Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK AUD

( Anak Usia Dini )


Nama Kelompok :

1. Trya puspita ulan dari


2. Marisa
3. Nurul hidayati
4. Yuli astuti

Tujuan

 Memahami tahap tahap perkembangan siswa sehingga dapat menyediakan materi pelajaran
dan metode penyampaian yang sesuai dengan karakteristik siswa sesuai dengan tahap
perkembangannya.

Apa itu anak usia dini ?

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. adalah individu yang unik dimana
ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional,
kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui
oleh anak tersebut.

Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas. Pada masa ini
hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat
dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan
yang berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif
dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik. 8
Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya. Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri
dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan
upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan
fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting untuk dikembangkan. Potensi-
potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa, sosioemosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya.
Pentingnya memahami karakteristik anak usia dini

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan
sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab
masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan
pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik
anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri
secara optimal.

Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan
selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun
bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah
dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.

Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik a anak usia dini. Sebagian dari
alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :

a.      Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia
tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.

b.      Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan
mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat
berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
c.       Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan
sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding
sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.

Ruang lingkup anak usia dini

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah :


1. Infant (0-1 tahun)
Usia 0–1 tahun Perkembangan fisik pada masa bayi mengalami pertumbuhan yang
paling cepat dibanding dengan usia selanjutnya karena kemampuan dan keterampilan dasar
dipelajari pada usia ini. Kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan modal
bagi anak untuk proses perkembangan selanjutnya.
Karakteristik anak usia bayi adalah sebagai berikut:
1) keterampilan motorik antara lain anak mulai berguling, merangkak, duduk, berdiri dan
berjalan,
2) keterampilan menggunakan panca indera yaitu anak melihat atau mengamati, meraba,
mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut,
3) komunikasi sosial anak yaitu komunikasi dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
2. Toddler (2-3 tahun)
Anak Usia 2–3 tahun Usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat pada
perkembangan fisiknya.
Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara lain:
1) anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Eksplorasi
yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat
efektif,
2) anak 11 mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu dengan berceloteh.
Anak belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran,
3) anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena
emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.
3. Preschool/ Kindergarten children (4-6 tahun)
Anak pada usia ini kebanyakan sudah memasuki Taman Kanakkanak.
Karakteristik anak 4-6 tahun adalah:
1) perkembangan fisik, anak sangat aktif dalam berbagai kegiatan sehingga dapat
membantu mengembangkan otot-otot anak,
2) perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami pembicaraan orang lain
dan mampu mengungkapkan pikirannya,
3) perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan dengan rasa keingintahuan
anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak sering bertanya tentang apa yang dilihatnya,
4) bentuk permainan anak masih bersifat individu walaupun dilakukan anak secara
bersama-sama.
4. Early Primary School (SD Kelas Awal) (7-8 tahun)
Karakteristik anak usia 7-8 tahun adalah:
1) dalam perkembangan kognitif, anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif
dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian),
2) perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering
bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebayanya,
3) anak mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling 12
berinteraksi,
4) perkembangan emosi anak mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian
anak.

