Anda di halaman 1dari 6

Tugas III ABK:

Rumuskan definisi tunalaras dengan kalimat sendiri sesuai dengan pengetahuan Saudara.
Jika di kelas Anda terdapat anak yang tergolong tunalaras, bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang diakibatkan ketunalarasan tersebut?
Jelaskan gejala-gejala anak yang berkesulitan belajar dan apa yang dapat dilakukan jika di kelas
Anda terdapat anak yang berkesulitan membaca.

1. Anak tunalaras, yang dimaksud disini adalah anak yang mengalami hambatan/kesulitan untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial, bertingkah laku menyimpang dari norma-norma
yang berlaku dan dalam kehidupan sehari-hari sering disebut anak nakal sehingga dapat
meresahkan/ mengganggu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Tunalaras adalah individu
yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras
biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku disekitarnya

2. Cara yang paling efektif dalam mengatasi masalah-masalah emosional dan perilaku dikelas
adalah dengan mencegah terjadinya masalah ini. Sementara tidak semua masalah emosional dan
perilaku dapat dicegah, suatu pendekatan proaktif jauh lebih efekif dibanding dengan cara yang
semata-mata hanya merespon terhadap masalah. Cara ini juga memberikan hubungan yang saling
memuaskan yang mungkin sebelumnya diterima dengan lebih negatif oleh siswa maupun guru.

Beberapa cara yang mungkin dapat meningkatkan perilaku positif siswa :

Buatlah harapan-harapan pada emosi dan perilaku siswa yang Anda inginkan sejelas mungkin bagi
mereka.
Tunjukkan pada siswa bahwa Anda jujur dalam berhubungan dengan mereka.
Berikan perhatian dan pengakuan kepada siswa atas sifat-sifat dan prestasi yang positif untuk
dinyatakan pada siswa setiap hari.
Buatlah contoh sikap, kebiasaan kerja dan hubungan yang positif.
Persiapkan pola pengajaran da berikan kurikulum yang tersusun dengan baik.

* Dalam menghadapi sikap serta perilaku anak dengan kebutuhan khusus ini, maka diperlukan
beberapa metode, berikut ini contoh modifikasi perilaku anak tunalaras yang perlu Anda ketahui :

1. Ketahui Apa Yang Anak Inginkan

Setiap anak tentu memiliki kebutuhan yang berbeda, baik karena usia dan juga jenis kelaminnya.
hal ini juga terjadi untuk kebutuhan anak dengan keistimewaan tertentu, anak dengan indikasi
tunalaras tidak bisa disamakan dengan anak normal lainnya. Karena itu sebagai orang tua dan juga
guru pembimbing harus mengetahui dan mengenali kebutuhan apa yang menjadi dasar anak
tersebut inginkan
2. Berikan Pola Belajar Take And Give
Anda juga bisa mencoba contoh modifikasi perilaku anak tunalaras dengan cara take and give.
Pada saat anak bisa melakukan hal yang Anda ajarkan dengan baik, maka sepatutnya anak tersebut
Anda berikan penghargaan berupa hadiah atau perhatian khusus atas prestasi yang sudah dicapai.
Dengan cara demikian anak akan merasa diperhatikan, dipenuhi keinginannya dan semakin
percaya kepada Anda, baik sebagai orang tua atau sebagai guru pembimbing
3. Tidak Memaksakan Kehendak Yang Memaksa
Hal yang sangat penting dilakukan dalam mendidik dan memberikan pelatihan kepada anak
tunalaras adalah dengan tidak memaksakan kehendak yang tidak seharusnya. Contoh jangan
memaksa anak untuk bertingkah sopan apabila kondisi sikapnya belum bisa memahami apa itu
sikap sopan dan santun. Ajarkan dengan cara yang lembut dan berikan teladan sikap yang
menunjukan kalau hal tersebut baik dan tidak baik.
4. Berikan Ruang Pada Anak Untuk Berkembang
Contoh modifikasi perilaku anak tunalaras lainnya adalah dengan memberikan kepada anak
tunalaras melakukan pola berkembang secara bebas dan bertanggungjawab. Jangan biarkan ia
bebas tanpa pengawasan, berikan ruang yang seperlunya dengan memberikan juga pengertian
bahwa hal yang dibatasi bukan untuk dilarang namun sebagai batasan secara berlebihan.
5. Berikan Batasan Mana Yang Boleh dan Mana Yang Tidak Boleh
Dalam memberikan pengajaran dan pelatihan Anda harus memperhatikan sikap Anda baik sebagai
orang tua dan juga tenaga pengajar. Karena anak tunalaras sangat memperhatikan setiap sikap dari
orang sekitarnya yang pastinya harus sesuai dengan unsur kebaikan dan keteladanan. Berikan
pendidikan mengenai mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan beserta
dengan alasan yang mereka mengerti.
6. Terapkan Pola Kasih Sayang dan Perhatian Dalam Kegiatannya
Pentingnya contoh modifikasi perilaku anak tunalaras satu ini bagi perkembangan anak tunalaras
adalah dekapan kasih sayang juga perhatian dari orang disekitarnya. Jangan biarkan mereka
kehilangan rasa cinta, kasih sayang dengan kondisi mereka, dan hindari rasa menyalahkan diri
sendiri atau menyalahkan anak tersebut. Berikan dorongan moril dan spiritual serta didik dengan
nilai – nilai agama yang baik.

3. Penguasaan jumlah katanya minim


Tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
Tidak mampu mempelajari dan mengenal angka, huruf dan nama-nama hari dalam seminggu
Sulit menghubungkan kata dalam kalimat
Perhatiannya tidak fokus dan sering mengalami kegelisahan yang sangat ekstrim
Sulit berinteraksi dengan anak sebayanya
Tidak mampu mengikuti petunjuk atau rutinitas
Cenderung menghindari permainan puzzles, pelajaran menggambar atau prakarya seperti
menggunting.
Gejala Siswa yang mengalami Kesulitan Belajar

1. Menunjukkan prestasi yang rendah/di Bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras
tetapi nilainya selalu rendah.
3. Lambat melaksanakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam
segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan.

4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta.

5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah,
bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

*
Bimbingan yang harus dilakukan guru dalam menghadapi anak yang mengalami kesulitan
membaca antara lain :
1. Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf
Langkah yang harus ditempuh guru dalam membantu anak yang mengalami kesulitan kurang
mengenali huruf ini dapat berupa :
– Huruf dijadikan bahan nyanyian.
– Menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya) khususnya
huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d).

2. Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata


Langkah yang dilakuan guru untuk mengatsi anak yang mengalami kesulitan jenis ini adalah :
– Gunakanlah bacaan yang tingkat kesulitannya rendah.
– Anak disuruh menulis kalimat dan membacanya dengan keras.
– Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata, maka perlu pengayaan
kosakata.
– Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan anak
membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.

3. Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase.


Langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini yaitu dengan cara :
– Jika kesalahan disebabkan ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok kata (frasa), sajikan
sejumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya.
– Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca, perkenalkan fungsi
tanda baca dan cara membacanya.
– Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya.
Selanjutnya ajaklah anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraf tersebut.

4. Bimbingan terhadap anak yang miskin pelafalan


Untuk mengatasi kesulitan pelafalan, guru dapat menggunakan cara berikut :
– Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri.
– Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat berikan latihan khusus pengucapan
kata-kata tertentu yang dipandang sulit.

5. Bimbingan terhadap anak yang mengalami penghilangan kata


Untuk mengatasi hal ini ditempuh cara :
– Anak disuruh membaca ulang.
– Kenali jenis kata atau frasa yang dihilangkan.
– Berikan latihan membaca kata atau frasa.

6. Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata


Upaya yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain :
– Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca merupakan kebiasaan buruk.
– Kenali jenis kata yang sering diulang.
– Siapkan kata atau frasa jenis untuk dialatihkan.

7. Bimbingan terhadap anak yang sering melakukan pembalikan kata


Upaya mengatasi kesulitan ini dapat dikukuhkan dengan cara sebagai berikut :
– Anak perlu disadarkan bahwa membaca (dalam bahan yang menggunakan sistem alfabetis)
menggunakan orientasi dari kiri ke kanan.
– Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-kata yang memiliki
bentuk serupa untuk dilatihkan.
– Latihan hendaknya dilakukan dalam bentuk kata yang bermakna, misalnya : huruf p dan b
dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan bagi.

8. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menyisipkan kata


Untuk mengatasi hal ini, bimbinglah anak dengan menyuruh anak membaca dengan pelan-pelan
dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan kata dalam membaca.

9. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan mengganti suku kata


Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara :
– Gunakan bahan bacaan yang teramsuk kategori mudah.
– Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak.
– Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut.
10. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan
menggerakan kepala.
Untuk mengubah kebiasaan anak yang selalu menggerakkan bibir sewaktu membaca dalam hati,
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
- Anak disuruh mengumumkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk mengulangi membaca
kalimat tersebut tanpa mengunyam.
- Jelaskan pada anak bahwa membaca mengunyam dapat menghambat keefektifan membaca.

Sedangkan untuk menghadapi anak yang menggunakan jari telunjuk dalam membaca, dapat
dilakukan kegiatan berikut.
- Perhatikan apakah anak mengalami gangguan mata.
- Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas.
- Latihkan teknik membaca prosa.
- Peringkatkan anak untuk tidak menggunakan jari telunjuk dalam membaca.
11. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan mengucapkan bunyi konsonan dapat dilakukan
bimbingan antara lain :
- Kembangkan anak dalam mendengarkan konsonan yang sulit misalnya tuliskan kata-kata yang
dimulai dengan konsonan (depan, adat, dapat, diri dan sebagainya).
- Suruh anak mencari dan mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung konsonan tersebut.
- Latihkan anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung konsonan.
12. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan vokal
Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini dapat dilakukan :
- Tanamkan pengertian pada diri anak bahwa huruf-huruf tertentu dalam melambangkan lebih dari
satu bunyi misalnya : huruf e dapat melambangkan bunyi e dan é.
- Berikan contoh huruf e yang melambangkan bunyi e dan é dalam kata-kata
- Ajaklah anak mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung huruf tersebut.
13. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan kluster, diftong dan digraf
Untuk mengatasi kesulitan ini lakukan :
– Kenalkan kluster (misalnya st, kl, gr, pr, sw), diftong (misalnya ai, oi, ui) dan digraf (misalnya
sy, ng, kh, dan ny) dalam kata atau kalimat.
– Tuliskan kata atau kalimat yang mengandung kluster, diftong, dan digraf.
– Mintalah anak untuk mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya terkandung kluster, diftong,
dan digraf.
– Perintahkan anak membacakan kata-kata yang telah dikumpulkan.

14. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan menganalisis struktur kata


Untuk mengatasi kesulitan ini lakukanlah :
– Catatlah kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak.
– Perkenalkan kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak.
– Perkenalkan kata-kata tersebut kepada anak dengan memanfaatkan metode yang ada.
– Suruhlah anak mencari kata-kata lain yang sejenis dan membacanya.

15. Bimbingan terhadap anak yang sulit mengenali makna kata dalam kalimat dan cara
mengucapkannya.
Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini lakukan :
- Ambil satu kata dan daftarkan kata turunannya (misalnya kata : membaca, membacakan, dibaca,
dibacakan, bacaan, dan terbaca).
- Bimbinglah anak untuk mengenali kata baca dan turunannya yang terdapat dalam bacaan
tersebut.
- Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan, lari dan sebagainya)
(http://digilib.unnes.ac.id).

Sebagai tambahan, bapak/ibu guru bisa menggunakan beberapa cara di bawah:

Gunakan pulpen atau pensil berwarna agar tulisan lebih terlihat. Tandai dengan highlighter kata
penting dalam satu kalimat atau paragraf yang panjang.
Hindari penggunaan kalimat yang terlalu panjang.
Jika ada buku teks yang memiliki paragraf panjang, ringkas menjadi pokok bahasan dalam format
“bullet” atau urutan 1,2,3.
Padukan pembelajaran dengan video, agar siswa lebih mudah memahami.
Jika siswa terlihat mulai jenuh atau pusing, berikan waktu untuk beristirahat dengan menggambar
atau mendengarkan lagu, atau berlari-lari bersama teman.
Siswa disleksia suka bereksplorasi. Berikan satu topik yang disukai, lalu biarkan siswa melakukan
riset sesuka hati mengenai topik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai