Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1

NAMA : ISNAINI MAISYAROH


NIM : 856807528
MATA KULIAH : PDGK4104 / PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
POKJAR : CURUP
SEMESTER :7

1. Jelaskanlah landasan filosofis dan psikologis Pedagogis Pendidikan SD ?


Jawab : Landasan Filosofis, Psikologis-Pedagogis Pendidikan Sekolah Dasar
Pandangan filosofis adalah cara melihat pendidikan dasar dari hakikat pendidikan
dalam kehidupan manusia.Ada beberapa argumen tentang keniscayaan pendidikan untuk
usia sekolah 6-13 tahun.
a) Pelembagaan proses pendidikan untuk usia dalam system pendidikan persekolahan
atau scooling system, diyakini sangat strategis artinya sangat tepat dilakukan, untuk
mempengaruhi, mengondisikan, dan mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan
sosial anak dalam mencapai pendewasaannya secara sistematik dan sistemik
b) Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih efektif dan
bermakna, artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan, daripada
proses pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual melalui proses sosialisasi
atau pergaulan dalam keluarga budaya semata-mata.
c) Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual
teori pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitisfisme, humanisme, dan sosial.
§ Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan untuk
menggali landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula
sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.
Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara
biologis adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif
adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya
interaksi antara pikiran dengan objek.
Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental yakni:
a) Assimilation atau asimilasi
Assimilation atau asimilasi adalah integrasi data baru dangan struktur kognitif yang
sudah ada dalam pikiran
b) Accommodation atau akomodasi
Accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif
dengan situasi baru
c) Equilibration atau ekuibrasi
Equilibration atau ekuibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi
dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai
Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis atau sistemik guna
membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah
strategis bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.
b) Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik hanya pada
manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar sosial atau social learning, yakni
penyadaran simbol-simbol sosial dan internalisasi kebudayaan dan hubungan sosial.
Kebudayaan diinternalisasi dalam bentuk system neuropsikis yang merupakan bagian
dari bentuk aktivitas fisiologis dari otak manusia. Aktivitas mental yang tinggi
memungkinkan pembentukan dan perkembangan proses mental manusia yang lebih
tinggi.
Dengan menggunakan teori sosial kultural, proses pendidikan di SD/MI seyogianya
diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri individu sebagai produk
interaksi antara kemampuan intramental dan intermental individu dalam konteks sosial-
kultural, lingkungan sosial-kultural.
c) Teori Humanistik
Pendekatan humanistic memiliki karakteristik : (a) menjadikan peserta didik sendiri
sebagai isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaannya dari perilakunya; (b)
mengenal bahwa imajinasi peserta didik seperti dicerminkan dalam seni, impian, cerita,
dan fantasi sebagai hal yang penting dalam kehidupan yang dapat dibahas bersama
dengan teman sekelasnya; (c) memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal
seperti isyarat dan nada karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap
yang dikomunikasikan; (d) menggunakan pemainan, improvisasi, dan bermain peran
sebagai wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan diubah.

2. Jelaskanlah landasan Historis-Ideologis dan yuridis Pendidikan SD?


Jawab : Landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan SD
Landasan historis-ideologis dan yuridis pendidikan pada dasarnya merupakan komitmen
politik Negara Republik Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai ketentuan normatif
konstitusional yang mencerminkan bagaimana system pendidikan nasional dibangun dan
diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Secara ideologis dan yuridis ditetapkan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar atau fondasi pendidikan
nasional. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan nasional, termasuk di dalamnya
pendidikan di SD/MI harus sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan moral
yang terkandung dalam bagian dari alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan SD mengemban dua fungsi, yakni fungsi pengembangan potensi peserta didik
secara psikologis dan pemberian landasan yang kuat untuk pendidikan SMP dan
seterusnya. Sedangkan tujuan secara substantif merujuk pada tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik SD/MI berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan dengan cara
sebagai berikut.
1) Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya
2) Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan
3) Mengikuti proses pembelajaran dengan dengan menjunjung tinggi kejujuran
akademik dan mematuhi semua peraturan yang berlaku
4) Memeliha kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial diantara
teman
5) Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi sesame
6) Mencintai lingkungan, bangsa dan Negara
7) Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan., ketertiban, dan
keamanan sekolah.

Bila seluruh ketentuan perundang-undangan tentang wajib belajar 9 tahun dapat


dilaksanakan dengan baik, maka program Wajar tersebut akan memberi dampak yang
luas bagi pencerdasan kehidupan bangsa secara bertahap. Oleh karena itu, sinergi seluruh
unsur pemerintahan pusat dan daerah sangatlah penting.

3. Bagaimanakah Karakteristik Pendidikan SD?.


Jawab : Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar
1. Karakteristik Umum Pendidikan SD
Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan
lainnya. Paling tidak, ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu sebagai
berikut. (Ditjen Dikti, 2006)
a. Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan
kemelekwacaan, bukan pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacaan
merujuk pada pemahaman siswa tetang berbagai fonemena/gagasan dilingkungannya
dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.
b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan
kemampuan komunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran
sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan
adanya masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan
masalah, mengekspoitasi alternative pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang
paling layak.
d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti
secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan
bernalarnya berkembang.
2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD
Siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, serta gedung dan fasilitas SD memang
mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.
a. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi
konkret, yang ditandai oleh pandangan yang bersifat holistic.
b. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD,
yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.
c. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan
pendidikan (SD) bersama dengan Komite Sekolah, di bawah koordinasi Dinas
Kabupaten/Kota. Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun, yang dibagi menjadi
enam tingkat kelas.
d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistk,
pengalaman langsung, dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai dengan
karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan Dasar.
e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang
cukup mewah. Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah,
tanpa ruang guru dan juga tanpa ruang administrasi.

4. Jelaskan Bentuk-bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD?


Jawab : Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD
Untuk memenuhi kebutuhan belajar pada jenjang sekolah dasar, pendidikan SD dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, yang dapat dipilah menjadi pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan formal mencakup SD/MI, SDLB, SD Unggulan atau Sekolah
Nasional Plus, dan SD Inklusi, sedangkan pendidikan non formal mencakup Paket A dan
Sekolah Rumah.
SDLB diperuntukkan bagi anak yang memiliki kebutuha khusus dalam belajar karena
kelaninan fisik atau mental yang dialaminya, sedangkan SD Inklusi adalah SD biasa yang
juga menerima anak-anak yang mempunyai kelainan, sehingga terjadi perbauran antara
anak normal dengan anak berkelainan. Sementara itu, SD Unggulan atau Sekolah
Nasional Plus, adalah SD yang mempunyai keunggulan dalam aspek tertentu, seperti
penggunaan bahasa asing atau menggunakan Kurikulum ernasional.Paket A adalah
pendidikan non formal jenjang SD yang diperuntukkan bagi warga negara yang berusia
14-45 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan SD. Sekolah rumah atau home
schooling adalah sekolah yang diselenggarakan di rumah, melalui layanan pendidikan
yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau
tempat-tempat lain, dengan proses belajar yang kondusif, sehingga potensi anak yang
unik dapat berkembang secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai