Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH)

(Dosen : Tri Ratnaningsih., M. Kes)

Kelompok 6 :

1. Indah Fauziah (201804005)


2. Eka Sulistyowati (201804006)
3. David Yudha Pratama (201804008)
4. Nancy Garhet Zuhera (201804009)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 14 November 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3

Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................5

Bab II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi.................................................................................................................6
2.2 Etiologi.................................................................................................................7
2.3 Patofisiologi..........................................................................................................8
2.4 Pathway.................................................................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................................................10
2.6 Komplikasi............................................................................................................11
2.7 Penatalaksanaan...................................................................................................13
2.8 pemeriksaan.........................................................................................................13
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................14
1 Pengkajian....................................................................................................14
2 Diagnosa Keperawatan................................................................................17
3 Intervensi Keperawatan...............................................................................18

BAB 111. PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang saat lahir beratnya
kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2001). Berat saat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga
terdapat pada Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) gizi. Menurut
Depkes, dalam pedoman tersebut BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir
(Putra, 2012).

BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas),dan IUGR


(Intra Uterine Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau keduanya. Kedua penyebab ini
dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor ibu, plasenta, janin dan lingkungan.
Faktor risiko tersebut menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin
selama masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya
mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal
pada awal kelahiran, bayi BBLR memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih
lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain
gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor
risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah
mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR?


2. Apa etiologi BBLR?
3. Bagaimana patofisiologi pada BBLR?
4. Apa saja manifestasi klinis BBLR?

4
5. Apa saja komplikasi pada BBLR?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR?
7. Bagaimana pemeriksaan pada BBLR?
8. Konsep asuhan keperawatan pada BBLR

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui patofifiologi pada BBLR
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada BBLR
5. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada BBLR
7. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan pada BBLR
8. Untuk mengetahui konsep keperawatan BBLR

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan
< 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Damanik, 2008). BBLR merupakan
salah satu faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak di masa depan (Kliegman, 1999). BBLR memiliki peluang
meninggal 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan
lahir diatas 2500 gram (Khoiriah et al., 2015).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah tanpa memandang masa gestasi. Dalam
definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat badan kurang daripada 1000
gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu:

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500
gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir
antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas dapat dibedakan menjadi:

1. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut dengan neonates
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.
2. Dismaturitas

6
Bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan. Dismatur
dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga
Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-
KMK), Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK)
Neonatus Lebih Bulan-KecilMasa Kehamilan ( NLB- KMK )

2.2 Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu


yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:

1. Faktor Ibu
a. Penyakit: penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia
gravidarrum dan nefritis akut.
b. Usia Ibu : angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <20 tahun,
dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah
ialah pada usia antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi : keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadan gizi yang kurang baik dan
pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.
d. Sebab lain : karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.

7
2. Faktor Janin :

a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom

3. Faktor lingkungan

a. Tempat tinggal dataran tinggi


b. Radiasi
c. Zat-zat racun

2.3 Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan denga usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturis. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu) tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya
hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Pada masa pra hamil maupun saat hamil ibu akan melahirkan bayi lebih besar
dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalis yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia.

8
2.4 pathway

FAKTOR

Faktor ibu Faktor janin Faktor lingkungan


1 Faktor penyakit 1 Hydroamnion 1 Tempat tinggal
(toksemia gravidarum, 2 Kehamilan didataran tinggi
trauma fisik dll) multiple/ ganda 2 Radiasi
2 Faktor usia 3 Kelainan 3 Zat-zat beracun
kromosom

BBLR

Kulit tipis dan Imaturitas system Feflek menelan dan


lemak subkutan pernafasan menghisap belum ada

Tidak dapat Pernafasan belum Intake nutrisi tidak


menyimpan panas sempurna adekuat

Mudah kehilangan O2 dalam darah Asupan gizi


panas CO2 kurang

O2 dalam sel Sel-sel


kedinginan darah rendah CO2 kekurangan nutrisi

Kekurangan sel
Hipotermi O2 dalam darah
CO2

Penurunan BB /
O2 dalam darah kematian
CO2
Gangguan ketidakefektifan
pertukaran nutrisi kurang
Asidosis dari kebutuhan
Gas
tubuh

9
2.5 Manifestasi Klinis

A. Gambaran klinis bayi berat lahir rendah (BBLR) secara umum adalah:
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar- Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurang
7. Otot hipotonik lemah
8. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
9. Pernapasan 40 – 50 kali / menit, Nadi 100 – 140 kali / menit

B. Gambaran klinis bayi berat lahir rendah (BBLR) secara khusus:


a. Tanda-tanda Bayi Prematur
1. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, lingkardada kurang 30 cm.
2. (wong, 2014)Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
3. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
4. Kepala mengarah ke satu sisi.
5. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan
kurang, sering tampak peristaltik usus.
6. Tulang rawan dan daun telinga imatur.
7. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
8. Pergerakan kurang dan lemah.
9. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
10. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
11. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
pahaabduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus

10
b. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
1. Preterm sama dengan bayi prematur
2. Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.

2.6 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:

1. Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum,


sindrom distresrespirasi, penyakit membran hialin
2. Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
3. Termoregulasi:Hipotermia
4. Hipoglikemia simtomatik

A. Pada prematur yaitu :


a. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran
hialin karena padastadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang
melapisi alveoulus paru.
b. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering
ditemukan pada bayi prematur.
c. Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena
anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran
hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.

11
d. Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan
dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar
sehingga konjungtiva bilirubium indirekmenjadi bilirubium direk belum
sempurna.
e. Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna.
Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi
masih lemah, lemak kulit kurang,sehingga cepat kehilangan panas badan.
Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
dipertahankan sekitar (36,5 – 37,0C)

B. Pada bayi Dismatur


Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa
gestasinya dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di
dalam uterus. Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang
lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismaturdengan berat yang sama.
Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar
kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa
komplikasi yang harus ditangani dengan baik. Adapun komplikasi pada BBLR
jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR.
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.
4. Ginjal yang immatur baik secara otomatis maupun fungsinya.
5. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
6. Gangguan immunologik.

12
2.7 Penatalaksanaan

Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah :

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami


hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi, berikan oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde / tetes dengan pemberian ASI.

2.8 Pemeriksaan

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-


24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurut bila ada sepsis)
2. Hematokrit (HT) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia/hemoragik prenatal)
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
/ hemolysis berlebihan)
4. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8mg/dl satu sampai dua
hari dan 12mg/dl pada tiga sampai lima hari
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50mg/dl meningkat 60-70mg/dl pada hari ke-3
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya
7. Pemeriksaan analisa gas darah

13
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan BBLR

1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
1. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
pada kasus BBLR yaitu:
a. Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
b. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
c. Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d. Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
e. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu
dikaji:
a) Kala I: perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
b) Kala II: Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem
pusat pernafasan.

2. Riwayat post natal


Yang perlu dikaji antara lain :
a. Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-
3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b. Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm  2500
gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

14
C. Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan
cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi
kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi,
asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.

D. Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah,
konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah

E. Latar belakang sosial budaya


Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantang makanan tertentu.

F. Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan
perawatan yang intensif.

G. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

H. Tanda-tanda Vital

15
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu
tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi
normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali
permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur .

I. Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.

J. Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.

K. Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.

L. Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

M. Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

N. Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

O. Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

16
P. Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

Q. Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costae pada garis
papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor,
perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah
masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.

R. Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –
tanda infeksi pada tali pusat.

S. Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia
minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.

T. Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari feses.

U. Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

V. Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek
moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau
adanya patah tulang

2. Diagnosa yang mungkin muncul

17
a. ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan cairan
dirongga paru
b. resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan subkotis tipis
c. ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi

3. Intervensi Keperawatan
a. Dx : ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan cairan
dirongga paru
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawaran selama 3×24 jam jalan
nafas adekuat
Kriteria hasil :
1 pernafasan adekuat 16-30 ×/menit
2 perkusi paru senor
3 auskultasi vesikuler
4 tidak ada penumpukan cairan di paru
Rencana Tindakan :

a. observasi TTV, cuping hidung, retraksi dada


R/ : sebagai acuhan penatalaksanaan tindakan
b. berikan terapi O2 2lt/menit
R/ : mensuplai O2 dalam tubuh
c. posisikan pasien semi fowler
R/: memberikan rasa nyaman pasien
d. jaga kepatenan jalan nafas : suction
R/ : jalan nafas tidak ada sumbatan
e. Kolaborasi pemberian oksigen dengan metode yang sesuai.
R/:memenuhi kecukupan oksigen dalam tubuh

b. Dx : resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan subkotis tipis


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawaran selama 3×24 jam hipotermi
tubuh stabil
Kreteria hasil:

18
1 Suhu 36,5 0C -37,5 0C,
2 Akral hangat
3 Bayi tidak menggigil
Rencana Tindakan :
a. pantau suhu setiap 3 jam sekali
R/ : sebagai acuhan penatalaksanaan tindakan
b. atur suhu incubatorsesuai indikasi
R/: mengikuti program yang dianjurkan
c. Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber
dingin/panas.
R/: untuk memantau suhu tubuh bayi supaya stabil
d. Kolaborasi pemberian obat-obat sesuai dengan indikasi : fenobarbital
R/: Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hiportemia dan
hipertermia.

c. Dx : ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nutrisi
adekuat
Kriteria hasil :
1 Berat badan naik 10-30 gram / hari
2 Tidak ada edema
3 Protein dan albumin darah dalam batas normal
Rencana Tindakan :
a. Monitoring BB klien
R/ : mengetahui perkembangan nutrisi bayi
b. Catat intake dan output
R/: Memantau jumlah cairan masuk dan keluar.
c. Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat.
R/: Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
d. Pasang selang OGT
R/: membantu suplai nutrisi untuk tubuh

19
e. kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian gizi
R/: asupan nutrisi bayi bisa tercukupi

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan
masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala
penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit
dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-
minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa
kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

3.2 Saran
Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai
beberapa kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan makalah yang telah
dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
bayi barulahir dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

20
DAFTAR PUSTAKA

noc, n. n. (2016). asuhan keperawatan praktis edisi revisi jilid 1. yogjakarta:


mediaction.
nuratif, h. k. (2013). aplikasi suhan keperawatan berdasarkan diagnosa NANDA NIC
NOC . jakarta: mediaaction .
prawirohardjo, y. b. (2007 ). buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal . jakarta .
wong, d. l. (2014). pedoman klinis keperawatan pediatric . jakarta : EGC .

21

Anda mungkin juga menyukai