PEMBELAJARAN IPA SD
RESUM
PGDK 4202
PEMBELAJARAN IPA di SD
MODUL 1 s/d MODUL 4
OLEH :
NURHIDAYAH
NIM. 858417705
Modul 1
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
KB. 1
A. TEORI PIAGET
Teori Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di
Neuchatel pada tahun 1896. Semenjak kecil Piaget tertarik dengan masalah
biologi terutama tentang hewan (zoologi). Pada usia 11 tahun beliau telah
menulis karya ilmiah tentang burung pipit yang albino (mempunyai warna
putih/tidak mempunyai zat warna kulit pada seluruh badannya). Pada usia antara
15 sampai 18 tahun beliau banyak menulis tentang hewan berbadan lunak
(moluska) seperti siput terutama tentang perbedaan struktur susunan tubuhnya
yang dihubungkan dengan lingkungan di mana hewan tersebut hidup. Setelah
selesai belajar tentang hewan, Piaget beralih ke struktur yang lainnya, bukan
struktur tubuh hewan melainkan struktur mental yang menurut beliau sangat
penting dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya seperti juga terjadi
pada struktur tubuh hewan yang beliau pelajari sebelumnya.
Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh
makhluk hidup yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Pada awalnya beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan
mempelajari struktur mental. Piaget menamakan struktur mental tersebut
sebagai schema, di mana schema juga merupakan unsur yang penting untuk
beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa hidupnya
untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui
proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi
baru.
Melalui proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan
pengalaman-pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema
pada anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan
kegiatannya di dunia. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi
empat tahapan. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA.
Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan;
2. anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau
kejadian;
3. apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup
untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
KB 2
1. atribut yang harus dimiliki oleh suatu objek. Atribut adalah ciri atau
karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek,
2. cara penentuan atribut-atribut yang ada atau penggabungan,
3. pentingnya ragam atribut; ada yang sendiri atau kombinasi dari atribut,
4. batas bagi penerimaan nilai (value) dari atribut tersebut. Nilai adalah
keragaman yang ada pada suatu atribut.
Bruner beranggapan bahwa interaksi kita dengan lingkungan sekeliling kita
selalu menggunakan kategori-kategori. Aktivitas-aktivitas seperti persepsi,
konseptualisasi, dan pengambilan keputusan, semuanya dapat dijelaskan dari
sudut pandang pembentukan dan penggunaan kategori. Pembentukan dan
penggunaan kategori ini bukan hanya bermanfaat tetapi juga penting untuk
mempelajari dan berinteraksi dengan sekeliling kita. pengkategorisasian
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain ;
1. mengurangi kompleksitas dari benda atau kejadian di sekitar kita.
2. mengurangi keharusan untuk selalu belajar
3. memberikan arahan dan tujuan terhadap aktivitas kita
4. memberikan kesempatan kepada kita untuk menghubungkan objek
dengan kelas dari kejadian alam.
Menurut Eisler dan Eisler (1993) Bruner merupakan salah satu ahli psikologi
yang paling berhasil dalam menerapkan prinsip-prinsip yang di kembangkan
oleh Piaget. Teori Bruner tentang cara seorang anak memperoleh dan
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
memproses informasi baru sejajar dengan apa yang Piaget. Anak tumbuh
melalui dikemukakan tahapan-tahapan yang berbeda.
Penentuan tahapan ini didasarkan pada penampilan mentalnya. Ada tiga tahap
penampilan mental yaitu:
1. tahap penampilan mental enaktif. Tahap penampilan enaktif sejajar
dengan tahap sensori motor pada Piaget, di mana anak pada
dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran
dirinya dengan lingkungannya.
2. tahap ikonik, penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh
persepsinya; di mana persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak
stabil. Mereka belum mengembangkan kontrol pada persepsinya
yang memungkinkan mereka melihat dirinya sendiri dengan suatu
pola yang tetap. Kalau disejajarkan dengan teori Piaget maka
tahapan ini sejajar dengan tahapan pre-operasional. Ketika
mekanisme kontrol dari dirinya berkembang,
3. tahap penampilan simbolik. Inti dari tahap penampilan simbolik ini
adalah pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan
untuk mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya.
Pembagian tahapan oleh Bruner bukanlah merupakan suatu hal yang kaku
melainkan bersifat fleksibel tidak dimaksudkan untuk menentukan kesiapan
anak untuk belajar. Bruner beranggapan bahwa semenjak kecil secara intuitif,
manusia sudah dapat menangkap konsepkonsep IPA. Berdasarkan dari teori ini,
Bruner menyusun suatu model belajar yang disebut sebagai model belajar
penemuan (discovery learning). Bruner beranggapan bahwa model belajar
penemuan sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu
ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan
informasi yang diperolehnya, serta akhirnya akan mendapatkan pengetahuan
yang bermakna. Model belajar penemuan dapat dipandang sebagai suatu belajar
yang terjadi apabila seseorang (siswa) tidak diberikan dengan konsep atau teori,
melainkan siswa sendiri yang harus mengelola dan melakukan penemuan
sehingga dapat menemukan konsep atau teori itu. Hal ini mensyaratkan siswa
untuk menemukan hubungan-hubungan di antara informasi yang ada. Di dalam
teori kategorisasi Bruner di atas, penemuan merupakan suatu pembentukan
kategorisasi atau lebih seringnya pembentukan sistem koding. Sistem koding ini
didasarkan pada hubungan di antara kategori.
Berikut ini adalah dua contoh pembelajaran IPA berdasarkan teori Bruner.
Kelas III
Tujuan Umum siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan
dan mampu mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya
dengan pengamatan dan penafsiran.
Topik Tumbuhan mempunyai bagian-bagian
tertentu
Cara Pelaksanaan 1. Ambillah satu tanaman yang lengkap,
terdiri dari akar, batang, daun, dan
bunga.
2. Berilah kesempatan kepada siswa
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
Kelas IV
KB 3
Memori jangka pendek ada kalanya disebut memori kerja (working memory)
atau memori sadar. Untuk mempelajari hal baru sebagian tergantung pada
mengingat sesuatu yang sudah dipelajari sebelumnya, sesuatu ini harus
dikeluarkan dari memori jangka panjang dan dimasukkan ke dalam memori
jangka pendek. Informasi dari memori jangka pendek atau memori jangka
panjang dikeluarkan kembali melalui suatu generator respons (response
generator), yang berfungsi mengubah informasi menjadi tindakan. Pesan-pesan
dari generator respons ini mengaktifkan efektor (otot-otot) untuk menghasilkan
penampilan yang dapat mempengaruhi lingkungan.
Menginterpretasikan grafik
sederhana
Level 7 Prinsip Belajar Keterampilan untuk
(Mengkombinasikan konsep- menginterpolasikan dan
konsep yang telah dimiliki) mengekstrapolasikan data.
Keterampilan untuk membaca
data dari sumbu X.
Menginterpretasikan grafik
Level 8 Problem Solving Menginterpretasikan grafik
(Aplikasi dari prinsip belajar)
garis dari pertumbuhan
populasi dunia.
Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama bersifat
kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat psikomotorik.
Adapun Taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar, meliputi:
KB 4
TEORI BELAJAR AUSUBEL DALAM PEMBELAJARAN IPA di SD
Ada empat macam belajar dengan dua dimensi yang terpisah, yaitu :
1. Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi (materi pelajaran) itu
disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan.
2. Dimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan
informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.
A. BELAJAR BERMAKNA
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya
adalah belajar bermakna. Baginya belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada
struktur kognitif seseorang.
Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru ke
dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi dalam
belajar bermakna, informasi baru diasimilasikan pada subsumersubsumer
relevan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai hasil belajar
menyebabkan pertumbuhan dan modifikasi subsumer-subsumer yang telah ada.
lebih efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan
menjanjikan bahwa pebelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah
yang lebih banyak. Pengajaran secara verbal biasanya digunakan pada
pengajaran secara tradisional.
