Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : SITI FOFIFAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 837609543

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4502/PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN


PEMBELAJARAN di SD

Kode/Nama UPBJJ : 76/JEMBER

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. Siswa tidak perlu mempelajari keseluruhan kurikulum yang ada, cukup kurikulum esensial saja
dan pengembangan softskill. Hal ini akan berdampak untuk menurunkan tingkat stress pada siswa
kelas 5 karena materi dan tugas yang diberikan akan lebih sedikit sehingga kesejahteraan psikologi
siswa dapat meningkat.

Di era pandemi ini, kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dalam rangka
penyesuaian kurikulum dengan kondisi saat ini. Pemerintah mengeluarkan 2 kebijakan yaitu:

a. Untuk daerah yang berada pada zona hijau dan zona kuning diizinkan untuk melakukan
pertemuan tatap muka.

b. Untuk daerah yang berada pada zona merah dan tidak memungkinkan untuk bertatap muka
antara siswa dengan guru dapat menggunakan kurikulum darurat. Pada kurikulum darurat ini,
sekolah diberikan wewenang untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Sekarang sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta sudah memulai PTM. Dan, di saat PTM
semakin eksis, akankah kejadian bullying akan teraktivasi lagi? Akankah peserta didik yang tadinya
sedih karena tidak bisa sekolah tatap muka, kemudian pada gilirannya PTM dimulai kegembiraannya
harus terenggut dengan hadirnya kecemasan-kecamasan khas bullying? Ternyata, sang pelaku
bullying sudah siap-siap di depan pintu kelas menyambut korban berikutnya.
Melihat betapa krusialnya perkara tersebut, ada baiknya kurikulum anti-bullying dimasukkan dalam
kurikulum diknas. Kenapa? Karena tingkat prevalensi tindakan bullying di sekolah semakin naik dari
tahun ke tahun (data sebelum pandemi).Selain itu setiap lembaga pendidikan di Indonesia
mempunyai kewajiban menjamin kesehatan dan kesejahteraan psikologis peserta didiknya. Jangan
sampai sekolah yang seharusnya sebagai tempat tumbuh kembang baik fisik maupun psikologis
malah justru menjadi sumber gangguan dua aspek tersebut.Selain itu, dampak gangguan psikologis
bagi peserta didik cukup meresahkan. Pada tingkat ringan bisa memunculkan kecemasan yang intens,
panic attack yang biasanya akan dirasakannya menjelang masuk kelas atau memasuki lingkungan
sekolah. Pada tingkat berat biasanya kecemasan yang intens tersebut menjadi gangguan depresi serta
pada beberapa kasus berakibat korban bunuh diri.
Kurikulum yang maksud di sini adalah kurikulum yang utuh dan mandiri diajarkan dan dipraktikkan
pada jam pelajaran di luar jam pelajaran kurikulum diknas. Ia menekankan pada upaya promotif,
pencegahan, dan penatalaksanaan serta upaya rehabilitasi baik kepada korban, pelaku, maupun saksi
mata.Kenapa harus mulai dari promotif? Karena pada sesi ini semua stakeholder sekolah atau
pesantren harus dipahamkan tentang bullying dan seluk beluknya. Jangan jangan itu semua terjadi
dikarenakan hanya karena kurang paham saja dengan bullying.Kenapa setelah promotif kemudian
pencegahan? Harapannya, setelah mengetahui seluk beluk bullying, kurikulum ini segera bisa
langsung dipraktikkan secara terbuka dan sistematis. Pencegahan yang dimaksud disini lebih
ditekankan kepada kemampuan deteksi dini tindakan bullying, sehingga dengan memahami ini
semua diharapkan sekolah mampu mencegah tindakan bullying sedini mungkin.
3. Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap cukup penting agar bisa memberi petunjuk
dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media yang akan digunakan dalam KBM.
Ada 4 (empat) unsur pokok yang perlu dicantumkan dalam perumusan tujuan pembelajaran, yang
biasa disingkat dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).

1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa. Meski
secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan subjek sekaligus
objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran harus
menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam pembelajaran.

2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior terlihat
pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran dilakukan tanpa
adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan pembelajaran
behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), seperti:
memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO
dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas
pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada
satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.

3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu
dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan
menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa
tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja. (untuk lebih jelasnya bisa dilihat di
contoh bawah).

4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti membandingkan
kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda bergantung pada bobot
materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau
menunjukan suatu perubahan tingkah laku.

Contoh tujuan pembelajaran yang baik:

a. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar
komik dengan benar.

• dengan mengamati gambar = condition


• siswa = audience
• dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar komik = behavior
• dengan benar = degree

b. Melalui pengamatan video, siswa dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap pembangunan sosial denga tepat.

• melalui pengamatan video = condition


• siswa = audience
• dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan
sosial = behavior
• dengan tepat = degree

c. Siswa dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat
di daerah tempat tinggal dengan bahasa yang komunikatif melalui presentasi hasil diskusi
kelompok.

• siswa= audience
• dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di
daerah tempat tinggal = behavior
• dengan bahasa yang komunikatif = degree
• melalui presentasi hasil diskusi kelompok = condition

4. Guru Penggerak memiliki peran strategis menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di
sekolah dan di wilayahnya, menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan
pembelajaran di sekolah, mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, membuka ruang
diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menjadi pemimpin pembelajaran yang
mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.Mereka dibekali dengan materi tentang
praktik pembelajaran yang berpihak kepada murid (pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial
emosional dan coaching), dan pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah (pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya dan
pengelolaan program yang berdampak kepada murid).
Transformasi sekolah melalui program Sekolah penggerak meliputi beberapa tahap dimana dalam
tahap terakhirnya diharapkan hasil belajar siswa berada diatas level yang diharapkan dalam
lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan. Pembelajaran yang dilakukan
adalah pebelajaran yang berpusat kepada murid sesuai dengan filosopi Ki Hadjar Dewantara, Bapak
Pendidikan Indonesia. Perencanaan program dan anggaran sekolah didasarkan kepada refleksi diri.
Guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan diri. Pendekatan pengembangan kurikulum
2013 adalah competencies-based curriculum bukan standard-based curriculum, dan bersifat tematik-
integratif. Dalam pengembangannya mengacu kepada 4 dari 8 standar Nasional Pendidikan: Standar
Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

5. Dalam pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia terdapat 2 prinsip yaitu prinsip umum
dan prinsip khusus.

Prinsip umum pengembangan kurikulum meliputi:

• Prinsip relevansi, dimana kurikulum pendidikan harus relevan dengan perkembangan


IPTEK.Prinsip fleksibilitas, dimana kurikulum harus fleksibel sehingga dapat
diimplementasikan pada kondisi saat ini.
• Prinsip kontinuitas, dimana kurikulum berlangsung secara berkesinambungan.
• Prinsip efisiensi, dimana kurikulum dapat dilakukan dengan alat sederhana dan biaya
yang murah.
• Prinsip efektifitas, dimana kurikulum harus bisa dipastikan tingkat keberhasilannya.

Prinsip khusus pengembangan kurikulum meliputi:

• Prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan


• Prinsip yang berkaitan dengan pemilihan isi pendidikan
• Prinsip yang berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar
• Prinsip yang berkaitan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran

* Prinsip yang berkaitan dengan pemilihan kegiatan penilaian

6 Karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter
baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat
dari keputusan yang ia buat. Pembentukan karakter merupakan salah atu tujuan pendidikan nasional.
Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di 177 2015 antara tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak
mulia. Karakter akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang
bermartabat. Karakter bukan sekedar penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implisit
hal-hal yang tersembunyi. Karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian, dan tindakan
berdasarkan nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral.
Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada keuarga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama dan
lingkungan. Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anakanak
muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku
yang baik bagi perubahan dalam kehidupannya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan
perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi adil, baik, dan manusiawi.

Peranan Guru Terhadap Pendidikan Karakter Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran
yang dikemukakan oleh Moon ( dalam hamzah, 2007, hlm. 22 ), yaitu sebagai berikut.

a. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Of Instruction)

Di sini guru sesuai dengan program yang diajukan oleh pihak Departemen Pendidikan Nasional
dituntut untuk berperan aktiif dalam merencanakan KBM 181 2015 (Kegiatan Belajar Mengajar)
dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran. Jadi, guru dengan waktu yang
sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen agar
berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai
tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.

b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager Of Instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggunakan alatalat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa
bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapakan. Selain itu guru
juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari ke arah pengenalan tingkah laku dan
kepribadiannya sendiri.

c. Guru sebagai pengarah pembelajaran

Disini hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi
peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini, guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam
keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini
adalah pendekatan pribadi, dimana guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih
mendalam hingga dapat membantu dalam keseluruhan PBM, atau dengan kata lain, guru berfungsi
sebgai pembimbing

d. Guru sebagai Evaluator (Evaluator Of Student Learning)

Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam
proses pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau
kelompoknya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara
terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu untuk
memperoleh hasil yang optimal.

e. Guru sebagai Konselor

Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah guru diharapkan akan dapat merespon segala
masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Serta pada akhirnya, guru akan
memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan, prasangka, ataupun
keinginannya. Semua hal itu memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan
dengan orang lain, terutama siswa.

f. Pengelolaan kelas

Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacammacam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil
yang baik. Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan
merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Sejalan dengan hal diatas, maka guru harus memiliki keterampilan mengelola

Anda mungkin juga menyukai