalu kecil dapat diperbesar. Misalnya: sel-sel,
amoeba, dan semut.
c. Benda yang bergerak dengan cepat, dapat diperlambat.
Misalnya: pesawat terbang, kuda berlari diperlambat dengan
rekaman film.
d. Benda yang bergeraknya lambat dapat dipercepat. Misalnya:
peretumbuhan akar, berkembangnya bunga diperlambat dengan
film.
e. Benda yang lokasinya jauh dapat dibuat dekat. Misalnya: Kutub
Utara, Antartika. Sedangkan kelemahannya dalam penggunaan
alat peraga adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua guru trampil menggunakan alat peraga.
b. Keterbatasan alat peraga yang berkaitan dan relavansi
dengan materi pelajaran.
c. Mahalnya harga alat peraga yang di produksi oleh pabrik.

18
B. Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Susanto (2013:4) merupakan suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan
disengaja untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru yang akibatnya terjadi perubahan perilaku
seseorang yang wajar dan baik dalam berpikir, merasa, maupun
bertindak. Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat
atau menghafal saja, tetapi mengalami. Hilgard dalam Susanto
(2013:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang
dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini
diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Selanjutnya, Hamalik
(2013:37) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
dengan lingkungannya. Siregar dan Hartini (2010:5) menyatakan
bahwa belajar adalah proses.
Siregar dan Hartini (2010:5) menyatakan bahwa belajar
adalah proses yang kompleks yang terkandung beberapa aspek: (1)
bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan
mengingat dan memproduksi, (3) adanya penerapan pengetahuan,
(4) menyimpulkan makna, dan (5) menafsirkan dan mengaitkan
dengan realitas. Sementara menurut Kasmadi dan Sunariah (2014:
34) belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku
peserta didik berbentuk keterampilan verbal dan keterampilan
motorik.
Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan dalam keadaan sadar untuk memperoleh membangun
perubahan baik yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari

19
yang yang tidak paham menjadi memahami ataupun perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sebagai
hasil dari pengalaman seseorang.
b. Tujuan Belajar
Hamalik (2008:73) menyatakan bahwa tujuan belajar
merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.
Menurut Hamalik (2008:73-75) tujuan belajar terdiri dari tiga
komponen yaitu: (1) Tingkah laku terminal. Tingkah laku terminal
adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku
siswa setelah belajar. (2) Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi
tes tujuan belajar menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk
mempertunjukkan tingkah laku terminal. (3) Ukuran-ukuran
perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang
ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai
perilaku siswa.
Menurut Sadirman (2008:28) beberapa tujuan belajar yaitu:
(1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan
keterampilan, dan (3) pembentukan sikap. Komponen-komponen
dalam tujuan belajar merupakan seperangkat hasil yang hendak
dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar dari menerima
materi, partisipasi siswa ketika di dalam kelas, mengerjakan tugas-
tugas, sampai siswa tersebut di ukur kemampuannya melalui ujian
akhir semester yang nantinya akan mendapatkan sebuah hasil
belajar. Jadi, siswa tidak hanya dinilai dalam hal akademik, tetapi
perilaku selama proses belajar juga mendapatkan penilaian. Hal ini
bertujuan untuk membentuk karakter agar menjadi siswa yang
berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Jadi tujuan belajar merupakan suatu acuan untuk
mengetahui goal akhir dari suatu pemebelajaran. Tujuan belajar
dapat dijadikan sebagai pengontrol setiap kegiatan pembelajaran.

20
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu perubahan prilaku dan
kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah
belajar. Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Belajar sendiri merupakan suatu proses dari diri
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Merujuk pemikiran
Bloom dalam Suprijono (2015:6) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kasmadi dan Sunariah (2014:44) menyatakan hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar. Terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa
sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya.
Sementara itu menurut Suprijono (2015:7) hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya pembelajaran yang
dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di
atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, guru dapat
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran sehingga
mengakibatkan perubahan perilaku siswa secara keseluruhan
setelah proses belajar yang dapat diukur dan diamati berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar yang diamati
pada penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif dengan kata
kerja operasional yaitu tingkatan pengetahuan C1, pemahaman C2,
dan penerapan C3.

21
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Susanto (2013:19) pembelajaran diartikan sebagai proses,
perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik
(siswa) mau belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Wenger
dalam Huda (2014:2) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah
aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika siswa tidak
melakukan aktivitas lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang
berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran
bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara
individual, kolektif, ataupun sosial.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, guru menyimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh
guru dan siswa pada lingkungan belajar sebagai proses pencapaian
tujuan belajar sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran yang baik yaitu menciptakan kondisi agar siswa
dapat belajar secara kondusif, memotivasi siswa untuk belajar dan
melakukan penilaian terhadap hasil dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan.

b. Pembelajaran Matematika di SD
1) Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu pola pikir,
terorganisir, bukti logis, matematika adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas
representasi dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari
sebuah ide daripada kedengarannya. Menurut James (1976),

22
Secara etimologis menurut tinggih seperti dikutip
Suherman (1988:16), istilah matematika berarti ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Matematika lebih
menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran) yang
berbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses, dan penalaran. Awalnya matematika
terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio
diolah secara analisis dan sintetis dengan penalaran di dalam
struktur kognitif, sehingga sampailah pada satu kesimpulan
berupa konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep
matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami orang lain
dan mudah dimanipulasi dengan tepat, maka digunakan notasi
dan istilah yang cermat yang disepakati bersama secara global
(universal) yang dikenal dengan bahasa matematika.
Istilah matematika itu sendiri berasal dari bahasa yunani
“mathein“ atau “mathenein’’ yang artinya mempelajari.
Matematika dalam bahasa Latin menganduan pengertian
belajar atau sesuatu yang berhubungan dengan yang dipelajari
dan dalam bahasa belanda matematika berkaitan dengan
penalaran atau hal–hal logis. Pengertian matematika sangat
sulit didefinisikan secara akurat, umumnya orang awam hanya
akrab dengan satu cabang matematika yang disebut arimatika
atau ilmu hitung bilangan melalui beberapa oprerasi dasar
seperti tambah, kurang, kalim dan bagi.
Menurut Johnson, Myklebust dan Abdurrahman
(2000:11), matematika adalah bahasa simbol yang fungsinya
praktisnya untuk mengekpresikan hubungan–hubungan
kuantitatif dan keruangan, sedangankan fungsi teoritisnya
adalah memudahakan berpikir. Matematika merupakan bahasa
simbol atau lambang yang berfugsi menyatakan hubungan-

23
hubungan yang berkaitan dengan jumlah dan masalah ruang
serta memudakan cara berfikir.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu ilmu yang
memiliki dasar absrak berupa fakta, konsep, operasi, prinsip,
dan sampai saat ini terbagi dalam empat kajian yaitu aljabar,
arimatika, geometrik, dan trigonometri.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian

24
Penelitian ini mengambil lokasi di SDN Pengasinan I Jalan Anyelir
Timur IV Kelurahan Pengasinan Kec. Rawalumbu Kota Bekasi.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini di laksanakan dari tangal
21 April s.d 22 Mei 2021. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan
pembelajaran tersebut sbb:
a. Prasiklus
Hari Rabu 21 April 2021
b. Siklus I (pertama) dan II (kedua)
Hari Sabtu, 22 Mei 2021
c. Siklus II (kedua)
Hari Senin, 24 Mei 2021
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran pada pnelitian ini adalah mata pelajaran Matematika
dengan kompentensi dasar menghitung keliling persegi pada Kelas III
sekolah dasar.
4. Karakteristik Siswa
Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di Kelas III SDN
Pengasinan I, jumlah siswa sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 20
siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dari 30 siswa ini masing-
masing siswa memiliki latar belakang dan prestasi yang berbeda-beda.
1. Pihak yang Membantu
A. Pihak sekolah SDN Pengasinan I : Sri Sulastri, S.Pd.SD
B. Dosen pembimbing/supervisor I :Dr. Agung Purwanto,
M.Si.
C. Supervisor II : Iin Rusinah, S.Pd.SD
5. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru diamati oleh
Supervisor II dengan prosedur pembelajaran dan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Prasiklus

25
Setelah diamati dari hasil pembelajaran Matematika pada materi
Keliling Bangun Datar. Diperoleh hasil keseluruhan masih dibawa
KKM dalam pembelajaran tersebut. Sehingga siswa perlu dilakukan
pembelajaran ulang dalam kedua Siklus yaitu Siklus I (pertama) dan
Siklus II (kedua) penilaiannya dapat dilihat dalam tabel dan grafik
pada BAB IV berikutnya.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Untuk meningkatkan kemampuan siswa pada materi menghitung
keliling persegi pada pelajaran matematika. Maka disiapkan berbagai
input instrument yang akan digunakan untuk memberi perlakuan
dalam penelitian Tidakan Kelas, yaitu rencana pembelajaran yang
akan dijadikan Penelitian Tidakan Kelas. Selain itu juga akan
disiapakan perangkat pembelajaran yang berupa: Rencana
Pembelajaran, Alat Peraga Konkret, lembar Observasi, Menetapakan
Observasi, Lembar evaluasi.
Perencanaan yang dilakukan penelitian sebelum melaksanakan
penelitian adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan alat peraga.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan.
3) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja kelompok
dan lembar kerja Test Akhir Siklus I.
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti
dan lembar observasi aktivitas siswa.
5) Pembentukan kelompok.

b. Pelaksanaan
Pelakasanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I
dimulai dengan kegiatan :

26
1. Memberikan salam kepada seluruh siswa.
2. Melaksanakan Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika.
3. Melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan rencana perbaikan
pada setiap Siklus I.
4. Peneliti membimbing siswa untuk menghitung keliling persegi
dengan menggunakan alat peraga benda konkret yang sudah
dipersiapakan terlebih dahulu.
5. Meminta kepada Supervisor II untuk bertindak sebagai observer
baik kepada siswa maupun kepada penelitian.
Tindakan utama pada tahap ini meliputi pelaksanaan
pembelajaran . Dengan menggunakan alat peraga benda konkret
untuk meningkatakan kemampuan siswa dalam menghitung
keliling bangun datar.
Dari hasil pengamatan setiap Siklus I, penelitian dapat
mengetahui masalah apa yang ditemui siswa dan merencanakan
tindakan untuk Siklus berikutnya. Modifikasi tindakan untuk Siklus
berikutnya yang penulis lakukan diusahakan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa yang berupa meningkatkan
kemampuan siswa tentang menghitung keliling bangun datar persegi di
Kelas III.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil

27
observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan
tindakan berikutnya.

d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi
sehingga diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil
dan refleksi ini digunakan sebagai diskusi balikan untuk
merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan
tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang disertai
observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan
tindakan perbaikan pada Siklus II.
3. Siklus II
Pada Siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan
Siklus I yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan Siklus II ini disusun berdasarkan
refleksi hasil observasi pembelajaran pada Siklus I. Perencanaan
tindakan ini dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana
dengan baik pada tindakan Siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang
sama sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi Siklus I.
c. Pengamatan
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan Siklus II, minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Refleksi
Seperti halnya pada Siklus I hasil pengamatan yang diperoleh
selama proses belajar mengajar berlangsung dianalisa. Berdasarkan

28
hasil analisia ini, guru dan observer melakukan refleksi untuk
menentukan keberhasilan penelitian dan menetukan perlu tidaknya
melakukan tindakan berikutnya.
Pada Siklus II renungan dilakukan berdasarkan data dan hasil
pengamatan baik dari penelitian maupun supervisor II sebagai
obeserver. Dari hasil refleksi tersebut, penelitian menyimpulkan
bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan sudah berhasil, meski
masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Penelitian bertekad akan
menerapkan hal-hal positif yang sudah dicapai dalam perbaikan di
Siklus II.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dua jeni data,
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Kunandar
(2008:123) data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif
persentase, sedangkan data kualitati dapat dianalisis secara kualitatif.
a) Data Kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa.
b) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat
pemahamannya, antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya.
1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
b) Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis
bilangan mistar.
c) Diskusi antara guru, Supervisor II, dan kolaborator untuk refleksi
hasil siklus penelitian tindakan Kelas.
2. Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, menggunakan butir soal/ instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.

29
b) Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Matematika.
Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL  PENELITIAN  DAN  PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Awal (Prasiklus)

Sebelum melaksanakan penelitian pada Siklus I, terlebih


dahulu peneliti mencari data awal nilai hasil belajar siswa pada
pembelajaran Matematika siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec.
Rawalumbu Kota Bekasi. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
hasil belajar siswa di era pandemi Covid 19 ini. Peneliti terlebih dahulu
melakukan tindakan awal, yaitu melakukan observasi hasil belajar
dengan mengunakan media benda konkret. Prasiklus ini dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 21 April 2021. Prasiklus ini dilakukan dengan

30
tujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan sebagai bahan
pembanding data penelitian setelah dilakukannya media benda konkret.

Dalam pembelajaran Matematika, guru cenderung ceramah


dan menulis latihan soal di papan tulis atau video pembelajaran yang
diberikan kemudian ditugas kan mencatat, menghitung dan
mengerjakan. Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam
penyampaian materi Matematika. Tentu saja, banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam menerima pelajaran.

Berdasarkan data awal yang diperoleh, diketahui hasil belajar


siswa Kelas III masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari penilaian harian
yang dilakukan di Kelas III. Dengan hasil sebagian besar siswa
mendapat nilai dibawah Ketentuan Ketuntasan Minimial (KKM) untuk
pembelajaran Matematika yang ada di sekolah. Sehingga perlu
diadakannya tindakan atau perlakuan yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota
Bekasi.

Gambar 2.1 Penjelasan materi Siklus I

A. Setelah pembukanan Guru memberikan materi Tentang Keliling Bangun


Datar kepada siswa melaluin zoom.
Gambar 2.2 Penjelasan materi evaluasi

31
B. Setelah memberikan materi Guru menjelaskan tentang menghitung
keliling bangun datar dan memberikan materi mengunakan google from.

1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus 1


a. Perencanaan
Untuk meningkatakan kemampuan siswa pada materi menghitung
keliling persegi pada pelajaran matematika, maka disiapkan berbagai
input instrument yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam
penelitian Tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan
dijadikan Penelitian Tindakan kelas. Selain itu juga akan disiapakan
perangkat pembelajaran yang berupa: Rencana Pembelajaran, Alat Peraga
konkret, Lemabar Observasi, Menetapkan Observer, Lembar Evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengamati
guru selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh
Supervisor 2, beliau guru Kelas II SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu
Kota Bekasi.dengan menyesuaikan instrumen yang telah disiapkan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I ini adalah:

1. Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan


membaca doa dan tidak lupa untuk mengingatkan siswa
mengenai absensi kehadiran.
2. Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan siswa
memahami materi dari tentang menghitung keliling bangun
datar.
3. Setelah siswa memahami “cara menghitung keliling?” guru
memberikan materi berupa pengertian tentang keliling bangun
datar.

32
C. observasi
Dalam melaksanakan pengamatan menggunakan format lembar
observasi yang dibantu oleh Supervisor II. Tahapan observasi ditekankan
pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
media audio visual, dan partisipasi peserta didik selama proses
pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data Hasil Observasi kinerja guru Siklus I yang dilakukan oleh
Supervisor II didapatkan hasil sebesar 73% penilaian baik, dengan
rincian ketika pra pembelajaran sampai dengan akhir kegiatan
pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2) Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik
Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I diperoleh
data sebagai berikut: Pada waktu keagiatan awal sampai kegiatan
akhir peserta didik memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan
materi pelajaran dengan penggunaan media audio visual, aktif
bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara
peserta didik-peserta didik-guru, peserta didik-materi pelajaran.
Peserta didik mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang.

D. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru melakukan
refleksi kinerjanya dibantu oleh supervisor II, sehingga dapat menentukan
tindakan selanjutnya terhadap penelitian perbaikan pembelajaran. Hasil
pembelajaran Siklus I menemukan hal-hal sebagai berikut:
1) Nilai hasil belajar siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dimana
2) Hasil pengamatan kinerja guru termasuk dalam kategori baik.
3) Keaktifan siswa masih terdapat beberapa siswa yang belum menujukkan
keaktifannya, dan juga dalam menyimak materi yang diberikan
Dari hasil refleksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran Siklus
I belum menunjukkan hasil capaian yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini

33
dilanjutkan pada siklus berikutnya agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan cara
menerapkan media benda konkret serta membuat rencana perbaikan
pembelajaran, menyusun lembar observasi, dan merancang tes formatif.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada Senin, 24 Mei 2021 di Kelas III SDN
Pengasinan I Kota Bekasi dengan jumlah peserta didik yang mengikuti
pembelajaran adalah 30 peserta didik.
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus II (Kedua) pada
peserta didik Kelas III SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu Kota Bekasi
Berdasarkan tabel dan gambar di atas maka dapat dikatakan bahwa
hasil belajar peserta didik pada Siklus II pada pembelajaran matematika
dengan menghitung keliling bangun datar persegi dengan penggunaan
media benda konkret menunjukkan adanya peningkatan, begitu pula dengan
tingkat ketuntasan meningkat menjadi 81%. Hal ini menunjukkan bahwa
ada peningkatan hasil belajar perbaikan pembelajaran pada Siklus II.
c. Pengamatan/ observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format
lembar observasi yang dibantu oleh Supervisor II. Observasi di tekankan
pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus II berikut :
1. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data hasil observasi kinerja guru Siklus I yang dilakukan oleh
Supervisor II didapatkan hasil baik, dengan rincian bahwa peneliti

34
ketika awal sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran sudah berjalan
sesuai dengan yang direncanakan

2. Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik


Data hasil observasi aktivitas Siklus II diperoleh hasil observasi
ketika proses pembelajaran berlangsung, sebagai berikut: pada kegiatan
awal pembelajaran sampai dengan kegiatan akhir peserta didik
menerima pembelajaran, dan mengikutinya dengan baik. Sehingga apa
yang direncanakan berjalan dengan baik sesuai perencanaan Siklus II.
d. Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru melakukan
refleksi kinerjanya dibantu oleh Supervisor II, sehingga dapat menentukan
tindakan selanjutnya terhadap penelitian perbaikan pembelajaran. Hasil
pembelajaran Siklus II menemukan hal-hal sebagai berikut:
1) Nilai hasil belajar siswa telang menglami peningkatan yang lebih baik
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Dimana rata-rata klasikal pada
pada tahap pembelajaran Siklus II Sehingga kegiatan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai ketuntasan yang
diharapkan.
2) Hasil pengamatan kinerja guru meningkat, dimana termasuk dalam
kategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan kinerja guru sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran.
3) Keaktifan siswa terlihat meningkat, dimana siswa mengamati,
bekerjasana, dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembelajaran,
serta siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan audio
visual.
Meskipun masih terdapat hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan
karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus
perbaikan ini tidak dilanjutkan lagi. Dikarenakan hasil belajar siswa telah
mencapai ketuntasan.

35
A. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam
penelitian ini dengan tiga tahap perbaikan pembelajaran, dimulai dari
Prasiklus, Siklus I hingga Siklus II, menghasilkan perubahan yaitu
peningkatan dari hasil belajar tiap siklusnya, peningkatan kinerja guru hingga
peningkatan partisipasi peserta didik, apabila dibandingkan sebelum
diadakannya perbaikan pembelajaran menggunakan metode/media yang baru.
Dengan menggunakan media benda konkret, peserta didik menjadi
lebih tertarik dan memiliki tanggung jawab terhadap mata pelajaran
Matematika terutama materi Keliling bangun datar. Di samping itu pula, hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan dari sebelumnya pada
pembelajaran Matematika. Dari data hasil formatif menunjukkan bahwa dari
keseluruhan peserta yang ada di Kelas III SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu
Kota Bekasi. mengalami peningkatan nilai dan kenaikan persentase
ketuntasan.
Dimyati dan Mudjiono (2009:3) menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar
bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa penerapan media benda konkret telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran Matematika
materi menghitung keliling bangun datar. Apabila guru akan menerapkannya
harus sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, karakteristik siswa,
saran dan prasarana, dan alokasi waktu pembelajaran sesuai kondisi kelas.

36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dengan telah selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahap
pelaksanaan mulai dari pra siklus, siklus I sampai dengan siklus II, penulis
menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
a. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dalam mata
pelajaran Matematika lebih menyenangkan.
b. Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran,
meningkatkan keaktifan peserta didik lebih meningkat karena
menyelesaikan masalahnya secara berkelompok yang telah di arahkan
oleh guru.
c. Dengan menggunakan Media Benda Konkret, ada peningkatan hasil
belajar peserta didik.
d. Kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan peserta didik mengingkat
dengan menggunakan Media Benda Konkret dalam pembelajaran.

B. Saran
1. Bagi Guru
a. Gunakan alat peraga konkret dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, karena dengan alat peraga anak dapat lebih mengerti
dan jelas sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

37
b. Membiasakan untuk selalu mengidentifikasi masalah dan mencoba
untuk melakukan penelitian ( PTK )
c. Usahakan guru selalu memotivasi siswa setiap awal pembelajaran
dengan cara melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan yang
akan dicapai oleh siswa.
d. Kurangi bahkan hilangkan kebiasaan guru dalam mengajar hanya
menggunakan metode ceramah. Gunakanlah gabungan beberapa
media yang relevan dengan materi yang akan disampaikan kepada
siswa agar lebih menarik dan mudah di mengerti.
e. Berikan penguatan kepada siswa yang mampu menjawab
pertanyaan dengan benar.

C. Bagi Sekolah
a. Adanya peningkatan kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah dan
sesama guru dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, terutama
dalam melaksanakan PTK.
b. Kepala Sekolah diharapkan menanggapi dengan positif guru-guru yang
ingin mengadakan PTK.
c. Kepala Sekolah hendaknya memberikan penghargaan terhadap guru
yang berprestasi dan selalu komitmen untuk memajukan sekolah.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusbuk


Depdikbud & Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Ametenbun. (1981). Managemen Kelas Penutun Guru Dan Calon Guru.
Bandung: IKIP Bandung.

Andayani, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.


Arikunto, S. 1984. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Nasution, A.H. 1982. Landasan Matematika . Jakarta. Bhratara Karya Aksara.
Pakasi, S. 1981. Anak dan Perkembangannya. Jakarta. Gramedia.
Ridwan, S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2004. Jakarta.
Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) 2006. Jakarta.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sutanto, E. (1991). Tahap-tahap Perkembangan Anak. Semarang: Budi Karya.


Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Usman, Moh. Uzet. (1997). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Wardani, IGAK. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.


Waedani, IGAK. 2008. Teknik Menulis Karya Iimiah. Jakarta: Universitas
Terbuka.

39

Anda mungkin juga menyukai