Dosen pengampu
Disusun Oleh :
PRODI D3 KEPERAWATAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah swt karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan diskusi ini tepat pada waktunya. Tujuan dari
pembuatan laporan diskusi adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan
anak serta sebagai acuan bagi rekan mahasiswa agar bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih penulis ucapkan kepada fasilitator yang telah membimbing dan mengarahkan
jalannya diskusi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dan tak lupa pula terima kasih
kami ucapkan kepada para tutor yang telah memberikan pengetahuan tentang penyakit-penyakit
yang terjadi ketika bayi baru lahir. Dalam laporan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang berat
bayi lahir rendah (BBLR), yang akan dijelaskan secara lugas agar dapat dipahami oleh pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan, Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun baik dari pembimbing ataupun dari
rekan-rekan mahasiswa untuk kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam
satu bulan pertama kehidupan (Kemenkes RI,2015). Bayi BBLR mempunyai risiko kematian 20 kali
lipat lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Lebih dari 20
juta bayi di seluruh dunia lahir dengan BBLR dan 95.6% bayi BBLR lahir di negara yang sedang
berkembang, contohnya di Indonesia. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014-
2015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 9% dengan sebaran yang
cukup bervariasi pada masing-masing provinsi.Angka terendah tercatat di Bali (5,8%) dan tertinggi
di Papua (27%),sedangkan di Provinsi Jawa Tengah berkisar 7% (Kemenkes RI,2015).
BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas),dan IUGR (Intra Uterine
Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau
keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor ibu, plasenta,janin dan
lingkungan. Faktor risiko tersebut menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama
masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka
panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR memiliki risiko
tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan
normal. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko
tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun
(Juaria dan Henry, 2014) . 2 Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal
terhadap bayi BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan
pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang meninggal pada
masa neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang dan kecacatan
perkembangan neurologis. Oleh karena itu,pencegahan insiden BBLR lebih diutamakan dalam
usaha menekan Angka Kematian Bayi (Prawiroharjo,2014). Development Goals yang ke IV yaitu
menurunkan angka kematian anak terutama di negara berkembang, perlu dilakukan upaya
pencegahan kejadian BBLR di masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan
ketat terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR.
B. RUMUSAN MASALAH.
C. . Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan IMT umur ibu dan
paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
a. Untuk masyarakat Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi untuk mencegah berat badan lahir rendah.
c. Untuk orang tua Dapat memberikan informasi pada orang tua mengenai
pencegahan BBRL
d. Untuk peneliti lain Dapat digunakan sebagai acuan dan informasi penelitian
selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu
bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature.untuk
a. Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
b. Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai
c. Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
1. Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus
akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa pertumbuhan (KMK).dismatur dapat terjadi dalam preterm,term dan post term
2.1.2 Etiologi
Penyebab BBLR terjadi karena beberapa faktor. Semakin muda usia kehamilan,
berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR secara umum :
a. Faktor Ibu :
2) Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20
6) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat dan
c. Faktor ekonomi
d. Faktor lingkungan
a. Terkena Radiasi
f. tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
oleh labia mayora, kalau pada bayi laki-laki Testis belum turun kedalam
j. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun,sehingga refleks menghisap dan
2.1.4 Patofisiologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir
rendah.apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda
yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi
atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana
pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang
salah satu dari janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam
rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim
Retardasi
Faktor ibu: Umur (20 th) Faktor placenta: Penyakit Faktor janin: Kelainan
pertumbuhan
Paritas, Ras, Infertilitas, vaskuler, kehamilan ganda, kromosom, Malformasi,
intra uterin
Riwayat kehamilan tak baik, TORCH, kehamilan
Rahim abnormal,
Kehilangan panas
Resiko
Ketidakseimbangan Fungsi organ-organ belum baik
Resiko infeksi
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah
tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang
4. Aspiksia neonatrum
mungkin
6. Angka kejadian
a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif & Hardi
(2016)
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat
kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan
BB 2 kg adalah 35 ◻ dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34◻. Bila tidak ada
botol-botol hanyat yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan
berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram
dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram.
c. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya tubuh
bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur pencegahan infeksi
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi
3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan
dengan bayi
Bayi dari IGD rujukan Bidan Kartini lahir spontan G1P0 dengan usia kelahiran 29 minggu . Ibu klien
mempunyai riwayat hipertensi.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : By. Ny. S
b. Tanggal Lahir : 21 Januari 2020
c. Umur : 0 Tahun 0 Bulan 5 Hari
d. Pendidikan : -
e. Alamat : Kp. Muk Rt. 006/004 Kedaung Kaliangke, Cengkareng
f. Agama : Islam
g. Nama ayah/ibu : Tn.A/Ny.S
h. Pekerjaan ayah : Pegawai Swasta
i. Pekerjaan ibu :-
j. Pendidikan ibu :-
k. Suku bangsa :-
2. Keluhan Utama : Bayi lahir spontan G1P0 kurang bulan (29 minggu) dengan BBL 1500
gram BBS 1480 gram.
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Munculnya Keluhan :
Bayi dari IGD rujukan Bidan Kartini lahir spontan G1P0 H 29 minggu BBL 1500 gram, keluhan
bayi letargi, KU sakit lemah, reflex hisap dan menelan lemah, lapisan kulit tipis.
S: 36,9ºC , N: 145 x/menit , RR: 45 x/menit , SpO2: 98%.
b. Masalah sejak muncul keluhan : BBLR
4. Riwayat masa lampau
a. Prenatal : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
b. Natal : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
c. Postnatal : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh keluarganya
d. Penyakit waktu kecil : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
e. Pernah dirawat dirumah sakit : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
f. Obat-obatan yang digunakan : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
g. Alergi : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya
h. Kecelakaan : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh keluarganya
i. Imunisasi : vit. K
5. Riwayat keluarga/Genogram : tidak terkaji karena pasien tidak di damping oleh keluarga
6. Riwayat social
a. Yang mengasuh dan alasannya : Perawat RS dikarenakan BBLR
b. Pembawaan anak secara umum : Bayi didalam incubator, terlihat lemah dan tangisan
kecil
c. Lingkungan rumah : -
7. Keadaan kesehatan saat ini
a. Diagnosa medis : NCB SMK BBLR
b. Tindakan operasi :-
c. Obat-obatan :
d. Tindakan keperawatan :
1. Pemasangan OGT
2. D10% 120 cc/24 jam
3. Pemasangan O2 0,5 lpm
e. Hasil laboratorium :
Hematologi
Ht 49 35-47 %
Hitung jenis
Basofil 0 0-1 %
Eusofil 0 2-4 %
0 3-5 %
Segmen 40 50-70 %
Limfosit 55 25-40 %
Monosit 5 2-8 %
Kimia karbohidrat
Bagi anak di atas 6 tahun ditanyakan tumbuh kembang secara umum sbb: tidak terkaji
dikarenakan klien masih bayi
B. Analisa Data
kelahiran bayi 29
minggu
bayi dalam incubator
3 Ds : - Otak Gangguan
Do : pemenuhan nutrisi
1. berat badan bayi Imaturitas sentrum2 vital kurang dari
menurut BBL : 1500 kebutuhan tubuh
BBS : 1480 Reflek menelan belum ada
2. Bayi tampak lemah
3. Reflek menghisap Penurunan berat badan
lemah
4. Terpasangnya OGT
pada bayi
D. Intervensi keperawatan
E. Implementasi keperawatan
F. Evaluasi keperawatan
P: intevensi dihentikan
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan yang bermakna antara Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) dengan kejadian stunting pada
balita p-value 0,028.
2. Bayi Berat Lahir Rendah memiliki besar risiko 4,259 kali lebih berisiko mengalami kejadian stunting
dibandingkan dengan Bayi Berat Lahir Normal.
3. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting dengan p-value 0,014. Tidak ada
hubungan riwayat hamil KEK, tinggi badan ibu, jarak kelahiran dan kehamilan remaja dengan kejadian
stunting.
4. Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) dan ASI eksklusif berhubungan dengan kejadian stunting, namun
Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) lebih berisiko mengalami stunting dibandingkan dengan ASI eksklusif.
B. Saran
Saran yang dapat dikemukan berdasarkan temuan dalam penelitian di atas adalah sebagai berikut:
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 60
1. Bagi Wanita Usia Reproduktif Wanita usia reproduktif dapat melakukan pencegahan dengan cara
meminimalisir faktor penyebab stunting, memenuhi kebutuhan gizi sejak sebelum hamil dan memenuhi
gizi balita salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif sebagai pencegahan stunting.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Kepada bidan pelaksana di Puskesmas sebaiknya memberikan
edukasi dan pendampingan kepada wanita usia reproduktif untuk melakukan deteksi dini faktor kejadian
stunting, memberikan tambahan gizi bagi ibu hamil dengan indikasi kekurangan gizi yang dapat
menyebabkan BBLR salah satu faktor penyebab stunting, mengedukasi ibu dalam pemberiaan ASI
eksklusif.
3. Manfaat Peneliti Selanjutnya Bila memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, sebaiknya
peneliti dapat mengembangkan penelitian ini dengan pengambilan data primer secara langsung, desain
penelitian yang lebih baik, atau dengan menggunakan sample yang lebih banyak dari penelitian