Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

: EVA OKTAVIANI
Nama Mahasiswa

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 837617597

Tanggal Lahir : 10 OKTOBER 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305 / KETERAMPILAN MENULIS

Kode/Nama Program Studi : 118 / S1-PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 76 / UT- JEMBER

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA, 28 DESEMBER 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : EVA OKTAVIANI


NIM : 837617597
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4305/ KETERAMPILAN MENULIS
Fakultas : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
Program Studi : S1- PGSD
UPBJJ-UT : UT- JEMBER

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Banyuwangi, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

EVA OKTAVIANI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A. Penyebab terjadinya audiens atau pembaca kurang merasakan makna yang


disampaikan oleh penulis antara lain sebagai berikut :
1. Penulis kurang tepat dalam melakukan pemilihan kata (diksi), dalam
hal ini permainan kata diperlukan agar makna di dalam cerita dapat
lebih dirasakan oleh pembaca.
2. Penulis tidak mengunakan kalimat yang efektif sehingga makna yang
terkandung tidak dapat tersampaikan kepada pembaca.
3. Adanya persepsi yang berbeda antara penulis dengan pembaca (audiens)
perbedaan pemikiran setiap induvidu tersebut yang menyebabkan makna tidak dapat
tersampaikan.
4. Penulis kurang baik dalam menyusun konsep penyampaian cerita sehingga audiens tidak dapat
merasakan makna yang terkandung di dalam buku novel tersebut.
5. Keterampilan berbicara atau komunikasi si penulis kurang baik , terlalu berbelit dalam
menyampaikan isi buku, makna yang disampaikan tidak to the point sehingga pembaca tidak
merasakan makna yang terkandung didalamnya.

B. Keterkaitan antara peristiwa tersebut dengan keempat unsur menulis sebagai berikut :
1. Unsur yang pertama yaitu penulis , penulis merupakan seseorang penyampai pesan atau makna
pada novel yang telah dibuat. Pada peristiwa diatas unsur penulis sudah terpenuhi karena
penulis sudah berperan dalam menyampaikan makna dan isi novel. Namun pada saat
penyampaian isi novel mungkin penulis merasa grogi sehingga makna yang terkandung tidak
dapat tersampaikan kepada audiens.
2. Unsur yang kedua ada pesan yang ingin disampaikan penulis maksudnya penulis memiliki
makna atau pesan yang ingin disampaikan melalui cerita yang ditulisnya, namun pada
peristiwa tersebut pesan yang ingin disampaikan oleh penulis tidak diterima dengan baik oleh
pembaca hal ini terjadinya karena keterampilan berbicara/komunikasi yang kurang baik dan
penggunaan kalimat yang berbelit-belit sehingga terjadi pemikiran yang berbeda antar
individu. Perbedaan pemikiran tersebutlah yang menyebabkan makna kurang dirasakan oleh
audiens.
3. Unsur yang ketiga medium yang digunakan yakni berupa rangkaian huruf /kalimat dan simbol
yang terkandung didalam cerita atau novel tersebut, hal ini digunakan si penulis sebagai
perantara agar pembaca dapat dengan baik memahami makna cerita,
namun pada peristiwa tersebut terdapat kesenjangan antara penulis
dan pembaca dimana penulis tidak dapat menyampaikan makna
yang ada didalam cerita atau novel yang ditulisnya dengan baik ,
dalam hal ini mungkin unsur medium yang digunakan kurang tepat sehingga mengubah
makna dari suatu kalimat tersebut.
4. Unsur yang keempat yaitu pembaca, dalam hal ini pembaca sebagai penerima pesan yang ada di
dalam cerita atau novel tersebut. Namun berdasarkan peristiwa yang terjadi pembaca tidak
atau kurang merasakan makna yang di sampaikan didalam buku yang di buat oleh penulis
sehingga unsur ini tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pikiran antara
individu satu dengan yang lain , sehingga makna tidak dapat tersampaikan atau dirasakan oleh
pembaca.

2. Sangat berkaitan, untuk membangun sebuah tulisan sangat diperlukan kalimat yang efektif dan baku
namun setiap tulisan harus menggunakan konsep kevariasian agar tulisan tersebut menjadi tulisan
yang padu. Variasi kalimat tersebut berfungsi untuk mengefektifkan atau membuat pemakaian bahasa
menjadi lebih enak dibaca dan didengar.
Keterkaitan antara teori kalimat efektif dengan konsep kevariasian dalam membangun tulisan antara
lain sebagai berikut :

a. Dengan penggunaan konsep kevariasian kalimat justru akan membuat tulisan lebih menarik
sehingga pembaca tidak merasa jenuh dan bosan saat membaca cerita/karangan.
b. Dengan menggunakan konsep variasi kalimat bukan berarti menyebabkan kalimat menjadi
tidak efektif namun konsep kevariasian ini dapat mempermudah pembaca untuk memahami
makna yang terkandung di dalam cerita
c. Dengan konsep kevariasian kalimat ,penulis akan mampu menciptakan bacaan yang baik
karena penataan unsur kalimatnya tegas, lugas, jelas, dan indah. Kevariasiaan akan
menimbukan efek emphasizing atau penekanan pada kalimat atau kata tertentu hal ini dapat
membuat suatu paragraf menjadi lebih padu sehingga meninggalkan kesan mendalam bagi
pembaca.
3. A.

No. Bagian Surat Salah (X) Keterangan


atau Benar (
√)
1. Kepala Surat √ Penulisan benar dan lengkap dengan mencantumkan
logo, nama kantor, alamat kantor yang dituju, kode
pos, telepon, faksimile atau email.
2. Nomor Surat √ Penulisan sudah tepat dengan menulis nomor surat,
letak nomor surat diletakkan pada posisi atas kiri di
bawah kop surat.
3. Tanggal, √ Penulisan tanggal, bulan
Bulan dan Dan tahun sudah tepat ,pada penulisan surat dinas
Tahun Surat tidak perlu mencantumkan kota pengirim.
4. Lampiran X Tidak dicantumkan lampiran
5. Hal atau √ penulisan sudah tepat dengan mencantumkan
Perihal tentang surat yang dibuat
6. Alamat surat √ Penulisan alamat sudah tepat dengan penulisan yang
tidak lebih dari 3 baris dan mencantumkan
Yth. Penulisan jalan pada alamat tidak disingkat.
Tidak menggunakan titik pada masing-masing akhir
barisnya.
7. Salam X Salam pembuka tidak dicantumkan pada surat
Pembuka seperti penggunaan “Dengan Hormat”
8. Isi Surat √ Isi surat sudah disampaikan dengan tepat secara
singkat, lugas dan jelas . disertai dengan bagian
pembuka, isi dan bagian penutup.
9. Salam Penutup √ Penulisan salam penutup sudah tepat karena berisi
ucapan terimakasih
10. Jabatan √ Jabatan si penulis sudah dicantumkan dengan benar
penulis surat pada surat terletak pada bagian bawah setelah salam
penutup
11. Tanda tangan √ Surat sudah disertai dengan tanda tangan si penulis.
Yang berada di bawah jabatan penulis
12. Nama Terang √ surat sudah disertai dengan
nama terang si penulis surat
dengan benar yaitu berada
dibawah tanda tangan
si penulis
13. Nama √ Nama lembaga dibuat
Organisasi dalam bentuk stempel
atau cap yang menegaskan bahwa surat sah atau
resmi
14. Nomor induk √ Surat sudah disertai dengan nomor induk pegawai
pegawai (bagi dengan benar. Penulisan NIP sudah benar yaitu
PNS) dibawah tanda tangan dan nama terang.
15. Tembusan √ Penulisan tembusan surat sudah benar yaitu
diletakkan di posisi paling akhir atau di bagian
bawah dari surat.
16. Inisial/kaki X Tidak ada inisial pengetik atau pengonsep surat
surat

B.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN\
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Jenderal Sudirman , Senayan, Jakarta 10270
Telepon( 021)57946104
Pusat Panggilan ULT DIKTI 126
Laman www.dikti.kemendikbud.go.id

Nomor : 1035/E/KM/2020 9 Oktober 2020


Lampiran : Tersedia
Hal : Himbauan pembelajaran secara daring
dan sosialisasi UU Cipta Kerja

Yth. Pemimpin Perguruan Tinggi


Di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dengan hormat,
Sehubungan dengan situasi akhir-akhir ini yang kurang kondusif untuk pembelajaran, terutama terkait
dengan tanggapan atas akan diterbitkannya Undang-undang (UU) Cipta Kerja, dengan ini kami mohon
Pimpinan Perguruan Tinggi untuk melaksanakan hal-hal berikut:
1. Menjaga ketenangan dan suasana pembelajaran yang kondusif di Perguruan Tinggi masing-
masing.
2. Tetap melaksanakan pembelajaran secara daring/Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan para
mahasiswa melaksanakan pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing.
3. Para Dosen diharapkan tetap melaksanakan pembelajaran daring dan memantau kehadiran dan
meningkatkan interaksi pembelajaran mahasiswa/i dalam pembelajaran daring.
4. Mengimbau para mahasiswa/i untuk tidak turut serta dalam kegiatan demonstrasi/unjuk rasa/
penyampaian aspirasi yang dapat membahayaan keselamatan dan kesehatan para mahasiswa/i di
masa pandemi ini.
5. Membantu mensosialisasikan isi UU Cipta Kerja dan mendorong kajian-kajian akademis
obyektif atas UU tersebut. Hasil pemikiran dan aspirasi dari kampus hendaknya disampaikan
kepada Pemerintah maupun DPR melalui mekanisme yang ada dengan cara-cara yang santun.
6. Menginstruksikan para Dosen untuk senantiasa mendorong mahasiswa melakukan kegiatan
intelektual dalam mengkritisi UU Cipta Kerja, maupun produk kebijakan lainnya dan tidak
memprovokasi mahasiswa untuk mengikuti /mengadakan kegiatan demonstrasi/unjuk
rasa/penyampaian aspirasi yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan para
mahasiswa/i.
7. Mengimbau para orang tua/wali mahasiswa untuk turut menjaga putra/putrinya agar melakukan
pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing.

Informasi tentang UU Cipta Kerja secara rutin akan kami perbarui dan dapat diunduh dari tautan
http://dikti.kemdikbud.go.id/epustaka/cipta-kerja. Bila ada hal lain yang perlu dikoordinasikan, kami
persilakan untuk menghubungi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami sampaikan terima kasih.

Direktur Jenderal,

Nizam
NIP.196107061987101001

Tembusan:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
3. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I – XVI
4. A . pengembangan paragraf argumentasi
Tema : Upaya pemerintah menanggapi adanya kasus bunuh diri akibat dari pembelajaran jarak jauh

Virus covid-19 yang berasal dari Negara cina kini telah menyebar ke berbagai Negara termasuk
Indonesia. Akibat menyebarnya virus covid-19 tersebut kegiatan belajar-mengajar di sekolahpun
menjadi terkendala. Untuk mengantisipasi hal tersebut seluruh sekolah menerapkan Pembelajaran
jarak jauh ( PJJ ). Pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) di era pandemi ini memicu peningkatan tingkat
stress siswa dikarenakan tugas yang terlalu banyak. Dampak paling parah dari pembelajaran daring
tersebut adalah terjadinya kasus siswa yang bunuh diri . Dari data yang telah dicatat oleh KPAI,
terdapat 3 kasus siswa yang bunuh diri akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diantaranya 1 orang
siswa SD di Banten, 1 siswi MTs di Tarakan, dan 1 siswi SMA di Gowa.
Akibat dari pembelajaran daring ini cukup berpengaruh dengan mental anak. Siswa merasa tugas
yang diberikan guru terlalu banyak. Sehingga siswa merasa kekurangan waktu bermain dan membagi
waktu untuk mengerjakan tugas dan beristirahat. Selain itu orang tua juga merasa kewalahan karena
dalam hal ini peran orang tua juga diperlukan dalam menemani anaknya selama belajar. Dilihat dari
data kasus siswa bunuh diri salah satu penyebab siswa tersebut nekat mengakhiri hidupnya lantaran
depresi karena banyaknya tugas yang diberikan saat pembelajaran daring. Kegiatan pembelajaran
daring ini memang berbeda dengan pembelajaran yang biasa dilakukan. Hal ini karena tidak dapat
tatap muka secara langsung sehingga materi yang disampaikan kurang maksimal , agar materi tetap
dipelajari siswa guru menyiasati dengan pemberian tugas terus-menerus. Hal itulah yang menjadi
beban siswa pada saat pembelajaran daring saat ini.
Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengevaluasi total PJJ.
Pembelajaran jarak jauh selama pandemic ini didesain tanpa memberi beban untuk menuntaskan
seluruh capaian kurikulum yang ada untuk kenaikan kelas ataupun kelulusan (Mulyani, 2020). FSGI
juga mendorong agar Dinas Pendidikan di berbagai daerah mewajibkan penerapan Kepmendikbud
Nomor 179/p/2020 tentang Pelaksanaan Kurikulum Darurat. Kurikulum Darurat ini dinilai dapat
meringankan beban belajar siswa, guru, dan orang tua sehingga anak belajar dengan baik dan tidak
merasa tertekan. Karena depresi yang dialami siswa saat PJJ bukanlah hal sepele. Tingkat stress
meningkat karena harus berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosionalnya
( Ferdiyanto & Muhid, 2020). Sehingga upaya pengevaluasian total PJJ merupakan upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi meningkatnya kasus siswa depresi dan bunuh diri.
B. 1. Pernyataan faktual :

Anda mungkin juga menyukai