PEMBELAJARAN IPA DI SD
RANGKUMAN MODUL 01 – MODUL 03
Di Susun Oleh:
A. TEORI PIAGET
Teori Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel
pada tahun 1896. Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh
makhluk hidup yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada
awalnya beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Piaget
menamakan struktur mental tersebut sebagai schema, dimana schema juga merupakan unsur
yang penting untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa
hidupnya untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui
proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui
proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman-
pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema pada anak berkembang
menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan kegiatannya di dunia.
Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan. Secara ringkas
dapat dilihat pada tabel berikut.
Cara kerja :
1. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada
2. Ikatlah kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan
3. Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah antara
kedua bola pingpong yang tergantung.
4. Amati apa yang terjadi
1. Hewan dikatakan serangga apabila tidak mempunyai tulang belakang, mempunyai sayap,
tiga pasang kaki, dan kepala terpisah dari badannya.
2. Kepala terletak di depan badan, keenam kaki dan sayap ada pada badan
3. Yang dianggap serangga bias memilki satu pasang sayap atau dua pasang sayap
4. Untuk bisa dikatakan sayap, benda tersebut harus memiliki karakteristik utuh
2. Kelas : IV
Tujuan : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara dengan melakukan
percobaan dan menafsirkan informasi.
Topik : Udara diperlukan bagi pembakaran.
Alat dan bahan :
a. Gelas kecil
b. Gelas besar
c. Stoples kira-kira berukuran 2 liter
d. Lilin pendek 3 buah
e. Korek api
Cara pelaksanaan :
1. Sebelum memperbolehkan siswa untuk melakukan percobaan, berilah pertanyaan
seperti :
a. Apa yang akan terjadi apabila lilin yang menyala ditutup dengan gelas?
b. Bagaimana kemungkinan yang akan terjadi apabila tiga lilin yang menyala ditutup
dengan penutup yang berbeda besarnya?;?;ip
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan idenya (sebagai
hipotesis) dan kemudian mengujinya melalui percobaan.
3. Setelah selesai melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti :
a. Apakah hasil percobaan sesuai dengan perkiraan semula?
b. Mengapa diperlukan waktu yang bersamaan saat menutup ketiga lilin.
Model belajar Gagne mencakup dua aspek, yaitu aspek tentang aliran informasi dan aspek
pengontrolan informasi.
Model mengajar menurut Gagne meliputi 8 langkah yang disebut kejadian instruksional
(instructional events), meliputi :
1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)
2. Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information)
3. Mengarahkan perhatian (directing motivation)
4. Merangsang ingatan (stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar (providing learning guidance)
6. Meningkatkan retensi (enhancing retention)
7. Membantu transfer belajar (helping transf of learning)
8. a. mengeluarkan perbuatan (eliciting performance)
b.memberi umpan balik (providing feedback)
A. BELAJAR BERMAKNA
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah belajar
bermakna. Menurut Ausubel belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Menurut Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan
atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Herawati Susilo (1998), pendekatan bersifat
aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi dan keyakinan yang berkaitan dengan
serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan pembelajaran adalah menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, siswa,
latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung, dan lain-lain yang tercakup dalam
unsur input, output, produk dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan,
sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, menimbulkan rasa ingin tau,
memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan
datang. Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminology sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan.
Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan faktor-faktor terkait antara lain adalah
tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa, psikologi pelajar, dan
sumber daya.
1. Pendekatan Lingkungan
Yaitu mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa mengembangkan kebiasaan siswa
menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor
politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis yang mempengaruhi manusia dalam dan
memperlakukan lingkungan tersebut.
3. Pendekatan Faktual
Menurut Funk dkk. (1979), suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting IPA.
4. Pendekatan Konseptual
Menurut Funk dkk. (1979), siswa mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau
penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian
produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk tersebut
dihasilkan.
6. Pendekatan Nilai
Adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait
moral/etika yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan agama, atau nilai
yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara atau daerah.
7. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan intelektual.
Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesa,
menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum yang du pelajari
(Herawati Susilo, 1998). Kemudian disusun teori atau pengertian untuk diuji melalui analisis
rasional, penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan atau dengan eksperimen.
Pendekatan ini dilakukan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan
berpikir, sikap dan keterampilan proses.
Tiga kategori pendekatan inkuiri sebagai berikut :
a. Rasional yaitu guru mengarahkan siswa untuk membuat generalisasi dengan
menggunakan rasional dimana guru bertanya dan memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa.
b. Discovery yaiu guru melibatkan siswa dalam penemuan indvidu tentang hubungan
antara fenomena yang diobservasi.
c. Eksperimental yaitu prosedur membuat pernyataan yang dianggap benar dan
menemukan suatu cara untuk menguji pernyataan tersebut.
Prosedur yang dilakukan adalah (1) memilih permasalahan; (2) merumuskan suatu
permasalahan; (3) membuat hipotesa; (4) membuat struktur tes hipotesa; (5)
mengendalikan hipotesa; (6) membuat definisi operasional; dan (7) melakukan
eksperiman.
9. Pendekatan Sejarah
Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh
para ilmuwan/ahli IPA dan tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan
ilmu IPA sendiri.
1. Pendekatan Lingkungan
Contoh penerapan pendekatan ini :
Kelas/semester : III/1
Aspek : Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi : kemampuan menyelediki ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup,
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhinya, serta
menyelidiki pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan, dan upaya menjaga
kesehatan lingkungan.
Kompetensi Dasar : siswa mampu
-mendekskripsikan ciri – ciri lingkungan sehat dan tidak sehat berdasarkan pengamatan
dan pengaruhnya terhadap kesehatan serta
- menerapkan cara menjaga lingkungan sekitar.
Kelas/semester : IV/2
Aspek : Eneri dan Perubahannya
Standar Kompetensi : kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat mengubah gerak dan
bentuk suatu benda; menyadari keberadaan energy dalam berbagai bentuk dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : peserta didik mampu
a) Menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup dorongan; b) dan
tarikan dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda. Dalam sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat: merancang dan membuat suatu karya/model untuk
menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari
kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
3. Pendekatan Faktual
Contoh gamabaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut:
Kelas/semester : I/1
Aspek : Makhluk hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi : kemampuan memahami bagian anggota tubuh serta kegunaannya,
kebutuhan dan cara perawatannya, serta maampu memelihara lingkungan agar tetap sehat.
Kompetensi dasar : Peserta didik mampu
1) Mengenali bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta menunjukkan cara
perawatannya;
2) Menjelaskan secara sederhana kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat
(makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat) serta menerapkan kebiasaan
hidup sehat;
3) Membandingkan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat serta menceritakan
perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar.
Pendekatan dan prosedur:
1) Menejelaskan bagian tubuh (panca indera dan anggota badan) memiliki kegunaan
masing-masing.
2) Menunjukkan hasil penelitian tentang ketidakberfungsian salah satu bagian tubuh
mempengaruhi bagian lain dan tentang perawatan yang baik agar semua bagian
tubuh berfungsi dengn baik.
3) Menjelaskan bahwa menurut para ahli tentang kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat
dan kuat.
4) Memberikan tugas membaca tentang ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat.
5) Menjelaskan tentang pentingnya merawat tanaman, hewan peliharaan dan
lingkungan.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukann
dengan tes untuk pengertian yang disampaikan.
4. Pendekatan Konseptual
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.
Kelas/semester : V/1
Aspek : Makhluk hidup dan proses kehidupan
Standar kompetensi : kemampuan memahami fungsi beberapa organ tubuh manusia dan
hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan, dan mengembangkan kemampuan
menyelidiki cara-cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta
menyadari pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
Kompetensi dasar : siswa mampu
1) Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan hijau
2) Mendeskripsikan penyesuaian diri hewan dan tumbuhan dengan lingkungan
tertentu untuk mempertahankan hidupnya.
3) Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup dan lingkungan.
Pendekatan dan prosedur :
1) Menjelaskan dengan menggunakan contoh bahwa manusia dan hewan tergantung
pada tumbuhan hijau .
2) Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa untuk mempertahankan hidup,
hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3) Melakukan Tanya jawab dan memberikan tugas serta menunjukkan fakta tentang
mengapa pelestarian jenis makhluk hidup dan lingkungan menjadi penting untuk
keseimbangan dalam kehidupan dan lingkungan.
Evaluasi : Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukan
dengan tes untuk konsep yang disampaikan.
Ilustrasi tentang skema konseptual, konsep, subkonsep untuk topik pembelajaran diatas
adalah sebagai berikut (Esler & Esler, 1984)
Kelas/semester : VI/1
Aspek : Benda dan sifatnya
Standar Kompetensi : kemampuan memahami saling kaitan antara suhu, sifat hantaran dan
kegunaan benda dan mengidentifikasi faktor penyebab perubahan benda, serta
kemampuan memanfaatkan keterkaitan timbal balik antara sifat benda dan kegunaannya.
Kompetensi dasar : siswa mampu
1) Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pendekatan dan prosedur untuk kompetensi dasar, guru membimbing siswa merumuskan
dan memecahkan permasalahan dengan :
1) Mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan mencari cara
agar makanan/minuman bertahan lama untuk tetap panas.
2) Merumuskan permasalahan : bagaimana menyimpan minuman agar tetap panas?
Bahan yang terbuat dari apa yang membuat minuman tetap panas?
3) Merumuskan hipotesis : air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa
tipis akan lebih panas daripada yang dibungkus kain katun dan yang dibungkus
aluminium foil.
4) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan
hipotesis bahwa air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa tipis
akan lebih tahan lama panasnya.
5) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan cara menyimpan
minuman (air panas) agar tetap panas.
6) Merumuskan hipotesis. Sendok logam memilki sifat menghantar panas lebih baik
daripada batang kaca, sendok plastik dan pensil kayu.
7) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan
hipotesis bahwa bahan logam memiliki sifat menghantar panas paling baik
dibandingkan dengan kaca, plastik dan kayu.
8) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan mengidentifikasi
penghantar panas (konduktor) dan bukan penghantar panas (isolator).
Evaluasi : Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman dan keterampilan serta pengembangan sikap. Dilakukan evaluasi sumatif
untuk menilai pemahaman, dan keterampilan serta pengembangan sikaap. Dilakukan
evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman, keterampilan dan kecenderungan bersikap.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument tes untuk konsep dan keterampilan
serta instrumen non tes untuk keterampilan dan sikap.
6. Pendekatan Nilai
Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.
Kelas/semester : IV/2
Aspek : Energi dan Perubahanya
Standar kompetensi. Kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat mengubah gerak dan
bentuk suatu benda, menyadari keberadaan energi dalam berbagai bentuk dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar : siswa mampu
a) Menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup dorongan dan tarikan)
dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.
b) Dalam sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merancang dan membuat
suatu karya model untuk menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh
udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
Pendekatan dan prosedur : Prosedur yang dilakukan adalah :
1) Memilih menentukan kegiatan sebagai wahana pembelajaran inkuiri, yaitu (1)
kegiatan mengamati berbagai gerak benda dan kegiatan cara menggerakkan bola,
(2) kegiatan mengamati gaya pada benda jatuh dan kegiatan mengamati gaya pada
bola yang menggelinding, (3) kegiatan mengamati gaya pada benda yang terbang,
(4) kegiatan pengaruh gaya terhadap plastisin/tanah liat, (5) kegiatan mengetahui
penyebab benda terapung, melayang dan tenggelam, (6) kegiatan mengetahui
penyebab logam terapung, (7) kegiatan menimbang berat benda dalam air.
2) Melakukan kegiatan secara demonstrasi guru atau siswa atau kerja kelompok dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
3) Mengajarkan tentang cara mengubah gerak dan bentuk benda, menggerakkan
benda yang diam dengan memberi gaya, gaya pada benda yang sedang bergerak.
Contoh gaya yang dapat mengubah bentuk dan gerakan benda.
4) Menugaskan siswa untuk membaca bacaan terkait materi dan atau memberi tugas.
Evaluasi : evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan
pemahaman, pengembangan, sikap dan keterampilan. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrument, yaitu tes untuk konsep dan ketrampilan, pedoman
observasi untuk keterampilan dan perilaku, penilaian kinerja untuk keterampilan dan
instrument sikap untuk sikap.
MODUL 3
A. PENGERTIAN
Metode mengajar berbeda dengan teknik mengajar. Metode mengajar adalah prosedur
atau proses yang teratur dalam pembelajaran. Hubungan antara metode dan teknik
diumpamakan sebagai hubungan strategi dan taktik. Taktik bersifat lebih praktis dan
merupakan penjabaran dari strategi.
B. JENIS METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA
Jenis metode dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.
1. Metode Penugasan
Metode ini yaitu guru memberikan tugas kepada siswa yang bersifat menantang dan
lentur sesuai minat dan bakat siswa. Tugas ada yang individu dan kelompok. Penilaian
dilakukan setelah tugas di kerjakan siswa sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam
meningkatkan minat belajarnya.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi yaitu perbandingan mengenai subjek dari berbagai sudut pandang.
Manfaat metode diskusi antara lain :
a. Semua siswa bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis
b. Cara efektif untuk mengajukan permasalahan
c. Mempertinggi peran siswa secara individu
d. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa social
e. Mengembangkan kepemimpinan dan menghayati kepemimpinan bersama
5. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode guru yang berbicara dan murid yang mendengarkan.
Dalam pembelajaran metode ini kurang efektif karena siswa menjadi kurang aktif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam metode ini yaitu :
a. Bahan ceramah dipersiapkan sebaik mungkin
b. Bahan ceramah disampaikan dengan jelas dan dapat didengar semua murid
c. Bahan ceramah dikuasai secara mendalam
d. Bahan pelajaran disampaikan secara sistematis
e. Dalam penyampainnya diselingi pertanyaan, diam sejenak agar tidak membosankan
f. Memasukkan hal baru, pengalaman nyata dan sesuatu yang tidak ada dalam buku
g. Bahan diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
6. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode dimana tingkah laku yang dikehendaki sebelum tingkah
laku itu betul-betul dilakukan di depan kelas. Contoh siswa berperan melakukan
pemasangan alat, mengukur, menimbang, mengamati, mencatat hasilnya dan
menyampaikan kesimpulan dalam bentuk lisan. Peran sebagai matahari, tumbuhan,
herbivora dan sebagainya.
7. Metode Proyek
Pada sekolah tingkat dasar metode sukar diterapkan karena proyek merupakan suatu
penugasan yang memerlukan pemikiran dan tindakan yang membangun dari murid.
Contoh penerapannya penemuan yang sudah lama dalam IPA.
8. Metode Studi Lapangan
Metode studi lapangan atau karyawisata adalah metode yang meberikan pengalaman
langsung, melihat objek yang sebenarnya dan diperoleh dari tangan pertama. Metode
dilakukan di luar ruang kelas atau tempat yang jauh.
Dalam melakukan studi lapangan guru sebagai pembimbing dan siswa yang mengamati,
mengukur, menghitun, menganalisis dan menarik kesimpulan sendiri.
9. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian yang diaplikasikan dengan alat bantu pengajaran seperti benda miniatur,
gambar dan lain-lain.