Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas pasien
Di isi sesuai dengan biodata pasien. Diisikan nama pasien, umur, alamat, agama,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku, tanggal masuk rumah sakit (MRS),
pengkajian, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan mules – mules yang teratur pada perut bagian bawah dan
mengeluarkan lendir darah.
3. Alasan masuk RS
Adanya tanda – tanda persalinan sehingga pasien memutuskan dating ke RS.
4. Keadaan Umum

Pada bayi BMK, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik
bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus
dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat
menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun) Perlu dikaji
adanya riwayat penyakit diabetes selama kehamilan.
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menular, menurun, menahun)
c. Riwayat operasi
Dikaji apakah ibu pernah menjalani operasi
d. Riwayat alergi obat
Perlu dikaji apakah ibu memiliki riwayat alergi terhadap obat
6. Pengkajian Pola Gordon
a. Pola persepsi kesehatan
Meliputi bagaimanapasien memandang dan menangani masalah kesehatan.
b. Pola nutrisi
Meliputi kebiasaan makan dan kebutuhan metabolisme. Bayi BMK akan sering
merasakan mudah lapar dan cepat haus.
c. Pola eliminasi

Meliputi fungsi usus besar (buang air besar) dan kandung kemih (buang air kecil).
Perawat mengkaji adanya perubahan pola BAK. Pola BAB tidak ada keluhan.
d. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
Aktivitas hidup sehari-hari, termasuk kerja. Pasien cenderung mengurangi pekerjaan
karena merasa lebih cepat lelah.
e. Pola istirahat
Meliputi kualitas tidur, istirahat, dan relaksasi. Umumnya tidak ada keluhan.
f. Pola kognitif-persepsi
Meliputi pengetahuan, ide, persepsi, dan bahasa: persepsi sensori (pendengaran,
penglihatan, penciuman, peraba, dan perasa). Perawat mengkaji kondisi panca
indera dan kondisi mental pasien seperti proses berfikir, daya ingat, dan orientasi.
g. Pola persepsi diri – konsep diri
Persepsi tentang identitas diri, kemampuan, gambaran diri, dan harga/nilai diri.
Pasien dapat mengalami gangguan konsep diri karena tidak dapat melaksanakan
aktivitas sehari-hari dan pola peran yang tidak dapat terlaksana dan aktualisasi
dirinya terganggu.
h. Personal hygiene
Meliputi kebersihan diri pada bayi.
i. Pola seksualitas
Pola seksualitas meliputi pemenuhan kebutuhan kasih sayang dari keluarga maupun
orang-orang terdekat klien. Pasien mendapat perhatian dan kasih sayang dari
keluarga selama mengalami kondisinya saat ini.
j. Pola penanganan masalah-stres – toleransi

Meliputi stresor yang dihadapi, tingkat toleransi, dan metode, penanggulangan


masalah.
k. Pola keyakinan
Pola keyakinan, tujuan, falsafah, agama/keyakinan. Untuk pola keyakinan klien
tidak mengalami gangguan yang fatal. Tetapi, perawat juga perlu membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.
7. Pemeriksaan Fisik
Kulit

Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
makrosomia terdapat lanugo dan verniks di lipatan-lipatan kulit.
a. Kepala

Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun


besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
b. Mata

Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna
sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
c. Hidung

Tidak terdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lendir.

d. Mulut

Bibir berwarna merah, ada lendir atau tidak.

e. Telinga

Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

f. Leher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

g. Thorax

Bentuk simetris, tidak terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
h. Abdomen

Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costae pada garis
papilamamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atautumor, perut
cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2jam setelah masa
kelahiran bayi.
i. Umbilikus

Tali pusat normal, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda
infeksi pada tali pusat.
j. Genitalia

Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muarauretra pada
neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor danlabia minor, adanya
sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
k. Anus

Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
l. Ekstremitas

Warna merah, gerakan lemah/kuat, akral dingin/hangat, perhatikan adanya patah


tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
Diagnosa

1. Resiko ketidakstabilan kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Hipoglikemia

2. Resiko cedera berhubungan dengan pertolongan kelahiran (vacum ekstraksi dan


forceps)
3. Resiko asfiksia berhubungan dengan pengeluaran bayi terhambat
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Resiko Tujuan : 1. Perawatan pada bayi
ketidakstabilan Setelah dilakukan 2. Observasi Tanda-tanda Vital
kadar Glukosa perawatan 1x24 jam pada bayi
Darah diharapkan kadar 3. Monitoring tanda dan gejala
berhubungan glukosa darah pada Hipoglikemia
dengan bayi dalam batas 4. Monitoring GDA
Hipoglikemia normal 5. Lakukan pemberian ASI setiap
KH : 3 jam sekali
Bayi mampu 6. Kolaborasi dengan tim medis
mencapai dan dalam pemberian Tx
mempertahankan
kadar glukosa
normal
2. Resiko cedera Tujuan: 1. Kaji tanda-tanda vital
berhubungan Kondisi bayi baik- 2. Ajarkan cara mengejan yang
dengan pertolongan baik saja dan tidak benar pada ibu
kelahiran (vacum terjadi chepal 3. Memulai atau mempercepat
ekstraksi dan hematom persalinan dengan metode
forceps) farmakologis
Kriteria hasil:
4. Lakukan episiotomi
Bentuk kepala bayi
mediolateral yang cukup luas
normal, tidak terjadi
untuk memudahkan kelahiran
cephal hematom
bayi, jika kepala sudah lahir
sedangkan bahu sulit dilahirkan
5. Kondisikan lingkungan untuk
memposisikan alat- alat yang
diperlukan untuk persalinan
6. Ubah posisi dari sisi ke sisi
lain setiap 2 jam untuk
menjaga bentuk kepala agar
normal
3. Resiko asfiksia Tujuan: 1. Kaji tanda-tanda vital
berhubungan Bayi dapat bernafas 2. Observasi terhadap tanda dan
dengan spontan setelah gejala distress pernafasan
pengeluaran bayi lahir 3. Lakukan tindakan suction pada
terhambat Kriteria hasil: bayi, jika diperlukan
1. Bayi tampak 4. Lakukan tindakan resusitasi
menangis pernafasan pada bayi, jika
diperlukan
Bayi tidak tampak
5. Pantau respirasi pernafasan
kebiruan
pada bayi
6. Atur posisi bayi untuk
memaksimalkan ventilasi

Implementasi
Pelaksanaan implementasi disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun. Implementasi
adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Implementasi
merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat
untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan
(Ali, 2016).

Evaluasi
Evaluasi adalah penlaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai pengkajian,diagnosa,
perencanaan,tindakan dan evaluasi (Ali, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
ZumrotulMina.2015.Bayi BMK. https://id.scribd.com/doc/258079521/Bayi-BMK-1 {diunduh
pada hari Rabu}

Anda mungkin juga menyukai