berprilaku. Dengan demikian, dalam hal belajar anak juga memliki karakteristik yang
tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan
fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran untuk anak
Menurut Kartini Kartono, anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut:
sebagai satu totalitas, sikap hidup fisiognomis, yaitu anak yang secara langsung
maka perlu dilakukan pemahaman terhadap makna perkembangan itu sendiri. Perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organorgan, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan. Menurut Santrock dalam Soetjiningsih mengatakan bahwa perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan terus berlanjut disepanjang rentang kehidupan
individu.
Secara umum anak usia dini dikelompokkan dalam usia (0-1 tahun), (2-3 tahun), (4-6
1. Usia 0-1 tahun Usia ini merupakan masa bayi, tetapi perkembangan fisik mengalami kecepatan
yang sangat luar biasa, paling cepat dibandingkan usia selanjutnya. Berbagai karakteristik anak
- Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan
berjjalan.
- Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontak sosial
dengan lingkungannya . komunikasi responsive dari orang dewasa akan mendorong dan
2. Usia 2-3 tahun Pada usia ini terdapat beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya
yang secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus untuk
observasi yang tajam dan keinginan belajar luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan anak
terhadap benda apa saja yang dia temui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia usia tersebut menempati grafik tertinggi disbanding sepanjang usianya
kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi,
memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran..
- Mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana
lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih
3. Usia 4-6 tahun Usia 4-6 tahun memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal itu
ermanfaat untuk pengembangan otot-otot kecil maupun besar, seperti manjat, melompat dan
berlari.
- Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang
lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu, seperti meniru,
mengulang pembicaraan.
- Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang
luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari seringnya anak menanyakan segala
- Bentuk permainan anak sudah bersifat individu, bukan permainan sosial, walaupun aktivitas
5. Menurut Siti Aisyah anak usia dini memiliki berbagai karakteristik diantaranya:
membayangkan bahwa saat besar anak ini akan menjadi hal yang mereka
inginkan. Daya imajinasi yang dimiliki oleh anak pada usia ini juga berkembang
sangat pesat melebihi hal – hal yang dilihatnya. Setiap anak memiliki perbedaan
d. Usia dini yang dianggap sebagai golden age merupakan usia yang sangat baik
e. Sikap yang dimiliki merupakan sifat egosentris atau sifat yang segalanya terpusat
terhadap dirinya dan terhadap keinginannya harus selalu dituruti. Seorang anak
pada usia ini memang cenderung jika memahami sesuatu harus dilihat dulu dari
kepentingannya sendiri. Bagi anak pada usia ini menurutnya semua hal itu
menarik dan menakjubkan. Saat usia ini jika anak membangun interaksi yang baik
dengan orang lain maka konsep dirinya juga terbentuk dengan baik dan anak
Usia dini sendiri selalu dianggap merupakan saat yang fundamental untuk membangun
mental dan pendidikan bagi seorang anak karena perkembangan anak pada usia ini juga sangat
pesat. Bahkan diungkapkan juga oleh Montessori saat anak berada di usia ini merupakan waktu
yang sensitif bagi kehidupannya karena sangat mudah menerima stimulus dari lingkungannya.
Banyaknya penelitian yang mendukung tentang perkembangan anak usia dini yang permanen
serta dapat memengaruhi sisi kehidupannya seterusnya membuat anak usia ini pun sangat penting
diperhatikan perkembangannya dan juga diperhatikan pola belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh
Baraja bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ini artinya perkembangan
seorang anak pelan tapi pasti akan selalu mengalami perubahan baik kearah besar, tinggi dan dapat
menjadi anak yang lebih pintar serta lebih dalam segala hal.
diantaranya:
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak
pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan
secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara
belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal,
3. Stimulasi Terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti
bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat
berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan
budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak
mengembangkan aspek:
pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang
menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik
serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan
memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya
wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema
dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik
minat.
6. Lingkungan Kondusif
demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar
ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam
bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain
sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan
temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak
membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai
media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja
disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi
untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam
9. Pembelajaran bersifat demokratis
sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan
oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan
AZAZ PEMBELAJARAN TK
A. Asas Apersepsi
anak tersebut agar anak bisa mencapai hasil belajar secara optimal
B. Asas Kekongkritan
Anak berada dalam taraf berpikir kongkret. Oleh sebab itu pembelajaran
diperlukan menggunakan alat peraga, agar yang dipelajari anak menjadi kongkret
C. Asas Motivasi
Belajar akan lebih optimal jika anak memiliki dorongan atau motivasi untuk
Dengan membiasakan kepada anak untuk bekerja sendiri akan membuat anak
E. Asas Kerjasama
Dengan bekerja sama keterampilan anak berkembang optimal. Oleh sebab itu
dalam kerja kelompok, membantu anak lain, menghargai pendapat anak lain dll
F. Asas Individualis
Setiap anak berbeda dengan anak lain, oleh sebab itu pembelajaran hendaknya
G. Asas Korelasi
sekolah hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar anak bisa belajar
seumur hidup dan mendorong anak agar selalu ingin dan berusaha belajar