Anda di halaman 1dari 69

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

IPA MATERI PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN


METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V
SLB NEGERI KABUPATEN KUTAI BARAT
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) PDGK4501 dan Sebagai Salah Satu Syarat dalam
Memenuhi Tugas Akhir Pada Program S-1 PGSD

OLEH :

MELIANA OMI
NIM. 837278428

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
IPA MATERI PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V
SLB NEGERI KABUPATEN KUTAI BARAT
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) PDGK4501 dan Sebagai Salah Satu Syarat dalam
Memenuhi Tugas Akhir Pada Program S-1 PGSD

OLEH :

MELIANA OMI
NIM. 837278428

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA

Nama Mahasiswa : Meliana Omi


NIM : 837278428
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SLBN Kutai Barat
Jumlah siklus pembelajaran : 2 (dua)
Hari/ tanggal pelaksanaan : Siklus 1 : Senin, 20 April 2020
Siklus 2 : Senin, 27 April 2020

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :


“ Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi peredaran
darah manusia menggunakan metode Demonstrasi pada siswa kelas V SLBN
Kutai Barat tahun pelajaran 2019/2020”

Menyetujui Kutai Barat, 30 April 2020


Supervisor I Mahasiswa

Yuliana Dimpudus, S.Pd., M.Pd Meliana Omi


NIP. 197107172000032005 NIM. 837278428

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Kutai Barat, 30 April 2020


Yang membuat pernyataan,

MELIANA OMI
NIM. 837278428

iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pemantapan kemampuan professional (PKP) PDGK-4501.
Melalui pengantar ini penulis berterima kasih atas semua bimbingan,
dukungan, saran, dan bantuan dari semua orang yang berada di sekeliling penulis.
Ucapan terima kasih ini penulis persembahkan untuk :
1. Drs. Rusna Ristasa,M.Pd , selaku kepala UPBJJ-UT Samarinda
2. Yuliana Dimpudus, M.Pd. selaku Tutor Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Professional (PKP) PDGK-4501.
3. Paina Madayati, S.Pd., M.Pdk., selaku kepala sekolah SLB Negeri Kutai
Barat yang telah memberikan ijin dan bantuan saat melaksanakan
penelitian.
4. Paskaria, S.Pd., selaku teman sejawat yang telah banyak membantu dalam
penelitian
5. Bapak/ibu guru SLB Negeri Kutai Barat
6. Semua pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan.
Semoga segala bantuan yang diberikan bernilai ibadah di sisi Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga segala kritik dan saran sangat penulis harapkan

Kutai Barat, 30 April 2020


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... Iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. Vii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............................. 2
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................... 2
1. Manfaat Bagi Guru ........................................................... 2
2. Manfaat Bagi Siswa ........................................................... 3
3. Manfaat Bagi Sekolah ....................................................... 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 4
A. Metode Demonstrasi ............................................................... 4
B. Hasil Belajar............................................................................. 5
C. Pembelajaran IPA .................................................................... 7
D. Konsep Belajar…….. .............................................................. 13
E. Materi Peredaran Darah Manusia............................................. 15
BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN ……........................................... 21
A. Informasi Subjek Penelitian…….. ………………………….. 21
B. Deskripsi per siklus ……………………................................ 21
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 30
A. Pelaksanaan Siklus ………………………………................. 30
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus ……………………. ........... 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................... 44
A. Kesimpulan ............................................................................. 44
B. Saran Tindak Lanjut ................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
Lampiran

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............... 19


Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa .......................................................... 24
Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siswa ................................................ 29

vi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Rata-rata Perolehan Siswa Selama Perbaikan


Pembelajaran ................................................................................ 26
Grafik 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ............................................ 27
Grafik 4.3 Grafik Keaktifan Siswa ................................................................. 28
Grafik 4.4 Perolehan nilai per siklus .............................................................. 30

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 4. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus, Siklus I,


Siklus II .......................................................................................... 37
Lampiran 5. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II .......................................................................................... 41
Lampiran 6. Lembar Observasi .......................................................................... 50
Lampiran 10. Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk Per Siklus .............. 59

viii
ABSTRAK

Meliana Omi. 837278428. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran IPA Materi Peredaran Darah Manusia Menggunakan Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SLB Negeri Kabupaten Kutai Barat Tahun
Pelajaran 2019/2020, Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP) PDGK4501 Jurusan PGSD, Universitas Terbuka.

Yang dibahas dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan


yaitu apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas V SLBN Kutai Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasi belajar IPA dengan
menerapkan metode Demonstrasi bagi siswa kelas V SLBN Kutai barat.
Berdasarkan tujuan tersebut hipotesis dalam penelitian ini adalah metode
demonstasi upaya mengingkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas V SLBN Kutai
Barat tahun ajaran 2019/2020.
Prosedur penelitian Tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin
yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni: 1) Perencanaan
(Planning). 2) Tindakan (Acting). 3) Pengamatan (Observing) dan 4) Refleksi
(Reflecting)
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan seperti tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I dan
siklu II pada mata pelajaran IPA setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dapat
diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Metode Demonstrasi Hasil Belajar Siswa

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains (IPA) merupakan
salah satu kunci keberhasilan peningkatan dalam kemampuan menyesuaikan diri
dengan perubahan jaman dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi
informasi. Pendidikan dimasa sekarang ini seyogyanya mampu membekali
generasi muda dengan menemukan konsep-konsep sains dengan matang, agar
masalah-masalah yang akan timbul di masa mendatang dapat di antisipasi.
Sekolah dasar merupakan tempat pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan dasar tentang konsep-konsep maupun prinsip-prinsip
pengembangan sikap kritis dan kreatif dimana kemampuan ini menjadi pijakan
dalam menempuh jenjang Pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi. Kegiatan
belajar mengajar merupakan sebuah interaksi yang bernilai Pendidikan,
diantaranya interaksi edukatif antara guru dan anak didik Ketika guru
menyampaikan bahan pembelajaran kepada anak didik dikelas. Metode maupaun
media pembelajaran dikelas akan sangat menentukan motivasi, aktifitas,
kreativitas, serta hasil belajar siswa.
Beberapa faktor penting yang menyebabkan tujuan sebuah pembelajaran
menjadi benar-benar tercapai yaitu metode pembelajaran , cara motivasi siswa,
dan kreativitas guru. Dalam beberapa masalaha banyak siswa merasa bosan
dengan pembelajaran yang dengan tanpa media belajar yang nyata atau tanpa alat
peraga.
Ilmu pengetahuan alam atau IPA adalah salah satu ilmu yang
mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari
semua benda yang ada di alam.
Guru bertugas mengoptimalkan kemampuan dasar siswa agar
berkembang secara efektif. Seorang siswa guru harus dapat menjadi fasilitator
siswa agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan mengajar. Alasan
rendahnya hasil belajar siswa ini dimungkinkan karena pembelajaran yang

10
digunakan guru masih konvensional yakni menggunakan metode ceramah.
Kemungkinan lain adalah guru masih mengalami kesulitan dalam Menyusun
perangkat pembelajaran, lks, alat peraga sederhana dan penggunaan media
lainnya. Dengan demikian akan sulit untuk mengembangkan ketrampilan berpikir.
Siswa terbiasa dengan menghafal fakta-fakta, prinsip, rumus, hukum-hukum dan
problem problem yang diberikan guru, dengan demikian pemahaman konsep
cenderung rendah, agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran maka dapat
dilakukan perbaikan melalui metode demonstrasi dan media berupa benda nyata
yang ada disekitar sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam
memahami materi.
Pada SLB Negeri Sendawar khususnya siswa kelas V proses belajar
mengajar berjalan sangat pasif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena metode mengajar
oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah. Dengan metode ceramah
siswa cenderung merasa bosan dan monoton sehingga pemahaman siswa tentang
pelajaran pun menjadi tidak maksimal terserap. Oleh sebab itu dibutuhkan metode
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode demonstrasi menjadi salah
satu alternative yang mungkin dapat memicu rasa ingin tahu siswa sehingga
mendorong peningkatan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “ bagaimana meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi
bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) pada Sekolah Luar Biasa
Negeri (SLBN) Kutai Barat tahun pelajaran 2019/2020 ?”

C. Tujuan Perbaikan
Dari rumusan masalah diatas, dapat ditentukan adanya tujuan penelitian
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil

11
belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi bagi
siswa kelas V SDLB di SLBN kutai barat tahun pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Perbaikan
1) Manfaat Bagi guru
a) Menumbuhkan rasa percaya diri guru dan rasa kreativitasnya
b) Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran
c) Memiliki gambaran tentang proses belajar-mengajar mata pelajaran IPA
yang efektif
d) Dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul dikelas, sekaligus
mencari solusi pemecahannya.

2) Manfaat bagi siswa


a) Siswa tertarik dengan pembelajaran
b) Mempermudah siswa menerima materi pembelajaran
c) Meningkatkan hasil belajar siswa
d) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
3) Manfaat bagi peneliti
a) Sebagai bahan peningkatan profesionalisme peneliti
b) Menambah pengetahuan serta wawasan dalam Pendidikan dimasa yang
akan datang

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi
Metode adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran
proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Mengajar
didepan kelas tidak terlepas dari metode karena metode atau cara didalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa menjadi penentu dalam
peningkatan prestasi belajar siswa. Ada beberapa pendapat tentang metode
pembelajaran
Menurut syaiful (2008:210) metode demonstrasi adalah pertunjukan
tentang terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah
laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik
secara nyata atau tiruannya. Metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu Gerakan-gerakan,
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala
benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
Mulayani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82 metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada
peserta didik suatu proses. Situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh
guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan.
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperhatikan suatu proses atau cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran (Syaipudin Bahri Djamarahm, 2000).

13
Adapun kelebihan metode demonstrasi yaitu :
1) Proses Pengajaran lebih menarik
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3) Siswa di rangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan , dan mencoba melakukannya sendiri
Sedangkan kelemahan metode demonstrasi yaitu :
1) Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang hal itu pelaksanaan demonstrasi tidak efektif
2) Fasilitas seperti peralatan , tempat dan biaya yang memadai tidak selali
tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.

B. Hasil Belajar
Menurut sudjana 2004:22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sudjana membagi
tiga macam hasi belajar mengajar yakni ketrampilan dan kebiasaan , pengetahuan
dan pengarahan, serta sikap dan cita-cita. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan. keterampilan, pengetahuan
dan sikap yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan
oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuayang didapatnya
kedalam kehidupan sehari-hari.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yakni: informasi
verbal, kecakapan intelektual , strategi kognitif sikap dan ketrampilan. Sementara
Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang harus dicapai dan merupakan
hasil belajar yaitu L kognitif, afektif dan psikomotorik (sudjana 1990:22) hasil
belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama, yaitu :
1) Faktor dalam diri siswa, meliputi kemampuang yang dimilikinya, motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social-
ekonomi, faktor fisik dan psikis.

14
2) Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan terutama kualitas
pengajaran.
Tabrani Ruslan dkk. (1993) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal
2) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun diperoleh
dari lingkungan sekitar
3) Faktor psikologis, yang terdiri dari motivasi ,emosi dan lain-lain
4) Faktor kematangan fisik
5) Faktor eksternal
6) Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan kelompok
7) Faktor sosial budaya, seperti adat istiadat , ilmu pengetahuan , teknologi dan
kesenian
8) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim
9) Faktor lengkungan spiritual keagamaan
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut sudjana (1990:56) melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah
dam ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankan apa yang telah dicapai.
2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. Artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya
3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku , bermanfaat untuk mempelajari aspek lain ,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.

15
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan , ranah afektif (sikap)
dan ranah psikomotorik, ketrampilan atau perilaku.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik


tujuan kurikulum maupun tujuan instrukisonal menggunakan klarifikasi hasil
belajar dari Benjamin Bloom. Dalam Sudjana (1997:13) secara garis besar dibagi
menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut
menjadi objek penilaian hasil belajar.

C. Pembelajaran IPA
Carin (1985) mendefinisikan IPA sebagai sistem pengetahuan alam
semesta melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan
eksperimen. Sementara itu Hungerford dan Volk (1990) mendefinisikan IPA
sebagai proses menguji informasi yang diperoleh melalui metode empiris,
informasi yang diberikan oleh suatu proses yang menggunakan pelatihan yang
dirancang secara logis dan kombinasi antara proses berpikir kritis yang
menghasilkan produk informasi yang sahih.
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA menurut james B. Conan (dalam
Usman Samantowa, 2011:1) didefinisikan sebagai suatu deretan konsep serta
skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh sebagai
hasil eksperimentasi dan observasi , serta berguna untuk diamti dan
dieksperimentasikan lebih lanjut. Selanjutnya, Winaputra (dalam Usman
Samantowa,2011:3) mengemukakan IPA tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara
berpikir, dan cara pemecahan masalah.
Dari beberapa pengertian IPA diatas dapat disimpulkan IPA merupakan
serangkaian hasil kegiatan manusia berupa kumpulan pengetahuan, gagasan dan
konsep tentang mahluk hidup maupun benda mati yang dipadatkan melalui
serangkaian proses ilmiah. Secara garis besar IPA memiliki tiga komponen yaitu
produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah.

16
IPA sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori
yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi
didalamnya (Sarkim dalam Patta Bundu, 2006:11). Oleh sebab itu dikatakan pula
bahwa IPA merupakan suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk
mengetahui diri dan lingkungannnya. IPA sebagai produk kelilmuan akan
mencakup konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori yang dikembangkan
sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia dan juga untuk keperluan praktis
manusia,
Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan
empirik dalam IPA, sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori IPA
merupakan hasil dari kegiatan analitik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam bentuk kumpulan konsep ,prinsip, teori dan hokum. IPA
dapat dipandang sebagai produk yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh
melalui metode ilmiah dan dapat juga dipandang sebagai proses yaitu sebagai pola
berpikir atau metode berpikirnya. Sedangkan sikap yang dibutuhkan dalam
metode ilmiah berupa sikap ilmiah yang antara lain berupa hasrat ingin tahu,
kerendahan hati, jujur, objektif, cermat, kritis, tekun, terbuka dan penuh tanggung
jawab.
Seorang guru dalam kaitannya dengan pembelajaran selalu ingin
membuat situasi belajar mengajar lebih menarik kepada siswa. Karena situasi
pembelajaran yang menarik akan sangat menentukan bagaimana proses
pembelajaran itu berhasil. Agar tercapai hasil tersebut guru harus sering
melakukan evaluasi diri ,meneliti apakah pembelajaran yang diberikan pada siswa
sudah tercapai semaksimal mungkin. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
bentuk evaluasi diri yang dilakukan oleh penulis dalam rangka memperbaiki
kinerjanya sesuai dengan pendapat Car dan Kemmis (McNiffe. J, 1991:P.2)
bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru dengan menerapkan
penggunaan metode eksperimen dan kerja kelompok untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar

17
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya pada siswa di kelas V SLBN Kutai Barat,
sehingga hasil belajar menjadi meningkat, melalui implementasi model
pembelajaran demonstrasi yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru, tidak
mustahil siswa bias lebih tertarik pada mata pelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta , konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu guru dituntut untuk merancang proses
pembelajaran yang melibatkan siswa didalamnya. Berikut disajikan 4 (empat)
prinsip pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Trianto (2007:104) untuk
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan disekolah yaitu : 1)Memberikan
pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan
pengukuran berbagai fasis. 2)Menanamkan pada peserta didik pentingnya
pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis
ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kegiatan sehari-hari yang memerlukan
pembuktian secara ilmiah. 3)Latihan berpikir kuantitatif yang mendukung
kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-
masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam. 4) Memperkenalkan dunia
teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perencanaan dan pembuatan
alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan kemampuan IPA
dalam menjawab berbagai masalah.
Sebelum kita menentukan strategi pembelajaran (tujuan,model dan
evaluasi ), sebaiknya kita harus memahami dulu karakteristik mata pelajaran IPA
atau sains yang kita ajarkan. Dalam sains dipelajari permasalahan yang berkaitan
dengan fenomena alam dan berbaagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat.
Fenomena alam dan sains dapat juga ditinjau dari objek, persoalan, tema dan
tempat kejadiannya. Pembelajaran sains memerlukan kegiatan penyelidikan baik
melalui observasi maupun eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah yang

18
melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu
pembelajaran sains mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan
berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah. Melalui
kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep,
prinsip, teori sebagai dasar untuk berfikir kreatif, kritis, analisis dan divergen.
Dengan demikian menurut indrawati (2008:5) dalam pembelajaran IPA atau sains,
peserta didik dituntut untuk menguasai/memiliki kemampuan minimal dalam
empat hal, yaitu : 1) menguasai konsep-konsep IPA 2) terampil menggunakan
keterampilan berfikir dan motorik 3)memiliki sikap-sikap positif sebagaimana
yang dimiliki oleh saintis 4) mampu menerapkan konsep IPA dan keterampilan
berfikir dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan
secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat
sekolah dasar diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas ( Sains,
Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksanan. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD
menekankan kepada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Sesuai
dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tentang
standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat sekolah dasar, ruang lingkup
bahan kajian IPA untuk meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a. mahluk hidup
dan proses kehidupan , yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan serta Kesehatan. B. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya
meliputi: cair, padat, dan gas. C. energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. D. Bumi dan alam semesta

19
meliputi : tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya. Setelah
mengenal empat prinsip pembelajaran IPA dan siap mengimplementasikannya ,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat siswa belajar
dengan baik , yaitu lingkungan belajar non fisik. Lingkungan belajar non fisik
adalah keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara
sengaja untuk mendorong siswa belajar. Faktor-faktor lain yang perlu mendapat
pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah.
Pengkajian IPA dari segi proses disebut juga ketrampilan proses IPA
(science process skills). Menurut Patta Bundu (2006:12) proses IPA adalah
sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu
untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan
keterampilan proses siswa mempelajari IPA sesuai dengan apa yang para ahli IPA
lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis
dan melakukan eksperimen.
Penguasaan proses IPA adalah perubahan dalam dimensi afektif dan
psikomotor yakni sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses IPA
yang antara lain meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kualifikasi, inferensi,
komunikasi, proses IPA lainnya. Pada tingkat sekolah dasar, Rezba et. al (1995)
menyarankan untuk menguasai ketrampilan dasar proses IPA (Basic Science
Process Skills) yang meliputi ketrampilan mengamato (observing),
mengelompokkan (classifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan
(communicating), meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring).
Menurut Srini M. Iskandar (1997:5) keterampilan proses IPA adalah
keterampilan yang dilakukan para ilmuwan, diantaranya adalah : mengamati,
mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variable. Merumuskan hipotesa,
membuat grafik dan table data, membuat definisi operasional, dan melakukan
eksperimen. Keterampilan proses berikutnya adalah melakukan penelitian atau
penyelidikan kemudian menginterpretasikan hasil penelitian dan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah sebagai guru
harus dapat membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa. Mengenal

20
dan menghargai mereka satu per satu. Guru juga membangun budaya saling
menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual maupun
kelompok. Guru menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan
kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan terakhir
guru perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual melalui
dukungan yang terstruktur, penghargaan pada usaha siswa serta yang
dikerjakannya. Salah satu yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah
pada setiap proses pembelajaran dimulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa
tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif
dan motivasi diri. Dalam lingkungan semacam ini sebagai guru, mendorong dan
mendukung agar setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing
-masing. Keberhasilan belajar ditangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan.
Guru juga membangun berbagai strategi yang dapat menumbuhkan ketrampilan
kolaborasi yang produktif. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa
tercermin dalam program belajar. Sebagai guru yang mengutamakan berbagai
strategi yang fleksibel dan responsif terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat
secara individual. Guru juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung
berbagai cara berfikir dan cara belajar siswa. Disarankan pengajaran guru
didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan
berpikir kritis. Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika guru merancang
dan mengimplementasikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang
berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta
menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran lingkungan
belajar seperti tercermin pada asesmen yang dibuat guru dapat mencakup berbagai
macam aspek dari belajar, misalnya berbentuk portofolio. Guru juga
mengembangkan assesmen dengan kriteria yang jelas serta terbuka atau
transparan. Jangan lupa assesmen seperti ini mesti mendorong siswa untuk

21
melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaliknya soal-soal tes baik formatif
maupun sumatif bukan menggunakan Bahasa teks dari buku ajar.
Belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan praktik yang
berada jauh di luar kelas. Lingkungan seperti ini dapat terwujud jika guru
mendukung siswa terlibat dengan pengetahuan kontemporer dan pengetahuan
praktis di lapangan. Guru juga membuat rencana yang dapat menciptakan
hubungan antara siswa dengan komunitas sekitarnya.
Dalam kegiatan pembelajaran, metoda mengajar merupakan salah satu
komponen yang harus dilaksanakan. Pada dasarnya metoda mengajar merupakan
teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat
proses pembelajaran. “Penggunaan metoda yang tepat dalam mengajar, akan
dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa” (Winataputra,
1997:44). Dalam pelajaran IPA di sekolah dasar berbagai macam metoda dapat
digunakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, metoda yang penulis gunakan
adalah metoda bervariasi , yaitu metoda Tanya jawab, penugasan, ceramah,
diskusi dan metoda eksperimen. Dengan penggunaan metoda yang tepat dapat
membantu cara berpikir anak, hal ini sesuai pendapat Carol Gestwicki (1995
hal:321) bahwa dalam perkembangan terdapat perubahan yang dapat diramalkan.
Anak terlibat langsung dalam praktek pembelajaran IPA. Dalam pembelajaran
IPA jika anak langsung mempraktekkan apa yang sedang dipelajari maka anak
akan menemukan langsung pengalaman yang digali melalui proses dalam praktek
IPA. Dengan demikian pengalaman tersebut akan tertanam dalam diri anak dan
tidak mudah terlupakan. Dalam penelitian tindakan kelas penulis menekankan
pendekatan ini dengan harapan agar tidak sesuai pepatah cina kuno :
Saya mendengar, maka saya lupa
Saya melihat, maka saya tahu
Saya melakukan, maka saya ingat.

D. Konsep Belajar
Dimyati Mahmud (dalam Rumini,dkk, 1995:59) menyatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang

22
tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena
pengalaman.
Menurut teori Gestalt yang dikutip dalam buku Ibrahim, belajar harus
dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam belajar
siswa harus mampu menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan
yang lainnya. Penangkapan makna dari hubungan inilah yang disebut memahami,
mengerti atau insight, (Ibrahim, 2003:20-21).
Menurut Ernest Hilgard (dalam Ibrahim, 2003 :21) ada enam ciri belajar
yang mengandung pemahaman, yaitu : (1) pemahaman yang dipengaruhi oleh
kemampuan dasar, (2) pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa
lalu, (3) pemahaman tergantung pada pengaturan situasi, (4) pemahaman
didahului oleh usaha coba-coba, (5) belajar dengan pemahaman yang dapat
diulangi, (6) pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam diri
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pengalaman.
Ali (1984:2) mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi guru kepada siswa. Banyak kegiatan
maupun Tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang
lebih baik pada seluruh siswa. William H Burton (dalam Ali, 1984:3)
mengemukakan bahwa mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang
(stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan mengajar
merupakan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa dan memberi stimulasi
serta bimbingan dalam proses belajar yang dilakukan oleh guru.
Menurut Slameto (2003:64) metode mengajar adalah suatu cara/jalan
yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu mempengaruhi belajar
siswa. Metode mengajar guru yang kurang bain akan mempengaruhi bekajar siswa
yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kutang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
sehingga guru tersebut menyajikannya dengan tidak jelas atau sikap guru

23
terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa
kutang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akhirnya siswa malas belajar.
Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan itu Sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran
agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Jelaslah bahwa pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang
baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika
siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan
dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, Gedung sekolah,
halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf
berserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanan kepada siswa.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar
baik di sekolah, di rumah, dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru
beserta staf yang laun disiplin pula.
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada wakti mengajar dipakai pula oleh siswa
untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat
akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Jika siswa mudah menerima bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya
akan lebih giat dan lebih maju.
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Kadang-kadang
siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besik akan tes. Dengan
belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh
sakit. Maka perlu belajar secarat teratur setiap hari, dengan pembagian waktu

24
yang baik, memilih belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan
hasil belajar.

E. Materi Peredaran Darah Manusia


1. Alat Peredaran Darah Dan Fungsinya
Alat peredaran darah manusia meliputi pembuluh darah dan jantung.
Pembuluh darah dan jantung mempunyai fungsi khusus.

a) Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah kiri. Jantung terdiri
atas empat ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, balik kanan, dan bilik
kiri. Antara bagian kanan dan kiri jantung dibatasi oleh sekat jantung.
Sekat ini berfungsi mencegah bercampurnya darah yang mengandung
banyak oksigen dan karbondioksida.
Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh, jantung manusia terletak di dalam rongga dada
sebelah kiri. Ukuran jantung orang dewasa kira-kira sebesar kepalan
tangan. Jantung memompa darah dengan cara berkontraksi dan berelaksasi
secara bergantian sehingga jantung berdenyut, mengembang dan
mengempis.
Pada kondisi normal, jantung orang dewasa berdenyut 70 kali
dalam satu menit. Kecepatan denyut jantung dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, tingkat aktifitas, dan kondisi Kesehatan. Alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan denyut jantung adalah elektrokardiograf
jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kiri, serambi
kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Masing-masing bagian dihubungkan
dengan sekat yang disebut katup jantung.
b) Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan saluran tempat mengalirnya darah
dari jantung ke seluruh tubuh maupun sebaliknya. Ada dua macam
pembuluh darah, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena).

25
Pembuluh nadi yang paling besar disebut aorta. Pembuluh balik yaitu
pembuluh darah yang membawa darah kaya karbondioksida dari seluruh
tubuh menuju jantung, kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis
membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju jantung.
Pembuluh darah merupakan saluran tempat mengalirnya darah
dari jantung ke seluruh tubuh, juga dari seluruh tubuh kembali ke jantung.
Berdasarkan arah aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan menjadi
dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Pembuluh
nadi (arteri) membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh
balik (vena) membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung.
Pembuluh nadi dan pembuluh balik bercabang-cabanh. Pembuluh nadi
yang terbesar disebut aorta. Cabang pembuluh yang terkecil disebut
pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis
serta berpori. Di dalam pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran antara
oksigen dan karbondioksida.
c) Paru-paru
Dalam proses peredaran darah, paru-paru berperan untuk
mensuplai oksigen ke dalam darah. Darah yang telah diedarkan ke seluruh
tubuh, tidak lagi mengandung oksigen, tetapi justru banyak mengandung
karbondioksidam setelah kembali ke jantung, darah yang telah kotor
tersebut dipompa ke dalam paru-paru untuk kemudian karbondioksida
diambil dan diganti dengan oksigen melalui proses pernafasan. Peredaran
darah manusia dalam peredaran darah manusia, darah selalu mengalir di
dalam pembuluh darah, karenanya disebut sebagai peredaran darah
tertutup. Berdasarkan aliran darahnya, peredaran darah manusia
diberdakan menjadi dua, yaitu peredaran darah bersar dan peredaran darah
kecil.
Peredaran darah kecil, dimana perdedaran darah berlangsung dari
jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Darah yang
menuju paru-paru mengandung karbondioksida sedangkan darah yang
kembali ke jantung mengandung banyak oksigen.

26
Peredaran darah besar, dimana peredaran darah berlangsung dari
jantung menuju ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung. Dengan
mencermati proses peredaran darah, dapat disimpulkan bahwa kerja bilik
jantung lebih berat dari bagian serambi jantung. Oleh karena itu, dinding
jantung pada bagian bilik lebih tebal dari pada bagian serambi karena kerja
bilik lebih berat yaitu memompa darah ke seluruh tubuh.
2. gangguan sistem peredaran darah dan cara pencegahannya
a) alat-alat peredaran darah dapat mengalami gangguan antara lain :
gangguan pada organ peredaran darah manusia dapat terjadi
karena keturunan, kelainan bawaan (kelainan sejak lahir), maupun gaya
hidup dan makanan yang tidak sehat, misalnya terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi,
kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Gangguan
pada organ peredaran darah manusia diantaranya :
1) Anemia
Gangguan ini berupa rendahnya kadar Hb (Hemoglobin)
dalam darah, ciri-ciri penderitanya adalah mudah Lelah dan sering
merasa pusing, pucat, mata berkunang-kunang. Anemia dapat
disebabkan oleh luka yang mengeluarkan banyak darah, kekurangan
zat besi, atau adanya penyakit seperti kanker tulang.
2) Hipertensi
Hipertensi ditunjukkan dengan tingginya tekanan darah,
biasanya penderita hipertensi sering merasa pusing, jantung berdebar-
debar, sesak napas jika terlalu lelah, pundak dan leher terasa kaku,
mudah lelah, serta mudah marah. Penyakit ini dapat disebabkan faktor
keturunan serta kebiasaan makanan yang berlemak dan kolesterol
tinggi, kebiasaan merokok dan minum-minuman keras, mengalami
stress, usia, dll. Besar kecilnya tekanan darah seseorang dapat diukur
menggunakan tensimeter. Untuk mengatasi penyakit hipertensi usaha-
usaha yang dapat dilakukan diantaranya :
a. Diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh

27
b. Berhenti merokok dan alcohol
c. Latihan fisik/olahraga secara teratur dan menghindari stress
3) Hipotensi (tekanan rendah)
Hipotensi (tekanan darah rendah) dapat terjadi karena
menderita penyakit misalnya diare, gangguan pada jantung, infeksi,
dehidrasi, sedang hamil, kehilangan banyak darah, kekurangan nutrisi,
dll.gejala hipotensi diantaranya ialah tiba-tiba merasa pusing atau
malah terjatuh dan pingsan atau yang paling umum ialah merasa
pusing ketika merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk atau
berdiri.

4) Kanker darah (leukimia)


Penyakit ini disebabkan sel-sel darah putih yang
memperbanyak diri tanpa terkendali yang mengakibatkan sel darah
putih ini memakan sel darah merah. Kelainan ini disebabkan karena
zat-zat karsinogenik (zat yang memicu timbulnya kanker)
5) Hemofilia
Gangguan ini disebabkan adanya kelainan yang
menyebabkan darah sulit membeku jika terjadi luka. Penyakit ini
merupakan penyakit keturunan.
6) Varises
Varises ini merupakan pelebaran pembuluh balik (vena) yang
umumnya terjadi di bagian betis. Di bagian betis tersebut tampak
terjadinya tonjolan berbelok-belok berwarna biru yang disebut varises.
Varises terjadi karena terlalu lama berdiri atau kerja yang banyak
menggunakan kaki
7) Sklerosis
Sclerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena
terbentuknya kerak keras di bagian dalam dinding pembuluh nadi.bila
kerak tersebut dari senyawa kalsium disebut arterisoklerosis. Akibat
adanya kerak pada dinding pembuluh darah, bisa menyebabkan

28
penyempitan pembuluh darah dan akibat selanjutnya terjadi hipertensi
(tekanan darah tinggi). Sclerosis dapat disebabkan makanan yang
tidak sehat, banyak mengandung lemak.
8) Penyakit jantung coroner
Penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol penyakit
jantung coroner, terjadi karena adanya penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah arteri coroner sehingga menyumbatnya.
Penyakit ini disebabkan makanan yang banyak mengandung
kolesterol.
9) Stroke
Stroke disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak
sehingga saraf-saraf yang ada di otak tidak memperoleh cukup
oksigen. Keadaan ini menyebabkan kerja saraf terganggu. Stroke
biasanya diawali dengan penyakit hipertensi, dan atau penyakit
jantung coroner.
10) Talasemia
Pada penyakit ini, bentuk sel darah merahnya tidak beraturan.
Hal ini menyebabkan daya ikat sel darah merah terhadap oksigen dan
karbondioksidanya berkurang.
b) menjaga Kesehatan alat peredaran darah
menjaga Kesehatan alat peredaran darah dapat dilakukan dengan
berolaharaga secara teratur. Berolahraga dapat membantu melancarkan
peredaran darah. Berolahraga sebaiknya diawali dengan pemanasan.
Pemanasan membuat kecepatan denyut jantung bertambah secara
bertahap.
Memelihara alat peredaran darah agar alat peredaran kita dapat
bekerja dengan baik pada saat mengedarkan oksigen dan sari-sari makanan
ke seluruh tubuh maka kita perlu menjaga dan memeliharanya dengan
baik. Hal ini juga dapat mencegah munculnya penyakit atau gangguan
yang menyerang alat peredaran darah tersebut. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk memelihara alat peredaran darah kita adalah dengan

29
melakukan pola hidup yang sehat. Beberapa upaya lainnya yang dapat
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut. Olahraga secara teratur
olahraga dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai
penyakit. Selain itu, olahraga juga dapat membuat jantung yang
merupakan alat peredaran darah dapat berfungsi dengan baik. Menghindari
makanan berlemak. Lemak di dalam darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Akibat penyempitan pembuluh darah akan
timbul penyakit jantung dan pendarahan otak. Menghindari rokok dan
minuman beralkohol. Zat-zat yang terkandung di dalam rokok dapat
menyebabkan penyakit jantung. Selain merokok, mengkonsumsi minuman
beralkohol juga dapat mempengaruhi alat peredaran darah. Jumlah alcohol
yang terlalu banyak di dalam darah dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lemah dan mudah terserang penyakit. Makan-makanan yang bergizi cukup
dan seimbang tidur dan istirahat yang cukup.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah luar biasa negeri
kabupaten kutai barat yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan
16 Siswa perempuan. Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di
Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Kutai Barat dengan Waktu
penelitian perbaikan sebagai berikut
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Pra Siklus Senin, 13 April 2020
2 Siklus I Senin, 20 April 2020
3 Siklus II Senin, 27 April 2020

B. Deskripsi Per Siklus


Prosedur penelitian Tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin
yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni : 1) Perencanaan

30
(Planning), 2) Tindakan (acting), 3) Pengamatan (Observing), 4) Refleksi
(Reflecting). Menurut Zainal Aqib (2007:21), model Kurt Levin dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas

1. Pra Siklus
Pembelajaran Pra Siklus dilaksanakan tanggal 13 April 2020 , penulis
mengadakan pembelajaran IPA dengan materi “peredaran darah manusia” dan
dilakukan dalam bentuk simulasi tanpa siswa.
a) Rencana pra siklus
Pada pembelajaran pra siklus penulis merencanakan pembelajaran dengan
membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Pada saat pelaksanaan

31
pembelajaran pra siklus, disiapkan lembar soal untuk mengumpulkan data
nilai tes format siswa. Antara penulis dan pengamat datang lebih awal
untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang akan di observasi.

b) Pelaksanaan pra siklus


1) Secara umum
a. Berdoa
b. Mengabsen siswa
c. Memotivasi siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik
2) Secara khusus
a. Secara klasikal siswa memperhatilan penjelasan guru tentang organ
peredaran darah manusia
b. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang alat
peredaran darah manusia
c. Secara klasikal siswa mengamati gambar peredaran darah manusia
d. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
e. Siswa Bersama guru membahas hal diskusi
f. Siswa Bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran
g. Siswa mengerjakan soal tes formatif
h. Siswa Bersama guru mengoreksi hasil tes formatif
c) Observasi pembelajaran pra siklus
Pada tahap kegiatan pengamatan observasi guru meminta bantuan
teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Penulis juga menyiapkan catatan penting
tentang hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran.
d) Refleksi Pra Siklus
Ditemukan banyak kekurangan pada pembelajaran pra siklus,
terbukti hasil rata-rata nilai tes formatif siswa hanya mencapai 58.00. dari
hal-hal tersebut diindikasikan penyebabnya adalah karena penulis tidak
menggunakan metode dan media yang tepat dalam pembelajaran IPA.

32
Oleh karena itu diperlukan perbaikan pembelajaran dengan metode dan
media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siklus I
a) Rencana Siklus I
Perbaikan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. perbaikan
siklus I dilaksanakan dalam bentuk simulasi tanpa siswa dan dilakukan
tanggal 20 April 2020 dengan uraian sebagai berikut: setelah rencana
perbaikan disetujui oleh supervisor, penulis meminta ijin kepada kepala
sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan
data, penulis meminta bantuan rekan sejawat. Sebelum perbaikan
pembelajaran dimulai, guru peneliti dan pengamat menyamakan persepsi
tentang aspek-aspek perbaikan yang perlu di amati. Dalam pelaksanaannya
pengamat duduk di delakang dan mengamati jalannya perbaikan
pembelajaran. Untuk pengamat diberikan lembar observasi yang telah
disiapkan dan datang ± 15 menit sebelum perbaikan pembelajaran dimulai.
Untuk mata pelajaran IPA yang menjadi fokus perbaikan adalah “apakah
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
peredaran darah manusia siswa kelas V Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kutai Barat ?”.
Perencanaan perbaikan siklus I
1) Secara Umum
a. Berdoa
b. Mengabsen siswa
c. Menyiapkan media pembelajaran
d. Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik
2) Secara Khusus
e. Secara Klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
organ peredaran darah manusia

33
f. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia.
g. Secara klasikal siswa mengamati gambar peredaran darah manusia
di papan tulis.
h. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
i. Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporna tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
j. Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
k. Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
l. Siswa Bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran
m. Siswa mengerjakan soal tes formatif
n. Siswa Bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.

b) Pelaksanaan perbaikan siklus I


1) Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa alat
peraga organ peredaran darah manusia
2) Guru memasang gambar dan menjelaskan alat peredaran darah
manusia.
3) Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang peredaran
darah manusia
4) Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan organ peredaran
darah manusia
5) Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
6) Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
7) Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
8) Secara individual siswa menulis rangkuman

34
c) Pengamatan / observasi siklus I
Pada tahap kegiatan pengamatan/observasi guru meminta bantuan
teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi yang disiapkan dan
disepakati dengan pengamat adalah observasi, data yang dikumpulkan
berupa hasil tes formatif siswa. Guru memberikan tes formatif kepada
siswa yang hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan
pembelajaran yang telah disepakati Bersama sebelumnya pada lembar
observasi. Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran.

d) Refleksi siklus I
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian
guru melakukan refleksi diri serta diskusi dengan teman sejawat mengenai
hasil tes formatif siswa. Dalam siklus I ditemukan beberapa belajar siswa
sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan pada beberapa aktivitas yang
belum maksimal pada kegiatan-kegiatan antara lain :
1) Persiapan alat peraga bagi semua kelompok siswa dan guru
2) Pemberian motivasi kepada siswa
3) Pemberian persepsi yang lebih menarik
4) Pemberian informasi kegiatan yang lebih jelas
5) Penggunaan media secara maksimal
6) Pengelolaan diskusi kelompok yang efektif
7) Bimbingan terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok.
8) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
9) Ketertiban siswa saat penjeladan dari guru dan saat berdiskusi
10) Antusiasme siswa untuk bertanya jawab dan berdiskusi
11) Penggunaan media secara maksimal.
12) Penampilan siswa dalam demokrasi dan menanggapi hasil diskusi
kelompok lain.

35
Hasil tes formatif siswa mengalami peningkatan tetapi masih ada
24% siswa belum mencapai KKM oleh karena itu direncanakan ada
perbaikan pembelajaran siklus II dengan penekanan pada peningkatan
terhadap hasil belajar siswa.

3. Siklus II
a) Perencanaan Perbaikan Siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan dalam bentuk simulasi tanpa siswa pada
tanggal 27 April 2020 dengan uraian sebagai berikut :
1) Secara Umum
a. Berdoa
b. Mengabsen siswa
c. Menyiapkan media pembelajaran
d. Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik.
2) Secara Khusus
a. Secara Klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
organ peredaran darah manusia
b. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia.
c. Secara klasikal siswa mengamati gambar peredaran darah
manusia di papan tulis.
d. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
e. Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
f. Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
g. Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi

36
h. Siswa Bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran
i. Siswa mengerjakan soal tes formatif
j. Siswa Bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.
k.
b) Pelaksanaan perbaikan siklus II
1) Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa alat
peraga organ peredaran darah manusia
2) Guru memasang gambar dan menjelaskan alat peredaran darah
manusia.
3) Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
4) Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan organ peredaran
darah manusia
5) Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
6) Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
7) Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
8) Secara individual siswa menulis rangkuman

c) Pengamatan / Observasi Siklus II


Pada tahap kegiatan pengamatan/observasi guru meminta bantuan
teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi yang disiapkan dan
disepakati dengan pengamat adalah observasi, data yang dikumpulkan
berupa hasil tes formatif siswa. Guru memberikan tes formatif kepada
siswa yang hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan
pembelajaran yang telah disepakati Bersama sebelumnya pada lembar
observasi. Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran.

d) Refleksi Siklus II

37
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian
guru melakukan refleksi lagi serta diskusi dengan teman sejawat mengenai
penampilan aktivitas perbaikan yang sudah dilaksanakan. Dalam siklus II
beberapa aktivitas belajar siswa yang direncanakan diperbaiki dari siklus I
sudah menunjukan hasil yang baik dan tidak ditemukan kekurangan yang
berarti. Maka diputuskan bahwa perbaikan pembelajaran hanya sampai
siklus II.
e) Teknik analisis data
Dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dua jenis data,
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Kunandar (2008 : 123)
data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan
data kualitati dapat dianalisis secara kualitatif.
a) Data Kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa.
b) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang
tingkat pemahamannya, antusiasnya, kepercayaan diri, dan
motivasinya.
1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar
siswa.
b) Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran
dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat
peraga garis bilangan mistar.
c) Diskusi antara guru, supervisor 2, dan kolaborator untuk
refleksi hasil siklus penelitian tindakan kelas.
2. Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, menggunakan butir soal/ instrument soal untuk
mengukur hasil belajar siswa.
b) Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur
tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPA.

38
Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
Penulis telah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus,
yaitu siklus I pada tanggal 20 April 2020 dan siklus II pada tanggal 27 April 2020
Dengan fokus perbaikan “ apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi alat peredaran darah manusia siswa kelas V Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri Kutai Barat?” maka diperoleh hasil data dari 25 siswa sebagai
berikut:
1. Pra siklus
Sebelum dilakukan Tindakan, proses belajar mengajar untuk mata
pelajaran IPA masih terfokus kepada guru dan kurang terfokus kepada siswa.
Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih ditekankan pada pengajaran dari pada
pembelajaran. Kondisi tersebut menjadikan aktifitas belajar siswa kelas V
cenderung rendah dan monoton, ditandai dengan siswa lebih senang diceramahi,
siswa lebih sedikit sekali yang mau bertanya, sedikit siswa yang mampu
menjawab pertanyaan, dan contoh-contoh materi pelajaran yang diberikan guru
masih kurang terkait dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari. Hal inilah
yang menyebabkan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada materi alat peredaran
darah manusia menjadi rendah, yaitu 58 seperti tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 hasil belajar pra siklus
No. Nama Siswa KKM Nilai
1 Reynard 65 50
2 Arkanjela 65 40
3 Delantaka 65 70
4 Vandi 65 60

39
5 Reyhan 65 20
6 Yeril 65 70
7 Alfito 65 40
8 Jimi Hadinata 65 50
9 Keyla 65 60
10 Arif 65 80
11 Eka F 65 80
12 Ema Vivi 65 100
13 Iswatun 65 40
14 IKA N Y 65 80
15 Yogi 65 80
16 Lutfia 65 70
17 Yohanes 65 50
18 M. Rony 65 20
19 Yabes 65 30
20 Ridwan 65 80
21 Nuriski 65 50
22 Yelsia 65 70
23 Marselina 65 60
24 Putri Patrisia 65 20
25 Tri Pujiastuti 65 80
Jumlah Nilai 1450
Rata-rata kelas 58
Jumlah siswa yang tuntas 11
Presentase siswa yang tuntas 44%
Jumlah siswa yang tidak tuntas 14
Presentase siswa yang tidak tuntas 56%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah nilai yang diperoleh pada
pra siklus adalah 1450 dengan rata-rata 58. Jumlah siswa yang tuntas adalah 11
orang dengan persentase 44% dan siswa yang belum tuntas ada 14 orang dengan
persentase 56% berikut grafik hasil belajar siswa pada pra siklus :

40
Gambar 4.1 Grafik hasil belajar IPA Pra Siklus
2. Siklus I
a) Rencana siklus
Perbaikan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II perbaikan
siklus I dilaksanakan tanggal 20 April 2020 dengan uraian sebagai
berikut : setelah rencana perbaikan disetujui oleh supervisor, penulis
meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan perbaikan
pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan rekan
sejawat. Sebelum perbaikan pembelajaran dimulai, guru peneliti dan
pengamat menyamakan persepsi tentang aspek-aspek perbaikan yang perlu
di amati. Dalam pelaksanaannya pengamat duduk di delakang dan
mengamati jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk pengamat diberikan
lembar observasi yang telah disiapkan dan datang ± 15 menit sebelum
perbaikan pembelajaran dimulai. Untuk mata pelajaran IPA yang menjadi
fokus perbaikan adalah “apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi peredaran darah manusia siswa kelas V Sekolah
Dasar Luar Biasa Negeri Kutai Barat ?”.

41
Perencanaan perbaikan siklus I
1) Secara Umum
a. Berdoa
b. Mengabsen siswa
c. Menyiapkan media pembelajaran
d. Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik
2) Secara Khusus
a. Secara Klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
organ peredaran darah manusia
b. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia.
c. Secara klasikal siswa mengamati gambar peredaran darah manusia
di papan tulis.
d. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
e. Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporna tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
f. Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
g. Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
h. Siswa Bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran
i. Siswa mengerjakan soal tes formatif
j. Siswa Bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.

b) Pelaksanaan perbaikan siklus I


1) Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa alat
peraga organ peredaran darah manusia
2) Guru memasang gambar dan menjelaskan alat peredaran darah
manusia.
3) Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang peredaran
darah manusia

42
4) Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan organ peredaran
darah manusia
5) Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
6) Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
7) Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
8) Secara individual siswa menulis rangkuman

c) Pengamatan/ Observasi Siklus I


Pada tahap kegiatan pengamatan/observasi guru meminta bantuan
teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi yang disiapkan dan
disepakati dengan pengamat adalah observasi, data yang dikumpulkan
berupa hasil tes formatif siswa. Guru memberikan tes formatif kepada
siswa yang hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan
pembelajaran yang telah disepakati Bersama sebelumnya pada lembar
observasi. Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran.
Berikut hasil observasi yang diperoleh pada siklus I :
1) Siswa cenderung masih belum aktif dalam pembelajaran
2) Siswa masih bingung dengan metode yang dilakukan oleh guru karena
metode baru
3) Siswa masih banyak yang mengobrol dengan temannya.
4) Berikut ini data hasil belajar siswa pada siklus I.
Tabel 4.2 hasil belajar siswa siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai
.
1 Reynard 65 70
2 Arkanjela 65 60
3 Delantaka 65 80
4 Vandi 65 100
5 Reyhan 65 40
6 Yeril 65 90

43
7 Alfito 65 60
8 Jimi Hadinata 65 70
9 Keyla 65 80
10 Arif 65 90
11 Eka F 65 100
12 Ema Vivi 65 100
13 Iswatun 65 100
14 IKA N Y 65 90
15 Yogi 65 90
16 Lutfia 65 100
17 Yohanes 65 70
18 M. Rony 65 50
19 Yabes 65 60
20 Ridwan 65 90
21 Nuriski 65 70
22 Yelsia 65 100
23 Marselina 65 80
24 Putri Patrisia 65 60
25 Tri Pujiastuti 65 100
Jumlah Nilai 2000
Rata-rata kelas 80
Jumlah siswa yang tuntas 19
Presentase siswa yang tuntas 76%
Jumlah siswa yang tidak tuntas 6
Presentase siswa yang tidak tuntas 24%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah niai yang diperoleh pada
siklus I adalah 2000 dengan rata-rata nilai 80. Jumlah siswa yang tuntas adalah 19
orang dengan persentase 76% dan siswa yang belum tuntas ada 6 orang dengan
persentase 24%. Berikut grafik hasil belajar siswa pada siklus I.

44
Gambar 4.2 grafik hasil belajar siklus I
d) Refleksi siklus I
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian
guru melakukan refleksi diri serta diskusi dengan teman sejawat mengenai
hasil tes formatif siswa. Dalam siklus I ditemukan beberapa belajar siswa
sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan pada beberapa aktivitas yang
belum maksimal pada kegiatan-kegiatan antara lain :
1) Persiapan alat peraga bagi semua kelompok siswa dan guru
2) Pemberian motivasi kepada siswa
3) Pemberian persepsi yang lebih menarik
4) Pemberian informasi kegiatan yang lebih jelas
5) Penggunaan media secara maksimal
6) Pengelolaan diskusi kelompok yang efektif
7) Bimbingan terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok.
8) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
9) Ketertiban siswa saat penjeladan dari guru dan saat berdiskusi
10) Antusiasme siswa untuk bertanya jawab dan berdiskusi
11) Penggunaan media secara maksimal.

45
12) Penampilan siswa dalam demokrasi dan menanggapi hasil diskusi
kelompok lain.
Hasil tes formatif siswa mengalami peningkatan tetapi masih ada
24% siswa belum mencapai KKM oleh karena itu direncanakan ada
perbaikan pembelajaran siklus II dengan penekanan pada peningkatan
terhadap hasil belajar siswa.

3. Siklus II
a) Perencanaan perbaikan siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan tanggal 27 April 2020 dengan uraian
sebagai berikut :
1) Secara Umum
a. Berdoa
b. Mengabsen siswa
c. Menyiapkan media pembelajaran
d. Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik.
2) Secara Khusus
e. Secara Klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
organ peredaran darah manusia
f. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia.
g. Secara klasikal siswa mengamati gambar peredaran darah manusia
di papan tulis.
h. Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
peredaran darah manusia
i. Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
j. Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
k. Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
l. Siswa Bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran

46
m. Siswa mengerjakan soal tes formatif
n. Siswa Bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.

b) Pelaksanaan perbaikan siklus II


1) Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa alat
peraga organ peredaran darah manusia
2) Guru memasang gambar dan menjelaskan alat peredaran darah
manusia.
3) Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang peredaran
darah manusia
4) Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan organ peredaran
darah manusia
5) Siswa berdiskusi kelompok dan membuat laporan tentang alat
peredaran darah manusia dalam Lembar Kerja Kelompok.
6) Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil
pengamatannya tentang alat peredaran darah manusia
7) Siswa Bersama guru membahas hasil diskusi
8) Secara individual siswa menulis rangkuman

c) Pengamatan / Observasi Siklus II


Pada tahap kegiatan pengamatan/observasi guru meminta bantuan teman
sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Berikut hasil observasi pada pembelajaran siklus I :
1) Siswa aktif dalam pembelajaran
2) Siswa senang dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi
3) Berikut hasil belajar siswa siklus II

Tabel 4.3 hasil belajar siswa siklus II


No. Nama Siswa KKM Nilai
1 Reynard 65 90

47
2 Arkanjela 65 80
3 Delantaka 65 90
4 Vandi 65 100
5 Reyhan 65 60
6 Yeril 65 100
7 Alfito 65 80
8 Jimi Hadinata 65 90
9 Keyla 65 100
10 Arif 65 100
11 Eka F 65 100
12 Ema Vivi 65 100
13 Iswatun 65 100
14 IKA N Y 65 100
15 Yogi 65 100
16 Lutfia 65 100
17 Yohanes 65 90
18 M. Rony 65 70
19 Yabes 65 80
20 Ridwan 65 100
21 Nuriski 65 80
22 Yelsia 65 100
23 Marselina 65 90
24 Putri Patrisia 65 70
25 Tri Pujiastuti 65 100
Jumlah Nilai 2270
Rata-rata kelas 90.8
Jumlah siswa yang tuntas 24
Presentase siswa yang tuntas 96%
Jumlah siswa yang tidak tuntas 1
Presentase siswa yang tidak tuntas 4%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah niai yang diperoleh pada
siklus II adalah 2270 dengan rata-rata nilai 90.8. Jumlah siswa yang tuntas adalah
24 orang dengan persentase 26% dan siswa yang belum tuntas ada 1 orang
dengan persentase 4%. Berikut grafik hasil belajar siswa pada siklus II.

48
Gambar 4.3 grafik hasil belajar siklus II
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian guru
melakukan refleksi lagi serta diskusi dengan teman sejawat mengenai penampilan
aktivitas perbaikan yang sudah dilaksanakan. Dalam siklus II beberapa aktivitas
belajar siswa yang direncanakan diperbaiki dari siklus I sudah menunjukan hasil
yang baik dan tidak ditemukan kekurangan yang berarti. Maka diputuskan bahwa
perbaikan pembelajaran hanya sampai siklus II. Berikut adalah hasil rekapitulasi
data hasil belajar siswa mata pelajaran IPA.

Tabel 4.4 rekapitulasi nilai IPA siswa kelas V


Perolehan Nilai
No
Nama Siswa KKM Pra
. Siklus I Siklus II
Siklus
1 Reynard 65 50 70 90
2 Arkanjela 65 40 60 80
3 Delantaka 65 70 80 90
4 Vandi 65 60 100 100
5 Reyhan 65 20 40 60
6 Yeril 65 70 90 100
7 Alfito 65 40 60 80

49
8 Jimi Hadinata 65 50 70 90
9 Keyla 65 60 80 100
10 Arif 65 80 90 100
11 Eka F 65 80 100 100
12 Ema Vivi 65 100 100 100
13 Iswatun 65 40 100 100
14 IKA N Y 65 80 90 100
15 Yogi 65 80 90 100
16 Lutfia 65 70 100 100
17 Yohanes 65 50 70 90
18 M. Rony 65 20 50 70
19 Yabes 65 30 60 80
20 Ridwan 65 80 90 100
21 Nuriski 65 50 70 80
22 Yelsia 65 70 100 100
23 Marselina 65 60 80 90
24 Putri Patrisia 65 20 60 70
25 Tri Pujiastuti 65 80 100 100
Jumlah Nilai 1450 2000 2270
Rata-rata kelas 58 80 90.8
Jumlah siswa yang tuntas 11 19 24
Presentase siswa yang tuntas 44% 76% 96%
Jumlah siswa yang tidak tuntas 14 6 1
Presentase siswa yang tidak tuntas 56% 24% 4%

50
Gambar 4.4 grafik rekapitulasi hasil belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


Dari pengumpulan data hasil tes formatif siswa kelas V dalam mata
pelajaran IPA materi “Alat peredaran darah manusia” , didapatkan nilai rata-rata
pada pembelajaran pra siklus hanya mencapai 58,00. Kemudian meningkat
menjadi 80,00 setelah dilakukan perbaikan siklus I dan menjadi 90,80 setelah
dilakukan perbaikan siklus II. Untuk pencapaian KKM didapatkan hasil yang
meningkat yaitu 44% pada pembelajaran pra siklus menjadi 76 % setelah
perbaikan pembelajaran siklus I dan 96% setelah perbaikan pembelajaran siklus
II.
Hasil prestasi siswa yang rendah pada saat pembelajaran pra siklus
disebabkan karena pada saat pembelajaran penulis hanya menggunakan media
gambar, sehingga siswa kurang memahami materi. Peningkatan hasil prestasi
siswa terjadi setelah dilakukan perbaikan siklus I dan siklus II disebabkan media
yang digunakan penulis saat mengajar lebih bervariasi yaitu menggunakan media
konkrit yang merupakan alat peredaran darah manusia. Media tersebut dapat
digunakan bergantian oleh semua siswa dalam satu kelompok sehingga siswa
menjadi tertarik, berkesan dan ingat.
Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat didapatkan hasil persentase
hasil aktivitas belajar siswa meningkat pada pembelajaran pra siklus, ke
pembelajarn siklus II. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran pra
siklus dikarenakan penulis hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
pembelajaran. Perbaikan pada siklus I dan II metode yang digunakan lebih
bervariasi yaitu metode demonstrasi melalui perwakilan kelompok diskusi.
Dengan metode ini siswa akan lebih aktif mencoba penelitian, memaparkan hasil
diskusi dan mendemonstrasikan hasil diskusi kelompoknya.

51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa
pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I maupun siklus II pada mata
pelajaran IPA materi alat peredaran darah manusia. Setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan nilai
rata-rata yaitu 58,00 (pra siklus), 80,00 (siklus I), dan 90,80 (siklus II).

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan
saran dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa antara
lain :
1) Bagi siswa
a. Membiasakan diri berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah
b. Membiasakan bertanya jika belum memahami materi pelajaran

52
2) Bagi guru
a. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan siswa untuk pembelajaran semua mata pelajaran
b. Menggunakan media yang tepat dan menarik dalam setiap proses
pembelajaran dan usahakan media pembelajaran yang digunakan masih
mudah didapat dilingkungan sekolah dan sekitarnya.
c. Memperbanyak intensitas latihan agar siswa terbiasa dengan metode yang
diterapkan oleh guru dan selalu terpantau hasil belajarnya.
d. Membiasakan saling berkolaborasi dengan teman sejawat untuk membantu
menilai proses pembelajaran yang guru lakukan.
e. Selalu menambah wawasan baru tentang metode, media dan alat
pembelajaran yang tepat dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pemebelajaran.

3) Bagi Lembaga
a. Perlunya mengoptimalkan KKG sekolah maupun Gugus Sekolah
untuk berdiskusi membahas masalah-masalah yang terjadi di kelas
atau sekolah secara kontinyu dan terarah.

53
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Asep Harry Hernawan, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan


Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan Nasional. 2002:895. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ibrahim R dan Nana Syaodih. 2003.. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:


Rineka Cipta

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa.


Yogyakarta:Adi Cita

Roetiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakart: Rineka Cipta

Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka

Udin S. Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD,


Jakarta:Universitas Terbuka

54
Wardani IGAK, Wihardit. K Nasution . N. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PRA SIKLUS)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : V/ II
Pertemuan Ke : I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk alat peredaran darah manusia.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat peredaran darah manusia yang terdapat pada tubuh
manusia serta fungsinya.

55
C. Indikator
1. Mengidentifikasi alat peredaran darah manusia .
2. Menyebutkan alat peredaran darah manusia .
3. Menjelaskan cara kerja alat peredaran darah manusia .

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam alat peredaran darah
manusia .
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara kerja alat peredaran darah manusia
.
3. Peserta didik dapat menunjukan pada alat peraga alat peredaran darah
manusia .

E. Materi Ajar
Alat peredaran darah manusia .

F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber alat peredaran darah
manusia dan alat peredaran darah manusia .

56
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber alat peredaran darah manusia dan alat peredaran
darah manusia .
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.

I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :

57
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Sendawar, 7 April 2020


Mahasiswa

Meliana Omi
NIM. 821683141

58
Lampiran 1.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : V/ II
Pertemuan Ke : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk alat peredaran darah manusia .

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat peredaran darah manusia yang terdapat pada tubuh
manusia serta fungsinya.

C. Indikator
1. Mengidentifikasi alat peredaran darah manusia .
2. Menyebutkan alat peredaran darah manusia .
3. Menjelaskan cara kerja alat peredaran darah manusia .

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam alat peredaran darah
manusia .
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara kerja alat peredaran darah
manusia .
3. Peserta didik dapat menunjukan pada alat peraga alat peredaran darah
manusia .

E. Materi Ajar
Alat peredaran darah manusia .

59
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Percobaan/ Demonstrasi.
5. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber alat peredaran darah
manusia dan alat peredaran darah manusia .
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber alat peredaran darah manusia dan alat peredaran
darah manusia .
- Dengan bimbingan guru, siswa melakukan percobaan bersama teman
kelompoknya.
- Salah satu wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, siswa
yang lain memperhatikan.
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

60
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
- Memberikan PR.
H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.
3. Alat peraga.

I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Sendawar, April 2020


Mahasiswa

Meliana Omi
NIM. 821683141

61
Lampiran 1.2

62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : V/ II
Pertemuan Ke : III (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk alat peredaran darah manusia .

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat peredaran darah manusia yang terdapat pada tubuh
manusia serta fungsinya.

C. Indikator
1. Mengidentifikasi alat peredaran darah manusia .
2. Menyebutkan alat peredaran darah manusia .
3. Menjelaskan cara kerja alat peredaran darah manusia .

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam sumber alat peredaran
darah manusia .
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara alat peredaran darah manusia .
3. Peserta didik dapat menunjukan pada alat peraga alat peredaran darah
manusia .

E. Materi Ajar
Alat peredaran darah manusia .

F. Metode Pembelajaran

63
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Percobaan/ Demonstrasi.
5. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber alat peredaran darah
manusia dan alat peredaran darah manusia .
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber alat peredaran darah manusia dan alat peredaran
darah manusia .
- Dengan bimbingan guru, siswa melakukan percobaan bersama teman
kelompoknya.
- Salah satu wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, siswa
yang lain memperhatikan.
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

64
H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.
3. Alat Peraga.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Sendawar, April 2020


Mahasiswa

Meliana Omi
NIM. 821683141

Lampiran 2

65
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Materi : Perpindahan Panas


Kelas : IV

Nama : Meliana Omo


NIM : 837278428
Program Studi : S1-PGSD
UPBJJ : UT-Samarinda

A. Refleksi Komponen
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Kegiatan membuka pelajaran yang saua lakukan sudah dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan
baik.

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi / bahan ajar yang saya sajikan
sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal siswa ?)
Siswa menanggapi materi yang saya sajikan sesuai harapan karena sesuai
dengan kemampuan siswa.

3. Bagaimana respons siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ?


(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi /
materi yang diajarkan?)
Respon siswa terhadap materi pembelajaran yang saya gunakan yaitu
fungsi organ tubuh manusia mungkin kurang jelas untuk dipahami/untuk
menguasai materi yang saya ajarkan.

66
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode / teknik pembelajaran yang
saya gunakan ?
Metode ceramah yang saya padukan dengan metode tanya jawab
mendapat tanggapan yang positif dari siswa.

5. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan / intruksi yang saya berikan


dengan baik ?
Sebagian siswa dapat menangkap penjelasan yang saya berikan.

B. Refleksi terhadap implementasi RPP


1. Apakah rencana pembelajaran yang saya susun dapat berjalan
sebagaimana mestinya? (Jika tidak seleuruhnya, apakah saya telah
melakukan penyesuian rencana pembelajaran dengan baik?)
Rencana pembelajaran yang saya susun dapat berjalan sebagaimana
mestinya.

2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun dan melakukan


pembelajaran? Dalam hal apa saja penguasaan materi, penggunaan bahan
dan media, penataan kegiatan, penggunaan metode dan teknik
pembelajaran, penataan kegiatan, pengelolaan kelas, komunikasi dan
pendekatan terhadap siswa, penggunaan waktu, serta penilaian belajar?
Kelemahan saya adalah dalam penggunaan bahan dan media ternyata
kurang karna saya menjelaskan tidak menggunakan media.

3. Apakah ada rencana pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan? Jika


ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti rencana pelaksanaan
pembelajaran semula?
Rencana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

67
68

Anda mungkin juga menyukai