Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengenal karakteristik perilaku anak TK merupakan pengetahuan awal bagi
calon guru TK, sebelum mengenal gejala anak yang bermasalah di usia TK. Oleh
karena itu buku ini didahulukan is Bab I mengenal anak TK dari berbagai aspek
perkembangan.
Anak TK adalah anak berusia 4 sampai 6 tahun. Masa ini disebut juga masa
emas, karena peuang perkembangan anak yang sangat berharga. Hurlock (1978)
mengatakan bahwa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi
perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia terpenuhinya segala
kebutuhan fisik, maupun psikis diawal perkembangan, diramalkan akan dpat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Hurlock (1978) mengatakan masa ini sebagai periode keemasan (golden age)
dalam perkembangan seorang anak, sebab di usia ini anak mengalami lompatan
kemajuan yang menakjubkan. Dari bayi yang lemah, yang menggantungkan seluruh
hidupnya kepada orang tua, menjelma menjadi si cilik yang pintar bicara, senang
bergelut, dan pandai melompat. Tidak hanya kemajuan dalam fisik seperti berari,
melompat, luwes mengggunakan jari jemari, tetapi juga secara sosial, dan
kemampuan belajarnya.
Mengigat masa emas tersebut, perhatian para pendidik terhadap anak TK
dirasakan semakin penting.
Indonesia saat sekarang , memberi perhatian cukup penting pada pendidikan
anak usia dini, hal ini dilihat dengan adanya direktorat jendral pendidikan anak dini
usia yang mefokuskan perhatiannya anak 0 tahun sampai 6 tahun. Usia TK
merupakan salah satu rentang umur yang ada pada anak usia dini yaitu 4 sampai 6
tahun.
Pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh calon guru mengenai
perkembangan anak usia TK, perkembangan motorik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial emosional anak.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberap rumusan masalah:
1. Apa pengertian perkembangan sosial emosional?
2. Bagaimana perkembangan sosial emosional AUD?
3. Apa hubungan perkembangan dengan perkembanagan motorik dan bahasa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial emosional.
2. Mengetahui perkembangan sosial emosional AUD
3. Untuk mengetahui perkembangan dengan motorik dan bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perkembangan sosial emosional anak usai dini (PAUD)


Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang
dibangun oleh seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan
interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain,
hingga masyarakat secara luas. Perkembangan sosial adalah proses belajar mengenal
normal dan peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia akan selalu hidup dalam
kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap orang untuk di
pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketiak anak berinteraksi
dengan orang lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial
emosional tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial
harus melibatkan emosional. Dan Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa
ahli:.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang
terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah
lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara
dirinya dengan warisan sosial itu.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan
seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur
sosialisasi di masyarakat (Zulkifli, 2009).
Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak
lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya
masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak
manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak
tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan
lingkungannya.
Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan
perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang
lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh
lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai
salah satu anggota kelompoknya.
B. Tahap-tahap Perkembangan Emosi Anak
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa emosi merupakan gejala
psikis yang bersifat subjetif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala
mengenai dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
“Perkembangan emosi menempuh beberapa tahap beriring dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak”.(Martoenoes, 1998: 55)
Secara umum Semiawan (2002: 11) membagi perkembangan anak dalam
berbagai tahap, dalam uraiannya dikatakana bahwa :Kemampuan untuk berkembang
tahap demi tahap seperti : 1) fase sensoris motor berkembang pada usia 0 – 2 tahun.
Fase ini berkembang sensoris motor terdiri dari motorik kasar dan motorik
halus/panca indera harus berkembang dengan sempurna. Sentuhan kasih sayang
orang tua sangat bermakna pada fase ini. 2) fase prekonkrit operasional (usia 3 – 6).
Pada fase ini perkembangan bahsa anak sangat pesat. 3) fase konkrit operasional
berkembang pada usia 6/7 tahun s/d 11/12 tahuhn. Pada fase ini rasa ingin tahu anak
besar sekali. Anak akan sangat mudah memahami jika diberikan data yang nyata
kegiatan proses berfikir mulai nyata. 4) fase berfikir abstrak (usia 12 tahun ke atas).
Pada fase anak telah berhasil menyelesaikan hal-hal yang abstrak seperti penerapan
rumus, simbol, dan lain-lain (Zulkifli, 2009).
Kutipan di atas menunjukkan bahwa terdapat fase-fase perkembangan
kemampuan anak. Pada setiap fase kesemuanya proses kesinambuangan yang saling
berhubungan dan menentukan fase-fase berikutnya. Proses belajar yang berbeda, juga
pengaruh gen yang dibawah menyebabkan adanya perbedaan tiap individu dalam
kontesk kemampuannya. Hal ini menyebabkan adanya anak yang kecenderungan
emosional dan tidak emosional (Kohlberg, 1995: 77).
Ketika bayi baru lahir, kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah
ada. “Gejala pertamanya ialah keterangan umum yang berlebih-lebihan dan tercermin
pada aktivitas bayi” (Rosjidan.1996: 39). Meskipun deemikian, pada saat lahir bayi
sudah tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dinyatakan sebagai keadaan
emosi yang spesifik.Sebelum melewati masa neonate, keterangan umum pada bayi
yang baru lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan
tentang kesenangan dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat
diperoleh dengan cara mengubah posisi secara tiba-tiba, sekoyong-koyong membuat
suara keras, merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi tetap mengenakan popok
yang basah, dan menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan
semacam itu menyebabkan timbuilnya tangisan dan aktivitas besar. Sebaliknya,
reaksi yang menyenangkan tampak jelas takkala bayi menetek. Reaksi semacam itu
juga dapat diperoleh dengan cara mengayun-ngayunnya, menepuk-nepuknya,
memberikannya kehangatan, dan memopongnya dengan mesra. Rasa senang pada
bayi dapat dilihat dari reaksi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang
menyenangkan berupa mendekut.
Seiring dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka menjadi
kurang menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan. Sebagai contoh,
anak yang lebih muda memperlihatkan ketidaksenangan semata-mata hanya dengan
menjerit dan menangis. Kemudian reaksi mereka semakin bertambah yang meliputi;
perlawanan, melemparkan benda, mengejangkan tubuh, lari menghindar, berbunyi,
dan mengeluarkan kata-kata. Dengan bertambahnya umur anak, maka reaksi yang
berwujud bahasa meningkat sedangkan reaksi gerakan otot berkurang
(Pratidarmanastiti, 1991: 66). Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan,
tetapi variasi dalam segi frekuensi, intensitas serta jangka waktu dari berbagai macam
emosi dan juga usia pemunculannya. Variasi sudah mulai terlihat sebelum bayi
berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia
anak (Budiningsih, 1984: 33). Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi
diekspresikan secara jelas lunak karena mereka harus mempelajari reaksi orang lain
terhadap luapan emosi yang berlebihan, meskipun emosi itu berupa kegembiraan atau
emosi yang menyenangkan lainnya. Variasi disebabkan oleh keadaan fisik anak pada
saat itu dan, taraf kemampuan intelektualnya serta kondisi lingkungan. Anak yang
cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat.
Demikian juga anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai macam
rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai. (Masri, 1974: 66).

C. Definisi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini


Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini – Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup
semua cara untuk berkomunikasi menggunakan lisan,tulisan,isyarat,mimik muka.
Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan
perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa. Anak belajar
bahasa sejak masa bayi, sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi malaului
tangisan, senyuman dan gerakan badan (Urlock, 1078).
Belajar bahasa sangatlah penting sebelum  usia enam tahun. Oleh karena itu,
pendidikan Anak Usia Dini merupakan tempat yang penting dalam mengembangkan
bahasa anak-anak. Sehingga hal ini dapat mengembangkan keterampilan berbahasa
anak usia dini. Anak-anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan
lingkungan tetangga. Dengan kata yang mereka miliki pertumbuhan kata anak akan
tumbuh dengan cepat dan kosa kata anak-anak akan lebih cepat setelah anak-anak
mulai berbicara.
1. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak
Periode prelingual (usia 0-1 tahun)
Periode prelingual adalah periode yang di tandai dengan kemampuan bayi
mengoceh sebagai cara komunikasi kepada orang tuanya. Bayi bersikap pasif
untuk menerima stimulus ( rangsangan ) eksternal dari orangtuanya. Bayi dapat
memberi respons yang berbeda-beda terhadap stimulus ( rangsangan ) tersebut.
Bayi dapat memberi respon positif terhadap orang yang ramah dan memberi
respon negatif terhadap orang yang tidak ramah. Bayi akan mengoceh sambil
tersenyum terhadap orang yang ramah, sedangkan bayi yang menjerit, menangis,
atau takut terhadap orang yang tidak ramah.
Usia sampai 1 bulan : (a)Membuat suara seperti huruf hidup(b) Membuat suara
merengek ketika sedang kesal (c)Membuat suara berdeguk ketika sedang kenyang
(d)Tersenyum sebagai respon terhadap pembicaraan orang dewasa.
Usia 1 sampai 4 bulan :Bersuara dan tersenyum, Dapat membuat bunyi huruf
hidup, Bersuara, Berceloteh.
Usia 4 sampai 8 bulan : Menggunakan vokalisasi yang semakin
banyak,Mengunakan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata (“buu-buu”),Dapat
membuat dua bunyi vocal kesamaan (“baba”).
Usia 8 sampai 12 bulan :Mengucapkan kata-kata pertama,Menggunakan bunyi,
mengidentifikasi objek, orang dan aktivitas,Menurunkan berbagai bunyi
kata,Dapat mengucapkan serangkaian suku kata,Memahami arti larangan seperti
“jangan”,Berespons terhadap panggilan dan orang-orang yang merupakan
anggota  keluarga dekat,Menujukan infleksi kata-kata yang nyata,Menggunkan
tiga kosakata,Menggunakan kalimat satu kata.
Periode Lingual Dini ( usia 1-2,5 Tahun )
Periode Lingual dini (early lingual period) yaitu suatu sistem perkembangan
bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak untuk membuat kalimat satu,dua
atau  lebih kata dalam suatu percakapan dengan orang lain.
Periode Diferensiasi ( usia 2,5- 5tahun )
Periode diferensiasi ( differentiation period ) ialah suatu periode yang di
tandai dengan kemapuan anak untuk menguasai bahasa sesuai dengan hukum tata
bahasa yang baik. Cara berkomunikasi dengan orang lain sudah menggunakan
susunan tata bahasa yang sempurna yaitu Subjek , Predikat, dan Objek ( S-P-O ).
Pembendaharaan kata berkembang secara kuantitas maupun kualitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini


1. Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan
bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupan anak.
2. Inteligensi (daya tangkap)
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat daya tangkap. anak yang
perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai daya tangkap normal
atau diatas normal. Hurlock mengemukakan hasil studi mengenai anak yang
mengalami kelambatan mental yaitu bahwa sepertiga diantara mereka yang dapat
berbicara secara normal dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang
paling rendah, mereka sangat miskin dalam berbahasanya.
3. Status sosial ekonomi keluarga
Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan
bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam
perkembangan bahasanya,dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga
yang lebih baik (Rochmat Wahab dan M. Solehuddin. 1998/1999).
4. Hubungan keluarga
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang
mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa pada anak. Hubugan yang
tidak sehat bisa berupah sikap orangtua yang keras atau kasar, kurang kasih
sayang, kurang perhatian untuk memberikan pelajaran berbahasa.

Hambatan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini


Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis
dan pribadi anak, pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan
membaca pada awal anak masuk sekolah.Banyak penyebab keterlambatan bicara
pada anak. Salah satu penyebab paling umum dan paling serius adalah
ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak
mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong
untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa
kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan
berbicara anak. Anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang
tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat)
dan lebih baik, sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan
berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih
rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi
mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa
pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan merupakan salah satu aspek perkembanagan anak yang sangat
penting dan memengaruhi aspek-aspek perkembangan lainya. Perkembanagn di sebut
juga sebagai ppertumbuhan biologis (biological grwth). Perkembangan meliputi
perubahan dalam tubuh,perubahan kemampuan fisik, dan perubahan pada cara-cara
individu menggunakan tubuhnya. Perubahan dalam tubuh meliputi pertumbuhan otak,
sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-
lain. Secara fisik, anak usia TK tumbuh dengan cepat. Dengan perubahan yang cepat
itu bukan tidak mungkin seorang anak ang tadinya gemuk pendek dan hampir tidak
dapat bicara tiba-tiba menjadi anak yang lebih tinggi dan ramping yang mampu
berbicara dengan baik dan lancar.
Perkembangan dapat dartikan sebagi “perubahan yang progresif dan kontiyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lair sampai mati. Pegertian lain
dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangan yang berlangsung secara
sistematis,progresif, atau berkesinambungan, baik menyangkut (jasmaniah) maupun
psikis (rohaniah)”
Pola perkembangan emosi dapat diramalkan, namun demikian terdapat variasi
dalam segi frekuensi,intensitas serta jangka waktu dari berbagai masalah emosi, dan
usia pemunculannya. Variasi itu sebagian dissebabkan oleh keadaan fisik anak pada
saat itu, taraf kemampuan intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi
lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak
yang kurang sehat. Anak yang cerdas lebih pandaai mengekpresikan emosi dibanding
anak yang kurang cerdas.
Perkembangan sosial emosional anak uasia taman kanak-kanak merupakan
suatu hal yang sangat diperhatikan oleh orang tua karena dalam diri anak terdapat
kebutuhan dasar spritual melalui lingkungannya, perkembangannya, pada
perkembangan inilah orangtua sangat berperan aktif dalam membimbing anak,
terutama dalam karakteristik perkembangan sosial emosional, jika bimbingan tersebut
salah maka akan hanya merusak potensi anak dalam karakteristik perkembangan yang
sudah berkembang secara stimulus yang dilakukan oleh orang tua. Perkembangan
sosial emosional Anak Usia Dini (PAUD). perkembangan sosialisasi pada anak
ditandai dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi, pikiran,
dan perilakunya. Perkembangan sosial emosional meliputi; kompetensi sosial
(menjalin hubungan dengan kelompok sosial),kemampuan sosial (perilaku yang
digunakan dalam situasi sosial),kognisi sosial (pemahaman terhadap
pemahaman,tujuan dan perilaku diri sendiri dan orang lain. Motorik ialah segala
sesuatu yang ada hubunganyadengan gerakan-gerakan tubuh dalam perkembangan
motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah otot, saraf dan otak. Yang masing-
masing melaksanakan peranya secara interaksi positif (unsur-unsur yang satu saling
berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsure yang lainya untuk
mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaanya.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Zulkifli L. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Depdikbud. 1995. Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kwalitas Sumber Daya
Manusia di Daerah Sulawesi Selatan. Depdikbud : Ujung Pandang.
ElizabethgB. Urlock,1978, jilid 1, perkembangan anak, jakarta, erlangga
Hurlock, 1978, jilid 1 perkkembangan anak, jakarta , erlangga
Hardiman, B. 1987. Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan. Basis Andi
Offset, Yogyakarta.
Rochmat Wahab dan M. Solehuddin. 1998/1999.perkembangan dan belajar peserta
didik jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Singgih D. Gunarsa, 1981. psikologi perkembangan yogyakarta: gajah mada
university press.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan  Permasalahanya. Jakarta :
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai