Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA MASA KANAK-KANAK

Oleh:

Rosalinda Giovany Samson

19121115

Tugas

Diserahkan kepada:

Dr. Kasiatin Widianto, M. Th

Sebagai Bagian Tugas Dari Mata Kuliah

PENGINJILAN ANAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA

Surabaya, 2020
ABSTRAK

Mencetak anak sukses bukan hanya tergantung pada lembaga pendidikan formal, melainkan bisa
kita mulai dengan memberikan pendidikan di dalam keluarga sejak usia dini. Satu diantara faktor
penentu keberhasilan mencetak anak yang berkualitas adalah dengan memanfaatkan suatu
kesempatan emas, atau masa keemasan dalam periodisasi tumbuh kembanh mausia atau yang
dalam kajian periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia.Perkembangan fisik
merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan
tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih
aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap
lingkungan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai
mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Masa anak-anak adalah masa
perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 12 tahun, pada masa-masa ini perkembangan
biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya
anakanak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga.
PENDAHULUAN

Setiap anak dilahirkan memiliki kemampuan ataupun potensi yang sudah baik dan harus
diwujudkan serta dikembangkan, sehingga bakat-bakat yang dimiliki anak akan muncul untuk
membantu keberlangsungan hidup di masa dewasa. Hal ini dapat diwujudkan melalui proses
pembentukan emosi sosial dan spiritual yang baik. Dengan demikian, para anak-anak akan
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan maksimal.

Sebagaimana uraian terdahulu bahwa tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan periode
yang sangat berperan dalam menentukan kualitas diri seorang manusia. Pada masa ini berbagai
potensi yang ada dalam diri manusia berkembang dengan pesat. Masa-masa pada rentang usia dini
merupakan masa emas dimana perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan
sosial berlangsung dengan cepat.

Masa kanak-kanak sering disebut juga masa keemasan (golden age) karena dalam perkembangan
seorang anak mengalami lompatan kemajuan yang sangat pesat baik perkembangan fisik maupun
perkembangan sosial emosionalnya.

Gambaran mengenai masa kanak-kanak yang ideal ternyata sangat bervariasi,


baik secara historis maupun budaya. Philippe Aris (dalam Kuper dan Kuper 2000: 106)
mengatakan “Pentingnya masa kanak-kanak di Eropa baru disadari di awal abad ke-13.
Sebelumnya masa kanak-kanak tidak dianggap sebagai sesuatu yang khusus,
dan sama saja dengan masa-masa selanjutnya dalam kehidupan seseorang”

Konsepsi mengenai masa kanak-kanak baru mengalami perubahan radikal sehingga pada abad ke-
17 seiring dengan bangkitnya gagasan modern mengenai keluarga dan sekolah.
Pergeseran kembali terjadi pada abad ke-19. Bahkan selanjutnya dunia modern “terobsesi”
oleh berbagai masalah fisik, moral dan seksual anak-anak. Oleh karenanya,
sebagian besar teorisi yang menonjol dalam psikologi seperti Jean Piaget mencurhakan perhatiann
ya untuk memahami anak-
anak dalam mengkonstruksikan secara kognitif berbagai konsep keterlibatan manusia di dunia sek
itarnya, dan juga bagaimana mereka memahami angka, waktu, kausalitas fisik, pengukuran,
dan sebagainya.
PEMBAHASAN

Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam perkembangan hidup manusia karena
masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang kehidupan yang akan menentukan
perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini,
anak mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa
percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya (Hurlock, 1997). Masa kanak-kanak sering
disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika
karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan, pada masa ini indera anak-
anak berkembang pesat. karena pesatnya perkembangan tersebut, anak-anak senang mengadakan
eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa menentang.

Masa kanak-kanak dimulai saat anak dapat berdiri sampai dengan mencapai kematangan. Masa ini
terbagi menjadi 2 periode : (Hurlock, 1990)

1. Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood: 2 – 6 tahun)


2. Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood: 6 – 12 tahun)

Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai:

• Usia Kelompok, yaitu masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri saat mereka masuk kelas satu.
• Usia Menjelajah/Eksplorasi, yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui
keadaan lingkungannya (lingk. hidup dan benda mati), mekanismenya, perasaannya, dan
bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya.
• Usia Bertanya, yaitu anak banyak bertanya sebagai salah satu cara menjelajah lingkungan.
• Usia Meniru, merupakan ciri yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu anak meniru
pembicaraan dan tindakan orang lain.
• Usia Kreatif, dimana pada masa ini anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain
dibandingkan dengan pada masa-masa perkembangan lainnya.

Perkembangan pada masa kanak-kanak awal menurut Robert J. Havighurst (1961)

• Toilet Training, hakikat tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil dan buang
air besar yang bisa diterima secara sosial.toilet training yang berhasil dapat membentuk
anak yang berhati-hati, dapatmenguasai dirinya, mendapatkan pandangan jauh kedepan
dan dapat berdiri sendiri. Tentang toilet training Havighurst berpendapat: “Toilet training
is the first moral training that child received. The stamp of the first moral training that
child later character”
• Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis kelamin lain.
Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang berbeda jenis kelamin satu
dengan lain
• Belajar mencapai stabilitas fisologis, manusia pada waktu lahir sangatlah labil jika
dibanding fisik orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan perubahan dari panas ke
dingin, oleh karena itu anak harus belajar menjaga keseimbangan terhadap perubahan.
• Pembentukan konsep-konsep yang sederhana tentang realitas fisik dan sosial
• Belajar kontak perasaan dengan orang tua, krluarga, dan orang lain, menghubungkan diri
sendiri secara emosional
• Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta mengembangkan kata hati

