Anda di halaman 1dari 6

Kelas: G

Dosen: Drs. Sucipto M. Pd. Kons

A. TEORI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (SD)


1. PERKEMBANGAN FISIK ANAK SD
Perkembangan fisik menurut hukum Cephalocaudal yaitu pertumbuhan
dimulai dari kepala kearah kaki, kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian lainnya
(pada pertumbuhan prenatal, janin), bayi lebih dahulu mempergunakan mulut dan
matanya lebih cepat daripada anggota geraknya. Tugas perkembangan fisik anak usia
6-12 tahun yaitu belajar kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan
permainan atau olahraga, membentuk sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi
yang sedang tumbuh dan berkembang dan lain-lain.Perkembangan fisik individu juga
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi empat aspek yaitu
sistem syaraf, otot, kelenjar endokrin, dan struktur tubuh atau fisik. Aspek fisik yang
paling penting adalah otak sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi
perkembangan. Perkembangam fisik yang dimiliki oleh masing-masing akan
mempengaruhi persepsi mereka pada dirinya sendiri dan orang lain. Artinya anak-
anak yang memiliki fisik yang ideal akan lebih percaya diri dan anak-anak yang
memiliki kondisi fisik yang berbeda akan tidak percaya diri terhadap lingkungan.
2. PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK SD
Perkembangan sosial berarti perubahan perilaku untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan sosial. Perkembangan sosial pada anak, sendiri ditandai dengan proses
pencapaian kematangan dalam kehidupan sosialnya dan bagaimana dia menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. perkembangan sosial digambarkan sebagai kesempatan
individu untuk mengembangkan kemampuannya melakukan interaksi dan hidup
berdampingan dengan sesama dan rentang waktu tertentu. Perkembangan sosial pada
anak-anak SD ditunjukkan adanya perubahan dalam bentuk tingkah laku dan
perluasan hubungan dengan teman sebaya, selain dengan keluarga anak juga mulai
menjalin hubungan dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga
ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada masa ini, anak mulai
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap yang
kooperatif (bekerjasama) atau mementingkan kepentingan orang lain (Tusyana &
Trengginas, 2019).
3. PERKEMBANGAN BAHASA ANAK SD
perkembangan bahasa anak merupakan suatu yang fundamental yang berkaitan
dengan perkembangan fungsi otak anak, karena setiap bahasa yang diucapkan itu
berasal dari pemikiran anak. Perkembangan bahasa yang paling berpengaruh yaitu
pada usia Sekolah Dasar karena anak mulai mengenal dan mengetahui tentang bahasa
dari lingkungan sekitar. Perkembangan bahasa pada anak akan terus berkembang
sejalan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Menurut (Surna, Nyoman &
Pandeirot, D, 2014) dari proses penelitian, teori perkembangan bahasa dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut.
1) Teori behaviorisme
Perkembangan bahasa anak yang dipengaruhi oleh faktor penguatan dalam bentuk
demonstrasi suara atau ucapan.
2) Teori Sosial Kognitif
Perkembangan bahasa anak yang ditentukan oleh peniruan atau imitasi terhadap orang
dewasa yang berbicara.
3) Teori Nativisme
Dalam teori ini kemahiran anak dalam menguasai Bahasa bersifat genetik, yang
merupakan proses ketrampilan Bahasa yang memungkinkan anak memahami dan
menggunakan urutan berbahasa secara benar.
4) Teori Sosial Kultural
perkembangan bahasa menurut teori yang dikembangkan oleh Vygotsky bahwa
lingkungan sosial sangat mempengaruhi perkembangan Bahasa anak, Artinya
internalisasi nilai budaya akan memberi makna tertentu pada anak dalam
mengembangkan pengetahuannya dan kemampuan berbicaranya.
Kecepatan perkembangan bahasa setiap anak memang berbeda, tapi umumnya
akan mencapai tonggak perkembangan bahasanya. Tonggak perkembangan Bahasa
yang umumnya dicapai yaitu: bisa merangkum cerita, mulai memperkaya kosa kata
melalui tulisan atau bacaan namun terkadang salah menyebut kata yang belum ia
dengar sebelumnya, sudah jarang melakukan kesalahan saat mengeja, bisa membaca
ulang dan membetulkan kesalahan.
4. PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK SD
Perkembangan emosi anak berkaitan dengan reaksi anak terhadap berbagai perasaan
berbeda yang mereka alami. Adapun ciri-ciri emosi pada anak menurut (Izzaty, 2008)
yaitu:
a. emosi anak mudah berubah seperti Ketika kita menjumpai anak yang
menangis tersedu-sedu namun emosi itu hanya sebentar dia akan tertawa
ketika melihat sesuatu yang lucu.
b. Emosi anak dapat dilihat atau diketahui dari tingkah laku yang ditunjukkan
anak seperti melamun, menangis, menghisab jari, gelisah dan sebagainya
walaupun terkadang anak tidak menunjukkan emosinya secara langsung.
c. Adanya perubahan emosi dalam kekuatannya seperti kita menjumpai anak
yang memiliki emosi begitu kuat, kemudian berkurang. Contohnya Ketika
anak merasa malu-malu saat bertemu orang asing atau ditempat asing
.berbeda Ketika dia telah merasa kenal atau akrab dia tidak akan
menunjukkan rasa malu-malunya lagi.
Perkembangan emosi anak juga akan berpengaruh terhadap mental anak sehingga
perkembangan anak sangat perlu diperhatikan agar tidak ada pengaruh negatif yang
akan berdampak pada mental anak.
5. PEKEMBANGAN MOTORIK ANAK SD
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian jasmani melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Keterampilan motorik
dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian badan yang terkait, yaitu
keterampilan motorik kasar dan halus. Motorik kasar meliputi keterampilan otot-otot
besar lengan, kaki, batang tubuh seperti berjalan, melompat, berlari. (Upton, 2012).
Sedangkan keterampilan motorik halus meliputiotot-otot kecil yang ada diseluruh
tubuh, seperti menyentuh, memegang, menulis, dan menggambar. Keterampilan
motorik bagi anak sekolah dasar merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan, hal
ini disebabkan otot-otot mereka mulai menemukan fungsinya atau berkembang.
Sehingga mereka tidak dapat duduk diam dalam waktu lama (Murti, 2018).
Perkembangan motorik pada anak usia sekolah dasar menurut (Desmita, 2012) yaitu
a. Mulai usia 6 tahun sudah berkembang koordinasi antara mata dan tangan
(visio motoric) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan
menangkap
b. Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan anak lebih menyukai
menggunakan pensil daripada krayon untuk melukis,
c. Usia 8 sampai 10 tahun, anak dapat menggunakan tangan secara bebas,
mudah, dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, sehingga anak dapat
menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rata,
d. Usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak mulai memiliki keterampilan
keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan orang dewasa. Mereka
mulai menampilkan gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat yang
diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang berkualitas atau
memainkan alat musik tertentu.
6. PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SD
Perkembangan kognitif merupakan kemampuan individual yang berkaitan dengan
segala bentuk mental (otak). Kemampuan kognitif berguna untuk mengembangkan
kemampuan manusia dalam berpikir secara rasional. Contoh kegiatan atau aktivitas
yang membutuhkan kemampuan kognitif adalah belajar. Salah satu tokoh psikologi
yang mengemukakan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory)
manusia adalah Jean Piaget. Menurut Piaget anak-anak memiliki cara berpikir
berbeda dari orang dewasa. Jean piaget memberikan pandangan psikologi
peekembangan yang erat kaitannya dengan konsep kecerdasan. Piaget juga
berpendapat bahwa kemampuan kognitif individu juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungannnya. Piaget membagi tahapan-tahapan perkembangan kognitif pada anak
ini melalui empat periode, antara lain;
a. Tahap Sensorimotor (18-24 bulan)
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
c. Tahap Operasional (7-11 tahun)
d. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Sebagai orangtua atau guru SD, tentu sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri
kognitif anak SD seperti: Mereka dapat menikmati membaca buku, Mereka mulai
memahami aspek dari dunia orang dewasa seperti uang dan memberitahu waktu,
Mereka mulai berpikir hipotetis, mempertimbangkan sejumlah kemungkinan, dan
mampu berpikir logis, Mereka dapat menafsirkan konteks paragraf dan menulis cerita.
7. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK SD
Menurut Santrock dalam (Latifa: 2017), perkembangan merupakan bagian dari
perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang
kehidupannya. Bersifat kompleks karena melibatkan banyak proses seperti biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. F. J Monks, dkk dalam (Latifa: 2017) meneruskan
bahwa perkembangan mengacu pada proses mengarah kesempurnaan yang tidak bisa
diperbaiki dari pertumbuhan, pematangan, serta pembelajaran. Perkembangan
intelektual, kecerdasan atau untuk ranah psikologi atau pendidikan diistilahkan
dengan perkembangan kognitif, adalah suatu pengetahuan yang menganalisis aktivitas
psikis atau cara kerja keahlian berpikir abstrak individu. Perkembangan intelektual
berhubungan dengan kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah. Aspek kognitif juga dipengaruhi oleh perkembangan sell saraf
yang berpusat diotak. Berbicara mengenai masalah tumbuh kembang dan
perkembangan intelektual (kognitif) anak, secara umum masyarakat mengacu pada
teori Jean Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil
interaksi dengan lingkungan dan kematangan anak. Menurut Piaget dalam (Ibda:
2015) perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisme dan
adaptasi. Pertama, fungsi organisme, yaitu mensistematisasikan proses fisik atau
psikologis dari suatu sistem yang teratur dan terkait atau terstruktur, seperti halnya
bayi memiliki struktur perilaku untuk memusatkan perhatian secara visual dan
memegang objek secara terpisah. Kedua, proses adaptasi, yaitu sebagai proses
penyesuaian skema untuk merespon lingkungan melalui proses yang tidak
terpisahkan. Pada anak dengan masalah belajar tertentu, fungsi perkembangan
intelektualnya belum optimum sebab kendala yang dialaminya, seperti kemampuan
membaca, menulis serta berhitung. Hingga anak akan mengalami masalah dalam
menyiapkan tugas yang membutuhkan potensi dasar yang optimum. Beda halnya
dengan anak yang perkembangan intelektualnya berguna secara optimum akan
cenderung mendapatkan prestasi akademik yang bagus yang dapat diamati dengan
hasil belajar anak, baik dari rapor maupun tes hasil belajar penguasaan ilmu
pengetahuan. Tingkat perkembangan intelektual itu sendiri dibagi menjadi 5 yaitu:
1) Kedewasaan
Perkembangan sistem saraf pusatnya yaitu otak, kaitan antara motorik dengan
manifestasi fisik lainnya mempengaruhi perkembangan kognitif. Kedewasaan adalah
aspek terpenting untuk perkembangan intelektual. (Matt Jarvis, 2011: 141)
2) Penalaran Moral
Hubungan dengan lingkungan fisik digunakan oleh anak-anak untuk
mengekstrak bermacam sifat fisik suatu benda. Jika seorang anak menjatuhkan suatu
benda dan ternyata benda itu rusak atau jika ia menaruh benda tersebut di air, maka ia
mengamati bahwasanya benda tersebut mengambang, ia telah terlibat dalam proses
abstraksi empiris atau abstraksi sederhana. Pengalaman ini disebut pengalaman fisik
untuk membedakannya dari pengalaman logis-matematis, namun menurut
pertentangan pengalaman fisik ini tetap mengikut sertakan campuran bentuk logis-
matematis. Pengalaman fisik ini meningkatkan kecepatan perkembangan anak
karena mengamati objek dan propertinya membantu mengembangkan pemikiran yang
lebih kompleks. (Matt Jarvis, 2011: 141).
3) Pengalaman Logika-Matematika
Pengalaman yang dikerjakan oleh anak, yaitu ia mengonstruksi atau membangun
hubungan antar objek. Misalnya, seorang anak sedang membilang jumlah kelereng
yang dimilikinya dan menemukan "sepuluh" kelereng. Konsep "sepuluh" bukanlah
milik kelereng, tetapi konstruksi serupa lainnya, yang disebut pengalaman logis-
matematis. (Matt Jarvis, 2011: 141).
4) Transmisi Sosial
Untuk transmisi sosial, pemahaman berasal dari orang lain, misalnya pengaruh
bahasa, pengajaran formal dan bacaan, serta hubungannya dengan teman dan orang
dewasa, termasuk aspek transmisi sosial serta berperan dalam perkembangan. (Matt
Jarvis, 2011: 142).
5) Pengaturan Sendiri
Pengaturan diri atau keseimbangan merupakan keahlian dalam mendapatkan kembali
keseimbangan (equilibrium) semasa periode ketidakseimbangan (disequilibrium).
B. HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
C. HASIL ANALISIS
D. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai