OLEH :
ARMELIANI MONICA
NIM :858401617
iv
Sekolah dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi upaya peningkatan mutu
pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Akhirnya penulis mengharapkan dari para pembaca, agar berkenan
memberikan masukan dan saran dalam rangka penyempurnaan laporan perbaikan
pembelajaran ini. Atas perhatian dan sumbangan pikirannya diucapkan terima
kasih
ARMELIANI MONICA
NIM. 858401617
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
E. Batasan Istilah ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .......................................................................... 9
1. Hakikat Belajar ................................................................ 9
2. Hasil Belajar ................................................................... 10
a. Hakikat Hasil Belajar ................................................ 10
b. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar ...................................................................... 11
3. Matematika .................................................................... 12
a. Pengertian Matematika ............................................. 12
b. Tujuan Pembelajaran Matematika.............................. 13
4. Materi Luas dan Keliling Bangun Datar ......................... 14
a. Luas Persegi dan Panjang Satuan Tidak
Baku......................................................................... 14
vi
5. Media Pembelajaran......................................................... 20
a. Pengertian Media Pembelajaran ................................. 20
b. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ................... 20
c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran yang Baik .................... 22
6. Media Papan Geoboard .................................................... 22
a. Pengertian Geoboard/Papan Berpaku ......................... 22
b. Langkah Pembelajaran Menggunakan Geoboard/
Papan berpaku .............................................................. 23
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Geoboard/
Papan berpaku............................................................... 24
d. Cara Membuat Papan Geoboard ................................. 24
7. Model Pembelajaran ....................................................... 25
a. Pengertian Model Pembelajaran ................................. 25
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran yang Baik ................... 26
8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................... 27
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD ........................................................................ 27
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD ................................................................ 27
c. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD ................................................................ 28
B. Penelitian Relevan .................................................................... 29
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 30
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek, Waktu dan Lokasi Penelitian.............. ...................... 32
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ......................... ..... 32
C. Teknik Analisis Data
1. Jenis Data……….. .......................................................... . 40
2. Sumber Data ..................................................................... 41
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 41
vii
4. Analisis Data ................................................................... 42
5. Kriteria Keberhasilan Tindakan........................................ 42
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas
III SDN 001 Penajam Paser Utara dalam materi Luas dan Keliling Bangun
Datar.
Berdasarkan observasi prasiklus di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika dikelas III yang masih menggunakan metode ceramah adalah 3 siswa
mencapai ketuntasan 12,5 %,dan 20 siswa 83,3 % tidak tuntas dengan nilai rata-
rata 40,0, dengan KKM mata pelajaran Matematika yaitu 77. Dengan
menggunakan hasil studi lapangan, peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas di kelas III SDN 001 Penajam
semester genap tahun pelajaran 2022/2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar matematika materi bidang permukaan dan keliling
bangun datar menggunakan media geoboard dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SDN 001 Penajam. Tes hasil belajar
siswa digunakan sebagai bentuk pengumpulan data. Metode analisis data dengan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Informasi kuantitatif berupa nilai rata-rata,
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dan data kualitatif yaitu informasi tentang
klasifikasi, ciri-ciri berupa pertanyaan atau fakta. Pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran ini dilakukan menggunakan media Geoboard melalui
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlaksana dengan 2 siklus. Adapun
perbaikan pada siklus I dengan persentase ketuntasan sebanyak 33,3% dengan
jumlah 8 siswa dan persentase ketidak tuntasan sebanyak 66,7% dengan jumlah
16 siswa dengan nilai rata-rata 70,0, dan Siklus II dengan persentase ketuntasan
sebanyak 95,8% dengan jumlah 23 siswa dan persentase ketidak tuntasan
sebanyak 4,2% dengan jumlah 1 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa sesudah
penggunaan media Geoboard melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Hasil belajar matematika, Kooperatif STAD, Media Geoboard, Luas dan
Keliling Bangun Datar
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nasional
diharapkan mampu mengembangkan keterampilan peserta didik serta karakter
dan peradaban bangsa, yang keduanya penting untuk mencerdaskan
kehidupan masyarakat. agar peserta didik dapat memenuhi potensinya dan
tumbuh menjadi manusia yang bermoral, cakap, kreatif, mandiri, dan mandiri
yang dapat berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis dan menjadi
warga negara yang baik (Khuzaeva, 2014). Sedangkan Menurut (Ulfa, 2019)
Pendidikan adalah usaha sadar manusia yang mendasar dan terorganisasi
yang tugasnya menyelaraskan jiwa dan budi pekerti peserta didik dengan cita-
cita pendidikan.
2
Namun, mengingat pelajaran matematika banyak memuat konsep-konsep
abstrak, yang membutuhkan ketelitian, serta rumitnya penggunaan rumus,
seringkali membuat siswa enggan untuk mempelajarinya (Febriyandani &
Kowiyah, 2021). Selama ini, dalam proses pembelajaran matematika masih
belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu guru masih mendominasi dalam
pembelajaran, terutama pada pendidikan sekolah dasar (SD). Seringkali siswa
hanya duduk diam untuk mendengarkan penjelasan dari gurunya kemudian
mencatat dan selanjutnya mengerjakan soal latihan, seringkali soal dan
penyelesaiannya tidak berbeda jauh dengan apa yang dicontohkan oleh guru
di depan kelas.
3
siswa cepat bosan dan malas mengerjakan tuguas dari guru. faktor lain yang
membuat rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru hanya berfokus
untuk mengajar materi yang harus disampaikan kepada anak dan kurang
memperhatikan kebermaknaan pengetahuan tersebut. Sehingga kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktitf menemukan sendiri
konsepnya. Perilaku siswa tersebtu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika.
4
pengalaman belajar yang terarah dan menyenangkan. Siswa lebih cenderung
mengingat informasi yang disajikan kepada mereka berkat proses
pembelajaran yang bermakna ini. Penyampaian materi di kelas juga dapat
dipermudah oleh guru dengan bantuan media pembelajaran(Pujianingtias,
Saputra, dan Mujahir, 2019).
5
Agar proses pembelajaran yang dilaksanakan bisa maksimal, maka perlu
dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Melalui media
pembelajaran siswa dapat memahami tentang materi yang dipelajari. Media
pembelajaran yang sesuai dipergunakan untuk mendukung proses
pembelajaran Matematika dengan model pembeajaran kooperatif tipe STAD
adalah media Geoboard / papan berpaku. Geoboard adalah alat bantu dalam
mengajarkan konsep geometri, seperti konsep bangun datar, konsep keliling
bangun datar, dan menghitung serta menentukan luas sebuah bangun datar
(Latstrijanah, 2017).
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
pada peneliti adalah Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika pada
materi luas dan keliling bangun datar menggunakan media Geoboard melalui
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SDN 001
Penajam ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematikapada materi luas dan Keliling bangun datar menggunakan media
Geoboard melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa
kelas III SDN 001 Penajam.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi guru
a. Sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan bagi guru matematika
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai.
b. Sebagai alat bantu mempermudah penyampaian materi
pembelajaran.
2. Bagi siswa
a. Sebagai pengenalan metode pembelajaran yang berbeda dari
pembelajaran sebelumnya.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan
kegiatan penelitian yang sejenis
4. Bagi kepala sekolah
Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan berbagai
kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan
peningkatan prestasi belajar.
7
E. Batasan Istilah
1. Peningkatan hasil belajar matematika menggunakan media
Geoboard.
2. Pokok bahasan matematika adalah keliling dan luas bangun datar.
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD).
8
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
Hakikat belajar adalah proses pemerolehan pengetahuan, keterampilan,
pemahaman, atau sikap melalui studi, pengalaman, atau instruksi. Belajar
adalah aktivitas berkelanjutan dalam kehidupan manusia di mana orang
memperoleh pengetahuan baru, memahami konsep kompleks,
mengembangkan keterampilan praktis, atau mengubah sikap dan perilaku
mereka. Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, keterampilan,
pengetahuan atau pengalaman baru melalui studi, instruksi, praktik atau
pengalaman. Ini membutuhkan pemrosesan informasi baru, pemahaman
konsep, dan pengembangan keterampilan yang memungkinkan individu untuk
tumbuh dan berkembang.
Belajar dapat terjadi di sekolah, perguruan tinggi, atau institusi pendidikan
lainnya, di mana kita mengikuti program yang terstruktur dan mengikuti
kurikulum tertentu. Di lingkungan formal ini, kita bisa belajar dari guru,
profesor, atau instruktur yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam
bidang yang diajarkan.Selain itu, belajar juga dapat terjadi di luar lingkungan
formal. Misalnya, kita bisa belajar melalui membaca buku, artikel, atau
sumber informasi lainnya.
Belajar juga bisa terjadi melalui pengalaman langsung, seperti melalui
percobaan, pengamatan, atau interaksi dengan orang lain. Teknologi juga telah
memungkinkan belajar secara mandiri melalui platform online, video tutorial,
atau aplikasi pembelajaran. Dalam era digital, banyak sumber daya belajar
online yang tersedia, memungkinkan akses ke pengetahuan dan informasi dari
berbagai bidang. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk aktif dan kreatif
dan memfasilitasi proses pembelajaran dalam menyampaikan matreri
pembelajaran kepada siswa sehingga, dapat membantu siswa mencapai
pemahamana yang mendalam.
2. Hasil Belajar
a. Hakikat Hasil Belajar
Memahami hasil belajar siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep
yang tidak dapat dipisahkan. Belajar berarti apa yang perlu dilakukan dalam mata
pelajaran. "Mengajar" adalah apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru
sebagai seorang guru. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dari
pembelajaran. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
yang dihasilkan dari belajar dalam arti yang lebih luas, meliputi ranah kognitif,
emosional, dan psikomotorik.
Dua konsep belajar mengajar yang diwujudkan oleh siswa dan guru
disatukan dalam satu kegiatan. Ada interaksi antara keduanya dan guru.Hanya
dalam proses belajar mengajar, keterampilan siswa harus dapat menggunakan
kreativitasnya untuk membuahkan hasil tanpa campur tangan guru lain. Menurut
Hamalik (dalam Sari, 2020) Hasil belajar adalah perilaku, nilai, pengetahuan,
sikap, apresiasi, keterampilan dan kemampuan. Sedangkan, Winkel (dalam Sari,
2020) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat
atau ukuran keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran atau mata pelajaran
tertentu yang meliputi tingkah laku, nilai, pengetahuan, sikap, penghayatan,
keterampilan dan kemampuan. Proses belajar mengajar membutuhkan interaksi
siswa-guru dan kreativitas siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Dalam konteks ini, hasil belajar mengacu pada perubahan tingkah laku seseorang
secara keseluruhan berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan –
keterampilan, kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah
diberi perlakuan oleh seorang guru untuk membangun pengetahuan tersebut.
dalam kehidupan sehari-hari.
10
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Sari (2020), hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah
menyelesaikan kegiatan belajar, mengikuti pembelajaran dan mencapai
prestasi tertentu. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah keterampilan
yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran. Prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi sebagai faktor yang
mempengaruhi baik dari faktor internal maupun faktor eksternal (Ahmad
Syafi'i, 2018).
Menurut Slameto dalam (Yulia Pramusinta, 2022), faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor intern:
a) Faktor Jasmaniah, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor Psikologis, yaitu intelegensi/kecerdasan yang meliputi
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan
c) Faktor Kelelahan, yaitu Kelelahan fisik diekspresikan dalam
kelemahan fisik dan kecenderungan untuk berbaring, dan kelelahan
mental diekspresikan dalam kelesuan dan kebosanan, di mana minat
dan keinginan untuk menghasilkan sesuatu menghilang.
2) Faktor ekstern:
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga,pengertian orang tua danlatar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
gurudengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah.
alat/media pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah .
c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat,mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
11
Dari berbagai pendapat di atas, terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu dari dalam diri siswa itu sendiri berupa kecakapan pribadi
(internal) dan dari faktor eksternal siswa itu sendiri yaitu lingkungan. Hasil belajar
dengan demikian adalah sesuatu yang dicapai atau dicapai siswa sebagai hasil
usaha atau pemikirannya dan dimana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga terwujud dalam diri individu itu sendiri dalam berbagai bidang
kehidupan.
3. Matematika
a. Pengertian Matematika
Dalam arti tertentu, matematika adalah ilmu yang terstruktur dan metodis,
artinya ide dan prinsip saling berhubungan. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika diperlukan untuk mengembangkan pemahaman yang
mendalam. (Siagian,2016). Pembelajaran matematika adalah tentang
memfasilitasi, mendorong dan mendukung siswa dalam belajar matematika.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar selalu menarik karena karakteristik
yang berbeda, terutama antara sifat siswa dengan sifat matematika. (Amir, 2014)
Matematika harus diajarkan kepada semua siswa sekolah dasar karena matematika
dapat mengajarkan siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, inovatif
dan mandiri. (Khuzaeva, Mengembangkan Pola Pikir Cerdas, Kreatif dan Mandiri
melalui Telematika, 2014). Menurut Ibrahim ( dalam Khuzaeva, 2014),
Matematika disebut ilmu deduktif karena matematika tidak menerima generalisasi
yang didapat melalui observasi, percobaan atau coba-coba seperti halnya dalam
sains dan ilmu-ilmu lainnya. Berdasarkan definisi matematika di atas oleh para
ahli, penulis menyimpulkan bahwa belajar matematika adalah ilmu yang tersusun
secara sistematis yang membawa banyak manfaat bagi siswa, yaitu pengetahuan
yang berperan penting dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam dan
berpikir logis, karena matematika merupakan ilmu deduktif. Mempelajari hal ini
mengarah pada penalaran dan logika . Oleh karena itu, pembelajaran matematika
di sekolah dasar harus direncanakan dengan metode pengajaran yang tepat yang
12
menawarkan tantangan menarik dan umpan balik yang konstruktif dan positif
yang membantu siswa memecahkan masalah sehari-hari.
13
4. Materi Luas dan Keliling Bangun Datar
14
1) Persegi
Untuk menentukan rumus luas persegi dengan satuan tidak baku,
perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini dimana setiap kotak mewakili 1
cm dalam ukuran bakunya.
Cara 1 Cara 2
Untuk menentukan luas persegi dengan satuan tidak baku, dalam hal ini kotak
yang diapakai tidak terbatas pada pemakaian kotak sampai 4 kotak, akan tetapi
bisa lebih dari itu. Setelah peserta didik memahami konsep perhitungan luas
persegi dengan satuan tidak baku, maka peserta didik dapat dibawa ke situasi
yang abstrak dalam bentuk rumus dinyatakan :
L=sxs
Keterangan :
L = Luas Persegi
S= Sisi Persegi
2) Persegi Panjang
Untuk menentukan rumus luas persegi dengan satuan tidak baku,perhatikanlah
langkah-langkah di bawah ini dimana setiap kotak mewakili 1cm dalam ukuran
bakunya.
15
Cara 1 Cara 2
16
Dari cara 1 dan cara 2 menghasilkan jawaban yang sama yaitu luas persegi
panjang ada 20 persegi satuan. Jadi peserta didik dapat memilih manakah cara
yang termudah .
Pada gambar di bawah, Peserta didik dapat melihat ada bagian kotak yang terisi
arsiran atau warna penuh dan ada kotak yang sebagian warna atau diarsir.
L= 16+ (½ + ½)
17
Keliling persegi Panjang = 12 persegi. K=4xs
= 4 x 3 = 12 persegi satuan.
2) Persegi Panjang
1) Persegi
18
5 cm 5 cm
Keliling = 5 cm + 5 cm + 5 cm + 5 cm K = 4 x s = 4 x 5 = 20 cm= 20 cm
2) Persegi Panjang
5 cm 5 cm
10 cm 10 cm
Keliling = 10 cm + 5 cm + 10 cm K=2x(p+l)
+ 5 cm = 30 cm = 2 x ( 10 cm + 5 cm )
= 30 cm.
19
5. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Hakikat dari media pembelajaran adalah bahwa ia merupakan alat yang
dapat membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan
efektif. Hal ini dapat dicapai melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
20
Menurut (Rohani, 2020) Prinsip Penggunaan Media Selain kriteria, ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menggunakan
media pembelajaran, yaitu:
1) Tidak ada cara yang lebih baik untuk semua tujuan. Sumber daya hanya cocok
untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang
lain.
2) Media merupakan bagian integral dari pembelajaran. Artinya, media bukan
hanya sebagai alat pengajaran bagi guru, tetapi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Definisi media harus kompatibel dengan
unsur-unsur lain dari desain instruksional. Mungkin belajar juga bisa tanpa
alat peraga, tapi bukan tanpa media belajar.
3) Apapun media yang guru pilih, tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran bagi siswa. Kemudahan belajar bagi siswa harus diambil sebagai
titik acuan utama dalam pemilihan dan penggunaan media.
4) Penggunaan media yang berbeda dalam pembelajaran tidak hanya untuk
hiburan/hobi atau hiburan saja, tetapi memiliki tujuan yang dibangun dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung
5) Pemilihan media harus objektif (berdasarkan tujuan pembelajaran) dan bukan
berdasarkan kesenangan pribadi
6) Menggunakan beberapa media sekaligus dapat membingungkan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Prinsip-prinsip dalam
penggunaan media pembelajaran sangat penting bagi guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam konteks pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut meliputi bahwa tidak ada media yang lebih baik untuk
semua tujuan, media merupakan bagian integral dari pembelajaran, media harus
memfasilitasi pembelajaran bagi siswa, penggunaan media harus memiliki tujuan
yang dibangun dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, pemilihan media
harus objektif, dan penggunaan beberapa media sekaligus dapat membingungkan
siswa.
21
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran yang Baik
Media pembelajaran yang baik adalah media yang efektif dalam membantu
siswa memahami konsep dan memperoleh keterampilan baru. Media
pembelajaran yang baik dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih
baik dan memperoleh keterampilan baru dengan lebih cepat dan efektif. Media
pembelajaran yang baik juga dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas,
pemikiran kritis, dan kemampuan berkomunikasi.
22
tradisional karena memiliki fitur yang lebih interaktif dan lebih mudah digunakan
dalam pembelajaran geometri.
23
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) .Guru memberikan contoh kalimat
kerja kepada siswa di papan tulis. Kemudian, Siswa bersama kelompoknya
lalu menggambar gambar persegi dan persegi panjang di lembar kerja.
5) Guru memotivasi dan memberikan penghargaan kepada siswa dalam bentuk
pujian dan tepuk tangan serta ‘’ Bintang’’sehingga diharapkan lebih banyak
keberanian dari siswa.
Menurut pendapat ahli di atas, kelebihan alat peraga Papan Berpaku adalah
bentuknya yang sederhana, ketersediaannya yang luas, harganya yang lebih
murah, dan bahannya mudah diperoleh. Untuk media papan geoboard, Anda dapat
menggunakan kayu atau sterofom.
Cara pembuatan Geoboard yaitu potong dua buah tripleks berukuran sama
atau sterofom dengan ukuran 30 x 40 cm,warnai tripleks atau sterofom dengan
pilox,gambar bentuk persegi berpetak di atas papan atau sterofom dengan ukuran
masing-masing 3 x 3 cm, ukur satu warna lain dari kertas berwarna buatkah
beberapa persegi dengan ukurann 3 x 3 cm, gunting satu warna lain
24
tersebut,tempelkan satu warna lain ke triplek atau sterofoam,tempelkan seperti
papan catur,beri paku disetiap perpotongan garis dengan menggunakan palu atau
lem kertas,dan hiaslah semenarik mungkinhiaslah semenarik mungkin.
7. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu sistem atau strategi yang digunakan
untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
melalui interaksi mereka dengan lingkungan belajar. Model pembelajaran dapat
mencakup berbagai strategi, metode, dan teknik yang digunakan oleh guru atau
fasilitator dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sebagaimanana dikemukakan oleh Anitah dalam ( Dika Nurhayati, dkk, 2022)
pembelajaran merupakan bagian yang harus digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
25
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran yang Baik
Menurut Kardi dan Nur dalam (Octavia S. A., 2020), model pembelajaran
memiliki makna yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik
dalam konteks rancangan pembelajaran.Menurut Octavia S. A. (2020) Secara
umum, model pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri atau ciri-ciri yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1) prosedur yang dimiliki sistematis. Oleh karena itu, model pengajaran adalah
metode sistematis untuk mengubah perilaku siswa berdasarkan asumsi
tertentu.
26
8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Kata cooperative berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama,yaitu
dengan saling membantu satu sama lain sebagai sebuah tim (Asmani, 2016). Jadi,
pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam kooperatif learning, setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung
jawab yang sama pentingnya untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga setiap
siswa saling membantu dan saling mendukung satu sama lain untuk memahami
pelajaran.Selain itu,pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan motivasi
dari anggota kelompok lainya.Menurut Slavin dalam (Mardiah, 2017)
mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four
member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang untuk merangsang siswa agar lebih bersemangat dalam
belajar.
27
1) Membentuk kelompok heterogen beranggotakan empat orang (dicampur
berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, etnis, dll.)
6) Kesimpulan
28
b) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum
c) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
B. Penelitian Relevan
Berdasarkan kajian penulis ada penelitian yang membahas tentang hal
yang sama dan ada hubungan dengan apa yang akan diteliti oleh penulis serta
penelitian seperti ini sudah banyak yang dilakukan peneliti sebelumnya,
diantaranya yaitu :
29
3) Menurut (Sahu, 2019) dalam jurnalnya menyatakan bahwa ‘’penerapan
model pembelajaran tipe tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)’’dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
khususnya materi Cahaya dan Sifat-sifatnya di Kelas V SD Inpres 2
Balantak.
C. Kerangka Berpikir
Masalah yang ada pada pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil
belajar siswa pada materi luas dan keliling bangun datar. Hal Ini disebabkan
guru kurang kreatif mengembangkan metode pembelajaran, dalam proses
pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa diminta
menghafal dan mendengarkan rumus-rumus yang sudah ada.Selain itu, dalam
proses pembelajaran guru hanya berfokus mnengajar materi kepada siswa
tanpa menerapkan pembelajaran yang bermakna.Pembelajaran seperti itu
membuat siswa bosan dan kurang menarik serta memahami materi yang
dipelajari,sehingga hasil belajarpun rendah.
Pembelajaran menggunakan media papan geoboard dan model kooperatif
tipe STAD dan dapat memudahkan siswa menemukan serta mengeksplorisasi
dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi akan
terjalin komunikasi, mereka saling berbagi pengetahuan yang dimiliki
sehingga terjadi pemahaman yang sama mengenai hal yang mereka
diskusikan. Kombinasi penggunaan media geoboard dan model STAD dapat
menciptakan pengalaman belajar matematika yang interaktif, kolaboratif, dan
mendorong partisipasi aktif siswa.
Melalui penggunaan kedua alat ini, siswa dapat memperkuat pemahaman
mereka tentang konsep geometri sambil mengembangkan keterampilan. Hal
tersebut membawa dampak pada peningkatan hasil belajar.
30
Gambar kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.1
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara tehadap
pernyataan penelitian. Hipotesis juga merupakan pernyataan sementara yang
dianggap paling penting tingkat kebenarannya. Sehubung dengan pemasalahan
diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Penggunaan media Geoboard
dengan pembelajaran model kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
Luas dan Keliling bangun datar pada siswa kelas III SDN 001 Penajam
31
32
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Bagan 3.1
33
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, kolabolator,yaitu guru
kelas III Masih melakukan pembelajaran hitung luas dan keliling bangun datar
dengan metode ceramah. Maka hal itu mengakibatkan hasil belajar
matematika rendah dibawah nilai KKM yaitu 77.Data tersebut di dapat dari
hasil tes ulangan harian yang telah dilakukan oleh guru kelas.Maka dari itu,
perlu adanya penelitian tindakan kelas ini guna Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Luas dan Keliling Bangun Datar Menggunakan Media Geoboard
pada peserta didik kelas III.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang ditempuh adalah melalui empat tahap yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian tindakan
kelas Peningkatan Hasil Belajar Matematika Luas dan Keliling Bangun Datar
Menggunakan Media Geoboard pada peserta didik kelas III direncanakan
untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus I dan II seterusnya
hingga hasil belajar peserta didik berhasil.
1. Siklus Penelitian
Program perbaikan pembelajaran direncanakan 2 siklus dengan skenario
sebagai berikut:
1) PRA SIKLUS
Sebelum menyusun pembelajaran peneliti menyusun RPP pra siklus
pada pembelajaran Matematika materiluas dan keliling Bangun Datar.
peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Kepala sekolah SDN 001
Penajam dan permintaan kerja sama dengan guru kelas III SDN 001
Penajam dengan menginformasikan mengenai pelaksanaan penelitian.
Pada kegiatan pra siklus metode yang digunakan adalah metode
ceramah,kemudian banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru
memaparkan materi.Setelah selesai peneliti mengadakan tes tertulis
tentang luas dan keliling bangun datar untuk siswa.
34
2) SIKLUS 1
a. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan perencanaan dalam penelitian sebagai berikut:
1) Menentukan pokok bahasan yaitu luas dan keliling bangun datar.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dengan
media geoboard.
3) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa sumber dari
internet,buku, soal, dan media papan berpaku/geoboard.
4) Menyiapkan lembar observasi,catatan lapangan untuk mengamati
aktivitas siswa
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
beserta kunci jawabannya.
6) Menetapkan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini mengacu pada hasil dari
tahapperencanaan.secararinci,pelaksanaanpada pembelajaran
1) Pendahuluan
a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam dan berdoa,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran.
c. Guru Memotivasi peserta didik pada saat pembelajaran, guru
memberikan reword bagi peserta didik yang bisa
menyelesaikan tugasnya dengan nilai terbaik.
35
d. Guru mengajak siswa untuk membuat komitmen tentang
karakter apa yang maumereka tunjukkan sepanjang proses
belajar mengajar hari in.
e. Guru mengajaksiswa bekerja sama dalam menjagakebersihan
kelas sepanjang pelajaran berlangsung
f. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan
kegiatan belajar.
2) Kegiatan inti
a. Fase pertama, guru meminta siswa untuk membaca literasi
selama 15 menit
b. Fase kedua, guru menyajikan informasi kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi lewat bahan bacaan dan media
Papan geoboard pada siswa .
c. Fase ketiga, gurumenjelaskan kepada peserta didik bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar yang terdiri atas empat
orang yang berbeda-beda secara heterogen dengan tingkat
kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru
menyampaikan pelajaran dengan memberikan cara menghitung
luas satuan tidak baku pada bangun datar dengan menggunakan
media geoboard, lalu peserta didik bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai
pelajaran. Selanjutnya, semua peserta didik mengerjakan tugas
kelompok dengan diskusi dengan kelompoknya.
d. Fase ke empat, guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya dan membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat peserta didik mengerjakan tugas kelompok yang kurang
faham.
e. Fase ke lima, guruGuru meminta perwakilan kelompok untuk
menyajikan hasil diskusinya ke depan kelas.Setiap anggota
kelompok ditugaskan mengamati penyajian anggota kelompok
36
yang tampil sekaligus menanggapi hasil kerja kelompok
penyaji
f. Fase ke lima, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya.
g. Fase ketujuh, guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
h. Setelah mengerjakan soal latihan secara berkelompok siswa
diminta mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri yang
dibagikan oleh guru.
i. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa
3) Penutup
Pada kegiatan penutup ini guru menyimpukan pembelajaran dan
menanyakan perasaan selama proses pembelajaran berlangsung,
guru memberikan penilaian atau evaluasi materi yang telah
dipelajari, kelas di tutup dengan doa bersama.
3) SIKLUS 2
a. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan perencanaan dalam penelitian sebagai berikut:
1) Menentukan pokok bahasan yaitu luas dan keliling bangun datar.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dengan
media geoboard.
3) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa sumber dari
internet,buku, soal, dan media papan berpaku/geoboard.
4) Menyiapkan lembar observasi,catatan lapangan untuk mengamati
aktivitas siswa
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
beserta kunci jawabannya.
6) Menetapkan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran.
37
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini mengacu pada hasil dari
tahapperencanaan.secararinci,pelaksanaanpada pembelajaran
geoboard.
1) Pendahuluan
a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam dan berdoa,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
c. Guru Memotivasi peserta didik pada saat pembelajaran, guru
memberikan reword bagi peserta didik yang bisa menyelesaikan
tugasnya dengan nilai terbaik.
d. Guru mengajak siswa untuk membuat komitmen tentang karakter
apa yang maumereka tunjukkan sepanjang proses belajar mengajar
hari in.
e. Guru mengajak siswa bekerja sama dalam menjagakebersihan
kelas sepanjang pelajaran berlangsung
f. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan
kegiatan belajar.
2) Kegiatan inti
a. Fase pertama, Fase pertama, gurumeminta siswa untuk membaca
literasi selama 15 menit . Beri kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan apa yang ia temukan dalambacaan. Biarkan siswa
menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Siswa akan
menyampaikan bahwa mereka belajar tentang keliling bangun
datar. Minta mereka berlatih kembali seperti pada pelajaran
sebelum ini.
38
b. Fase kedua, guru menyajikan informasi kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi lewat bahan bacaan dan media
Papan geoboard pada siswa .
c. Fase ketiga, gurumenjelaskan kepada peserta didik bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar yang terdiri atas empat
orang yang berbeda-beda secara heterogen dengan tingkat
kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru
menyampaikan pelajaran dengan memberikan cara menghitung
luas satuan tidak baku pada bangun datar dengan menggunakan
media geoboard, lalu peserta didik bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai
pelajaran. Selanjutnya, semua peserta didik mengerjakan tugas
kelompok dengan diskusi dengan kelompoknya.
d. Fase ke empat, guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya dan membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat peserta didik mengerjakan tugas kelompok yang kurang
faham.
e. Fase ke lima, guru meminta perwakilan kelompok untuk
menyajikan hasil diskusinya ke depan kelas.Setiap anggota
kelompok ditugaskan mengamati penyajian anggota kelompok
yang tampil sekaligus menanggapi hasil kerja kelompok
penyaji
f. Fase ke lima, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya.
g. Fase ketujuh, guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
h. Setelah mengerjakan soal latihan secara berkelompok siswa
diminta mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri yang
dibagikan oleh guru.
i. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa
39
3) Penutup
Pada kegiatan penutup ini guru menyimpukan pembelajaran dan menanyakan
perasaan selama proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan
penilaian atau evaluasi materi yang telah dipelajari, kelas di tutup dengan doa
bersama.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap pengamatan,selama proses pembelajaran berlangsung
,observer (guru kelas) melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru (peneliti)
selama proses pembelajaran dan mengamati aktivitas psesrta didik selama
pembelajaran berlangsung dan mendokumentasi dalam bentuk video dan foto.
d. Refleksi
40
penelitian ini yaitu data yang peneliti dapatkan dari hasil observasi
dan dokumentasi aktivitas siswa.
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.
