Anda di halaman 1dari 16

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002). Teori lain
mengatakan perkembangan adalah aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat
kualitatif. Contoh perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan
terhadap beberapa keterampilan yang lebih kecil, misalnya anak usia prasekolah dengan
berpartisipasi dalam percakapan telepon dengan orang tua mereka (Potter & Perry,2005).
 Masa perkembangan usia pra sekolah merupakan masa dimana perkembangan kognitif
sudah mulai menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki
sekolah sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka
lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya.
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan perkembangan
menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah
dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone, 2000)
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh
menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua eristiwa yang
sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm julmla besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang,
umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tibuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah lau sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang
optimal tergantung pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang merupakan
proses yang unik dan hasil akhir berbeda- beda yang member cirri tersendiri pada
setiap anak.

Perkembangan manusia terdiri dari beberapa tahap berdasarkan klasifikasi umur


dengan ciri pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda, antara lain:
1. Tahap perkembangan anak usia 0-11 bulan (bayi)
2. Tahap perkembangan anak usia toddler
3. Tahap perkembangan anak usia prasekolah
4. Tahap perkembangan anak usia sekolah
5. Tahap perkembangan anak usia remaja
6. Tahap perkembangan anak usia dewasa muda
7. Tahap perkembangan usia dewasa menengah
8. Tahap perkembangan usia dewasa lanjut.

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


1. Faktor  keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui instruksi
genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain
disebabkan leh kelainan kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga
disebabkan oleh Faktor  lingkungan yang kurang memadai.
a. Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda dengan perempuan
b. Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa
memiliki karakteristik.
2. Faktor  lingkungan
a. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika
intelegensi rendah.
2) Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan
tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi
pertumbuhan sel inerstitiil testis, memproduksi testosterone dan ovarium,
memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya serta guru
berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social, intelektual anak, cara anak
berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.

b. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak mempersepsikan dan
memahami kesehatan berperilaku hidup sehat.
2) Status social ekonomi
Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang social ekonomi
yang rendah serta banyak punya keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan
primernya.
3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari
makanan bergizi.
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan
mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga.

C.     Periode Perkembangan
Menurut Donna, L Wong (2010) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembetukan organ dan
system orga anak, selain itu hubungan antara kondisi itu member dampak pada
pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonates (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini,
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat  terutama pada aspek kognitif, motorik dan
social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut toddler dan prasekolah (3-6 tahun). Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia prasekolah.
Perkembangan fisik lebih lambat dan menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih
meningkat dari pada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual
dengan perkembangannya organ reproduksi.

D.    Perkembangan Anak Balita


Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan
seksual apapun, apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan
mengurangi kualitas perkembangan. 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat,
missal : keterampilan menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4. Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “milestone” pokok
yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah
tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu, misalnya :
a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan dengan jari
telunjuk dan ibu jari
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal

E.     Fase Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah


Pada masa usia pra sekolah ini dapat diperinci lagi menjadi 2 masa, yaitu masa vital dan
masa estetik.
1. Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai
hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan
individu ini sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut merupakan
sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan
eksplorasi dan belajar (Elizabeth B. Hurlock, 1999).
Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai belajar
menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya
ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan
(kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau
dorongan-dorongn yang datang dari dalam dirinya (umpamanya buang air kecil dan air besar)
(Elizabeth B. Hurlock, 1999).
2. Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik
disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca
inderanya. Pada masa ini, panca indera masih peka karena itu Montessori menciptakan
bermacam – macam alat permainan untuk melatih panca inderanya (Yusuf, 2001: 69).
F.     Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada
diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang
seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangan-nya, seperti
tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman
beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Tugas-tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut :
1.      Belajar berjalan
2.      Belajar memakan makanan padat
3.      Belajar berbicara
4.      Belajar buang air kecil dan buang air besar
5.      Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6.      Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
7.      Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam
8.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara / orang lain
9.       Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan kata hati).
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5 tahun
adalah sebagai berikut:
1.      Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum
2.      Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
3.      Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
4.      Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
5.       Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
6.       Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
7.       Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
8.      Mencapai kebebasan pribadi

G.     Jenis – Jenis Perkembangan Anak Prasekolah


Jenis - jenis perkembangan anak usia prasekolah adalah:
1. Perkembangan fisik dan motorik
Usia prasekolah otot-otot anak menjadi lebih kuat dan tulang-tulang tumbuh menjadi
besar dan keras. Perkembangan sistem saraf pusat memberikan kesiapan kepada anak untuk
lebih dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya. Lapisan urat saraf
ini membantu transmisi impuls–impuls saraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan
terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Perkembangan motorik berarti
perkembangan pada pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf,
dan otot yang terkoordinasi. Keterampilan motorik sangat berfungsi untuk penyesuaian sosial
dan penyesuaian pribadi anak. Adapun penguasaan keterampilan yang umum pada masa ini
adalah :
a. Keterampilan tangan
Keterampilan berpakaian dan makan sendiri yang dimulai pada masa bayi,
disempurnakan pada awal masa ini. Anak dapat menggunakan gunting, menggambar,
mewarnai dan dapat menggambar orang.
b. Keterampilan kaki
Pada usia antara 3-4 tahun anak mulai naik sepeda roda tiga. Pada usia 5-6 tahun anak
belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat, lompat tali,
keseimbangan tubuh dalam berjalan.
2.      Perkembangan intelektual
Usia tiga sampai enam tahun merupakan usia yang sangat temperamental bagi anak.
Rasa ingin tahu merupakan kondisi emosional yang baik dari anak. Ada dorongan pada anak
untuk mengeksplorasi dan belajar hal – hal yang baru. Yang perlu ditekankan bahwa rasa ingin
tahu tersebut terkendali, jangan sampai pada objek–objek yang biasa dikenalnya serta tentang
kejadian – kejadian mekanika yang ada disekitarnya. Anak mulai banyak bertanya dan
mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun. Periode ini ditandai dengan berkembangnya
representasional, atau symbolic function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu yang lain
dengan menggunakan simbol – simbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda, gesture, atau
peristiwa) untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata, atau peristiwa.
3.      Perkembangan berbicara (bahasa)
Selama masa awal, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal
ini disebabkan berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak yang mudah
berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih
mudah diterima sebagai anggota kelompok. Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat
bercirikan sebagai berikut :
a. Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna
b. Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari
burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
c. Anak banyak menanyakan nama dan tempat
d. Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran
e. Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya
f. Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab akibat
melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, kemana, mengapa, dan bagaimana.
4.      Perkembangan Sosial
Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka
sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebaya.
            Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :
a.       Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan
bermain;
b.      Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan;
c.       Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain;
d.      Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosiopsikologis keluarganya.
Apabila di lingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling
membantu, maka anak akan memiliki kemapuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan
dengan orang lain.

H.     Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah


Karakteristik perkembangan anak prasekolah antara lain (Wong, 2007):
1.      Motorik kasar
a.       Pada usia 3 tahun anak dapat mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari langkah dasar,
berdiri pada satu kaki untuk beberapa detik, menaiki tangga dengan kaki bergantian, melompat
panjang, mencoba berdansa tetapi keseimbangan mungkin tidak adekuat.
b.      Pada usia 4 tahun anak dapat melompat dan meloncat pada satu kaki, menangkap bola
dengan tepat, melempar bola bergantian tangan, berjalan menuruni tangga dengan kaki
bergantian.
c.       Pada usia 5 tahun anak dapat meloncat dan melompat pada kaki bergantian, melempar dan
menangkap bola dengan baik, meloncat ke atas, berjalan mundur dengan tumit dan kaki,
keseimbangan pada kaki bergantian dengan mata tertutup.
2.      Motorik halus
a.       Pada usia 3 tahun anak mampu membangun menara dari 9 atau 10 kotak, membangun
jembatan dengan tiga kotak, secara benar memasukkan biji-bijian dalam botol berleher sempit,
menggambar, meniru lingkaran, meniru silangan, menyebutkan apa yang telah digambarkan,
tidak dapat menggambar gambar-gambar tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan
gambaran wajah.
b.      Pada usia 4 tahun anak mampu menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar
mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi tidak  mampu mengikat talinya, dapat
menggambar, menyalin bentuk kotak, menjiplak garis silang dan permata, menambah tiga
bagian pada gambar jari.
c.       Pada usia 5 tahun anak mampu mengikat tali sepatu, menggunakan gunting alat sederhana,
atau pensil dengan sangat baik, dalam menggambar, meniru gambar permata dan segitiga,
menambahkan tujuh sampai sembilan bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf,
angka, atau kata seperti nama panggilan.
3.      Bahasa
a.       Pada usia 3 tahun anak mempunyai perbendaharaan kata kurang lebih 900 kata,
menggunakan bicara telegrafik, menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata, bicara
tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya, mengulang kalimat dari 6 suku
kata, mengajukan banyak pertanyaan.
b.      Pada usia 4 tahun anak mempunyai perbendaharaan 1500 kata atau lebih, menggunakan
kalimat dari empat sampai lima kata, pertanyaan pada puncak, menceritakan cerita dilebihkan-
lebihkan, sedikit tidak sopan bila berhubungan dengan anak yang lebih besar, menuruti empat
frase preposisi, seperti bawah, atas, samping, belakang, atau depan, menyebutkan satu atau
lebih warna.
c.       Pada usia 5 tahun anak mempunyai perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata, menggunakan
kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara, menyebutkan koin,
menyebutkan empat atau lebih  warna, menggambarkan gambar atau lukisan dengan banyak
komentar dan menyebutkannya satu per satu, mengetahui nama – nama hari dalam seminggu,
bulan, dan kata yang berhubungan dengan waktu lainnya, dapat mengikuti tiga perintah
sekaligus.
4.      Sosialisasi
a.       Pada usia 3 tahun anak mampu berpakaian sendiri hampir lengkap bila dibantu dengan
kancing belakang dan mencocokkan sepatu kanan atau kiri, mengalami peningkatan rentang
perhatian, makan sendiri sepenuhnya, dapat menyiapkan makan sederhana, dapat membantu
mengatur meja dan dapat mengeringkan piring tanpa pecah, merasa takut, khususnya pada
kegelapan dan pergi tidur, mengetahui jenis kelamin sendiri dan jenis kelamin orang lain,
permainan paralel dan asosiatif.
b.      Pada usia 4 tahun anak sangat mandiri, cenderung untuk keras kepala dan tidak sabar, agresif
secara fisik serta verbal, mendapat kebanggaan dalam pencapaian, mengalami perpindahan
dalam alam perasaan, memamerkan secara dramatis menikmati pertunjukan orang lain,
menceritakan cerita keluarga pada orang lain tanpa batasan, masih mempunyai banyak rasa
takut, permainan assosiatif, mengkhayalkan teman bermain umum terjadi, menggunakan alat
dramatis, imajinatif dan imitatif.
c.       Pada usia 5 tahun anak kurang memberontak dibandingkan dengan sewaktu berusia 4 tahun,
lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan, tidak seterbuka dan terjangkau dalam
hal pikiran dan perilaku seperti pada tahun-tahun sebelumnya, mandiri tapi tidak dapat
dipercaya, mengalami sedikit rasa takut dan mengandalkan otoritas, berhasrat untuk melakukan
sesuatu dengan benar dan mudah, menunjukkan sikap lebih baik, memperhatikan diri sendiri,
tidak siap untuk berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit, permainan assosiatif.
5.      Kognitif
a.       Pada usia 3 tahun anak berada dalam fase perseptual, egosentris dalam berfikir dan perilaku,
mulai memahami waktu, mengalami perbaikan konsep tentang ruang seperti ditunjukkan dalam
pemahaman tentang preposisi dan kemampuan untuk mengikuti perintah langsung, serta
mampu memandang konsep dari perspektif yang berbeda.
b.      Pada usia 4 tahun anak ada pada fase berfikir intuitif, hubungan sebab akibat masih
dihubungkan dengan kemungkinan kejadian, memahami waktu dengan lebih baik, tidak mampu
mengubah cara, menilai sesuatu menurut dimensinya seperti tinggi, lebar, atau perintah,
persepsi segera menunjukkan dominasi penilaian, dapat menghitung dengan benar tetapi
konsep matematika terhadap angka buruk, patuh karena orang tua mempunyai batasan bukan
karena memahami salah dan benar.
c.       Pada usia 5 tahun anak mulai mempertanyakan apa yang dipikirkan orangtua dengan
membandingkan dengan teman sebaya dan orang dewasa lain, menunjukkan prasangka dan
bias dalam dunia luar, lebih mampu memandang perspektif orang lain, tetapi mentoleransi
perbedaan daripada memahaminya, mulai menunjukkan pemahaman tentang penghematan
angka melalui perhitungan objek tanpa memandang pengaturan, menggunakan kata
berorientasi waktu dengan peningkatan pemahaman, sangat ingin tahu tentang informasi
faktual mengenai dunia.

I.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Prasekolah


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain (Soedjiningsih,1995):
1.      Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal
sebagai hereditas. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan dan perkembangannya.
2.      Faktor Lingkungan
a.       Faktor prenatal yang meliputi gizi ibu pada waktu hamil, mekanis kehamilan, toksin, endokrin,
radiasi, infeksi, stres, imunitas, anoksia embrio.
b.      Faktor pascanatal meliputi gizi ibu dan anak, penyakit, keadaan sosial ekonomi, serta musim.
3.       Faktor psikososial
a.       Stimulasi, merupakan perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak. Stimulasi
merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak
mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan anak. Berbagai stimulasi seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil dll, dapat
mengoptimalkan perkembangan anak.
b.      Motivasi belajar, dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar.
c.       Kelompok sebaya, untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman
sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak
tersebut bergaul.
d.       Ganjaran ataupun hukuman yang wajar, jika anak berbuat benar maka wajib kita memberi
ganjaran seperti pujian, ciuman, belaian, serta tepuk tangan. Ganjaran tersebut akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan
hukuman akan membuat anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik.
e.        Faktor keluarga meliputi pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, jumlah
saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua, adat
istiadat atau norma serta agama.

J.      Penilaian Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Penilaian terhadap perkembangan anak adalah melalui Denver Developmental
Screening Test (DDST) / Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver .
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah
dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efektif 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambangan perkembangan (Soetjiningsih, 1998).
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan; Perkembangan
Motorik

H. Konsep Asuhan Keperawatan Anak Sehat (Tumbuh Kembang)


1. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji adalah
a.         Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti
terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah
ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar
dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka
keadaan anaknya dapat diperkirakan.
b.         Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan
bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila
kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss
lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang
anak.
c.         Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran
antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya,
pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh
kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada
baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan mengkaji
pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala.
Meskipun tidak semua ukuran antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan cara
pengukuran dari masing-masing ukuran antropometri:
1. Berat Badan (BB)
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah sebagai berikut:
a) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat berupa dacin
atau timbangan injak.
b) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut dilakukan dengan
posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk
dengan menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan
berat badan dapat dilakukan dengan posisi berdiri.
Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:
a) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.
b) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.
a) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
b) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih
dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat
badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu
c) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
d) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga
dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada
kurva berwarna hijau, kuning, atau merah.
2.      Tinggi Badan (TB)
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi untuk usia
kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan pada anak usia
kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut :
a) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran).
b) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi).
c) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
d) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah sebagai
berikut :
a) Tinggi badan diukur dengan  posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong,
punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel
pada alat pengukur.
b) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
3.      Lingkar Kepala
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah dari
kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala
besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran
kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala :
a) Siapkan pita pengukur (meteran)
b) Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian antrior
menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya.
c) Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
4.        Lingkar Lengan Atas (lila)
Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu diketahui :
a)        Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan, sehingga ukurannya lebih stabil.
b)        Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
c)        Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.
d)       Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.