Karekteristik masa akhir kanak-kanak biasa diidentikkan dengan sebutan-sebutan untuk menandai
kecenderungan umum yang terjadi pada masa ini, misalnya; usia yang menyulit-kan, usia tidak
rapi, usia bertengkar, usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif dan kritis; usia
bermain. Karakteristik yang hampir bersifat universal pada masa kanak-kanak akhir tersebut,
yaitu:

• Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum


• Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
• Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
• Meningginya emosi, yang intensitasnya seiring/bergantung pada tingkat perubahan fisik
dan psikologis
• Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
• Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari
• Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
• Mencapai kebebasan pribadi
• Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk
dimainkan, memmbulkan masalah baru

Agama adalah salah satu aspek perkembangan yang harus dijalankan oleh anak. Dalam
melaksanakan tugas perkembangan, tidak boleh dilupakan penanaman nilai-nilai keagamaan.
Mengenalkana agama, cara berdoa juga perlu diajarkan pada masa kanak-kanak karena tidak
hanya kebutuhan jasmani dan perkembangan jasmani saja yang harus berutmbuh tetapikebutuhan
rohani juga.

Kecerdasan bahasa pada anak juga harus ditingkatkan. Anak-anak pada usia dibawah lima tahun
memiliki inteligensi laten (potensial inteligensi) yang luar biasa. Banyak kecerdasan yang dimiliki
anak dan harus terus digali seperti kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual parsial,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan eksistensial dan yang paling utama
yang ada dalam diri anak adalah kecerdasan bahasa (Soenjono, 2000)Kesemuanya ini, pada
akhirnya berdampak pada perkembangan aspek kognitif (kecerdasan), afektif (perasaan), maupun
psikomotor (gerak).

Namun antara anak yang satu dengan anak yang lainnya memiliki masa kanak-kanak yang
berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan tiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, yang
mana perkembangan-perkembangan pada masa ini dipengaruh oleh beberapa faktor diantaranya
perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial.Oleh karena itu para
orang tua dalam memainkan peran harus membangun proses komunikasi yang baik dan dapat
dipahami oleh anak-anak. Karena jika hal tersebut terjadi salah pemahaman maka kesalahan
tersebut akan tertanam di alam bawah sadar anak sampai dewasa, yang pada akhirnya akan
muncul dan digunakan pada waktu tertentu.
KESIMPULAN

Periode The Golden Age dalam kehidupan manusia merupakan periode yang paling
krusial terutama bagi setiap anak. Pada periode inilah, yakni sejak masa konsepsi dimana
janin masih berada dalam kandungan hingga lahir dan berumur 6 tahun, merupakan masa
yang menentukan kecerdasan dan karakter seseorang di masa yang akan datang.

Untuk membentuk generasi yang berkualitas tingi, dibutuhkan orang tua yang benar-
benar berupaya memanfaatkan masa kanak-kanak tersebut untuk mendidik anak-anaknya
secara optimal, pemberian jaminan bahwa setiap anak dalam keluarga akan mendapatkan
asuhan yang baik, adil, merata dan bijaksana, merupakan suatu kewajiban bagi kedua orang
tua. Selain itu juga tak kalah pentingnya dukungan penuh dari lingkungan luar keluarga mulai
dari masyarakat sekitarseperti pendapat kaum empiris dalam pendidikan, ini terkenal dengan
nama optimisme pedagogis, juga dukungan Pemerintah berupa sarana dan prasarana serta
kebijakan yang memihak .

Banyaknya keistimewaan yang dimiliki pada periode ini sudah seharusnya


dimanfaatkan semaksimal mungkin. Para orang tua hendaknya bersungguh-sungguh
memanfaatkan kesempatan ini untuk membina potensi tumbuh kembang anak yang
mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan
mental, intelektual, emosional, moral dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Usaha yang dapat dilakukan mencakup pemeliharaan aspek
kesehatan, pemberian nutrisi, stimulasi intelektual, penyediaan kesempatan-kesempatan yang
luas bagi anak untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif, pengembangan sosial dan
emosional, serta memberikan pengasuhan dan bimbingan kepada anak agar mampu
memahami potensi diri yang dimilikinya. Semua pembinaan ini dilakukan dengan
pembiasaan pola hidup yang baik yang dilakukan secara teratur , berulang-ulang, bertahap
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, berkesinambungan, serta terpadu
dengan berbagai pendekatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Syarief, Hidayat, ”Pengembangan Anak Dini Usia: Memerlukan Keutuhan”,


Bulletin Padu, Edisi Perdana, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah,
Depdiknas Jakarta, 2002.
2. Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psychology: A Lifespan Approach.
(terjemahan oleh Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga
3. Berk, L. (1997). Child development (4th ed.).Boston: Allyn & BaconBerk, L.E.
(2004). Awakening Children’s Minds: How Parents and Teachers Can Make a
Difference. Oxford University Press.
4. Santrock, John W. dkk, Perkembangan Anak, Jakarta: Salemba Humanika, 2011
5. Agoes Soejanto. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
6. Lilis, Dede. Media Anak Indonesia: Representasi Idola Anak dalam Masa Anak-
Anak.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014

Anda mungkin juga menyukai