Perkembangan anak usia dini


Pada masa usia dini pertumbuhan otak mengalami peningkatan yang luar biasa. Oleh
karenanya masa ini sering disebut sebagai masa yang paling potensial dan masa yang paling
penting bagi kehidupan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian Keith Osborn, Dr. Burton L.
White, dan Dr. Benjamin S. Bloom (dalam Jamaris, 2013) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik otak mencapai 50% pada usia 2 tahun, dan 90% pada usia 6 tahun, dan
mencapai pertumbuhan optimalnya (100%) pada usia 12 tahun. Sedangkan untuk
perkembangan intelektual otak mencapai 50% pada usia 4 tahun, lalu pada usia 8 tahun
perkembangan intelektual anak mencapai 80%. Kondisi optimal perkembangan intelektual
tercapai pada usia 18 tahun. Hasil ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan fisik otak
dan perkembangan intelegensi anak pada usia 0-8 tahun atau pada masa usia dini.
Perkembangan seorang anak dilihat dari berbagai aspek perkembangan yang terdiri dari
beberapa aspek berikut.
1. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan ini melibatkan keseimbangan tubuh, koordinasi antar anggota tubuh,
gerakan yang menggunakan otot-otot besar baik sebagian maupun seluruh anggota
tubuh baik berdiam di satu tempat maupun berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Contohnya, merayap, merangkak, berjalan, berlari, berlompat, melempar dan
menendang.
2. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan secara fisik yang melibatkan otot
kecil dan koordinasi mata-tangan. Perkembangan ini terutama meliputi berbagai
gerakan dan kekuatan jari-jari tangan. Contohnya: mengambil benda, memegang
pensil/alat tulis, membuat prakarya.
3. Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada
waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif sering pula disebut sebagai
intelegensi atau kemampuan intelektual yang meliputi kemampuan yang menggunakan
otak atau pikiran dan logika.
4. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan orang di
sekitarnya. Perkembangan ini meliputi kemampuan anak dalam menyampaikan ide,
pikiran, gagasan dan pikirannya serta menerima, menangkap dan mencerna suara yang
didengarnya serta menuangkannya dalam bentuk yang lebih nyata seperti tulisan atau
suara. Perkembangan bahasa ini meliputi kemampuan reseptif (mendengarkan) dan
ekspresif (mengeluarkan atau berbicara), membaca dan menulis.
5. Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan ini meliputi kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan
mengelola emosi dalam dirinya serta kemampuan untuk beradaptasi dan membaur
dalam kehidupan masyarakat di sekitar tempat hidupnya. Perubahan dan stabilitas
dalam emosi, kepribadian dan hubungan sosial akan membentuk perkembangan sosial-
emosional atau dalam Papalia (2008) disebut sebagai psikososial.
6. Perkembangan Moral dan Nilai Agama
Perkembangan moral dan nilai agama meliputi kemampuan anak dalam melihat dan
memilih hal-hal yang baik atau buruk, benar atau salah dan nilai kebenaran serta cinta
pada Tuhan melalui semua ciptaannya.

Kecerdasan majemuk AUD

Apakah Bunda pernah mendengar konsep kecerdasan majemuk? Pakar pendidikan dari Amerika
Serikat, Profesor Howard Gardner, adalah orang yang mengembangkan konsep ini. Ia memerlihatkan
bahwa ternyata ada delapan kecerdasan majemuk yaitu; linguistik, logika matematika, musikal,
kinestetik, visual spasial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
Perlu Bunda ingat dan garis bawahi jika tiap individu memiliki bakat berbeda. Ada yang berbakat di
bidang eksakta seperti matematika, ada pula yang lebih menonjol di bidang olahraga. Hal ini bukan
berarti yang jago matematika lebih superior ketimbang yang berbakat di bidang olahraga. Bimbingan
dan asahan yang tepat akan memberikan hasil yang baik, apa pun bakat yang dimiliki Si Kecil. Untuk
tahu bagaimana menangani Si Kecil, kita harus mengenali kecerdasan majemuk yang dimilikinya. 
Sebagai orangtua, Bunda dan pasanganlah yang paling mengenal Si Kecil karena pasti sering
menghabiskan waktu bersamanya. Untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk Si Kecil, perhatikan
tindak tanduknya dengan seksama.
Berikut delapan kecerdasan majemuk menurut Profesor Howard Gardner:
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan yang dimiliki oleh anak yang gemar membaca, menulis, dan berbicara.
Umumnya anak lebih menonjol dalam bidang mengarang cerita, menulis
puisi,, storytelling (mendongeng/bercerita), diskusi, atau berdebat.
2. Kecerdasan Logika Matematik
Si Kecil yang menonjol dalam bidang ini memiliki kemampuan lebih untuk memecahkan masalah. Hal
tersebut bisa dilihat dari kegemaran anak bermain puzzle,  menyusun angka atau kalimat,
bereksperimen, mengajukan berbagai pertanyaan, dan mahir menganalisa keadaan atau orang lain.
3. Kecerdasan fisik( Kinestetik – jasmani )
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik umumnya atletis, mahir dalam berbagai olahraga dan
aktivitas fisik; seperti menari, mengendarai sepeda, berenang, dan bermain bola. Ia pun umumnya
memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Si Kecil juga dapat mengekspresikan diri dengan baik
melalui bahasa tubuh dan dapat mencontoh gerakan dengan cepat.
4. Kecerdasan Visual Spasial
Si Kecil suka menggambar, membuat figur dengan lilin mainan, atau membuat bangunan dengan
Lego atau balok? Berarti ia memiliki kecerdasan visual spasial. Selain itu, ia juga menonjol dalam
bangun ruang, sehingga mahir membaca peta dan memvisualisasi benda serta bangunan.
5. Kecerdasan Intrapersonal
Si Kecil yang memiliki kecerdasan ini umumnya lebih tenang, dewasa, dan dapat mengatur diri
dengan baik. Ia mampu mengintrospeksi diri sendiri, memahami makna dan tujuan hidup yang baik,
memiliki emosi yang stabil dan kepercayaan diri yang baik. Ia dapat memotivasi diri untuk
melakukan sesuatu tanpa disuruh oleh orangtua, memiliki kreativitas, serta kebijaksanaan.
6. Kecerdasan Interpersonal ( antarpribadi )
Jika Si Kecil mudah akrab, mampu berkomunikasi efektif, dan memiliki kemampuan sosial baik maka
ia termasuk individu yang dikaruniai kecerdasan interpersonal. Ia biasanya senang bekerja dalam
kelompok.
7. Kecerdasan Musikal
Dari namanya tentu Bunda sudah bisa menebak, ya? Jika Si Kecil mahir mengenali nada, irama, dan
bunyi juga pandai bernyanyi serta bermain alat musik berarti ia termasuk anak yang memiliki
kecerdasan musikal.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis artinya Si Kecil sangat tertarik kepada alam, tumbuhan, hewan, dan lingkungan.
Gemar bermain di luar, menikmati alam, senang berkebun, dan penyayang binatang.
Ciri ciri karakteristik anak usia dini
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa setiap individu memiliki keunikannya
masing-masing dan bahwa setiap individu berbeda antara satu dengan lainnya. Namun demikian
secara umum anak usia dini memiliki karakteristik yang relatif serupa antara satu dengan lainnya.
Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar
Rasa ingin tahu yang dimilikinya sangat tinggi sehingga mereka tak bosan bertanya “apa ini dan apa
itu” serta “mengapa begini dan mengapa begitu” Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-
hal yang menarik dan menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu
anak bervariasi, tergantung apa yang menarik perhatiannya. Rasa ingin tahu ini sangat baik
dikembangkan untuk memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam rangka mengembangkan
kognitifnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasar kepada rasa ingin tahu anak yang
tinggi, semakin kaya daya pikir anak.
2. Merupakan pribadi yang unik
Setiap anak berbeda antara satu dengan lainnya dan tidak ada dua anak yang sama persis
meskipun mereka kembar identik. Mereka memiliki bawaan, ciri, minat, kesukaan dan latar
belakang yang berbeda.
Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai dengan bawaan, minat, kemampuan dan
latar belakang budaya kehidupan yang berbeda satu sama lain. Meskipun terdapat pola
urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan
dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
Daya imajinasi dan fantasi anak sangat tinggi hingga terkadang banyak orang dewasa atau
orang yang lebih tua menganggapnya sebagai pembohong dan suka membual. Namun
sesungguhnya hal ini karena mereka suka sekali membayangkan hal-hal di luar logika. Anak
memiliki dunianya sendiri, berbeda dengan orang dewasa. Mereka tertarik dengan hal-hal
yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi.
4. Masa paling potensial untuk belajar
Anak usia dini sering dikatakan berada dalam masa “golden age” atau masa yang paling
potensial atau paling baik untuk belajar dan berkembang. Jika masa ini terlewati dengan
tidak baik maka dapat berpengaruh pada perkembangan tahap selanjutnya.
5. Menunjukkan sikap egosentris
Mereka cenderung memandang segala sesuatu dari sudut pandanganya sendiri dan berdasar
pada pamahamannya sendiri saja. Mereka juga menganggap semua benda yang
diinginkannya adalah miliknya. Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat
dunia dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati ketika anak saling
berebut main, atau menangis ketika menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orang
tuanya. karakteristik ini terkait dengan perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget, anak
usia dini berada pada tahapan: 1) tahap sensori motorik, 2) tahap praoperasional, 3) tahap
operasional konkret.
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, itulah sebabnya mengapa mereka
tidak bisa diam dan sulit diajak fokus pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan.
Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian dari
kegiatan yang satu kepada kegiatan lainnya, kecuali kegiatan tersebut sangat menyenangkan
dirinya. Rentang konsentrasi anak usia dini umumnya adalah sepuluh menit untuk dapat
duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman. Pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak membuat
anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu tertentu.
7. Sebagai bagian dari makhluk social
Anak adalah makhluk sosial juga seperti orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk
dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala
kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf
kemanusiaan yang normal.

Anda mungkin juga menyukai