Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN TUGAS TTM-ATPEM

TUGAS : 2
MATA KULIAH : PDGK4407/PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS

Nama Mahasiswa : WIWI ARIYANI Tutor : Muhamad Robie Awaludin S., M. Pd


NIM : 857327288
Kode/Nama Program Studi:119/ PGSD S1 Semester: 2 BI

1. Coba saudara jelaskan contoh dari 3 kriteria anak berbakat menurut renzulli, dan bagaimana
upaya bapak/ibu dalam membantu perkembangan anak berbakat disekolah khususnya
terkait dengan modifikasi program.
2. Coba saudara jelaskan factor penyebab tunanetra dan bagaimana peranan bapak/ibu sebagai
guru dalam menangani peserta didik tunanetra disekolah inklusi! Jelaskanlah beserta
contoh!
3. Apakah anak tuna rungu dapat bergabung belajar pada sekolah inklusi? Bagaimana cara
saudara sebagai guru dalam membantu anak berkebutuhan khusus tersebut! Berikan contoh
beserta alat bantu belajarnya!
Jawaban
1. Dalam keteria anak berbakat menurut renzulli ada 3 yaitu
a. Kemampuan kecerdasaan jauh di atas rata-rata
b. Kereativitas tinggi
c. Tanggung jawab pengikatan diri terhadap tugas
Sesorang dikaitakan berbakat intelektual jika memepunyai intelegensia tinggi, sedangkan
kereativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptkan sesuatu yang baru, memebrikan
gagasana baru kemampuan untuk melihat hubungan hubungan yang baru anatara unsur
unsur yang sudah ada demikian pula beralaku untuk pengingatan diri terhadap tugas, hal ini
lah yang mendorong sesorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai
rintangan.
- Contoh dari Menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, Aplikasi berbagai kombinasi
kemampuan umum di atas terhadap bidang-bidang yang lebih spesifik (Mis.
Matematika, Sain, Seni, kepemimpinan), Kemampuan memperoleh dan membuat
penggunaan yang tepat sejumlah pengetahuan formal, teknik, dan strategi di dalam
menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
- Contoh dari kerativitas Kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam berpikir,
Keterbukaan terhadap pengalaman; Reseptif terhadap apa yang baru dan berbeda dalam
pikiran, tindakan, dan produk dirinya sendiri dan orang lain., Ingin tahu, spekulatif, dan
berpetualangan, keinginan untuk menghadapi resiko baik dalam pikiran maupun
tindakan
- Contoh tanggung jawab pengikat diri terhadap tugas Kemampuan yang tinggi terhadap
minat, antusiasme, dan keterlibatan dengan suatu problem atau bidang
tertentu.,Ketekunan, daya tahan, ketetapan hati, kerja keras, dan pengabdian.,
Kepercayaan diri, adanya keyakinan mampu melaksanakan pekerjaan yang penting,
bebas dari perasaan inferior, keinginan yang kuat untuk berprestasi.
2. Foktor penyebab terjadinya tunanetra yaitu
- Albinisme diman terdapat kekuranagan pigmean pada sebagian atau seluruh tubuh,
rambut menjadi putih, kulit sangat terang, dan iris mata berwana puti atau putih
kemrehan
- Amblyopia kondisi ini dapat bersifat bawaan artinya sudah ada sejak lahir , kadang
kadang peneybabnya tidak di ketahui
- Buta warna kondisi ini lebih menonjolkan kejadinyanya pada laki2 dibandingkan
dengan wanita, dan pada umumunya merupakan karakteristik yang diwarisi berdasarkan
garis kelamin melalui chromosome jantan, meskipun dapat pula terjadi keracunan atau
penyakit retina.
- Dan lain lain
Cara guru menangani peserta didik tunanetra yaitu dengan Proses belajar mengajar pada
anak yang memiliki hambatan penglihatan atau tunanetra diperlukan adanya komunikasi
yang baik serta latihan keterampilan guna memberdayakan indera lain selain indera
penglihatan. Maksudnya guru harus menggunakan indra pendengar, pengecap dan pembau
saat menyampaikan pelajaran. Dan disampaikan dengan semaksimal mungkin
menggunakan kesempatan mengajar menggunakan indra-indra tersebut tidak membatasi
perintah dengan satu cara tertentu saja tetapi kombinasi dari indra-indra tersebut sehingga
penjelasan yang di sampaikan oleh guru lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Pilihan yang tepat untuk mengajarkan anak tunanetra yaitu membaca dan menulis serta
dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka seperti anak-anak normal lainnya sehingga
mereka bisa mnadiri di kemudian hari. Dengan memanfaatkan sisa penglihatan anak perlu
didorong untuk mengembangkan dirinya sehingga mereke dapat hidup mandiri seperti orang
normal. Untuk itu guru perlu memahami kebutuhan dan potensi anak walaupun intelegensi
mereka berbeda dengan amak normal tetapi karena ketidak lengkapan indranya tentu dalam
pembelajaran membutuhkan fasilitas yang berbeda, agar tidak memberatkan guru maka
dalam kelas inklusi hanya menampung anak yang mengalami kelainan sejenis saja.
3. - anak tuna rungu dapat bergabung belajar pada sekolah inklusi ada kasus gangguan
pendengaran, pendidikan inklusi ini adalah kelanjutan dari model terapi mendengar
(Auditori Verbal Terapi) yang telah dilakukan pada anak gangguan pendengaran pada usia
dini. Dengan dasar-dasar pendengaran yang lebih baik, pelayanan terhadap pendidikan yang
harus diberikan juga semestinya lebih terpadu dan terarah. Pelayanan ini dalam rangkaian
usaha pendidikan inklusi bagi anak dengan gangguan pendengaran akan lebih baik jika
melakukan pendekatan model Natural Auditory Oral.
Tujuan dari dari pendidikan inklusi bagi anak gangguan pendengaran ini antara lain Adanya
kebutuhan untuk bersosialisasi dan berintegrasi dengan anak sebaya di sekolah maupun di
dalam lingkungan rumah, Adanya optimisme keluar dari problem komunikasi bagi anak
gangguan mendengar, dengan penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik, Penghayatan
dan menumbuhkan rasa empati dari kalangan anak normal terhadap anak berkebutuhan
khusus.
- Cara guru membantu tunarungu guru yang mendapatkan siswa tunarungu atau gangguan
pendengaran sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan guru mereka sebelumnya taua
dengan orang tua anak tersebut . Melalui diskusi ini, sang guru bisa saling berbagi
informasi mengenai siswa tersebut serta mengetahui strategi yang dipakai oleh guru
sebelumnya atau seperti apa cara mengajar anak-anak tunarungu tersebut
- Contoh dan alat bantu belajaranya Menjaga ketentraman kelas merupakan salah satu
prioritas utama guru, namun seringkali guru akan terlalu fokus ke siswa yang
menimbulkan keributan sehingga lupa akan siswa lainnya. Walaupun anak dengan
gangguan pendengaran bersikap diam bukan berarti anak tersebut tidak memerlukan
bantuan. Ada baiknya jika guru sesekali mengecek anak ini dan melihat perkembangan
belajarnya bahkan di hari yang paling sibuk. Langkah kecil seperti ini bisa memberikan
pengaruh besar bagi pengalaman belajar anak. Alangkah baiknya jika guru mencari tahu
sedikit mengenai hal-hal mendasar seputar gangguan pendengaran, sehingga guru akan
paham tantangan apa saja yang dihadapi siswa setiap harinya di kelas. Dengan begitu guru
bisa membantu siswa mengatasi tantangan dengan melakukan beberapa teknik. Seperti
menurunkan nada suara, memperjelas lafal pengucapan, serta memandang anak saat
berbicara. Dan menggunakan tanggan sebagi alat peraga untuk membantunya memahami
pemebicaran sang guru dalam pemebelajaran.

Anda mungkin juga menyukai