Anda di halaman 1dari 5

Nama : Buli

Nim : 858026702
Makul : PDGK4503 / Materi dan Pembelajaran IPA SD
Tutor : Natalis David,M.Pd
Tugas :1

JAWAB
1.)
1.         Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan
menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus
menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium
dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai.
2.         Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu
berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti
mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari
dasar penggolongan.
3.         Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. 
Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati
langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan
hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri
pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
4.         Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan yang reliabel.
Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa
yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah
mempunyai kemampuan proses meramalkan.
5.         Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan
pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan
yang berlatar belakang hipotesis.
6.         Merumusakan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu.
7.         Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus
dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa
harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan
variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan
diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa
dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.
8.         Menggunakan alat dan bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus
menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung.
Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9.         Menerapkan konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang
telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10.     Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil
percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk
berkomunikasi.

2.)
1. Aspek Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami
fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Dalam
kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan
yang menjadi materi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang dapat
diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia.
Oleh karena PISA bertujuan mendeskripsikan seberapa jauh siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan dalam konteks yang terkait kehidupannya, dan soal-soal PISA hanya mencakup
sampel pengetahuan sains, maka PISA menentukan kriteria pemilihan konten sains sebagai
berikut;
–    Relevan dengan situasi kehidupan nyata
–    Merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang
–    Sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun
Berdasarkan kriteria konten seperti itu, dipilih pengetahuan yang diperlukan untuk memahami
alam dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan global. Pengetahuan yang
dipilih tersebut diambil dari bidang-bidang studi biologi, fisika, kimia, serta ilmu pengetahuan
bumi dan antariksa dengan merujuk pada kriteria tersebut. Peserta didik harus mampu
mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi sains dalam konteks yang dipandang sebagai
sistem.

2. Aspek Proses
PISA memandang pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga negara  masa depan,
yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin terpengaruh
oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karenanya pendidikan sains perlu mengembangkan
kemampuan peserta didik memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi
sains. Peserta didik perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil data dan
mengusulkan eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam, mengenal karakteristik utama
penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang dapat diharapkan dari sains. Karakteristik utama
sains mencakup: pengumpulan data dipandu oleh gagasan dan konsep, sifat tentatif dari
pengetahuan sains, keterbukaan terhadap pengujian dan pengkajian, menggunakan argumen
logis, serta kewajiban untuk melaporkan metode dan prosedur yang digunakan dalam
pengumpulan bukti.
Sejak kelahirannya, PISA menjadikan proses sains ini sebagai salah satu domain penilaiannya.
Namun dalam perkembangan terakhir, PISA memilih istilah “kompetensi sains” sebagai
pengganti proses sains. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab
suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti
serta menerangkan kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat
dan tidak di jawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan
sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang tersedia.

3. Aspek Konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara partisipan
tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional setiap negara. Penilaian PISA
dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di
sekolah saja.
Dalam memilih konteks, pikiran dasarnya adalah PISA bertujuan menilai pemahaman dan
kemampuan dalam sains, serta sikap-sikap yang harus dimiliki siswa pada akhir masa wajib
belajar. Sebagai studi Internasional, konteks yang digunakan untuk soal-soal PISA harus dipilih
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan minat dan kehidupan peserta didik di setiap negara-
negara partisipan. Butir-butir soal PISA dikembangkan dan dipilih dengan memperhatikan faktor
keragaman budaya dan bahasa di negara-negara partisipan PISA.

3.)
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan
memungkinkan terjadi interaksi sosial.Jadi,saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat
secara langsung dalam kegiatan nyata.Guru perlu mempersiapkan bahan lebih awal dan
melibatkan siswa agar siswa juga merasa berperan dalam pembelajaran IPA.

4.)
 Kelebihan
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
Kekurangan
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi
ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak
membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu
saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan
elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan
model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan
terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru
perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran
berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah
satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar
belakang pendidikan guru itu sendiri.

5.)
Variasi adalah perbedaan yang terjadi diantara individu sejenis.Variasi mahluk hidup itu
merupakan berbagai kumpulan suatu spesies yang mempunyai perbedaan dan kekhasan masing-
masing walaupun asalnya keturunanya,keluarganya sama.

Sedangkan Klasifikasi makhluk hidup sendiri adalah suatu cara untuk mengelompokkan
makhluk hidup sesuai dengan adanya persamaan ciri dari yang dimiliki oleh makhluk hidup
tersebut. Dengan adanya pengelompokan ini, makhluk hidup yang jumlahnya amat banyak akan
dipisahkan menjadi suatu kelompok yang relatif lebihkecil sehingga menjadi mudah untuk
diingat dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai