Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Muhammad Kamal Ashqa

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 837195633

Tanggal Lahir : 23/01/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305 / Keterampilan Menulis

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD – S1

Kode/Nama UPBJJ : 49/Banjarmasin

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 28 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah


ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Kamal Ashqa

NIM : 837195633

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305 / Keterampilan Menulis

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Program Studi : PGSD – S1

UPBJJ-UT : 49/Banjarmasin

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Selasa, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Kamal Ashqa


1. A. Uraikanlah kemungkinan mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? (4 poin)
1) Penulis tidak mampu untuk menemukan masalah yang akan ditulis, tidak Peka terhadap kondisi
pembaca dan tidak mampu menggunakan bahasa
2) Penulis kurang mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan
bahasanya
3) Penulis tidak dapat menguasai kemampuan mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuna, ilmu, dan
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dipahami
orang lain
4) Penulis sulit dalam menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta
informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain

B. Berikan penjelasan mengenai keterkaitan peristiwa di atas dengan unsur menulis yakni:
1) Penulis
Penulis belum menguasai dalam kemampuan mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuna, ilmu, dan
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dipahami
orang lain
2) Pesan yang ingin disampaikan
Tulisan tidak dapat dipahami sama persis oleh pembacanya, sehingga para audiens sulit memahami
alur ceritanya
3) Medium yang digunakan
kalimat yang disusun tidak hanya pendek tetapi menghindari penggunaan ungkapan-ungkapan yang
berlebihan dan terdapat satu gagasan dalam satu alenia, sehingga dalam satu alenia tidak mempunyai
gagasan yang bercabang
4) Pembaca
Pembaca merasa tulisan sulit dibaca, dimengerti, dan membingungkan pembaca, sehingga meminta
penulis menjelaskan isi novel tersebut

2. Keterkaitan antara teori di atas dengan konsep kevariasian dalam membangun tulisan?
 Sangat berkaitan, karena penulisan kalimat yang digunakan dalam bahasa tulis harus berupa ragam
tulis ba- ku dan jelas sesuai kaidah penulisan. Kebakuan bahasa adalah hal yang sangat penting
dalam menulis, bahasa Indonesia baku adalah salah satu dari variasi bahasa Indonesia. Agar bentuk
yang digunakan tidak saling tumpang tindih, seorang penulis harus memiliki konsep tulisan yang
jelas. Variasi jenis kalimat berfungsi untuk mengefektifkan atau membuat pemakaian bahasa menjadi
lebih enak didengar atau dibaca
Bukankah semakin banyak variasi kata akan membuat tulisan semakin membingungkan? Jelaskan
minimal 3
 Tidak membuat bingung, karena dapat membuat:
1) Menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah
2) Menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca
3) Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar
pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah
3. A. Kesalahan pada setiap bagian dari surat edaran Kemdi kbud perihal imbauan pembelajaran secara
daring dan sosialisasi UU Cipta Kerja
Salah ( X) atau
No Bagian Surat Keterangan
Benar (ceklist)
1 Nomor Surat  Benar Terdapat nomor surat
1035/E/KM/2020
2 Tanggal Surat  Benar Terdapat tanggal surat 9
oktober 2020
3 Lampiran (X) Salah Tidak ada lampiran dalam suart
4 Hal atau Perihal Surat  Benar Terdapat hal dalam surat,
seperti : Imbauan pembelajaran
secara daring dan sosialisasi
UU Cipta Kerja
5 Alamat Surat  Benar Terdapat alamat surat di
lingkungan kementerian
pendidikan dan kebudayaan
6 Salam Pembuka (X) Salah Tidak terdapat salam pembuka
dalam surat
7 Isi Surat / Tubuh Surat  Benar Terdapat isi dalam surat ada 7
hal yang dijelaskan
8 Salam Penutup  Benar Terdapat salam penutup,
seperti : atas perhatian dan
kerjasama yang baik, kami
ucapkan terima kasih
9 Nama Organisasi atau  Benar Terdapat, yaitu kementerian
Lembaga pendidikan dan kebudayaan
10 Nama Terang dan Tanda  Benar Direktur jendral dengan atas
Tangan Penanggung Jawab nama Nizam
11 Tembusan  Benar Terdapat 3 tembusan yang
digunakan dalam surat
B. Susunlah kembali surat dari Kemdikbud dibawah ini dengan kaidah penulisan yang baik dan
Benar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

Telepon (021) 57946104,

Pusat Panggilan ULT DIKTI 126

Laman www.dikti.kemdikbud.go.id

Nomor : 1035/E/KM/2020 9 Oktober 2020

Hal : Imbauan pembelajaran secara daring dan sosialisasi UU Cipta Kerja

Lampiran : Tersedia

Yth. Pimpinan Perguruan Tinggi di lingkungan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dengan Hormat,

Memperhatikan situasi akhir-akhir ini yang kurang kondusif untuk pembelajaran, terutama terkait dengan
tanggapan atas akan diterbitkannya Undang-undang (UU) Cipta Kerja, dengan ini kami mohon Pimpinan
Perguruan Tinggi untuk melaksanakan hal-hal berikut:

1. menjaga ketenangan dan suasana pembelajaran yang kondusif di Perguruan Tinggi masing-
2. tetap melaksanakan pembelajaran secara daring/Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan para mahasiswa
melaksanakan pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing;
3. para Dosen diharapkan tetap melaksanakan pembelajaran daring dan memantau kehadiran dan
meningkatkan interaksi pembelajaran mahasiswa/i dalam pembelajaran daring;
4. mengimbau para mahasiswa/i untuk tidak turut serta dalam kegiatan demonstrasi/unjuk rasa/
penyampaian aspirasi yang dapat membahayaan keselamatan dan kesehatan para mahasiswa/i di masa
pandemi ini;
5. membantu mensosialisasikan isi UU Cipta Kerja dan mendorong kajian-kajian akademis obyektif atas
UU tersebut. Hasil pemikiran dan aspirasi dari kampus hendaknya disampaikan kepada Pemerintah
maupun DPR melalui mekanisme yang ada dengan cara-cara yang santun;
6. menginstruksikan para Dosen untuk senantiasa mendorong mahasiswa melakukan kegiatan intelektual
dalam mengkritisi UU Cipta Kerja, maupun produk kebijakan lainnya dan tidak memprovokasi
mahasiswa untuk mengikuti /mengadakan kegiatan demonstrasi/unjuk rasa/penyampaian aspirasi yang
dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan para mahasiswa/i;
7. mengimbau para orang tua/wali mahasiswa untuk turut menjaga putra/putrinya agar melakukan
pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing

Informasi tentang UU Cipta Kerja secara rutin akan kami perbarui dan dapat diunduh dari tautan
http://dikti.kemdikbud.go.id/epustaka/cipta-kerja. Bila ada hal lain yang perlu dikoordinasikan, kami persilakan
untuk menghubungi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami sampaikan terima kasih.
Direktur Jenderal,

Nizam

NIP 196107061987101001 1.

Tembusan;

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


2. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
3. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I – XVI

4. A. “Upaya pemerintah menanggapi adanya kasus bunuh diri akibat dari Pembelajaran Jarak Jauh”
Jaringan Sekolah Digital Indonesia mengingatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) soal efektivitas pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Respons ini disampaikan menyusul adanya
siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan yang mengakhiri hidupnya lantaran Depresi karena banyaknya tugas
sekolah selama menjalani PJJ.
Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia, Muhammad Ramli Rahim menilai bahwa kejadian
tersebut bukan kali pertama terjadi. Di mana, peserta didik merasa depresi akan beban soal yang
menggunung selama melakukan PJJ. "Kejadian bunuh diri siswa ini seharusnya menjadi alarm yang sangat
keras kepada pemerintah dan dengan tegas memperingatkan pemerintah bahwa masalah penugasan-
penugasan ini adalah sesuatu yang sangat serius memberikan dampak depresi kepada siswa," tegas kepada
Liputan6.com, Rabu (21/10/2020).
Tak adanya standar baku PJJ membuat PJJ yang merupakan alternatif pembelajaran di tengah
pandemi Covid-19, justru dianggap banyak membebani siswa. "Stres yang dialami siswa akibat
pembelajaran jarak jauh yang tidak memiliki standar khusus, dan cenderung sangat memberatkan siswa dari
sisi tugas-tugas dari guru telah mengakibatkan depresi terhadap siswa yang akhirnya dapat berujung pada
kejadian bunuh diri seperti ini," ujar Ramli.
Ramli melihat standar penugasan oleh guru tidak diatur, baik oleh Kemendikbud, Dinas Pendidikan
Provinsi maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Ramli menganalogikan, jika setiap guru memberikan
satu tugas setiap minggu, maka setiap siswa akan mendapatkan 14-16 tugas yang harus dituntaskan sebelum
mata pelajaran dilanjutkan minggu depannya.
"Memang guru sangat mudah memberikan tugas apalagi mereka saat ini dengan dukungan LMS
(learning management system) tak perlu tampil di depan kelas lagi dan cukup memberikan tugas lewat LMS
yang ada tetapi mereka tidak memperhitungkan secara komprehensif beban tugas yang diberikan ke siswa
tersebut," urai dia. Ramli menganggap, beban mata pelajaran yang diterima siswa menjadi masalah utama
rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Namun hingga kini tampaknya upaya penyederhanaan kurikulum
masih mengalami jalan buntu.
Di samping itu, Ramli mengingatkan, seharusnya kepala sekolah dan para guru konseling (BK)
mampu mengetahui dan mengukur beban yang dialami oleh siswa akibat banyaknya penugasan-penugasan
yang dilakukan oleh para guru di suatu sekolah terhadap siswa. Sehingga, bisa menjadi standar bagi guru-
guru di sekolah tersebut untuk memberikan penugasan kepada siswanya.
"Setiap daerah seharusnya mempertimbangkan kemampuan jaringan internet di daerahnya
ketersediaan alat baik berupa tablet, smartphone maupun laptop dan komputer di daerah tersebut yang
dimiliki oleh siswanya," katanya. Guru dan pemerintah juga dituntut untuk mempertimbangkan kemampuan
ekonomi siswa di daerah-daerah tersebut. Sehingga pemerintah tidak berlepas tangan cukup dengan
memberikan kuota data kepada siswa saja tetapi memahami secara penuh suasana dan kondisi pembelajaran
di masa pandemi Covid-19.
"Dan semua itu seharusnya diatur dan dibuat standarnya oleh Kemendikbud," ungkap Ramli.
Diberitakan sebelumnya, siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan berinisial MI berusia 16 tahun nekat bunuh
diri dengan meminum racun, Sabtu (17/10/2020). Korban bunuh diri diduga akibat depresi dengan
banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya. Korban kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya
akses internet di kampung, sulitnya akses internet di kediamannya menyebabkan tugas-tugas daringnya
menumpuk. Mirisnya, MI merekam aksi bunuh dirinya dalam sebuah video. Rekaman ponsel berdurasi 32
detik itu menunjukkan detik-detik ketika korban meminum racun rumput
B. Pemaparan

 Pernyataan faktual
siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan berinisial MI berusia 16 tahun nekat bunuh diri dengan meminum
racun, Sabtu (17/10/2020).
 Asumsi
"Stres yang dialami siswa akibat pembelajaran jarak jauh yang tidak memiliki standar khusus, dan
cenderung sangat memberatkan siswa dari sisi tugas-tugas dari guru telah mengakibatkan depresi
terhadap siswa yang akhirnya dapat berujung pada kejadian bunuh diri seperti ini," ujar Ramli.
 Uraian definisi
Korban bunuh diri diduga akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya. Korban
kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya akses internet di kampung, sulitnya akses internet
di kediamannya menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk.
 Uraian teoritis
Guru dan pemerintah juga dituntut untuk mempertimbangkan kemampuan ekonomi siswa di daerah-
daerah tersebut. Sehingga pemerintah tidak berlepas tangan cukup dengan memberikan kuota data
kepada siswa saja tetapi memahami secara penuh suasana dan kondisi pembelajaran di masa pandemi
Covid-19.
 Pendekatan
Di samping itu, Ramli mengingatkan, seharusnya kepala sekolah dan para guru konseling (BK) mampu
mengetahui dan mengukur beban yang dialami oleh siswa akibat banyaknya penugasan-penugasan yang
dilakukan oleh para guru di suatu sekolah terhadap siswa. Sehingga, bisa menjadi standar bagi guru-guru
di sekolah tersebut untuk memberikan penugasan kepada siswanya.
 Tujuan
Jaringan Sekolah Digital Indonesia mengingatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) soal efektivitas pembelajaran jarak jauh atau PJJ

Anda mungkin juga menyukai