Data kuantitaif pada penelitian ini didapatkan dari jumlah siswa, nilai
siswa, presentase ketuntasan minimal, serta presentase aktivitas siswa.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah subjek dari mana data
dipeoleh. Ada dua sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas, yakni
data primer serta data sekunder. Sumber data pada penelitian ini yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer pada penelitian ini meliputi siswa, guru serta
teman sejawat.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder pada penelitian ini meliputi data nilai,
dokmentasi serta buku.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang akurat bisa diperoleh ketika
proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam
penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data
selama proses penelitian, yaitu:
1. Dokumentasi
Dokumentasi ialah laporan tertulis tentang peristiiwa berupa dokumen
resmi, catatan yang isinya memberikan penjelasan atas gambaran terhadap
suatu peristiwa. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
penunjang data yang dipeorleh, meliputi foto dan video berlangsungnya
Penelitian Tindakan Kelas.
2. Tes
Tes merupakan alat ukur yang sistematik untuk melihat tingkat
keberhasilan peningkatan pemahaman siswa. Tes digunakan peneliti untuk
41
mendapatkan data peningkatan hasil belajar siswa pelajaran Matematika
pada materi luas dan Keliling bangun datar menggunakan media Geoboard
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas 3
SDN 001 Penajam. Dalam hal ini, tes yang digunakan berupa 20 butir
soal.
4. Analisis Data
analisis data pada penelitian ini menggunakan taraf keberhasilan tindakan
dari siswa ditentukan dengan melihat hasil post test siswa pada tiap akhir
pertemuan. Berikut ini tabel konversi skor untuk mengukur taraf keberhasilan
belajar siswa.
42
43
BAB IV
1. Pelaksanaan PraSiklus
Pada tahapan Prasiklus ini, peneliti membagi tahapan Prasiklus dalam 4
tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan
tahap refleksi.
a. Perencanaan
Data yang diperoleh pada tahap prasiklus digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I, dengan tujuan
untuk memperoleh peningkatan hasil belajar materi bangun datarr
pada mata pelajaran matematika. Beberapa yang harus disiapkan pada
tahap perencanaan yaitu: Rancanagn Pelaksaan Pembelajaran (RPP),
bahan ajar, alat dan media pembelajaran, lembar observasi, lembar
latihan siswa serta lembar instrumen penilaian siswa.
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan pelaksanaan Prasiklus, dilakukan pada hari
Rabu, 05 April 2023. Jadwal ini sesuai dengan jadwal pembelajaran
Matematika. Dalam pelaksaan tahapan ini, guru membuka kegiatan
dengan memberikan salam, mengecek kehadiran siswa dan
mennyampaikan tujuan pembelajaran hari tersebut. Selanjutnya guru
menyampaikan pembelajaran materi luas dan keliling bangun datar
menggunakan metode ceramah didepan kelas dan siswa menyimak
materi. Kemudian siswa diminta untuk menanggapi materi yang telah
dijelaskan oleh guru. Selanjutnya, guru memberi lembar kerja untuk
siswa yang berguna mengetahui tingkat pengetahuan dan penguasaan
materi yang telah diberikan
c. Pengamatan
Peneliti melaksankan pengamatan terjadinya proses
pembelajaran dikelas pada saat yakni hari Rabu, 05 April 2023 dikelas
3 pelajaran Matematika materi luas dan keliling bangun datar.
Dalam hal ini guru atau peneliti menemukan bahwa saat terjadi proses
pembelajaran. siswa kurang aktif memperhatikan materi pelajaran.
Mereka asyik berbicara dengan teman. Banyak dari mereka lebih
dominan bermain sendiri daripada memperhatikan penjelasan materi
yang disampaikan oleh gru. Selain itu, akibat tidak memperhatikan,
banyak siswa yang kesulitan mengerjakan soal latihan yang diberikan
oleh guru. Sehingga, diperoleh nilai siswa yang terkumpul dan
dianalisis ada 24 siswa dan diantaranya ada yang nilainnya dibawah
KKM. Hal ini termuat dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Nilai Evaluasi Siswa Kelas 4
Nilai Siswa Frekuensi
40 7
50 5
60 5
70 4
80 3
44
Banyak Siswa 24
d. Refleksi
Dari data diatas dapat kita analisis secara singkat nilai evaluasi
siswa kelas 3 pada table 4.1 didapatkan dari jumlah siswa 24 anak,
hanya 3 diantarannya memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal ≥ 77) dan 20 siswa lainnya memperoleh nilai
dibawah KKM yang berarti tingkat ketuntasan masih 12,5 % yang
berarti masih rendah. Selain data tersebut, didapati pula hal-hal yang
perlu diperhatikan seperti :
1) Metode pembelajaran yang dipakai guru masih konvensional,
yang artinnya menggunakan metode ceramah
2) Proses pembelajaran yang monoton dan tidak berubah
3) Guru belum melibatkan siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan Hasil Prasiklus tersebut, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan
tersebut dilakukan pada Siklus I dan Siklus II.
2. Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada kelas III materi luas bangun datar
dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe STAD
menggunakan media Geoboard pada tindakan siklus 1 meliputi
perencanaan, pelaksanaan, obervasi dan refleksi. Peneliti memberikan
soal post tes di akhir pertemuan untuk mengukur keberhasilan tindakan.
Pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi bangun luas bangun datar. Diharapkan pemahaman siswa
45
mulai bertambah dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan
menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD menggunakan
media Geoboard.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus pertama,
peneliti menganalisis Kompetensi Dasar (KD) dan indikator
pencapaian yang telah dirumuskan, guna untuk mengetahui
kompetensi yang dikehendaki dalam pembelajaran. Pada siklus
pertama ini materi yang diajarkan adalah “bangun segi banyak
beraturan dan segi banyak tidak beraturan”.
b. Pelaksanaan Tindakan
46
yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa untuk menjadi 5 kelompok.
Kemudian dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi
mengenai luas bangun datar. Kemudian guru meminta perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
keterangan
KK
No NamaSiswa Nilai Tuntas Tidak
M
tuntas
1 Ahmad Alfin 77 60 √
2 Alf Maulana 77 60 √
47
6 Daffa Zahrun 77 60 √
7 Dzaky Aldino 77 80 √ √
11 Muh. Ibrahim 77 70 √
13 Muhammad Erlangga Al 77 80 √
Zamzami
19 Nurinnisa Salsabilah 77 70 √
21 Rabiatul Adewiyah 77 50 √
22 Rafa Alfataya 77 80 √
23 Rafita Humaira 77 60 √
24 Syarwani Afdan 77 80 √
Jumlah 1660 8 16
Rata-rata 70,0
Presentase 33,3 66,7%
%
48
Dari data diatas, bahwasanya tingkat keberhasilan belajar siswa
berdasarkan pada siklus I dengan persentase ketuntasan sebanyak
33,3% dengan jumlah 8 siswa dan persentase ketidak tuntasan
sebanyak 66,7% dengan jumlah 16 siswa. Dilihat dari presentase
tingkat keberhasilan belajar siswa masih tergolong rendah.
Berdasarkan tabel-tabel yang berisi data nilai hasil belajar siswa di
kelas III tersebut, terlihat bahwa terdapat peningkatan dari rata-rata
nilai pada saat pra tindakan adalah 12,5% menuju nilai 33,3% pada
saat post test di siklus I. Selain dari nilai tersebut jumlah siswa yang
memiliki pemahaman dan mengerti tentang materi ajar yang
dibawakan guru juga mengalami peningkatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, dibandingkan pada saat prasiklus
terdapat peningkatan yang cukup signifikan walaupun belum mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang diharapkan. Oleh karena itu
guru (peneliti) akan melakukan perbaikan untuk lebih meningkatkan
hasil belajar peserta didik Dengan demikian, tingkat keberhasilan
belajar siswa berdasarkan pada siklus I dapat dianalisis dan
digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Tabel 4.3
Analisis Hasil Belajar Siswa
Kategori Ketuntasan
No. Nama Nilai
BS B C K G Ya Tidak
Ahmad Alfin 60 √
1 √
Alf Maulana 60 √
2 √
Ania Inayati Aina 60 √
3 √
Badalin Aracelia Muslim 60 √
4 √
Daffa Ibnu Arif 90 √ √
5
6 Daffa Zahrun 60 √
√
49
Dzaky Aldino 80 √ √
7
Fahmi Awal Setiawan 60 √
8 √
Lutfiah Aulia Rahmah 60 √
9 √
Mahdina Namera Arafah 70 √
10 √
Muh. Ibrahim 70 √
11 √
Muhammad Arsyad 70 √
12
Ridani
Muhammad Erlangga Al 80 √ √
13
Zamzami
50
Bagan 4.1 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus 1
SIKLUS 1
12
10
6
SIKLUS
4
0
BAIK SEKALI BAIK CUKUP KURANG GAGAL
d. Refleksi
Dari data diatas yang didapatkan, peneliti menganalisis secara singkat
nilai evaluasi siswa kelas 3 pada tabel 4.3 didapatkan nilai 24 siswa
ada 16 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, ada 8 siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM dan jika dirata-ratakan hasil nilai
dari 24 siswa adalah 70,0. Bahwa tingkat ketuntasan masih 33,3%.
Dilihat dari presentase ketuntasan siswa pada hasil belajar siklus I
masih kurang dari 85%
Dari data bagan diatas menunjukkan kategori nilai siswa belum ada
yang mencapai pada tingkatan baik sekali. Didapatkan bahwa ada 8
siswa nilainya berkategori “Baik Sekali”, ada 6 siswa nilainya
berkategori “Baik” dan ada 10 siswa nilainya berkategori “Cukup”
Berrdasarkan hasil siklus I tersebut, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan
tersebut akan dilakukan di siklus II.
51
3. Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II ini, peneliti membagi tahapan siklus menjadi 3 yaitu tahap
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis, dan
refleksi. Peneliti memberikan soal post tes di akhir pertemuan untuk
mengukur keberhasilan tindakan. Pada siklus II ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi keliling bangun datar.
Diharapkan pemahaman siswa mulai bertambah dibandingkan dengan
tindakan pada siklus I.
a. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan siklus II ini, peneliti kembali menyiapkan
perencanaan yang akan diaplikasikan pada siswa kelas III SDN 001
Penajam untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah
dipaparkan pada tahap refleksi siklus I sebelumnya. Berikut
merupakan rincian perencanaannya:
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan pelaksanan Pembelajaran Siklus I dilakukan oleh
peneliti pada hari Jum’at, 12 Mei 2023 di Kelas 3 luas dan keliling
bangun datar.
52
Pada langkah awal, guru memulai pembelajaran dengan salam,
mengecek kehadiran siswa dan memimpin doa. Selanjutnya melakukan
apersepsi dan menyampaikan kepada siswa materi pelajaran dan tujuan
pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
membacaliterasi selama 15 menit. Kemudian guru menyajikan
informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi lewat bahan
bacaan dan media papan geoboard pada siswa. Guru meminta siswa
untuk membuat kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa untuk
menjadi 5 kelompok. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya dan membimbing kelompok-kelompok belajar. Kemudian
dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi mengenai luas
bangun datar dan keliling bangun datar. Kemudian guru meminta
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
53
1) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1I
keterangan
No NamaSiswa KKM Nilai Tuntas Tidak
tuntas
1 Ahmad Alfin 77 70
√
2 Alf Maulana 77 80 √
6 Daffa Zahrun 77 80 √
7 Dzaky Aldino 77 90 √
11 Muh. Ibrahim 77 80 √
13 Muhammad Erlangga Al 77 90 √
Zamzami
54
17 Muharamad Eldi Pairus 77 80 √
Ilham
19 Nurinnisa Salsabilah 77 80 √
21 Rabiatul Adewiyah 77 80 √
22 Rafa Alfataya 77 90 √
23 Rafita Humaira 77 90 √
24 Syarwani Afdan 77 80 √
Jumlah 2010 23 1
Rata-rata 83,8
55
Tabel 4.5
Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II
Kategori Ketuntasan
No. Nama Nilai
BS B C K G Ya Tidak
Ahmad Alfin 70 √
1 √
Alf Maulana 80 √ √
2
Ania Inayati Aina 90 √ √
3
Badalin Aracelia 80 √ √
4
Muslim
Lutfiah Aulia 90 √
9
Rahmah √
Mahdina Namera 80 √
10
Arafah √
Muh. Ibrahim 80 √
11 √
Muhammad Arsyad 90 √
12
Ridani √
Muhammad 90 √
13
Erlangga Al
√
Zamzami
Muhammad Nabil 80 √
14
Aqram Maulana √
Muhammad Nur 80 √
15
Fadilah √
56
Muhammad Reza 90 √
16
Aditya √
Muharamad Eldi 80 √
17
Pairus Ilham √
Rabiatul Adewiyah 80 √
21 √
Rafa Alfataya 90 √
22 √
Rafita Humaira 90 √
23 √
Syarwani Afdan 80 √
24 √
2010
Jumlah yang diperoleh 23 1 0 0 0 23 1
SIKLUS 2
25
20
15
SIKLUS 2
10
0
BAIK SEKALI BAIK CUKUP KURANG GAGAL
57
d. Refleksi
Dari data diatas yang didapatkan, peneliti menganalisis secara singkat
nilai evaluasi siswa kelas 3 pada tabel 4.4 didapatkan nilai 24 siswa
hanya ada 1 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, ada 23
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dan jika dirata-ratakan hasil
nilai dari 24 siswa adalah 84. Bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar
sudah mencapai 95,8%. Dilihat dari presentase ketuntasan siswa pada
hasil belajar siklus II sudah melebihi 85% yang artinya telah mencapai
Kriteria Ketuntasan. Karena siklus II sudah berhasil maka siklus II
dihentikankan.
25
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
20 Siklus I Dan Siklus II
15
SIKLUS I
10
SIKLUS II
5
0
BAIK BAIK CUKUP KURANG GAGAL
SEKALI
58
siswa yang mendapatkan kategori “Cukup”. Sedangkan pada kategori
”Kurang” disiklus I dan II tidak ada. Begitupun pada kategori “Gagal”
pada siklus I dan II tidak ada yang kategori “Gagal” .
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Sahu, 2019) menyatakan
bahwa penerapanmodel pembelajaran tipe tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA khususnya materi Cahaya dan Sifat-sifatnya di Kelas V SD Inpres 2
Balantak. Hal tersebut dapat diliihat dari Rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I sebesar 64,64% naik menjadi 73,57% pada siklus II, atau naik sebesar
8,93%. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal juga meningkat dari 57,14%
pada siklus I menjadi 92,86% pada siklus II, atau mengalami peningkatan
sebesar 35,72%. Hasil yang diperoleh ini telah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan yaitu sebesar
80% dengan ketuntasan hasil belajar individu sebesar 70. Penelitian lain juga
dilakukan oleh (Muslihah, 2019) menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika ranah
59
afektif dan kognitif siswa kelas V SD Negeri Bangirejo 1 Yogyakarta.
Dibuktikan pada pratindakan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 9
siswa (33,33%). Siklus I siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 22 siswa
(81,48%) dan persentase aktivitas siswa mencapai 68,35% kategori baik.
Pada siklus II siswa yang mencapai nilai KKM meningkat menjadi 25 siswa
(92,59%) dan persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 81,65% kategori
sangat baik. Peningkatan hasil belajar pratindakan ke siklus I sebesar 48,15%.
Peningkatan hasil belajar siklus I ke siklus II sebesar 11,11%.. Diperoleh
beberapa hal yang ditemukan pada saat pembelajaran setiap siklus antara lain
sebagai berikut:
a) Tahap Prasiklus
Guru dalam pembelajaran masih dominan menggunakan metode
kovensinal yakni metode ceramah yang membuat siswa menjadi bosan
dan tidak semangat dalam mengikuti pelajaran. Selain itu banyak siswa
yang masih cenderung pasif dan berbicara dengan teman saat
pembelajaran berlangsung. Sehingga, mengakibatkan siswa tidak paham
materi yang disampaikan oleh guru yang menyebabkan nilai siswa banyak
yang belum maksimal.
b) Tahap Siklus I
Diperoleh beberapa kelebihan yang muncul dari simulasi perbaikan
pembelajaran yaitu :
1) Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan KD dan indikator
pembelajaran
2) Materi sudah disampaikan peneliti dengan suara yang jelas
Namun, disamping itu, ada kelemahan pada simulasi perbaikan
pembelajaran yakni :
1) Penyampaian materi terlalu terbru-buru
2) Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa dan pada kegiatan
penutup hanya diberikan tugas.
60
c) Tahap Siklus II
Ada beberapa kelebihan yang muncul dari simulasi perbaikan
pembelajaran pada siklus II yakni :
1) Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan KD dan indikator
pembelajaran
2) Materi sudah disampaikan peneliti dengan suara yang jelas
3) Alur proses simulasi perbaikan pembelajaran tersampaikan secara
terstruktur.
61
62
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis pada siklus I dan siklus II yang
dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa diterapkannya
menggunakan media Geoboard melalui model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat membantu pada mata pelajaran matematika materi luas dan keliling
bangun datar yang menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
sesudah diterapkannya model pembelajaran koopertif tipe STAD menggunakan
media Geoboard. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar Pra
Siklus adalah 3 siswa mencapai ketuntasan 12,5 %,dan 20 siswa 83,3 % tidak
tuntas dengan nilai rata-rata 40,0, siklus I dengan persentase ketuntasan sebanyak
33,3% dengan jumlah 8 siswa dan persentase ketidak tuntasan sebanyak 66,7%
dengan jumlah 16 siswa dengan nilai rata-rata 70,0, dan Siklus II dengan
persentase ketuntasan sebanyak 95,8% dengan jumlah 23 siswa dan persentase
ketidak tuntasan sebanyak 4,2% dengan jumlah 1 siswa.
1. Bagi guru
Peran guru sebagai fasilitator, fasilitator dan motivator siswa
sangat berpengaruh terhadap seberapa baik mereka membimbing siswa.
Oleh karena itu, guru harus memiliki pola pikir yang aktif dan kreatif
untuk mentransformasikan pembelajaran setiap harinya. Selain itu, guru
mengetahui bagaimana memilih strategi pembelajaran sedemikian rupa
sehingga siswa memiliki minat dan kepuasan dalam mengajar mata
pelajaran, bahan ajar dan lingkungan belajar yang sesuai dengan model
pembelajaran.
Misalnya, penggunaan media Geoboard dalam model pembelajaran
kolaboratif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep luas dan
keliling dengan lebih jelas dan efektif untuk memenuhi tujuan
pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
Setiap sekolah ingin semua siswanya menjadi individu sukses yang
memenuhi standar institusi mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sekolah
harus mendukung guru dengan menyediakan sumber daya yang mereka
butuhkan untuk menyediakan media, alat bantu pengajaran, dan materi
pembelajaran yang diperlukan kepada siswanya. Untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengajar, sekolah juga harus menyediakan
dana untuk meningkatkan kualitas guru.
63
DAFTAR PUSTAKA
Fahrullisa, R., Putra, F. G., & Supriadi, N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan Pendekatan Investigasi
terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis. Numerical: Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika , 2(2). 145-152.
Yehuda, P. &. (2019). Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Matematika Materi Bangun Datar Menggunakan Model Pembelajaran
Discovery Learning. Jurnal ofEducation Action Research , 3(2).