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah
diketahui siswa. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel
agar terjadi belajar bermakna maka konsep baru atau pengetahuan baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
Dalam mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu
:
1. prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation)
2. prinsip rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).
Model belajar menurut Ausubel pada umumnya berlangsung dari yang umum
ke yang khusus. Dalam hal ini guru dalam mengajar terlebih dahulu
mengajarkan konsep-konsep umum kemudian secara perlahan-lahan menuju
pada konsep-konsep yang lebih sederhana. Contoh penyusunan konsep seperti
ini disebut diferensiasi progresif.
Prinsip rekonsiliasi integratif atau penyesuaian integratif. Menurut prinsip ini
dalam mengajarkan konsep-konsep, atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan
dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Dengan kata lain guru hendaknya mampu menunjukkan kepada siswa
bagaimana konsepkonsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan.
Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru
dikaitkan pada konsep yang lebih umum, maka peta konsep biasanya disusun
secara hierarki. Ini berarti bahwa konsep yang lebih umum berada pada puncak
dan semakin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi lebih khusus.
Contoh dapat dilihat di bawah ini, di mana air adalah sebagai konsep yang
paling umum dan diletakkan di puncak skema. Air diperlukan oleh makhluk
hidup. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi manusia, hewan, dan tumbuhan.
Contoh manusia misalnya Amir. Contoh hewan misalnya ayam, kucing. Contoh
tumbuhan padi, kacang.
Menurut wujudnya, air dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Wujud padat
misalnya salju, es. Wujud cair yaitu air, wujud gas yaitu uap.
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
Modul 2
Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA SD
KB 1
Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA
Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip,
proses penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam
mempelajari diri dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung
untuk mencari tahu melalui kegiatan observasi atau eksperimen yang dibuktikan
secara empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan
pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan
tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
A. Pengertian Dan Prinsip Pemilihan Pendekatan
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang
menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian
asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk,
dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu,
memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun
yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian
dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang
diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
yang terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum,
kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.
B. Jenis Pendekatan
1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan mengajarakan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan
lingkungansecara bijaksana dengan memahami factor politis,ekonomis,social
budaya,ekologis yang mempengaruhi manusia dalam memperlakukan lingkungan
tersebut.
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang
pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan
manusia sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu
menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana
atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat
munculnya produk teknologi. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta
kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran dapat dikatakan terjadi belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan
perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-
hasil penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting.Terkadang menarik bagi siswa,
namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa
tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan
sajian tentang gambaran menyeluruh.
4. Pendekatan Konseptual
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan
yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta,
peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat
mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan
kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi
simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung
konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan
berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang
tepat.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan tang digunakan dalam
mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang actual
menjadi suatu keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika prosedur
pemecaha yang sistematis.
Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu: 1. Pendekatan ini terpusat pada
masalah.2. Pendekatan ini singkat.3. Pendekatan ini inovatif.4. Pendekatan ini
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
KB 2
Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA
1. Pendekatan Lingkungan
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan
ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan
ekonomis karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan
memanfaatkan lingkungan sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk
mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan
langsung dapat dirasakan oleh siswa.
Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar, yaitu: Survey, Camping / berkemah, Field Trip / karya wisata. Pendekatan
lingkungan adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata,S.
Misalnya; Praktik Lapangan, Mengundang nara sumber, Proyek Pelayanan, dan
Pengabdian kepada masyarakat.
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Beberapa penerapan dalam kegiatan pembelajaran:
a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Percepatan perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak memungkinkan bagi guru bertindak
sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori.
b. Pengalaman intelektual, emosional dan fisik. Pengalaman ini dibutuhkan agar
didapatkan hasil belajar yang optimal. Ini berarti kegiatan pembelajaran yang
mampu memberi kesempatan kepada siswa memperlihatkan unjuk kerja
melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip
sangat dibutuhkan.
c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi. Hal ini menuntut adanya
pengenalan terhadap tata cara memproses dan memperoleh kebenaran ilmu
yang bersifat kesementaraan.
3. Pendekatan Faktual
Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan fakta-fakta hasil penemuan IPA
dengan harapan siswa dapat memperoleh informasi tersebut. Metodenya antara
lain adalah dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi,
latihan ( drill), dan memberikan test.
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
4. Pendekatan Konseptual
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :
1) Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan
dengan pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran
tentang benda baru.contohnya
❖ Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang
sehari-hari untuk menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar
diminta mengamati dan menghubungkan dengan apa yang pernah
dialaminya atau barangkali ada kreasi baru.
❖ Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang
tersebut. Apakah kamu pernah mengenakan barang seperti ini
jawabnya ya atau tidak. Apakah kamu pernah mengenakan barang
seperti ini, jawabnya ya atau tidak. Apakah barang-barang ini sambil
diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di seluruh badan
serta dikaki, di tangan atau di leher, jawabnya “ ya atau tidak “.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan
nlai tsb dalam keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kesepurnaan kehidupa,
lingkungan, dan alam semesta.
7. Pendekatan Inkuiri.
Berikut merupakan penjelasan dari siklus pembelajaran pendekatan inkuiri:
a. Mengamati adalah Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam
sekitar melalui pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasa atau pengecap. Informasi yang diperoleh dapat menuntun
keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan intepretasi tentang
lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
b. Bertanya. Kegiatan dimana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang
mendalam yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang dipelajari.
c. Hipotesis adalah Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas
pertanyaan yang telah dibuat.
d. Mengumpulkan data adalah Kegiatan mencari informasi berupa data dari
bahan atau materi yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa
melalui kegiatan observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh
informasi pendukung.
e. Menganalisis data adalah kegiatan Mengolah data dan menyajikan data
tertentu untuk memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada
penyajiannya dapat berupa tulisan, gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
f. Menarik kesimpulan adalah Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis
data.
hasil IPA, sedikit menjelaskan proses mendapatkan temuan tsb, namun tidak banyak
melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
Modul 3
KETERAMPILAN PROSES IPS DI SD
KB.1
Metode dalam Pembelajaran IPA
A. Pengertian
1. Metode penugasan
Penugasan yang baik haruslah bersifat menantang dan lentur sesuai dengan
minat dan bakat siswa
2. Metode diskusi
Dalam pembelajaran IPA metode ini perlu dilakukan karena memiliki
kelebihan, sebagai berikut ;
a. Murid bebas mengemukakan pendapat
b. Cara yang efektif mengajukan permasalahan
c. Mempertinggi person setiap siswa
d. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan berfikir rasional
e. Mengembangkan sifat kpemimpinan
MODUL 1-4
PEMBELAJARAN IPA SD
4. Metode latihan
5. Metode ceramah
Merupakan metode yang mungkin terjadi paling sering. Metode ini
merupakan metode tradisional. Ceramah sangat ekonomis unutk
menyampaikan informasi
6. Metode simulasi
7. Metode proyek
8. Metode studi lapangan
9. Metode demonstrasi
KB. 2
Aspek : Cahaya
1. Metode yang digunakan adalah penemuan ( discovery )
2. Proses pembelajaran
3. Evaluasi terhadap metode yang digunakan
Aspek : Magnet
1. Metode yang digunakan adalah eksprimen
2. Proses pembelajaran
3. Evaluasi terhadap metode yang digunakan
Modul 4.
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD
KB 1
A. PENGERTIAN
B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
menurut sistem atau metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk
mengidentifikasi dan untuk menunjukkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-
hubungannya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini
misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-
gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan sifat umumnya.
D. KETERAMPILAN MENGUKUR
KB 2
A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
B. .KETERAMPILAN MENGINFERENSI
C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
KB 3
A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
B. VARIABEL
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh
kertas tisu setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume
tertentu. Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula dikurangi
dengan volume air setelah kertas tisu diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat
diserap atau merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas
tisu setelah air dituang ke dalam kertas tisu. Volume air yang diserap adalah
volume air mula-mula dalam gelas dikurangi volume air yang tersisa dalam
wadah penampung.
D. INTERPRETASI DATA