Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN BBLR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. Khoirotul Masruroh (14.401.16.048)


2. Krisna Prasetia Budi (14.401.16.049)
3. Kurnia Hadi Santoso (14.401.16.050)
4. Lailatul Mukharomah (14.401.16.051)
5. Lailiya Kripsiana (14.401.16.052)
6. Lambang Kurniawan (14.401.16.053)
7. Lia Isti Kholilah (14.401.16.054)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
dengan BBLR” tepat pada waktunya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan materi tentang
pneumonia. Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa lain dapat lebih
memahami tentang pneumonia pada anak. Dalam proses pembuatan makalah ini,
banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya.
Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan terima kasih
kepada : Ibu Ns. Roshinta Sony Anggari S.Kep.M.Kep selaku dosen pembimbing
mata kuliah Keperawatan Anak dan anggota Kelompok yang ikut serta dalam
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami


menyadari masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran ataupun kritik dan yang sifatnya membangun demi
tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca maupun kami.

Krikilan, 7 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep BBLR .........................................................................................................


B. Konsep Asuhan Keperawatan BBLR ......................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah
satu factor resiko yang mempunyai konstribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu
hamil yang menederita energy kronis dan akan mempunyai status gizi
buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita,
juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan
memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh
pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan
masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di
Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini
memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila
dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi
terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu
prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 4599.200-
900.000 (depkes RI 2005).
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari
5 juta kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan
rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang
dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per
tahun dimanan 17% diantaranya adalah BBLR dan hamper semua terjadi
di Negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar BBLR?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan BBLR?

C. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar BBLR
2. Mahasiswa memahami konsep asuhan keperawatan BBLR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (Sukarni
& Sudarti, 2014).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010)

2. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah


(Proverawati dan Ismawati, 2010).

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan


antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada


usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1


tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal


ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik


(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio


plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran


tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. Manifestasi Klinis

a. BB < 2500 gram

b. PB < 45 cm, LK < 33cm, LD < 30cm

c. Kepala bayi lebih besar dari pada badan, rambut kepala tipis dan halus,
elastisitas daun telinga

d. Dada : dinding thorax elastis, putting susu belum terbentuk

e. Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah


kelihatan

f. Kulit : tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan

g. Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak

h. Genetalia : LK skrotum kecil, testis tidak teraba, PR labia mayora


hampir tidak ada, klitoris menonjol

i. Ekstremitas : kadang odema, garis telapak kaki sedikit

j. Motoric : pergerakan masih lemah

4. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan


Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia
kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa
Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang
dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
e) Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura
besar
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama
pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak
sesuai dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami
retardasi. Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga
Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK),
Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai
Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut
Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu
a) Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran
kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya.
Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose
tissue
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan
ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak
sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda
tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering
keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih
panjang
5. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi
terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan
nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan
kebutuhan kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
6. Komplikasi
a) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
b) Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35
minggu
c) Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d) Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan
pembekuan darah
e) Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f) Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

7. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti
bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3
sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia
dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat
dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi
harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada
abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
8. Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi : thorak foto, baby gram, USG kepala
b. Laboratorium : gula darah, analisa gas darah, k/p elektrolit darah, tes
kocok (shake test), darah rutin

B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandungan terganggu
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau
suhu tubuh rendah
2) Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37
minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar
pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal
3) Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan
ganda,hidramnion
4) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti
DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
5. ADL
a) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi
terganggu
b) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
c) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
d) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
e) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
c. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat,
pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-
60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah,
warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia,
urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks
moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap
bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm,
respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu
lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir,
lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus,
terkelupas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena
imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


1 Pola nafas tidak efektif Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Memberi rasa nyaman dan
berhubungan dengan Kebutuhan O2 bayi dengan alas yang data, kepala mengantisipasi flexi leher yang
maturitas pusat terpenuhi lurus, dan leher sedikit dapat mengurangi kelancaran
pernafasan, keterbatasan Kriteria: tengadah/ekstensi dengan jalan nafas.

perkembangan otot, 1. Pernafasan normal 40- meletakkan bantal atau selimut


60 kali permenit. diatas bahu bayi sehingga bahu
penurunan
2. Pernafasan teratur. terangkat 2-3 cm
energi/kelelahan,
3. Tidak cyanosis. 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, 2. Jalan nafas harus tetap
ketidakseimbangan
4. Wajah dan seluruh hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
metabolik.
tubuh Berwarna lendir untuk menjamin
kemerahan (pink pertukaran gas yang sempurna.
variable). 3. Observasi gejala kardinal dan 3. Deteksi dini adanya kelainan.
5. Gas darah normal tanda-tanda cyanosis tiap 4
PH = 7,35 – 7,45 jam
PCO2 = 35 mm Hg 4. Kolaborasi dengan team medis 4. Mencegah terjadinya
PO2 = 50 – 90 mmHg dalam pemberian O2 dan hipoglikemia
pemeriksaan kadar gas darah
arteri
2. Thermoregulasi tidak Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang 1. Mengurangi kehilangan panas
Tidak terjadi hipotermia diatas pemancar panas (infant pada suhu lingkungan
efektif berhubungan Kriteria warmer) sehingga meletakkan bayi
dengan kontrol suhu yang 1. Suhu tubuh 36,5 – menjadi hangat
imatur dan penurunan 37,5°C 2. Singkirkan kain yang sudah 2. Mencegah kehilangan tubuh
lemak tubuh subkutan. 2. Akral hangat dipakai untuk mengeringkan melalui konduksi.
3. Warna seluruh tubuh tubuh, letakkan bayi diatas
kemerahan tubuh, letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering dan
hangat.
3. Observasi suhu bayi tiap 6 3. Perubahan suhu tubuh bayi
jam. dapat menentukan tingkat
hipotermia
4. Kolaborasi dengan team 4. Mencegah terjadinya
medis untuk pemberian Infus hipoglikemia
Glukosa 5% bila ASI tidak
mungkin diberikan.
3. Gangguan kebutuhan Tujuan:Kebutuhan nutrisi 1. Lakukan observasi BAB 1. Deteksi adanya kelainan
nutrisi : kurang dari terpenuhi dan BAK jumlah dan pada eliminasi bayi dan segera
kebutuhan tubuh Kriteria frekuensi serta konsistensi. mendapat tindakan / perawatan
berhubungan dengan 1. Bayi dapat minum yang tepat.
ketidak mampuan pespeen / personde 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat dehidrasi
mencerna nutrisi karena dengan baik. mulut. dari turgor dan mukosa mulut.
imaturitas. 2. Berat badan tidak turun 3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan
lebih dari 10%. cairan tubuh (balance)
3. Retensi tidak ada. 4. Beri ASI/PASI sesuai 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
kebutuhan. secara adekuat.
5. Lakukan control berat badan 5. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di monito
6. Lakukan control berat badan 6. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di monitor
4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya
berhubungan Selama perawatan tidak antiseptik dalam memberikan tahan tubuhnya kurang /
dengan pertahanan terjadi komplikasi (infeksi) asuhan keperawatan rendah.
imunologis yang kurang. Kriteria 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran infeksi
1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan. nosokomial.
infeksi. 3. Pakai baju khusus/ short waktu 3. Mencegah masuknya bakteri
2. Tidak ada gangguan masuk ruang isolasi (kamar dari baju petugas ke bayi
fungsi tubuh. bayi)
4. Lakukan perawatan tali pusat 4. Mencegah terjadinya infeksi
dengan triple dye 2 kali sehari. dan memper-cepat
pengeringan tali pusat
karena mengan-dung anti
biotik, anti jamur, desinfektan.
5. Jaga kebersihan (badan, 5. Mengurangi media untuk
pakaian) dan lingkungan bayi. pertumbuhan kuman.
6. Observasi tanda-tanda infeksi 6. Deteksi dini adanya kelainan
dan gejala kardinal
7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya
sakit. penularan infeksi.
8. Kolaborasi dengan team medis 8. Mencegah infeksi dari
untuk pemberian antibiotik. pneumonia
9. Siapkan pemeriksaan 9. Sebagai pemeriksaan
laboratorat sesuai advis dokter penunjang
yaitu pemeriksaan DL, CRP.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik.
Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit
lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul
banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu
penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang
tinggi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam
pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepan lebh baik
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi :
Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Saifudin, Abdul Bari dkk (2002), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi 1, Jakarta : Bina Pustaka

Sukarni, I., & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Neonatus Risiko
Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai