SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG 2021 A. Definisi Tumbuh Kembang
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran
sedangakan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone, 2000).
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak
tidak hanya tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua eristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. B. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang 1. Factor keturunan (herediter) Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga disebabkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai. a. Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda dengan Perempuan b. Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa memiliki karakteristik. 2. Factor Lingkungan a. Lingkungan internal a) Intelegensi Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi rendah. b) Hormon Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak- kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis, memproduksi testosterone dan ovarium, memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan alat reproduksi c) Emosi d) Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. 3. Lingkungan eksternal a. Kebudayaan Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup sehat. b. Status social ekonomi Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang social ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan primernya. c. Nutrisi Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan bergizi. d. Iklim/cuaca Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak. e. Olahraga/latihan fisik Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak. f. Posisi anak dalam keluarga Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga. C. Tahap Perkembangan Anak 1. Periode Prenatal Periode ini terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal. Fase germinal yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih usia kehamilan 2 minggu. Fase embrio mulai dari usia kehamilan 2 minggu sampai 8 minggu dan fase fetal mulai dari 8 minggu sampai 40 minggu. Pada periode ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan sangta penting, karena terjadi pembentukan organ dan sistem organ anak. 2. Periode Bayi Periode ini terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak lahir ( 0 hari ) sampai 28 hari. Diatas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk kategori periode bayi. Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat terutama pada aspek kognitf, motorik, dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dan memberikan stimulus sensor motor mutlak diperlukan untuk tumbuh kembang anak karena masih bergantung secara total pada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama. 3. Periode Kanak-Kanak Awal Periode ini terdiri atas usia anak 1 sampai 3 tahun yang disebut dengan toddler dan pra-sekolah, yaitu antara 3-6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut dan anak menunjukkan kemampuan aktifitas lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu, dan ekplorasi terhadap benda yang ada disekelilingnya. 4. Periode Kanak-Kanak Pertengahan Periode ini dimulai pada usia 6 tahun sampai 11 atau 12 tahun, dengan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan, dan pengembangan motorik lebih sempurna. Untuk hal ini anak membutuhkan aktiitas yang reguler kurang lebih 4 sampai 5 jam dalam sehari. Periode ini dikenal sebagai fase usia sekolah, yaitu anak memiliki lingkungan lain selain keluarga, terutama sekolah. Anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan selain keluarganya. 5. Periode Kanak-Kanak Akhir Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki usia remaja, pada usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak perempuan memasuki fase pra-pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki pada saat usia 12 tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan berkembangnya organ reproduksi dan pencapaian identitas diri anak sebagai remaja yang meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai memasuki perkembangan sebagai orang dewasa, terutama pada masa fase remaja akhir. D. Tugas Perekembangan Anak 1. Tugas perkembangan masa bayi dan anak prasekolah a. Belajar memakan makanan padat b. Belajar berjalan c. Belajar berbicara d. Belajar menegndalikan pembuangan kotoran tubuh e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin f. Mencapai kestabilan fisik g. Belajar mengenal konsep – konsep sederhana tentang kenyataan alam dan social h. Belajar membedakan baik buruk , benar- salah , atau mengembangkan kata hati 2. Tugas perkembangan anak usia sekolah a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis c. Belajar bergaul dengan teman sebaya d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin e. Belajar keterampilan dasar membaca . menulis , dan menghitung f. Belajar mengembangkan konsep sehari – hari g. Mengembangkan kata hati h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi i. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial 3. Tahap perkembangan remaja a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Mencapai kematangan berperilaku etis c. Mencapai kematngan emosi d. Mencapai kematangan intelektual e. Memiliki kesadaran tanggung jawab social f. Mencapai kematangan perkembangan pribadi g. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya h. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis i. Mencapai kematngan dalam pilihan karir j. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga 4. Tugas Perkembangan Dewasa Awal a. Memilih pasangan hidup b. Belajar hidup dengan pasangan nikah c. Memulai hidup berkeluarga d. Memelihara anak e. Menggelolah rumah tangga f. Mulai bekerja g. Bertanggung jawab sebgani warna Negara h. Menemukan kelompok social yang serasi 5. Tugas perkembangan dewasa pertengahan a. Mencapai tanggung jawab social sebagai warga Negara b. Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan fisologis f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan dan g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua E. Perkembangan Anak Balita Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan. Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu : 1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. 2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot- otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat, missal : keterampilan menggambar. 3. Language (bahasa) Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan. 4. Gross Motor (Motorik Kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu, misalnya : a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan dengan jari telunjuk dan ibu jari f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal F. Perkembangan Pada Masa Usia Prasekolah Pada masa usia pra sekolah dapat diperinci lagi menjadi 2 masa, yaitu pada masa vital dan masa estetik 1. Masa Vital Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Saat anak-anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulut, hal itu dikarenakan mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai beralan anak akan mulai belajar menguasai ruang. 2. Masa Estetik Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetika disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca indra. G. Jenis-Jenis Perkembangan Anak Prasekolah 1. Perkembangan Fisik dan Motorik Usia prasekolah otot-otot anak menjadi lebih kuat dan tulang- tulang tumbuh menjadi besar dan keras. Perkembangan sistem saraf pusat memberikan kesiapan kepada anak untuk lebih dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya. Keterampilan motorik sangat berfungsi untuk penyesuaian sosial dan penyesuian pribadi anak. Adapun penguasaan keterampilan yang umum pada masa ini adalah : a. Keterampilan tangan Keterampilan berpakaian dan makan sendiri yang dimulai pada masa bayi, disempurnakan pada awal masa ini. b. Keterampilan kaki Pada usia antara 34 tahun anak mulai naik sepeda roda tiga. Pada usia 56 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat. 2. Perkembangan Intelektual Usia tiga sampai enam tahun merupakan usia yang sangat tempremental bagi anak. Rasa ingin tahu merupakan kondisi emosional yang baik dari anak. Yang perlu ditekankan bahwa rasa ingin tahu tersebut dikendalikan, jangan sampai pada objek-objek yang biasa dikenalnya serta tentang kejadian-kejadian mekanika yang ada disekitarnya. 3. Perkembangan Berbicara ( bahasa ) Selama masa awal, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal yang disebabkan berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak yang mudah berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai anggota kelompok. 4. Perkembangan Sosial Pada masa usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebaya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah : a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan H. Penilaian Perkembangan Anak Usia Prasekolah Penilaian terhadap perkembangan anak adalah melalui Denver Developmental Screening test ( DDST). DDST adalah salah satu dari metode skreening terhadap kelainan perkembangan anak, ini bukanlah test diagnostik atau test IQ.DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skreening yang baik. Test ini mudah dan cepat ( 15-0 menit ), dapat diandalkan dan emnunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efekti 85- 100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan ( Soetjiningsih, 1998 ). Frankenbeburg mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak baliti yaitu : a. Personal sosial ( keperibadian sosial atau tingkah laku sosial ) yaitu aspek yang berhubungan dengna kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya b. Gerakan motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukkan gerakan yang melibatkan begian-bagian tubuh yang tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda c. Bahasa, adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan . d. Perkembangan motorik kasar ( Gross Motor ) adalah aspek yang berhubungan dengan gerakan dan sikap tubuh. Alat yang digunakan seperti: a. alat peraga : wol merah, krismis atau manik-manik, kubuh warna merah-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil. b. Lembar formulir DDST c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melaukan test Penilaian sesuai dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaiamana melakukakn penilaian, apakah lulus ( Passed =P), gagal ( Fail=F), ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan melakukan tugas ( non oportunity=NO ). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur, kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung masing-masing sektor, berapa yang F, selanjutnya berdasar pada pedoman, hasil test diklasifikasikan berdasarkan : a. Abnormal, bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada kedua sektor atau lebih, bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus ada kotak yang berbotongan dengan garis vertikal usia. b. Meragukan, bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih, bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan pada garis vertikal usia. c. Tidak dapat ditest. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT ( TUMBUH KEMBANG ) A. PENGKAJIAN 1. Pengkajian Identitas dan riwayat Keperawatan a. Identitas anak atu orang tua Nama Alamat No telepon TTL Jenis kelamin Agama 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Penyakit Sekarang 4. Riwayat Penyakit Dahulu 5. Riwayat Penyakit Keluarga 6. Riwayat Psikososial 7. Pengakajian Pertumbuhan dan Perkembangan Riwayat prenatal Riwayat kelahiran Riwayat fisik Berat badan Tinggi badan Lingkar kepala Lingkar lengan atas Lingkar dada B. DIAGNOSA 1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang teradi di lingkungan . 2. Potensial tumbuh kembang yang optimis 3. Resiko terhadap cidera b/d keadaan tumbang dan lingkungan C. INTERVENSI 1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang teradi di lingkungan . Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia Rasional : agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainana dalam tempat tidur Rasional : mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yang menyebabkan rasa takut. Rasional : mengurangi rasa ketidaknyamanan. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan. Rasional : mengethaui adanya keluhan dalam tumbang anak. 2. Potensial tumbuh kembang yang optimal Kaji perkembangan tumbang Rasional : mengetahui perkembangan tumbuh kembang, menentukan masalah yang dihadapi. Observasi aktor-faktor yang mempengaruhi tumbang anak Rasional : menentukan intervensi selanjutnya Anjurkan orang tua untuk memperhatikan masa pertumbuhan dan perkembangan fisiologis anak Rasional : memudahkan orang tua mengetahui tahap tumbuh kembang anak Anjurkan untuk konsultasi dengan tim medis ( doktek spesialis anak dan perawat ) saat terjadi masalah tumbang anak. 3. Resiko terhadap cidera b/d keadaan tumbang dan lingkungan Kaji pola bermain anak Rasionl : mengurangi resiko cidera pada saat anak beraktifitas Motivasi orang tua selalu mengawasi anaknya bermain dan siap bermain Rasional : agar anak selalu dalam keadaan aman Ajarkan orang tua untuk mengetahui mainan apa yang sesuai dengan usia anaknya Rasional : agar tumbuh kembang anak dapat berjalan sempurna Beri makanan yang aman untuk usia anak Rasional : mencegah resiko keracunan makananan. DAFTAR PUSTAKA Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. Carpenito,Lynda Juall.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:EGC Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC