TUGAS TUTORIAL 1
NIM : 858441714
UPBJJ-UT : SAMARINDA
Jawaban
b. Morfologi
Morfologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa. Tidak hanya membahas
bagaimana kata itu terbentuk, tetapi juga seluk beluk bentuk kata dan fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata.
Dalam pembentukan kata terdapat unsur terkecil yang disebut morfem. Seperti
membaca maka morfem dalam kata tersebut adalah “meN”; pada kata mempelajari,
maka morfem imbuhannya adalah awalan “meN” dan akhiran “I”.
c. Semantik
Semantik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji makna yang
terkandung dalam bahasa, kode atau jenis lain dari representasi. Semantik akan
memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan pragmatik.
d. Sintax
Sintax adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti dengan
benar. Contoh, Ani berkata pada ibunya, “aku sedang buah dan sayur makan”.
Kalimat tersebut tidak dituliskan/diucapkan dengan tata kata yang baik sehingga
makna yang akan disampaikan tidak ditangkap oleh orang lain. Maka, sintax
berfungsi dalam menata kata hingga membentuk kalimat yang utuh.
e. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Contoh, Haikal berkata “lihat,
itu ada anjing (dalam gambar adalah sapi). Secara tata kata, anak tersebut sudah
mengatakan dengan benar tetapi dari konteks kalimat tersebut salah karena
seharusnya ia mengatakan bahwa hewan di gambar itu adakah sapi bukan anjing.
4. Perkembangan bahasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia anak. Bicara
merupakan salah satu bahasa komunikasi yang paling efektif. Jelaskan bagaimana bicara
dapat berfungsi untuk mencapai tujuan bagi anak !
Jawab :
Penting bagi kita untuk mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak. Selain untuk
berkomunikasi bahasa juga digunakan sebagai alat pendeteksi gejala-gejala yang terjadi
pada anak dalam proses perkembangannya. Contoh anak dengan keterlambatan bicara
(speech delay) dengan yang serius dapat menunjukkan gangguan pendengaran. Mereka
sulit berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya.
Menurut Benner (dalam Palupi 2002), perkembangan bahasa di bagi menjadi 4 tahap
yaitu :
No. Tingkatan Usia Kemampuan
1. Prabicara Lahir s/d 10 bulan 1. Perkembangan suara
(persepsi dan hasil)
2. Perkembangan isyarat
3. Penambahan persepsi suara;
bicara bayi merupakan hasil
menangis dan keributa;
bermain dengan suara
termasuk mengulang bicara
dengan orang lain yang
dimulai usia 3 bulan; antara
6-10 bulan dapat
menggunakan konsonan dan
huruf vokal terbatas.
2. Kata-kata 10 s/d 13 bulan 1. Pengertian kata tuggal
pertama 2. Menghasilkan kata tunggal
pemunculan 3. Perbedaan individual dalam
nama penggunaan kata tunggal
4. Fungsi isyarat sebagai kata
5. Perhatian dapat diarahkan
dengan nama objek (lihat
anjing, ami, anjing); mulai
13 bulan menerima kosakata
dari 17-97 kata
3. Kombinasi 18 s/d 24 bulan 1. Penggunaan satu kata
kata tunggal dengan arti
kompleks untuk ungkapan
multikata. Contoh :”susu”
(artinya dapat minta susu
atau menerima ASI)
2. Penggunaan kombinasi kata
untuk kalimat, contoh :
mama kue (maksudnya
mama minta kue)
4. Tata bahasa 20 s/d 30 bulan 1. Kecepatan memperoleh
morfem
2. Perkembangan bahasa yang
unik pada usia ini, seperti
mulai menggunakan kata
ganti saya, kita dia, kamu
3. Penggunaan kalimat dalam
pola dan aturan teratur
Setelah mengetahui tahapannya, selanjutnya bicara dengan bahasa agar dapat berfungsi
dan mencapai tujuan ke anak adalah dengan memahami makna yang dibicarakan
sehingga maksud dan tujuan dapat dipahami anak.
5.jelaskan penalaran dalam menyelesaikan masalah matematis anak usia sekolah dasar!
Jawab :
Ada 2 penalaran dalam menyelesaikan masalah matematis yaitu :
1) Penalaran aditif
Penalaran aditif adalah penalaran yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah
dalam operasi penjumlahan dan pengurangan pada matematika. Kata “penalaran
aditif” lebih dipilih daripada “penyelesaian penjumlahan dan penguranagan” karena
banyaknya kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama dengan
menjumlahkan tau mengurangi.
Contoh :
Andi membeli roti dengan harga Rp. 15.000. andi membayar roti tersebut dengan
uang pecahan Rp. 10.000 sebanyak dua lembar. Andi menghitung kembalian dengan
cara (Rp. 20.000- Rp. 15.000 = Rp. 5.000 ).
2) Penalaran multiplikatif
Penalaran multiplikatif biasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam
operasi perkalian atau pembagian. Jika penalaran aditif menggunakandstu variabel
tetapi ini tidak terjadi pada penalaran multiplikatif.
Contoh :
Budi membeli 3 es krim. Harga tiap es krim adalah Rp. 5.000. Berapa harga es krim
yang harus dibayar budi ?
Yang harus dibayar adalah 3 x Rp. 5.000 = Rp. 15.000
Dari soal terdapat 2 variabel yaitu jumlah es krim dan harga es krim.