Disusun oleh :
Siska Amelia
105401119121
PGSD 2 G
Pendidik harusnya memahami kondisi dan mengendalikan diri dalam mengajar. Setiap
guru tentu memiliki potensi untuk berhasil dalam menjalankan tugasnya. Keberhasilan guru bisa
dilihat dari keberhasilan peserta didik ketika mengikuti proses pembelajaran hingga tujuan
tercapai.
Kesalahan pendidik diantaranya ialah :
1. Tidak ada persiapan ketika akan mengajar
Ketika seorang guru mengajar tanpa adanya persiapan, maka jangan berharap
kegiatan pembelajaran akan berhasil. Sebelum mengajar guru harus mempersiapkan diri,
membuat RPP (untuk diri kita sendiri), merancang evaluasi, menyiapkan media yang
akan dipakai, memikirkan alur pembelajaran, dll.
2. Memaksa peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan.
Kemampuan dari setiap pesertadidik tentulah berbeda. Ada yang mampu dengan
cepat menangkap apa yang disampaikan guru, adapula yang membutuhkan waktu lama
untuk mencerna apa yang disampaikan oleh guru. Nah disinilah guru harus benar-benar
memperhatikan kemampuan dari setiap muridnya. Kepada murid yang lemah dalam
mencerna materi, guru harus memberi perhatian lebih. Bisa mengubah metode dalam
mengajar.
3. Merasa diri paling pandai saat dikelas
Kira-kira apa yang akan terjadi ketika ada seorang murid menanyakan sesuatu
pada guru, namun seorang guru belum mengetahui jawaban yang ditanyakan ?
Meskipun pendidik, kita juga harus belajar. Mengupdate pengetahuan melalui media
yang kita punya. Sehingga kita tidak ketinggalan zaman. Ketika seorabg guru tak mampu
menjawab, guru harus mampu menjawabnya dilain waktu. Jangan sampai guru
menjawabnya dengan asal.
4. Tidak peka dengan perilaku peserta didik yang membanggakan ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung
Dalam pembelajaran dikelas, pendidik berhadapan langsung dengan sejumah
pesertadidik yang semuanya ingin diperhatikan. Mereka akan senang jika mendapat
pujian dari pendidik. Dan mereka akan merasa kecewa jika kurang diperhatikan.
Dalam permasalahan ini biasanya guru lebih sering memberikan perhatian kepada
murid yang sering ribut, tidur di kelas, atau tidak memperhatikan pembelajaran. Dalam
kondisi seperti ini pesertadidik beranggapan bahwa untuk mendapat perhatian guru, maka
peserta didik harus berbuat salah terlebih dahulu. Menciptakan kegaduhan dan melanggar
aturan.
5. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan,
kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar
belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam
aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya. Dalam hal ini, teman-teman pendidik
juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus
diarahkan kembali.
6. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberi kemudahan
belajar secara adil dan merata (tidak diskriminatif), sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran merupakan
kewajiban guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya.
7. Tidak Sadar Memberikan Contoh Tindakan Kurang Tepat Pada Peserta Didik
Teman-teman pendidik merupakan contoh dan panutan bagi peserta didik. Tanpa
disadari, tindakan guru adalah doktrin yang melekat pada peserta didik. Perlu teman-
teman pendidik ketahui, peserta didik adalah penyontoh paling andal. Mereka mampu
menyontoh gaya guru menyampaikan materi dan bagaimana alur pikir guru dalam
memahami materi.
B. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi kondisi kelas saat ada kegiatan
belajar mengajar. Dalam belajar prinsip-prinsip ini harus sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Menurut Depdikbud Asy’ari, 2006: 44 prinsip-prinsip
pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi ada yang
berasal dari dalam dan ada yang timbul akibat adanya rangsangan dari luar. Motivasi
intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.
b. Prinsip Latar
Pada dasarnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Untuk itu, guru perlu
menggali pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu kekosongan.
c. Prinsip Menemukan
Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar
mereka merasa senang dan tidak bosan.
d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan Pengalaman
yang diperoleh siswa melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah
untuk dilupakan. Oleh karena itu, dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TIDAK TERPUJI 11 proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk
melakukan kegiatan atau “Learning by doing”.
e. Prinsip Belajar Sambil Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana gembira dan
menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses
pembelajaran. Setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat
kegiatan bermain yang kreatif.
f. Prinsip Hubungan Sosial
Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari
kegiatan kelompok, siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran
perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.
Pada umumnya sensorik dasar manusia terdiri dari perabaan, pendengaran, penciuman,
penglihatan, pengecapan, propioseptif (gerakan tarsendi) danvestibuler (keseimbangan).
1. Sensorik perabaan
Input yang didapatkan berasal dari reseptor dikulit yang bisa berupa
sentuhan,tekanan,suhu,rasa sakit dan gerakan bulu bulu atau rambut. Jika sensorik
perabaan mengalami gangguan bisa ditunjukkan dengan gejala:
a. Tidak mau atau tidak suka disentuh
b. Menghindari kerumunan orang
c. Tidak menyukai bahan-bahan tertentu
d. Tidak suka rambutnya disisir
e. .Bereaksi berlebihan terhadap luka kecil
f. .Tidak betah dengan segala hal yang kotor
2. Sensorik pendengaran
Input yang didapatkan berasal dari suara-suara diluartubuh Jika sensorik pendengaran
mengalami gangguan bisa ditunjukkan dengan gejala:
a. Mudah teralih perhatiannya kesuara-suara tertentu yang bagi orang lain dapat
diabaikan Takut mendengar suara air ketika menyiram toilet,suara vaccum
cleaner, hairdryer ,suara gonggongan anjing dan bahkan suara detik jam
b. Menangis atau menjerit berlebihan ketika mendengar suara yang tiba-tiba. Senang
mendengar suara-suara yang terlalu keras
c. Sering berbicara sambil berteriak ketika ada suara yang dia tidak suka
3. Sensorik penciuman
Input yang didapatkan berasal dari aroma atau bau yang tercium Jika sensorik
penciuman mengalami gangguan bisa ditunjukkan dengan gejala:
a. Reaksi berlebihan terhadap bau tertentu seperti bau kamar mandi atau peralatan
kebersihan
b. Menolak masuk kesuatu lingkungan karena tidak menyukai baunya
c. Tidak menyukai makanan hanya karena baunya
4. Sensorik penglihatan
Input yang didapatkan berupa warna, cahaya dan gerakan yang ditangkap oleh mata.
a. Menangis atau menutup mata karena terlalu terang karena ia terlalu peka dengan
sinar terang
b. Mudah teralih oleh stimulus penglihatan dari luar
c. .Senang bermain dalam suasana gelap
5. Gangguan Motorik pada Anak
Perkembangan anak meliputi perkembangan motorik, sensorik, kognitif dan
emosional serta sosial.Perkembangan motorik adalah tahapan pencapaian kemampuan
anak yang kompleks dalam mengendalikan otot tubuh. Perkembangan motorik dibagi
menjadi dua,yaitu:
a. Perkembangan keterampilan motorik kasar (seperti menegakkan kepala, duduk,
berdiri dan berjalan)
b. Perkembangan keterampilan motorik halus (seperti menggenggam, melepaskan
serta memanipulasi objek)
Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan motorik anak seperti
kematangan saraf,kondisi otot tulang dan sendi, kemampuan indra sensori (penglihatan,
pendengaran, sensasi rabataktil, vestibuler),kecerdasan anak serta stimulasi dari
lingkungan.
Tahap operasional konkret adalah tahap ketiga dalam teori perkembangan kognitif
Piaget. Periode tahap ini mencakup masa kanak-kanak pertengahan yang dimulai sekitar usia 7
tahun dan berlanjut hingga kira-kira usia 11 tahun, dan biasanya tahap ini akan ditandai dengan
perkembangan pemikiran logis.
Pada tahap operasional konkret ini, anak memiliki kemajuan kognitif atau pemahaman
yang lebih baik dibandingkan dengan anak pada tahap pra-operasional dalam hal hubungan
spasial, kategorisasi, penalaran, dan konversi.
a. Hubungan spasial. Pada tahap operasional konkret ini, anak sudah mampu mengingat rute
atau penanda jalan dengan baik dan dapat menghitung jarak antara satu tempat ke tempat
lain dengan baik juga tanpa mengukur terlebih dahulu.
b. Kategorisasi. Suatu kemampuan untuk mengategorisasikan sesuatu sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan kemampuan logika anak. Kategorisasi disini meliputi
beberapa keahlian yang rumit, seperti rangkaian urutan, pengambilan kesimpulan secara
lengkap, dan inklusi kelas.
c. Penalaran. Penalaran disini dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu penalaran
induktif dan deduktif. Menurut Piaget, anak pada tahap operasional konkret hanya
menggunakan penalaran induktif saja. Yang dimaksud dengan penalaran induktif adalah
tipe pemahaman logika yang dimulai dari observasi objek atau peristiwa untuk
menyimpulkan keseluruhan dari objek yang telah diobservasi tersebut.
d. Konservasi. Pada tahap operasional konkret, anak mampu menyimpulkan sesuatu tanpa
melihat, mengukur ataupun menimbang objeknya secara langsung.