Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN BBLR

OLEH

WIRAHMI YULFITRAH

N2011169

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan BBLR ”.Semoga askep ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Di dalam penulisan asuhan keperawatan ini, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan tidak

lupa kami mohon maaf bila terjadi kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Harapan

kami semoga asuhan keperawatan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk mau penulisan asuhan keperwatan ini

sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Kendari, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………...

B. Tujuan .………..……………………………………………………

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian…………………………………………………………..

B. Etiologi………………………………………………………………

C. Manifestasi Klinis …………………………………………………

D. Patofisiologi ………………………………………………………...

E. Pemeriksaan penunjang …………………………………………….

F. Penatalaksanaan……………………………………………………

G. Komplikasi …………………………………………………………

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ……………………………………………………….

B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………….

C. Intervensi keperawatan ………………………………………….

D. Implementasi keperawatan …………………………....................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..………………………………………………………

B. Saran……………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu

bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature.untuk

mendapatkan keseragaman pada kongres “European Perinatal Medicine” II dilondon

(1970) telah disusun definisi sebagai berikut :

a) Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259

hari)

b) Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai

dengan 42 minggu (259-293 hari)

c) Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau lebih

(294 hari atau lebih)

Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi

menjadi 2 golongan : prematuritas dan dismaturitas

a) Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari

37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut

neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK)

b) Dismatur,berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi / kehamilan

akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan bayi yang kecil

untuk

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep medis BBLR

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan BBLR


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

a) Pengertian

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu

bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature.untuk

mendapatkan keseragaman pada kongres “European Perinatal Medicine” II dilondon

(1970) telah disusun definisi sebagai berikut :

d) Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259

hari)

e) Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai

dengan 42 minggu (259-293 hari)

f) Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau lebih

(294 hari atau lebih)

Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi

menjadi 2 golongan : prematuritas dan dismaturitas

c) Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari

37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut

neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK)

d) Dismatur,berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi / kehamilan

akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan bayi yang kecil

untuk

masa pertumbuhan (KMK).dismatur dapat terjadi dalam preterm,term dan post term

yang terbagi dalam


a) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK)

b) Neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK)

c) Neonatus lebih bulan-kecil untuk masa kehamilan (NLB-KMK)

b) Etiologi

Penyebab BBLR terjadi karena beberapa faktor. Semakin muda usia kehamilan,

semakin besar resiko dapat terjadinya BBLR (Proverawati, Sulistyorini, 2010).

berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR secara umum :

a. Faktor Ibu :

 Penyakit : hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia,

gravidarum,pendarahan antepartum,trauma fisik dan psikologis,infeksi

akut,serta kelainan kardiovaskuler

 Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun

dan diatas 35 tahun

 Jarak antara kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari 1 tahun 4)

Memiliki riwayat BBLR sebelumnya

 Memiliki riwayat BBLR sebelumnya

 Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat dan

ibu yang perokok.

b. Faktor janin

Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian bblr antara lain :

kehamilan ganda,ketuban pecah dini,cacat bawaan,kelainan kromosom,infeksi

(missal : Rubella dan Sifilis) dan hidramnion/polihidramnion.

c. Faktor ekonomi
 Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan sosial ekonomi yang rendah

 Gizi yang kurang

d. Faktor lingkungan

 Terkena Radiasi

 Terpapar Zat beracun

c) Manifestasi Klinis

Menurut Poverawati,Sulistyorini (2010) manifestasi klinis yang dapat ditemukan

pada bayi degan berat badan lahir rendah adalah.

a. Berat Badan kurang dari 2500 gram

b. panjang Badan kurang dari 45 cm

c. lingkar dada kurang 30 cm dan linkar kepala kurang dari 33 cm

d. kepala lebih besar dari tubuh

e. Rambut lanugo masih banyak,jaringan lemak subkutan tipis atau sedikit

f. tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna

g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus

h. Genetalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum tertutup

oleh labia mayora, kalau pada bayi laki-laki Testis belum turun kedalam

skrutom,pigmentasi dan rugue pada skorutom kurang

i. Pergerakan kurang dan lemah,tangis lemah,pernapasan belum teratur, dan sering

mendapatkan apne.

j. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun,sehingga refleks menghisap dan

menelan belum sempurna k. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi

d) Patofisiologi Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada
ibu,ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir

rendah.apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil

ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari

satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan

janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu

harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga

mengalami BBLR.

Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam

rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam

rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih dan Jaya.2016).

e) Komplikasi

Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir

rendah adalah sebagai berikut :

a. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)

b. Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki

c. Penyakit membrane hialin : disebabkan karena surfaktan paru belum

sempurna/cukup,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan

inspirasi,tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan

tenaga negatif yang tinggi untuk pernapasan berikutnya

d. Aspiksia neonatrum

e. Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,hal

ini mungkin disebabkan karena ganguan pertumbuhan hati


f. Angka kejadian a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan

17,9 orang kulit berwarna) dan BBLR (6-16 %) b. RSCM pada tahun 1986

sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73% disebabkan BBLR

f) Penatalaksanaan

Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif & Hardi

(2016) :

a. Pengaturan suhu Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang

cukup hangat dan istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam

inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 dan untuk

bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34. Bila tidak ada inkubator,pemanasan

dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hanyat

yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur bayi.bayi

dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan

mengenai keadaan umum,warna kulit,pernafasan,kejang dan sebagainya

sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin

b. Pengaturan makanan/nutrisi Prinsip utama pemberian makanan pada bayi

prematur adalah sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-

hati.pemberian makanan dini berupa glukosa,ASI atau PASI mengurangi

resiko hipoglikemia,dehidrasi atau hiperbilirubinia.bayi yang daya isapnya

baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi

dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan

pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap

dengan menelan. Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan


steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi

dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat

lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak

mengalami kesukaran,pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu

12-48 jam.

c. Mencegah infeksi Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan

karena daya tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum

terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum

baik.prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :

 Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama

2 menit sebelum masuk keruangan rawat bayi.

 Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah

memegang seorang bayi

 Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang

berhubungan dengan bayi

 Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan

 Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi.


BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

A. DATA BIOGRAFI

a. Data klien

Nama : BL.A

Umur : 1 minggu

No .registrasi :-

Jenis kelamin : Laki –laki

Tanggal lahir : 22 mei 2017

Tgl pemeriksaan : 03 Juni 2021

Agama : Islam

Diagnose medis : BBLR

b. Identitas orang tua

Nama : Ny. N

Umur :-

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. 99

Pekerjaan : IRT

B. KELUHAN UTAMA

a. alasan utama dibawa kerumah sakit

ibu klien mengatakan anaknya semenjak dilahirkan dimasukkan dalam ingkubator

dan setiap hari kondisinya semakin menurun dikarenakan tidak mau minum asi dan

bertahan karena bantuan dari alat yang terpasang


b. tanda dan gejala yang dilihat orang tua

- orang tua menihat perkembangan anaknya kurang bagus setiap hari mengalami

penururnan

- orang tua melihat anaknya tidak memiliki respon

C. RIWAYAT SOCIAL

a. yang mengasuh anak adalah keluarganya sediri

D. KEBUTUHAN DASAR

1. nutrisi metabolic

a. pemberian asi diberikan saat baru lahir selanjutnya diberikan susu formula

2. aktivitas

a. persepsi terhadap kekuatan anak anak tidak ada

b. perkembangan motorik dan sensoriknya tidak sesuai dengan usia

3. pola kognitif – persepsi

a. respon secara umum tidak ada

b. respon anak untuk bicara tidak ada sama sekali

c. respon anak mengikuti objek dengan matanya berkurang

d. respon untuk vocal suara ,pola bicara kata- kata tidak ada sama sekali

4. Prenatal

Keluhan saat hamil : tidak ada keluhan

kebutuhan nutrisi saat hamil : tercukupi

usia kehamilan : 7 bulan ( premature)

5. Natal

Tindakan persalinan: normal


tempat bersalin : puskesmas

obat-obatan yang digunakan :

6. Post natal

Kondisi kesehatan : keadaan bagus

Berat badan lahir : 1,2 kg

Panjang badan lahir :

E. DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d proses infeksi

2. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1,11.
Bersihan jalan nafas Setelah tindakan Itervensi utama :
tidak efektif keperawatan selama 1. Pemantauwan
berhubungan dengan 1x30menit maka respirasi
proses ditandai dengan: kebersihan jalan nafas  Observasi
DS : tidak efektif dengan - Monitor frekuensi,
ibu klien mengatakan kriteria hasil tingkat irama, dan
anaknya semenjak infeksi menurun kedalam nafas dan
dilahirkan dimasukkan upaya nafas
dalam ingkubator dan - Monitor pola
setiap hari kondisinya nafas ( seperti
semakin menurun bradipnea,
dikarenakan tidak mau takipnea,hipervent
minum asi dan bertahan ilasi, dll)
karena bantuan dari alat - Monitor
yang terpasang kemampuan batuk
DO : efektif
1. klien Nampak sesak - Monitr adanya
2. klien Nampak pucat produksi sputum
3. klien Nampak lemas - Monitor
4.Kesadaran: Somnolen adanyasumbatan
5. BB : 1,2 jalan nafas
- Palpasi simetris
ekspansi paru
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor hasil x-
ray toraks
 Terapeutik
- Atur interval
pemantauwan
respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauwan
 Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauwan
- Informasikan hasil
pemantauwan jika
perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Itervensi utama : S:
2. Pemantauwan respirasi Ibu klien mengatakan
 Observasi anaknya badan panas ,
- Monitor frekuensi, irama, batuk, bersin- bersin ,
dan kedalam nafas dan hidung tersumbat , ingus
upaya nafas meleleh , dan kadang
- Monitor pola nafas ( seperti nafas agak tersumbat
bradipnea, DO :
takipnea,hiperventilasi, dll) 1. klien Nampak sesak
- Monitor kemampuan batuk 2. klien Nampak pucat
efektif 3. klien Nampak lemas
- Monitr adanya produksi 4.Kesadaran
sputum Composmentis
- Monitor adanyasumbatan 5. TTV
jalan nafas S : 37,8°C
- Palpasi simetris ekspansi R : 28x/m
paru N : 96 x/m
- Monitor saturasi oksigen A:masalah belum teratasi
- Monitor hasil x-ray toraks P: intervensi di lanjutkan
 Terapeutik
- Atur interval pemantauwan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauwan
 Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauwan
- Informasikan hasil
pemantauwan jika perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1. Gangguan tumbuh Setelah tindakan Itervensi utama :
kembang berhubungan keperawatan selama 1.perawatan
dengan efek 1x60menit maka perkembangan
ketidakmampuan fisik kemampuan untuk  Observasi
berkembang sesuai - Identifikasi
DS : dengan kelompok pencapaiyan tugas
ibu klien mengatakan usianya membaik perkembangan
anaknya semenjak anak
dilahirkan dimasukkan - Identifikasi syarat
dalam ingkubator dan perilaku dan
setiap hari kondisinya fisiologis yang
semakin menurun ditujukan bayi
dikarenakan tidak mau (mis ,lapar, tidak
minum asi dan bertahan nyaman )
karena bantuan dari alat  Terapeutik
yang terpasang - Pertahankan
DO : sentuhan
1. klien Nampak sesak seminimal
2. klien Nampak pucat mungkin padabayi
3. klien Nampak lemas premature
4.Kesadaran: Somnolen - Berikan setuhan
5. BB : 1,2 yang bersifat
gentle dan tidak
ragu ragu
- Minimalkan nyeri
- Minimalkan
kebisingan
ruangan
- Pertahankan
lingkuangan yang
mendukung
perkembangan
optimal
- Motivasi anak
berinteraksi
dengan anak lain
- Pertshsnksn
kenyamanan anak
- Bacakan cerita
atau dongeng
 Edukasi
- jelaskan orang
tua atau
pengasuh
tentang
milestone
perkembangan
anak dan
perilaku anak
- Anjurkan orang
tua menyentuh
dan
menggendong
bayinya
 Kolabprasi
- Rujuk untuk
konseling jika
perlu

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu

bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature.untuk

mendapatkan keseragaman pada kongres “European Perinatal Medicine” II dilondon

(1970) telah disusun definisi sebagai berikut :

a) Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259

hari)

b) Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai

dengan 42 minggu (259-293 hari)

c) Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau lebih

(294 hari atau lebih)

B. Saran

Menjaga pola asuh dengan personal hygine yang baik dan memberikan perawatan

intens pada bayi serta edukasi pada ibu agar dapat merawat bayi kekita keluar dari rumah

sakit

Anda mungkin juga menyukai