5.        Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius
(incisura subternalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak
yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada
adalah sebagai berikut :
a)        Siapkan pita pengukur
b)        Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.
c)        Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.
d.      Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu
mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui
secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji.
Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara
pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara
khusus pada bagian ini.
e.         Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan.
f.          Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.

Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan


Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita,
terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
a.         Pertumbuhan dan perkembangan normal
Pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur
berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah grafik harus naik dan
sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak
dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah
BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak
sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita,
skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender
balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara
apabila menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai
usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
b.       Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada
jauh di atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran
antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan dada.
Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak tidak
dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan. Pada tes DDST,
anak tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender balita
(KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.

2. Diagnosa
1.         Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
2.         Potensial tumbuh kembang yang optimal
3.         Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran
sebagai orangtua baru
4.         Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
5.         Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh kembangnya.
6.         Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
7.         Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status imunisasi.
8.         Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga

3.  Intervensi
1.         Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
a.         Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak
b.       Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang
c.        Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut.
Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan
d.        KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.
Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak
2.      Potensial tumbuh kembang yang optimal
a.       Kaji perkembangan tumbuh kembang
Rasional: mengetahui perkembangan tumbuh kembang, menentukan masalah yang dihadapi.
b.      Observasi faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Rasional: menentukan intervensi selanjutnya
c.       Anjurkan orang tua untuk memperhatikan masa pertumbuhan dan perkembangan fisiologis
anak
Rasional: memudahkan orang tua mengetahui tahap tumbuh kembang anak
d.      Anjurkan untuk konsultasi dengan tim medis (dokter spseialis anak dan perawat) saat terjadi
masalah tumbuh kembang anak.
3.         Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran
sebagai orangtua baru.
a.       Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai umur
anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan
bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak.
b.      Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi anaknya
c.       Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak sesuai
dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
4.         Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
a.       Kaji pola bermain pada anak
Rasional: mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas
b.      Motivasi orang tua selalu mengawasi anaknya ketika bermain dan dengan siapa bermain.
Rasional: agar anak selalu dalam keadaan aman
c.       Ajarkan orang tua untuk mengetahui mainan apa yag sesuai dengan usia anaknya
Rasional: agar tumbuh kembang anak dapat berjalan sempurna
d.      Ciptakan lingkungan yang aman dari benda-benda yang dapat mencederai klien
Rasional: menghindari bahaya dari resiko cedera pada anak.
a.       Beri makanan yang aman untuk usia anak
Rasional: mencegah risiko keracunan makanan
b.      Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air mandi yang terlalu panas
5.         Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh kembangnya.
a.       Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
b.      Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang dilewati
anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya
c.       Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya
6.      Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
a.       Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur
Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya
b.      Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
Rasional: mengurangi kecemasan ibu
c.       Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga
7.      Kesiapan meningkatkan status  imunisasi b/d
a.       Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan  oleh anaknya
Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus didapatkan oleh anak
b.      Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada anaknya selain
imunisasi yang harusnya didapatkan
Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan
c.       Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit yang bisa
diderita oleh anaknya
Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.
8.      Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
a.       Kaji tingkat hubungan dalam keluarga
Rasional: untuk mengetahui sejauh mana masalah yang dihadapi keluarga anak.
b.      Observasi faktor yang mempengaruhi tingkat hubungan dalam keluarga
Rasional: meminimalkan terjadinya penurunan tingkat hubungan dalam keluarga
c.       Healt education tentang pentingnya hubungan keluarga dalam perkembangan anak usia pra
sekolah
Rasional: memberikan informasi tambahan pengaruh pentingnya hubungan keluarga dengan
perkembangan anak usia pra sekolah
d.      Anjurkan keluarga meluangkan waktu bersama
Rasional: meluangkan waktu dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan
masalah yang dihadapi anggota keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Berhrman, Kliegman, & Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta: EGC
Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika.
Kriteria Hasil NOC. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Muscari, Mary.E. 2015. Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Supartini. 2014. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L,dkk. 2014. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai