Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN

TUGAS TUTORIAL 1

MKDK4002/PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

NAMA : DEWI PUSPITA SARI

NIM : 858441714

PRODI : 119 BI PGSD

UPBJJ-UT : SAMARINDA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SAMARINDA
2022
PEMBAHASAN

Jawaban

1. Jelaskan tahapan perkembangan manusia !


Jawab :
Delapan tahapan perkembangan manusia (Santrock, 2012)

No. Tahapan Penjelasan


1. Periode prenatal Periode paling awal, dimulai sejak proses
konsepsi, anak dalam kandungan, sampai anak
tersebut lahir.
Dalam periode ini, gizi ibu sangat penting untuk
diperhatikan karena sangat berpengaruh pada
perkembangan anak.
2. Masa bayi Periode ini adalah masa sejak lahir sampai
dengan bayi berusia sekitar 2 tahun. Masa bayi
adalah masa ketika seseorang sangat bergantung
pada orang tua atau pengasuhnya. Dalam periode
ini, banyak aspek yang mulai berkembang,
termasuk kemampuan berbahasa, koordinasi
gerakan tubuh, kemampuan belajar melalui
meniru orang lain dan sebagainya.
3. Masa kanak-kanak awal Masa ini sering disebut juga dengan masa usia
dini karena anak-anak usia sudah mulai sudah
mulai memasuki pendidikan anak usia dini atau
prasekolah. Pada tahap ini, anak-anak mulai
belajar untuk mandiri dan mengembangkan
kemampuan persiapan masuk sekolah. Mereka
juga mulai bermain bersama teman-teman
sebayanya. Biasanya, pada usia 6 atau 7 tahun
saat mereka masuk SD, masa kanak-kanak awal
ini mulai berakhir.
4. Masa kanak-kanak Disebut juga usia kanak-kanak madya atau
lanjut. Pada periode ini, biasanya anak-anak
duduk di sekolah dasar. Mereka mulai menguasai
keterampilan-keterampilan akademik dasar,
misalnya membaca, menulis dan berhitung.
Mereka juga mulai memasuki lingkungan sosial
yang lebih besar serta budaya yang berbeda
dengan budaya keluarga mereka.
5. Masa remaja Masa remaja adalah masa transisi dari usia anak-
anak menuju dewasa. Biasanya anak-anak usia
10-12 tahun memasuki periode ini dan berakhir
pada usia sekitar 18-21 tahun.
Masa remaja dimulai dengan perubahan fisik
yang cepat dan nyata, misalnya perubahan tinggi
dan berat badan, bentuk tubuh serta
perkembangan fisiologi sesuai dengan jenis
kelamin yang dipengaruhi hormon dan genetika.
Pada tahap remaja ini, kebutuhan untuk menjadi
individu yang independen (mandiri, merdeka)
dan pembentukan identitas adalah bagian penting
dalam perkembangan individu.
6. Periode dewasa awal Periode ini ada pada rentang usia 20-an sampai
dengan 30-an tahun. Ini adalah masa ketika
individu mulai mandiri secara finansial, mulai
mengembangkan karirnya, mencari pasangan
hidup, dan memulai keluarga.
7. Periode dewasa madya Individu usia 40-an sampai dengan 60-an tahun
berada dalam periode ini. Perkembangan terkait
dengan kemampuan bertanggung jawab dan
keterlibatan sosial mencapai kematangannya
pada periode ini.
8. Periode lansia (dewasa Periode ini dimulai seseorang yang berusia
akhir) sekitar 60 atau 70 tahun hingga akhir hayatnya.
Periode ini baisanya seseorang mulai menelaah
kembali jalan hidupnya, menyesuaikan diri
dengan kondisi dan pernan sosialnya, serta
mengalami kemunduruan kekuatan fisik yang
nyata.

2. Jelaskan tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget !


Jawab :
Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget sebagai berikut:
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Indra (sensor) dan gerak (motor) adalah dua hal utama yang digunakan bayi dalam
tahap ini untuk membangun pemahaman mereka tentang dunia. Contoh ketika kita
menyentuh bibir bayi dengan jari maka bayi akan mengisap jari tersebut, bayi refleks
mencari puting ketika mau menyusui. Pada periode awal tahap sensorimotor, bayi
tidak akan mencari objek yang hilang. Dengan berjalannya waktu mereka akan
mencari objek yang hilang ke tempat sebelumnya atau tidak terlihat. Ketika skemata
semakin terstruktur, anak tidak bergantung lagi pada objek yang terlihat tetapi mereka
bisa membayangkan objek tersebut.

b. Tahap preoperasional (2-7 tahun)


Pada tahap ini pancaindra dan gerak bukan lagi hal utama untuk membangun
pengetahuan. Mereka membangun pengetahuan tentang objek, hubungan kausalitas,
ruang, dan waktu melalui media atau representasi mental. Kemampuan representasi
mental adalah kemampuan anak memahami suatu benda yang disimbolkan dengan
benda lain.
Contoh orang tua menyuapi anak dengan sendok berpura-pura bahwa sendok
melayang di udara adalah pesawat. Anak memiliki skemata bahwa pesawat terletak di
udara. Represenstasi mental yang digunakan adalah gambar dan kata-kata.
Ciri khas tahapan ini adalah hal-hal yang tidak bisa dilakukan anak yaitu :
1) Egosentris
Anak tidak bisa membedakan sudut pandang dirinya dengan orang di sekitarnya.
Mereka hanya bisa melihat dari sudut pandang mereka sendiri.
2) Pemikiran yang kaku
Istilah centration/sentrasi digunakan Piaget untuk mendeskripsikan
kecenderungan anak melihat sesuatu hanya dari tampilan luarnya atau hanya dari
satu sisi dan mengabaikan yang lain.
Contoh :
Ketika anak diperlihatkan wadah air dan air tersebut dipindahkan ke tempat yang
lebih tinggi, anak berasumsi jumlah air di wadah kedua lebih banyak karena
melihat tingginya. Anak juga belum mampu melakukan representasi mental yang
dapat dibalik, misalnya mengembalikan air di wadah kedua ke wadah pertama
untuk membuktikan bahwa sebenarnya banyaknya air tersebut sama. Kemampuan
berpikir ini disebut juga dengan kemampuan berpikir konservasi.
3) Pemikiran semilogis
Pada tahap preoperasional, anak juga mengenal juga hubungan sebab akibat yang
tidak logis. Mereka menganggap bahwa benda tak hidup memiliki sifat atau
karakteristik seperti manusia. Contoh anak bermain bersama boneka dan
menganggap boneka tersebut bisa melakukan hal yang sama dengan manusia
seperti makan berjalan dan berbicara.
4) Sosial kognitif yang terbatas
Kemampuan sosial kognitif anak masih terbatas karena mereka memahami
sesuatu hanya berdasarkan apa yang mereka lihat atau pernah alami.

c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)


Puncak dari perkembangan kognitif adalah kemampuan anak melakuakan operasi.
Contoh anak yang duduk di kelas 2 atau 3 mereka memiliki kemampuan operasi
aritmatika sederhana, seperti mangali, membagi, dan mengurutkan
Pada tahap ini, anak lebih sadar akan hubungan dalam keluarga, teman atau ruang
lingkup sosial yang lebih besar. Operasi konkret tetap membutuhkan permasalahan
konkret yang dapat dilihat anak. Mereka belum mampu memecahkan atau
memikirkan masalah atau konsep yang abstrak.

d. Tahap operasional formal (11-15 tahun)


Pada tahap akhir ini anak mulai mampu memikirkan konsep abstrak, berpikir logis
dan menarik kesimpulan. Mereka bisa membuat prediksi tentang kemungkinan yang
dapat terjadi dari sebuah isu. Anak mampu berpikir tentang masa depan, pekerjaan
atau peran sosial. Mereka bisa juga membicarakan isu moral dan politik dari sudut
pandang yang berbeda tidak hanya dari sudut pandang mereka sendiri.
Pemikiran logis, abstrak dan fleksible dapat berubah dan berkembang karena
operasional formal diaplikasikan ke dalam berbagai macam situasi dan konteks.
3. Jelaskan komponen penyusun bahasa !
Jawab :
Lima komponen penyusun bahasa yaitu :
a. Fonologi
Fonologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji bunyi ujar
dalam bahasa tertentu. Adapun pembahasan yang dijelaskan dalam fonologi adalah
mengkaji bunyi-bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran beserta dengan
gabungan antar bunyi yang membetuk silabel atau suku kata (Chaer 2009: 5).
Dalam fonologi, terdapat dua pandangan dalam mempelajari bunyi, yaitu
1) Fonetik adalah cabang fonologi yang membahas bunyi ujar tanpa memperhatikan
fungsi bunyi tersebut, contohnya kata “bebek” (ungags) dan kata bebek (rujak
yang ditumbuk).
2) Fonemik adalah cabang fonologi yang membahas bunyi dengan memperhatikan
fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna, contohnya penggunaan bunyi “s”
pada kata “sari”, dan bunyi “d” pada kata “dari”. Perbedaan 1 bunyi akan
membedakan arti.

b. Morfologi
Morfologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa. Tidak hanya membahas
bagaimana kata itu terbentuk, tetapi juga seluk beluk bentuk kata dan fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata.
Dalam pembentukan kata terdapat unsur terkecil yang disebut morfem. Seperti
membaca maka morfem dalam kata tersebut adalah “meN”; pada kata mempelajari,
maka morfem imbuhannya adalah awalan “meN” dan akhiran “I”.

c. Semantik
Semantik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji makna yang
terkandung dalam bahasa, kode atau jenis lain dari representasi. Semantik akan
memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan pragmatik.

d. Sintax
Sintax adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti dengan
benar. Contoh, Ani berkata pada ibunya, “aku sedang buah dan sayur makan”.
Kalimat tersebut tidak dituliskan/diucapkan dengan tata kata yang baik sehingga
makna yang akan disampaikan tidak ditangkap oleh orang lain. Maka, sintax
berfungsi dalam menata kata hingga membentuk kalimat yang utuh.

e. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Contoh, Haikal berkata “lihat,
itu ada anjing (dalam gambar adalah sapi). Secara tata kata, anak tersebut sudah
mengatakan dengan benar tetapi dari konteks kalimat tersebut salah karena
seharusnya ia mengatakan bahwa hewan di gambar itu adakah sapi bukan anjing.
4. Perkembangan bahasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia anak. Bicara
merupakan salah satu bahasa komunikasi yang paling efektif. Jelaskan bagaimana bicara
dapat berfungsi untuk mencapai tujuan bagi anak !
Jawab :
Penting bagi kita untuk mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak. Selain untuk
berkomunikasi bahasa juga digunakan sebagai alat pendeteksi gejala-gejala yang terjadi
pada anak dalam proses perkembangannya. Contoh anak dengan keterlambatan bicara
(speech delay) dengan yang serius dapat menunjukkan gangguan pendengaran. Mereka
sulit berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya.

Menurut Benner (dalam Palupi 2002), perkembangan bahasa di bagi menjadi 4 tahap
yaitu :
No. Tingkatan Usia Kemampuan
1. Prabicara Lahir s/d 10 bulan 1. Perkembangan suara
(persepsi dan hasil)
2. Perkembangan isyarat
3. Penambahan persepsi suara;
bicara bayi merupakan hasil
menangis dan keributa;
bermain dengan suara
termasuk mengulang bicara
dengan orang lain yang
dimulai usia 3 bulan; antara
6-10 bulan dapat
menggunakan konsonan dan
huruf vokal terbatas.
2. Kata-kata 10 s/d 13 bulan 1. Pengertian kata tuggal
pertama 2. Menghasilkan kata tunggal
pemunculan 3. Perbedaan individual dalam
nama penggunaan kata tunggal
4. Fungsi isyarat sebagai kata
5. Perhatian dapat diarahkan
dengan nama objek (lihat
anjing, ami, anjing); mulai
13 bulan menerima kosakata
dari 17-97 kata
3. Kombinasi 18 s/d 24 bulan 1. Penggunaan satu kata
kata tunggal dengan arti
kompleks untuk ungkapan
multikata. Contoh :”susu”
(artinya dapat minta susu
atau menerima ASI)
2. Penggunaan kombinasi kata
untuk kalimat, contoh :
mama kue (maksudnya
mama minta kue)
4. Tata bahasa 20 s/d 30 bulan 1. Kecepatan memperoleh
morfem
2. Perkembangan bahasa yang
unik pada usia ini, seperti
mulai menggunakan kata
ganti saya, kita dia, kamu
3. Penggunaan kalimat dalam
pola dan aturan teratur

Shaffer dan Kipp (2014) juga mengaktegorikan kemampuan berbahasa berdasarkan


kompenen penyusunnya.

Usia Fonologi Semantik Morfologi/sintax Pragmatik


0-1 Menerima suara Mengisyaratkan Menekankan Memperhatikan
ucapan dan mulai ucapan orang pola asli bahasa keadaan sekitar,
bubbling lain seperti objek di
sekeliling
1–2 Menyederhanakan Muncul kata- Mulai Menggunakan
pengucapan kata kata pertama memproduksi isyarat dan
dua kata gerakan untuk
memperjelas
pesan yang akan
disampaikan
3–5 Peningkatan Kosakata Menyadari aturan Menyesuaikan
dalam berkembang tata bahasa saat berbicara
pengucapan dengan orang
yang berbeda
6 - remaja Pengucapan Pengembangan Mengoreksi tata Mampu
menjadi seperti kosakata, bahasa yang mendeteksi dan
orang dewasa bahkan kata salah memperbaiki
abstrak pesan yang
dikirim serta
menerima

Setelah mengetahui tahapannya, selanjutnya bicara dengan bahasa agar dapat berfungsi
dan mencapai tujuan ke anak adalah dengan memahami makna yang dibicarakan
sehingga maksud dan tujuan dapat dipahami anak.

5.jelaskan penalaran dalam menyelesaikan masalah matematis anak usia sekolah dasar!
Jawab :
Ada 2 penalaran dalam menyelesaikan masalah matematis yaitu :
1) Penalaran aditif
Penalaran aditif adalah penalaran yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah
dalam operasi penjumlahan dan pengurangan pada matematika. Kata “penalaran
aditif” lebih dipilih daripada “penyelesaian penjumlahan dan penguranagan” karena
banyaknya kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama dengan
menjumlahkan tau mengurangi.
Contoh :
Andi membeli roti dengan harga Rp. 15.000. andi membayar roti tersebut dengan
uang pecahan Rp. 10.000 sebanyak dua lembar. Andi menghitung kembalian dengan
cara (Rp. 20.000- Rp. 15.000 = Rp. 5.000 ).

Ada 3 proses penyelesaian masalah yaitu


a. Pengubahan
b. Kombinasi
c. Perbandingan.

2) Penalaran multiplikatif
Penalaran multiplikatif biasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam
operasi perkalian atau pembagian. Jika penalaran aditif menggunakandstu variabel
tetapi ini tidak terjadi pada penalaran multiplikatif.
Contoh :
Budi membeli 3 es krim. Harga tiap es krim adalah Rp. 5.000. Berapa harga es krim
yang harus dibayar budi ?
Yang harus dibayar adalah 3 x Rp. 5.000 = Rp. 15.000
Dari soal terdapat 2 variabel yaitu jumlah es krim dan harga es krim.

Ada 3 proses penyelesaian masalah yaitu :


a. Pengelelompokkan
b. Membagikan
c. Pemahaman produk

Anda mungkin juga menyukai