Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 1

PEMBELAJARAN IPA DI SD
RANGKUMAN MODUL 01 – MODUL 03

Di Susun Oleh:

DEWI PUSPITA SARI


NIM : 858441714

TUTOR : M. RAJIB BUSTAMI, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
SAMARINDA
2022
MODUL 1

TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA

KB 1 : TEORI PIAGET DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

A. TEORI PIAGET
Teori Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel
pada tahun 1896. Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh
makhluk hidup yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada
awalnya beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Piaget
menamakan struktur mental tersebut sebagai schema, dimana schema juga merupakan unsur
yang penting untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa
hidupnya untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui
proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui
proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman-
pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema pada anak berkembang
menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan kegiatannya di dunia.
Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan. Secara ringkas
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tahap Perkiraan Usia Ciri-ciri Khusus


Sensori motor 0 - 2 tahun Kecerdasan motorik (gerak)
dunia (benda) yang ada
adalah yang tampak tidak
ada bahasa pada tahap awal
Pre-operasional 2 – 7 tahun Berpikir secara egosentris
alasan-alasan didominasi
oleh persepsi lebih banyak
intuisi daripada pemikiran
logis, belum cepat
melakukan konservasi
Konkret Operasional 7 – 11 atau 12 tahun Dapat melakukan
konservasi logika tentang
kelas dan hubungan
pengetahuan tentang angka
berpikir terkait dengan yang
nyata
Formal Operasional 7 – 11 atau 12 tahun, 14 Pemikiran yang sudah
tahun atau 15 tahun lengkap, pemikiran yang
proporsional, kemampuan
untuk mengatasi hipotesis
perkembangan idealisme
yang kuat

B. PENERAPAN TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD


Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut
yaitu :
1. Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan
2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
3. Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak.

C. CONTOH PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN TEORI PIAGET


Pembelajaran berlandaskan teori Piaget harus mempertimbangkan keadaan tiap siswa
(dikatakan sebagai terpusat pada siswa) dan siswa diberikan banyak kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman dari penggunaan inderanya. Berikut rancangan pembelajaran
secara garis besar.
Konsep yang diajarkan : Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaannya
bagi kehidupan manusia.
Sub-konsep : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah
daripada udara diam.
Metode yang dipakai : Eksperimen

Alat dan bahan yang digunakan :


1. Dua bol pingpong (tenis meja)
2. Benang
3. Kayu kira-kira 30cm

Cara kerja :
1. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada
2. Ikatlah kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan
3. Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah antara
kedua bola pingpong yang tergantung.
4. Amati apa yang terjadi

KB 2 : MODEL BRUNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

A. MODEL BELAJAR BRUNER


Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan
informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala
yang ada di lingkungan. Kegiatan ini meliputi pembentukan kategori (konsep) yang
dihasilkan melalui pengabstraksian dari kesamaan kejadian dan pengalaman.

Adapun spesifikasi karakter dari kategori yaitu:

1. Atribut yang harus dimiliki dari suatu objek


2. Cara penentuan atribut-atribut yang ada atau penggabungan
3. Pentingnya ragam atribut; ada yang sendiri atau kombinasi dari atribut
4. Batas bagi penerimaan nilai dari atribut. Nilai adalah keragaman yang ada pada atribut.
Misal warna merah mempunyai nilai merah muda dan merah tua.

Berikut contoh penerapan ketentuan di atas :

1. Hewan dikatakan serangga apabila tidak mempunyai tulang belakang, mempunyai sayap,
tiga pasang kaki, dan kepala terpisah dari badannya.
2. Kepala terletak di depan badan, keenam kaki dan sayap ada pada badan
3. Yang dianggap serangga bias memilki satu pasang sayap atau dua pasang sayap
4. Untuk bisa dikatakan sayap, benda tersebut harus memiliki karakteristik utuh

Keuntungan pengkategorisasian antara lain:

1. Mengurangi kompleksitas dari benda atau kejadian


2. Mengenali objek dengan benar
3. Mengurangi keharusan untuk selalu belajar
4. Memeberikan arahan dan tujuan aktivitas
5. Memberikan kesempatan untuk menghubungkan objek dengan kelas dari kejadian alam

Diantara kategrori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut


sebagai koding. Teori belajar Bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan (discovery
learning) dimana model belajar penemuan sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai
sifat selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi
yang diperolehnya dan mendapatkan pengetahuan yang bermakna.

Kelebihan model belajar penemuan yaitu :

1. Pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama untuk diingat


2. Hasil belajar penemuan akan lebih mudah dipindahkan
3. Meningkatkan penalaran siswa dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara
bebas
4. Menumbuhkan siswa untuk belajar mandiri
5. Meningkatkan motivasi belajar dari diri sendiri bukan dari pujian
6. Pemecahan masalah dengan prosedur yang praktis
B. PENERAPAN MODEL BELAJAR BRUNER DALAM PEMBELAJARAN IPA DI
SD
Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner
mengembangkan model belajar yang disebut model pembelajaran penemuan (discovery
teaching). Tujuan penemuan ini tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan saja tetapi
juga memberikan motivasi, melatih kemampuan berpikir intelektual dan merangsang
keingintahuan siswa.
Tiga ciri utama pembelajaran penemuan Bruner yaitu :
1. Keterlibatan siswa
2. Peran guru adalah seorang penunjuk (guide) dan pengarah bagi siswanya yang
mencari informasi. Jadi guru bukan penyampai informasi melainkan penuntun untuk
mendapatkan informasi.
3. Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata.

Ada dua macam prmbelajaran penemuan yaitu :


a. Model pembelajaran penemuan murni yaitu model pembelajaran penemuan tanpa
adanya petunjuk atau arahan. Contoh siswa diberikan material seperti kabel listrik,
bola lampu (bohlam) dan beberapa baterai dan siswa diberikan waktu yang cukup
untuk bermain (mencoba-cobakan) dengan material tersebut. Guru tidak memberikan
petunju tentang apa yang harus dilakukan siswa terhadap material tersebut,
melainkan memberikan petunjuk tentang keselamatan dan pemeliharaan terhadap alat
atau material yang dipakai.
b. Model pembelajaran penemuan terarah yaitu model pembelajaran penemuan dimana
peran guru lebih banyak dibanding model pembelajaran penemuan murni. Contoh,
dengan material yang sama (kabel listrik, baterai dan bohlam) guru mengarahkan
dengan memberikan pertanyaan seperti:
- Dapatkah kita menyalakan lebih dari satu bohlam
- Bagaimana kalau kita menyusun lebih dari satu baterai
Yang perlu diingat adalah banyaknya bantuan dan bimbingan dari guru tidak
membatasi kebebasan siswa untuk melakukan penemuan sendiri yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan waktu yang tersedia.

Manfaat model pembelajaran Bruner yaitu:

a. Siswa mudah mengingat apabila informasi tersebut didaptkan sendiri, bukan


merupakan informasi perolehan.
b. Siswa akan mengingat lebih lama informasi yang diperolehnya sendiri.
Saran-saran untuk menerapkan pembelajaran penemuan yaitu:

1) Bagilah kelompok siswa yang terdiri dari 4-6 orang.


2) Berilah tugas tiap kelompok dan tunjuk ketua kelompok untuk bertanggung jawab
terhadap kelangsungan partisipasi kelompoknya.
3) Bicaralah secara klasikal terlebih dahulu tanggung jawab masing-masing petugas di
dalam kelompoknya.
4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan aturan kelompoknya.
5) Berikan arahan terhadap aktivitas yang akan dilakukan sebelum alat dan bahan
digunakan.
6) Hanya penanggung jawab material yang diperbolehkan untuk mengambil dan
mengembalikan material yang dipakai.
7) Guru berkeliling mendekati tiap kelompok secara bergantian untuk memberikan
bantuan yang diperlukan.
8) Jika guru ingin memindahkan siswa ke suatu kelompok, lakukan sedikit demi sedikit
untuk mengurangi kebisingan dan keributan.

C. CONTOH PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN MODEL BRUNER


Berikut ini akan disampaikan dua contoh pembelajaran IPA di kelas III dan kelas
IV berdasarkan teori Bruner.
1. Kelas : III
Tujuan Umum : siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan dan mampu
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya dengan
pengamatan dan penafsiran.
Topik tumbuhan mempunyai bagian-bagian tertentu.
Cara pelaksanaan :
a. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.
b. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan
sebagai berikut: menurut, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?
c. Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan kepada siswa
mengajukan dan menguji idenya sendiri.
d. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.

2. Kelas : IV
Tujuan : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara dengan melakukan
percobaan dan menafsirkan informasi.
Topik : Udara diperlukan bagi pembakaran.
Alat dan bahan :
a. Gelas kecil
b. Gelas besar
c. Stoples kira-kira berukuran 2 liter
d. Lilin pendek 3 buah
e. Korek api
Cara pelaksanaan :
1. Sebelum memperbolehkan siswa untuk melakukan percobaan, berilah pertanyaan
seperti :
a. Apa yang akan terjadi apabila lilin yang menyala ditutup dengan gelas?
b. Bagaimana kemungkinan yang akan terjadi apabila tiga lilin yang menyala ditutup
dengan penutup yang berbeda besarnya?;?;ip
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan idenya (sebagai
hipotesis) dan kemudian mengujinya melalui percobaan.
3. Setelah selesai melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti :
a. Apakah hasil percobaan sesuai dengan perkiraan semula?
b. Mengapa diperlukan waktu yang bersamaan saat menutup ketiga lilin.

KB 3 : TEORI BELAJAR GAGNE DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN


IPA SD

Model belajar Gagne mencakup dua aspek, yaitu aspek tentang aliran informasi dan aspek
pengontrolan informasi.

A. LEVEL BELAJAR MENURUT ROBERT M. GAGNE


Tingkatan menurut Gagne didasarkan atas pernyataan bahwa belajar dimulai dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks.
Contoh keterampilan yang
Level Belajar
dipersyaratkan
Level 1: Tanda-tanda belajar (tanpa ada Respons yang diberikan bersifat emosional
bantuan tindakan terhadap emos, dan tidak dapat didefinisikan.
ketakutan, kesenangan, dan lain-lain)
Level 2 : Stimulus-Response (S-R) Mengulang kata-kata yang diucapkan oleh
(bantuan belajar) guru.
Level 3 : Merangkai (chaining) Menggunakan pensil untuk menyalin kata-
(menggabungkan bersama tingkah laku S- kata.
R sederhana untuk membentuk tahap-tahap Menulis angka-angka secara berurutan.
tindakan individu).
Level 4 : Verbal Chaining (menamai Mengenal nama variabel-variabel.
benda, menggunakan sifat untuk menamai Menuliskan angka sampai angka 100-an
benda). dan 500-an.
Level 5 : Beragam perbedaan belajar Memebedakan garis untuk kemiringan
(menempatkan objek dan kejadian dengan yang berbeda. Mengenal skala yang tepat
satu atau lebih sifat-sifat umum dalam satu untuk sumbu X.
set). Menginterpretasikan dan menyusun grafik
sederhana.
Level 6 : Konsep belajar (mengidentifikasi Menghubungkan kemiringan dengan
objek dan kejadian yang kelihatannya perubahan variabel. Mengetahui bagian-
berbeda dari khasnya). bagian yang diukur. Menginterpretasikan
grafik sederhana.
Level 7 : Prinsip belajar Keterampilan untuk menginter-polasikan
(Mengkombinasikan konsep-konsep yang dan mengekstrapolasikan data.
telah dimiliki) Keterampilan untuk membaca data dari
sumbu X.
Menginterpretasikan grafik.
Level 8 : Problem solving Menginterpretasikan grafik (aplikasi dari
prinsip belajar) garis dari pertumbuhan
populasi dunia.

B. HASIL-HASIL BELAJAR MENURUT GAGNE


Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama bersifat kognitif, yang
keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat psikomotorik. Adapun taksonomi Gagne
tentang hasil-hasil belajar, meliputi :
1. Informasi Verbal adalah informasi yang diperoleh dari kata yang diucapkan orang,
membaca, radio, televisi, komputer dan sebagainya. Informasi ini meliputi nama, fakta,
prinsip dan generalisasi.
2. Keterampilan-keterampilan Intelektual (intellectual skills) yaitu keterampilan dari
pertanyaan yang dimulai dengan istilah bagaimana. Contohnya bagaimana
membedakan, bagaimana menunjukkan suatu konsep konkret, bagaimana
mendefinisikan suatu konsep, bagaimana melakukan sesuatu dengan aturan.
3. Strategi-Strategi Kognitif(cognitive strategies) adalah kemampuan internal yang
terorganisasi.
4. Sikap-sikap (attitudes) adalah sikap pembawaan yang dapat dipelajari dapat
mempengaruhi tingkah laku kita terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup.
5. Keterampilan-keterampilan (motor skills) yaitu mencakup kegiatan fisik, kegiatan
motorik digabung dengan keterampilan intelektual. Misalnya : bila berbicara, menulis
atau dalam menggunakan berbagai alat IPA.

Menerapkan Teori Gagne dalam mengajarkan IPA di SD

Model mengajar menurut Gagne meliputi 8 langkah yang disebut kejadian instruksional
(instructional events), meliputi :
1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)
2. Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information)
3. Mengarahkan perhatian (directing motivation)
4. Merangsang ingatan (stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar (providing learning guidance)
6. Meningkatkan retensi (enhancing retention)
7. Membantu transfer belajar (helping transf of learning)
8. a. mengeluarkan perbuatan (eliciting performance)
b.memberi umpan balik (providing feedback)

KB 4 : TEORI BELAJAR AUSUBEL DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

A. BELAJAR BERMAKNA
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah belajar
bermakna. Menurut Ausubel belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.

B. MENERAPKAN TEORI AUSUBEL DALAM PENGAJARAN IPA SD


Ausubel dalam bukunya Educational Psychology : A Cognitive View, menyatakan bahwa
faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.
Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar bermakna.
Belajar verbal atau langsung lebih efektif diajarkan di kelas 1-3 sedangkan di kelas 4-6
kurang efektif.

C. DIFERENSIASI PROGRESIF DAN REKONSILIASI INTEGRATIF


Ada dua prinsip dalam mengaitkan konsep –konsep yang diperlukan untuk belajar yaitu
diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif.
Diferensiasi progresif adalah konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep –konsep
umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus sedangkan rekonsiliasi integrative yaitu
konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-
konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Kedua prinsip ini menggunakan peta konsep dimana dua konsep yang dihubungkan oleh
satu kata penghubung membentuk suatu preposisi yaitu konsep umum pada puncak dan
semakin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi lebih khusus.
MODUL 2

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

KB 1 : PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

Menurut Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan
atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Herawati Susilo (1998), pendekatan bersifat
aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi dan keyakinan yang berkaitan dengan
serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan pembelajaran adalah menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, siswa,
latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung, dan lain-lain yang tercakup dalam
unsur input, output, produk dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan,
sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, menimbulkan rasa ingin tau,
memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan
datang. Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminology sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan.
Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan faktor-faktor terkait antara lain adalah
tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa, psikologi pelajar, dan
sumber daya.

Jenis pendekatan pada kegiatan belajar 1 modul ini yaitu :

1. Pendekatan Lingkungan
Yaitu mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa mengembangkan kebiasaan siswa
menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor
politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis yang mempengaruhi manusia dalam dan
memperlakukan lingkungan tersebut.

2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi Masyarakat


Yaitu cara pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interksi pribadi
antara pengalaman dengan skemata pengetahuannya. Tujuan pendekatan ini adalah agar
siswa memiliki pengalaman tentang aspek sais, teknologi, lingkungan dan masyarakat yang
berguna bagi perkembangan kognitif, pengembangan sikap bahwa sain, teknologi dan
lingkungan menarik dan bermanfaat, menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk
diterapkan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat) siswa.
Langkah dasar yang diterapkan adalah (1) Curah pendapat tentang suatu isu/topik, (2)
Mendefinisikan pertanyaan/fenomena tertantu, (3) Curah pendapat tentang sumber
informasi, (4) Menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi, (5) Melakukan analisis,
sintesis, evaluasi dan menciptakan sesuatu, (6) Melakukan tindakan nyata (Lutz, 1996 dalam
Herawati Susilo, 1998).

3. Pendekatan Faktual
Menurut Funk dkk. (1979), suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting IPA.

4. Pendekatan Konseptual
Menurut Funk dkk. (1979), siswa mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau
penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian
produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk tersebut
dihasilkan.

5. Pendekatan Pemecahan masalah


Herawati Susilo (1998) mengutip pendapat Meyer (1987) bahwa pendekatan pemecahan
masalah (force field approach) merupakan suatu pendekatan yang penting. Masalah
memiliki daya positif dan negatif. Oleh sebab itu, pemecahan masalah perlu dilakukan
identifikasi daya pendorong positif yang dapat digunakan dan daya penghambat negatif
untuk meminimalkan pengaruhnya.

6. Pendekatan Nilai
Adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait
moral/etika yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan agama, atau nilai
yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara atau daerah.

7. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan intelektual.
Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesa,
menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum yang du pelajari
(Herawati Susilo, 1998). Kemudian disusun teori atau pengertian untuk diuji melalui analisis
rasional, penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan atau dengan eksperimen.
Pendekatan ini dilakukan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan
berpikir, sikap dan keterampilan proses.
Tiga kategori pendekatan inkuiri sebagai berikut :
a. Rasional yaitu guru mengarahkan siswa untuk membuat generalisasi dengan
menggunakan rasional dimana guru bertanya dan memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa.
b. Discovery yaiu guru melibatkan siswa dalam penemuan indvidu tentang hubungan
antara fenomena yang diobservasi.
c. Eksperimental yaitu prosedur membuat pernyataan yang dianggap benar dan
menemukan suatu cara untuk menguji pernyataan tersebut.
Prosedur yang dilakukan adalah (1) memilih permasalahan; (2) merumuskan suatu
permasalahan; (3) membuat hipotesa; (4) membuat struktur tes hipotesa; (5)
mengendalikan hipotesa; (6) membuat definisi operasional; dan (7) melakukan
eksperiman.

8. Pendekatan Keterampilan Proses


Menurut Funk, dkk. (1979), pendekatan keterampilan proses adalah cara mengajarkan IPA
dengan mengajarkan beberapa keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuawan
dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA.

9. Pendekatan Sejarah
Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh
para ilmuwan/ahli IPA dan tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan
ilmu IPA sendiri.

KB 2. PENERAPAN PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

Penerapan pendekatan pada kegiatan belajar 2 sebagai berikut.

1. Pendekatan Lingkungan
Contoh penerapan pendekatan ini :

Kelas/semester : III/1
Aspek : Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi : kemampuan menyelediki ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup,
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhinya, serta
menyelidiki pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan, dan upaya menjaga
kesehatan lingkungan.
Kompetensi Dasar : siswa mampu
-mendekskripsikan ciri – ciri lingkungan sehat dan tidak sehat berdasarkan pengamatan
dan pengaruhnya terhadap kesehatan serta
- menerapkan cara menjaga lingkungan sekitar.

Pendekatan dan prosedur : prosedur yang dilakukan adalah :


1. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan mengajak siswa
mendeskripsikan lingkungan tersebut.
2. Menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tidak sehat
3. Mendemonstrasikan tentang adanya debu di lingkungan dan kemungkinan adanya
zat lain pada air yang tampak jernih.
4. Menjelaskan tentang penyebab lingkungan tercemar, faktor yang mempengaruhi
perlakuan manusia terhadap lingkungan – lingkungan (faktor politis, ekonomis,
sosial-budaya, ekologis). Pentingnya sikap peduli dan mencintai lingkungan.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman, pengembangan sikap. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman
dan sikap. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu tes untuk
konsep, pedoman observasi untuk perilaku, dan pengukuran sikap.

2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi Masyarakat


Contoh gambaran penerapan pendekatan ini :

Kelas/semester : IV/2
Aspek : Eneri dan Perubahannya
Standar Kompetensi : kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat mengubah gerak dan
bentuk suatu benda; menyadari keberadaan energy dalam berbagai bentuk dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : peserta didik mampu
a) Menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup dorongan; b) dan
tarikan dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda. Dalam sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat: merancang dan membuat suatu karya/model untuk
menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari
kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.

Pendekatan dan prosedur : pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan


keragaman siswa dan menerapkan langkah : (1) curah pendapat tentang udara, (2)
mendefinisikan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, (3) curah pendapat
tentang sumber untuk mengumpulkan informasi, (4) menggunakan sumber informasi, (5)
melakukan analisis, sintesis, evaluasi dan membuat salah satu diantara benda berikut :
roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut dan (6) mencoba menggunakan
hasil ciptaan dan memberi komentar.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman dan keterampilan. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman dan
keterampilan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument, yaitu tes
untuk konsep dan keterampilan, pedoman observasi untuk keterampilan, dan penilaian
kinerja untuk keterampilan.

3. Pendekatan Faktual
Contoh gamabaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut:

Kelas/semester : I/1
Aspek : Makhluk hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi : kemampuan memahami bagian anggota tubuh serta kegunaannya,
kebutuhan dan cara perawatannya, serta maampu memelihara lingkungan agar tetap sehat.
Kompetensi dasar : Peserta didik mampu
1) Mengenali bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta menunjukkan cara
perawatannya;
2) Menjelaskan secara sederhana kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat
(makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat) serta menerapkan kebiasaan
hidup sehat;
3) Membandingkan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat serta menceritakan
perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar.
Pendekatan dan prosedur:
1) Menejelaskan bagian tubuh (panca indera dan anggota badan) memiliki kegunaan
masing-masing.
2) Menunjukkan hasil penelitian tentang ketidakberfungsian salah satu bagian tubuh
mempengaruhi bagian lain dan tentang perawatan yang baik agar semua bagian
tubuh berfungsi dengn baik.
3) Menjelaskan bahwa menurut para ahli tentang kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat
dan kuat.
4) Memberikan tugas membaca tentang ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat.
5) Menjelaskan tentang pentingnya merawat tanaman, hewan peliharaan dan
lingkungan.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukann
dengan tes untuk pengertian yang disampaikan.

4. Pendekatan Konseptual
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.

Kelas/semester : V/1
Aspek : Makhluk hidup dan proses kehidupan
Standar kompetensi : kemampuan memahami fungsi beberapa organ tubuh manusia dan
hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan, dan mengembangkan kemampuan
menyelidiki cara-cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta
menyadari pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
Kompetensi dasar : siswa mampu
1) Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan hijau
2) Mendeskripsikan penyesuaian diri hewan dan tumbuhan dengan lingkungan
tertentu untuk mempertahankan hidupnya.
3) Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup dan lingkungan.
Pendekatan dan prosedur :
1) Menjelaskan dengan menggunakan contoh bahwa manusia dan hewan tergantung
pada tumbuhan hijau .
2) Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa untuk mempertahankan hidup,
hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3) Melakukan Tanya jawab dan memberikan tugas serta menunjukkan fakta tentang
mengapa pelestarian jenis makhluk hidup dan lingkungan menjadi penting untuk
keseimbangan dalam kehidupan dan lingkungan.
Evaluasi : Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukan
dengan tes untuk konsep yang disampaikan.
Ilustrasi tentang skema konseptual, konsep, subkonsep untuk topik pembelajaran diatas
adalah sebagai berikut (Esler & Esler, 1984)

Skema konseptual Konsep Subkonsep


Bentuk kehidupan di A. Hewan dan manusia B1. Hewan menggunakan
bumi semuanya saling tergantung pada oksigen untuk mempertahankan
ketergantungan tumbuhan untuk proses hidup dan hewan
manakanannya. mengeluarkan karbondioksida.
B. Tumbuhan dan B1. Tumbuhan menggunakan
hewan saling hewan dan karbondioksida untuk
membutuhkandsatu mempertahankan proses hidup
sama lain melalui dan tumbuhan mengeluarkan
siklus oksigen- oksigen (disamping hidup dan
karbondioksida. mengeluarkan karbondioksida).
C. Untuk
mempertahankan
hidup, tumbuhan
menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
D. Pelestarian jenis
makhluk hidup
penting
untukdkeseimbanga
n kehidupan.

5. Pendekatan Pemecahan masalah


Contoh gamabaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut :

Kelas/semester : VI/1
Aspek : Benda dan sifatnya
Standar Kompetensi : kemampuan memahami saling kaitan antara suhu, sifat hantaran dan
kegunaan benda dan mengidentifikasi faktor penyebab perubahan benda, serta
kemampuan memanfaatkan keterkaitan timbal balik antara sifat benda dan kegunaannya.
Kompetensi dasar : siswa mampu
1) Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pendekatan dan prosedur untuk kompetensi dasar, guru membimbing siswa merumuskan
dan memecahkan permasalahan dengan :
1) Mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan mencari cara
agar makanan/minuman bertahan lama untuk tetap panas.
2) Merumuskan permasalahan : bagaimana menyimpan minuman agar tetap panas?
Bahan yang terbuat dari apa yang membuat minuman tetap panas?
3) Merumuskan hipotesis : air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa
tipis akan lebih panas daripada yang dibungkus kain katun dan yang dibungkus
aluminium foil.
4) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan
hipotesis bahwa air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa tipis
akan lebih tahan lama panasnya.
5) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan cara menyimpan
minuman (air panas) agar tetap panas.
6) Merumuskan hipotesis. Sendok logam memilki sifat menghantar panas lebih baik
daripada batang kaca, sendok plastik dan pensil kayu.
7) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan
hipotesis bahwa bahan logam memiliki sifat menghantar panas paling baik
dibandingkan dengan kaca, plastik dan kayu.
8) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan mengidentifikasi
penghantar panas (konduktor) dan bukan penghantar panas (isolator).
Evaluasi : Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman dan keterampilan serta pengembangan sikap. Dilakukan evaluasi sumatif
untuk menilai pemahaman, dan keterampilan serta pengembangan sikaap. Dilakukan
evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman, keterampilan dan kecenderungan bersikap.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument tes untuk konsep dan keterampilan
serta instrumen non tes untuk keterampilan dan sikap.

6. Pendekatan Nilai
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.

Kelas / semester : II/1


Aspek : Makhluk hidup dan alam semesta
Standar kompetensi : kemampuan memahami bagian-bagian utama tubuh hewan dan
tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk
hidup.
Kompetensi dasar : siswa mampu mendeskripsikan berbagai tempat hidup makhluk hidup
(air, tanah dan tempat lainnya) serta mengenali makhluk hidup yang menguntungkan dan
yang merugikan manusia.
Pendekatan dan prosedur
1) Mengidentifikasi tentang makhluk hidup yang menguntungkan, merugikan serta
tidak menguntungkan dan tidak merugikan bagi manusia.
2) Membahas tentang tempat hidupnya masing-masing .
3) Mendiskusikan akibat yang terjadi jika makhluk hidup yang tidak menguntungkan
dimusnahkan semua dan yang menguntungkan dikembangbiakkan secara besar-
besaran.
4) Menanamkan nilai perlunya menjaga keseimbangan dan keserasian antara
makhluk hidup baik yang merugikan maupun menguntungkan manusia.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman dan pengembangan sikap. Dilakukaan evaluasi sumatif untuk menilai
pemahaman dan kecenderungan bersikap. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
instrument sikap untuk kecenderungan bersikap.
7. Pendekatan Inkuiri
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.

Kelas/semester : IV/2
Aspek : Energi dan Perubahanya
Standar kompetensi. Kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat mengubah gerak dan
bentuk suatu benda, menyadari keberadaan energi dalam berbagai bentuk dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar : siswa mampu
a) Menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup dorongan dan tarikan)
dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.
b) Dalam sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merancang dan membuat
suatu karya model untuk menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh
udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
Pendekatan dan prosedur : Prosedur yang dilakukan adalah :
1) Memilih menentukan kegiatan sebagai wahana pembelajaran inkuiri, yaitu (1)
kegiatan mengamati berbagai gerak benda dan kegiatan cara menggerakkan bola,
(2) kegiatan mengamati gaya pada benda jatuh dan kegiatan mengamati gaya pada
bola yang menggelinding, (3) kegiatan mengamati gaya pada benda yang terbang,
(4) kegiatan pengaruh gaya terhadap plastisin/tanah liat, (5) kegiatan mengetahui
penyebab benda terapung, melayang dan tenggelam, (6) kegiatan mengetahui
penyebab logam terapung, (7) kegiatan menimbang berat benda dalam air.
2) Melakukan kegiatan secara demonstrasi guru atau siswa atau kerja kelompok dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
3) Mengajarkan tentang cara mengubah gerak dan bentuk benda, menggerakkan
benda yang diam dengan memberi gaya, gaya pada benda yang sedang bergerak.
Contoh gaya yang dapat mengubah bentuk dan gerakan benda.
4) Menugaskan siswa untuk membaca bacaan terkait materi dan atau memberi tugas.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman, pengembangan, sikap dan keterampilan. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrument, yaitu tes untuk konsep dan ketrampilan, pedoman
observasi untuk keterampilan dan perilaku, penilaian kinerja untuk keterampilan dan
instrument sikap untuk sikap.

8. Pendekatan Keterampilan Proses


Menurut Funk, dkk. (1979), pendekatan keterampilan proses adalah cara mengajarkan IPA
dengan mengajarkan beberapa keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuawan
dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA.
9. Pendekatan Sejarah
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.

Kelas /semester : VI/2


Aspek : Energi dan Perubahannya
Standar kompetensi : kemampuan memahami pola penggunaan energi dan beberapa jenis
perpindahan energy serta menunjukkan kesadaran akan pentingnya penghematan energy.
Kompetensi dasar : siswa mampu
1) Menjelaskan hubungan gaya dan gerak
2) Menjelaskan perpindahan dan perubahan energi listrik
3) Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan upaya penghematannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendekatan dan prosedur :
1) Menceritakan bagaimana Newton menemukan teori gaya dan bagaimana Thomas
Alfa Edison menemukan listrik.
2) Menjelaskan hubungan gaya dan gerak, memberi contoh tentang model jungkat-
jungkit, model traktor sederhana dan sebagainya.
3) Menjelaskan pemanfaatan teori gaya dalam kehidupan manusia
4) Menjelaskan perpindahan dan perubahan energy listrik
5) Memberi tugas untuk mengidentifikasi kegunaan energy listrik dan upaya
penghematannya dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukan
dengan tes untuk pengertian yang disampaikan.

MODUL 3

METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

KB 1 : METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA

A. PENGERTIAN

Metode mengajar berbeda dengan teknik mengajar. Metode mengajar adalah prosedur
atau proses yang teratur dalam pembelajaran. Hubungan antara metode dan teknik
diumpamakan sebagai hubungan strategi dan taktik. Taktik bersifat lebih praktis dan
merupakan penjabaran dari strategi.
B. JENIS METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA
Jenis metode dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.
1. Metode Penugasan
Metode ini yaitu guru memberikan tugas kepada siswa yang bersifat menantang dan
lentur sesuai minat dan bakat siswa. Tugas ada yang individu dan kelompok. Penilaian
dilakukan setelah tugas di kerjakan siswa sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam
meningkatkan minat belajarnya.

2. Metode Diskusi
Metode diskusi yaitu perbandingan mengenai subjek dari berbagai sudut pandang.
Manfaat metode diskusi antara lain :
a. Semua siswa bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis
b. Cara efektif untuk mengajukan permasalahan
c. Mempertinggi peran siswa secara individu
d. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa social
e. Mengembangkan kepemimpinan dan menghayati kepemimpinan bersama

Tugas guru dalam metode ini antara lain :

a. Memberikan garis-garis besar pokok permasalahan


b. Masalah yang didiskusikan menarik dan masih hangat bagi murid
c. Memantau, memberi jalan keluar bila macet dan mengalami jalan buntu
d. Mampu merumuskan kesimpulan hasil diskusi dan kesimpulan tersebut berguna
untuk memecahkan masalah persoalan berikutnya.

Adapun kelemahan metode diskusi antara lain :

a. Bila pembicaraan didominasi saja oleh salah seorang peserta diskusi


b. Biasanya siswa yang pandai berbicara yang aktif dalam diskusi
c. Pembicaraan sering menyimpang dari pokok permasalahan

3. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah untuk mengetahui sejauh mana murid mengerti dan
mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya.
Pertanyaan yang diajukan untuk merangsang siswa berpikir, memperoleh umpan balik
dan membantu timbulnya perhatian pada pelajaran.
Dalam metode ini ada pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan
sejumlah jawaban terbatas yang benar sedangkan pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan
yang dapat dijawab dengan banyak jawaban yang dapat diterima.
4. Metode Latihan
Metode latihan dalam IPA yaitu hal yang perlu dilatihkan seperti penggunaan
mikroskop, penggolongan berbagai jenis hewan dan tanaman, penggunaan ukuran
membaca thermometer dan lain sebaginya.
Tujuan metode latihan dalam IPA yaitu :
a. Siswa menguasai keterampilan melakukan sesuatu dan memiliki keterampilan yang
lebih baik dari apa uang dipelajari sebelumnya.
b. Memiliki keterampilan gerak, seperti menggunakan alat-alat IPA, membuat alat
peraga IPA
c. Mengembangkan langkah kecakapan intelek, seperti mengenal rumus, menghitung
dalam pelajaran fisika, memahami genetika, proses kehidupan, mengenal nama
latin dalam biologi.

5. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode guru yang berbicara dan murid yang mendengarkan.
Dalam pembelajaran metode ini kurang efektif karena siswa menjadi kurang aktif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam metode ini yaitu :
a. Bahan ceramah dipersiapkan sebaik mungkin
b. Bahan ceramah disampaikan dengan jelas dan dapat didengar semua murid
c. Bahan ceramah dikuasai secara mendalam
d. Bahan pelajaran disampaikan secara sistematis
e. Dalam penyampainnya diselingi pertanyaan, diam sejenak agar tidak membosankan
f. Memasukkan hal baru, pengalaman nyata dan sesuatu yang tidak ada dalam buku
g. Bahan diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan

6. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode dimana tingkah laku yang dikehendaki sebelum tingkah
laku itu betul-betul dilakukan di depan kelas. Contoh siswa berperan melakukan
pemasangan alat, mengukur, menimbang, mengamati, mencatat hasilnya dan
menyampaikan kesimpulan dalam bentuk lisan. Peran sebagai matahari, tumbuhan,
herbivora dan sebagainya.

7. Metode Proyek
Pada sekolah tingkat dasar metode sukar diterapkan karena proyek merupakan suatu
penugasan yang memerlukan pemikiran dan tindakan yang membangun dari murid.
Contoh penerapannya penemuan yang sudah lama dalam IPA.
8. Metode Studi Lapangan
Metode studi lapangan atau karyawisata adalah metode yang meberikan pengalaman
langsung, melihat objek yang sebenarnya dan diperoleh dari tangan pertama. Metode
dilakukan di luar ruang kelas atau tempat yang jauh.
Dalam melakukan studi lapangan guru sebagai pembimbing dan siswa yang mengamati,
mengukur, menghitun, menganalisis dan menarik kesimpulan sendiri.

9. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian yang diaplikasikan dengan alat bantu pengajaran seperti benda miniatur,
gambar dan lain-lain.

10. Metode Eksperimen


Metode eksperimen yaitu percobaan yang dilakukan di laboatorium dan alam sekitar.
Dalam eksperimen harus ada masalah berupa pertanyaan atau dalam bentuk pertanyaan.

KB 2 : PENGGUNAAN METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA

A. MEMILIH METODE BELAJAR UNTUK PEMBELAJARAN IPA


Faktor-faktor dalam memilih metode belajar sebagai berikut :
1. Metode Belajar Hendaknya Sesuai dengan Tujuan
Yaitu metode dengan tujuan institusional dimana untuk mengajar di jenjang yang berbeda
perlu metode yang berbeda pula.

2. Metode Belajar Hendaknya Diadaptasikan dengan Kemampuan Siswa


Pengajaran tidak akan mengenai sasaran apabila siswa belum siap mempelajarinya.
Dalam metode ini kemampuan dan kesiapan siswa sangat diperlukan.

3. Metode Belajar Hendaknya Sesuai dengan Psikolgi Belajar


Dalam hubungannya dengan psikologi ada 2 hal penting yaitu pengulangan secara
berkala dan pemberian pengalaman langsung. Pengulangan secara berkala bisa melalui
pengulangan lewat latihan, menghubungkan konsep yang satu dengan yang lainnya atau
melalui teknik identifikasi dan pemecahan masalah.

4. Metode Belajar Hendaknya Disesuaikan dengan Bahan Pengajaran


Bahan pengajaran sebagai pedoman untuk menetukan metode mengajar yang akan
digunakan. Tiap pokok bahasan sedikit banyak bersifat khas dan menuntut penggunaan
metode yang khas pula.
5. Metode Belajar Hendaknya Disesuaikan dengan Alokasi Waktu dan Sarana Prasarana
yang Tersedia
Metode disini disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dan
mempertimbangkan sarana dan prasarana yang ada.

6. Metode Belajar Hendaknya sesuai dengan Pribadi Guru


Metode yang digunakan tidak harus sama dan tidak harus beda antara guru yang satu
dengan lainnya. Artinya disesuaikan dengan kepribadian dari guru tersebut dan yang
terbaik bagi siswanya sehingga dapat dilakukan proses belajar dengan baik.

B. CONTOH PENERAPAN METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA SD KELAS


1-VI
Salah satu alternatif dari penggunaan metode belajar untuk pembelajaran IPA SD adalah
sebagai berikut :

No Aspek Sub Aspek Metode Alternatif


1. Benda dan sekitar kita Ciri-ciri benda Eksperimen
Benda dan sifatnya Perbedaan benda Studi lapangan
2.
padat dan benda cair
3. Bumi dan alam semesta Sumber daya alam Sumbang saran
Makhluk hidup dan proses Alat indra dan Ceramah
4.
kehidupan fungsinya
Makhluk hidup dan proses Penyesuaian diri Studi lapangan
kehidupan dengan lingkungan
5. untuk
mempertahankan
hidup
Makhluk hidup dan proses Perkembangbiakan Penemuan
kehidupan makhluk hidup dan
6. tanggapan makhluk
hidup terhadap
rangsangan

Anda mungkin juga menyukai