Anda di halaman 1dari 11

MATERI TAMBAHAN

KARAKTERISTIK ,PRINSIP-PRINSIP PEMB , ASAS PEMB

ANAK USIA 4-6 TAHUN

Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam

berprilaku. Dengan demikian, dalam hal belajar anak juga memliki karakteristik yang

tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan

fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.

Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran untuk anak

usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Anak belajar melalui bermain

2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.

3. Anak belajar secara ilmiah.

4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertibangkan

keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.

Menurut Kartini Kartono, anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Bersifat egosentris /na’if

2. Mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnya

sederhana dan primitive


3. Ada satu kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan

sebagai satu totalitas, sikap hidup fisiognomis, yaitu anak yang secara langsung

memberikan atribut/sifat lahiriah atau material terhadap setiap penghayatan.

Sedangkan dalam bukunya, Hartati mengemukakan ada beberapa karakteristik

anak usia dini, yaitu:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar,

2. Merupakan pribadi yang unik,

3. Suka berfantasi dan berimajinasi,

4. Masa potensial untuk belajar,

5. Mimiliki sikap egosentris,

6. Memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek,

7. Merupakan bagian dari makhluk sosia

Sebelum membahas bagaimana karakteristik perkembangan anak secara lebih lanjut

maka perlu dilakukan pemahaman terhadap makna perkembangan itu sendiri. Perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organorgan, dan sistem

organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan. Menurut Santrock dalam Soetjiningsih mengatakan bahwa perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan terus berlanjut disepanjang rentang kehidupan

individu.

Secara umum anak usia dini dikelompokkan dalam usia (0-1 tahun), (2-3 tahun), (4-6

tahun); dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut:

1. Usia 0-1 tahun Usia ini merupakan masa bayi, tetapi perkembangan fisik mengalami kecepatan

yang sangat luar biasa, paling cepat dibandingkan usia selanjutnya. Berbagai karakteristik anak

usia bayi dapat ijelaskan sebagai berikut:

- Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan

berjjalan.

- Mempelajari keterampilan menggunakan panca indra seperti melihat, mengamati, meraba,

mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya

- Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontak sosial

dengan lingkungannya . komunikasi responsive dari orang dewasa akan mendorong dan

memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

2. Usia 2-3 tahun Pada usia ini terdapat beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya

yang secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus untuk

anak usia 2-3 tahun adalah sebagai berikut:

- Sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan

observasi yang tajam dan keinginan belajar luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan anak

terhadap benda apa saja yang dia temui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi

belajar anak pada usia usia tersebut menempati grafik tertinggi disbanding sepanjang usianya

bila tidak ada hambatan dari lingkungan.


- Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua

kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi,

memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran..

- Mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana

lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih

banyak pada lingkungan.

3. Usia 4-6 tahun Usia 4-6 tahun memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal itu

ermanfaat untuk pengembangan otot-otot kecil maupun besar, seperti manjat, melompat dan

berlari.

- Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang

lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu, seperti meniru,

mengulang pembicaraan.

- Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang

luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari seringnya anak menanyakan segala

sesuatu yang dilihat.

- Bentuk permainan anak sudah bersifat individu, bukan permainan sosial, walaupun aktivitas

bermain dilakukan anak secara bersama.

5. Menurut Siti Aisyah anak usia dini memiliki berbagai karakteristik diantaranya:

a. Rasa ingin tahu yang cukup besar

b. Pribadi yang unik


c. Pada usia ini seorang anak suka berfantasi dan berimajinasi sehingga seringkali

membayangkan bahwa saat besar anak ini akan menjadi hal yang mereka

inginkan. Daya imajinasi yang dimiliki oleh anak pada usia ini juga berkembang

sangat pesat melebihi hal – hal yang dilihatnya. Setiap anak memiliki perbedaan

untuk itulah penangannya juga berbeda.

d. Usia dini yang dianggap sebagai golden age merupakan usia yang sangat baik

untuk dapat belajar dan tentunya usia yang sangat potensial

e. Sikap yang dimiliki merupakan sifat egosentris atau sifat yang segalanya terpusat

terhadap dirinya dan terhadap keinginannya harus selalu dituruti. Seorang anak

pada usia ini memang cenderung jika memahami sesuatu harus dilihat dulu dari

kepentingannya sendiri. Bagi anak pada usia ini menurutnya semua hal itu

menarik dan menakjubkan. Saat usia ini jika anak membangun interaksi yang baik

dengan orang lain maka konsep dirinya juga terbentuk dengan baik dan anak

tersebut dianggap sebagai bagian dari makhluk sosial.

f. Anak usia dini juga merupakan bagian dari makhluk sosial.

Usia dini sendiri selalu dianggap merupakan saat yang fundamental untuk membangun

mental dan pendidikan bagi seorang anak karena perkembangan anak pada usia ini juga sangat

pesat. Bahkan diungkapkan juga oleh Montessori saat anak berada di usia ini merupakan waktu

yang sensitif bagi kehidupannya karena sangat mudah menerima stimulus dari lingkungannya.

Banyaknya penelitian yang mendukung tentang perkembangan anak usia dini yang permanen

serta dapat memengaruhi sisi kehidupannya seterusnya membuat anak usia ini pun sangat penting

diperhatikan perkembangannya dan juga diperhatikan pola belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh
Baraja bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ini artinya perkembangan

seorang anak pelan tapi pasti akan selalu mengalami perubahan baik kearah besar, tinggi dan dapat

menjadi anak yang lebih pintar serta lebih dalam segala hal.

PRINSIP – PRINSIP PEMBELAJARAN DI TK

Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran di TK

diantaranya:

1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak

pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek

perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan

berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.

2. Berorientasi pada Perkembangan Anak

Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan

perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan

secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara

belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal,

dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.

3. Stimulasi Terpadu

Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti

kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.


Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi

bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat

berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan

budaya setempat.

Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak

mengembangkan aspek:

* Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar

*Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri

* Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan

*Kognitif : mengerti manfaat makan

* Motorik : mulai belajar memegang sendok

4. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan

pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang

menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik

serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan

memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna

bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya

5. Menggunakan Pendekatan Tematik

Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai

wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema

dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik
minat.

6. Lingkungan Kondusif

Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta

demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar

ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam

bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain

sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan

temannya.

Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak

membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.

Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.

7. Menggunakan berbagai sumber media dan sumber belajar

Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai

media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja

disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak

dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

8. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi

untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi

informasi dalam
9. Pembelajaran bersifat demokratis

Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir,

bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab

10. Mengembangkan Kecakapan Hidup

Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui

penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri

sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk

kelangsungan hidupnya.

11. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan

Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan

oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan

untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan

menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis,

mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.

AZAZ PEMBELAJARAN TK

A. Asas Apersepsi

Pembelajaran guru hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman awal

anak tersebut agar anak bisa mencapai hasil belajar secara optimal

B. Asas Kekongkritan
Anak berada dalam taraf berpikir kongkret. Oleh sebab itu pembelajaran

diperlukan menggunakan alat peraga, agar yang dipelajari anak menjadi kongkret

sehingga anak mudah mempelajarinya.

C. Asas Motivasi

Belajar akan lebih optimal jika anak memiliki dorongan atau motivasi untuk

belajar. Oleh sebab itu pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan

dan minat anak.

D. Asas Bekerja sendiri

Dengan membiasakan kepada anak untuk bekerja sendiri akan membuat anak

terlatih mandiri dan memecahkan masalahnya sendiri .Oleh sebab itu

pembelajaran yang diberikan hendaknya dapat melatih anak untuk mandiri

E. Asas Kerjasama

Dengan bekerja sama keterampilan anak berkembang optimal. Oleh sebab itu

pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan social anak , misalnya aktif

dalam kerja kelompok, membantu anak lain, menghargai pendapat anak lain dll

F. Asas Individualis

Setiap anak berbeda dengan anak lain, oleh sebab itu pembelajaran hendaknya

memperhatikan perbedaan individu, misalnya perbedaan minat, gaya belajar, dan

lain-lain agar mencapai hasil belajar secara optimal.

G. Asas Korelasi

Aspek pengembangan yang satu berkaitan dengan aspek pengembangan yang

laen, misalnya perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan Kognitif,

perkembangan kognitif berkaitan dengan prilaku(pembiasaan) dan lain-lain.


H. Asas Belajar seumur hidup

Proses belajar berlangsung sepanjang hayat. Oleh sebab itu pembelajaran di

sekolah hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar anak bisa belajar

seumur hidup dan mendorong anak agar selalu ingin dan berusaha belajar

kapanpun dan dimana pun..

Anda mungkin juga menyukai