Anda di halaman 1dari 18

IKTERUS

NEONATORUM
DR. TRI RATNANINGSIH,SKEP,NS,MKES
Pengertian Ikterus

 Suatu pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang


terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah
 warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat
penumpukan bilirubin.
Hiperbilirubinemia

 ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah


terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin
yang tidak dikendalikan.

 Kadar bilirubin dalam darah cenderung memuncak ketika bayi


berusia 3-7 hari
 Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak
melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi
menjadi “kernicterus” dan tidak menyebabkan suatu morbiditas
pada bayi.
keadaan ikterus yang cenderung
menjadi patologik
 Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
 Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
 Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
 Ikterus yang disertai oleh:
 Berat lahir <2000 gram
 Masa gestasi 36 minggu
 Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN)
 Infeksi
 Trauma lahir pada kepala
 Hipoglikemia, hiperkarbia
 Hiperosmolaritas darah
 Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)
Gejala dan tanda klinis ikterus yang
menjadi patologik
 Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa.
 Dehidrasi,
 Pucat, Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau
kehilangan darah ekstravaskular.
 Trauma lahir, Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.
 Pletorik (penumpukan darah), Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK
 Letargik dan gejala sepsis lainnya
 Petekiae (bintik merah di kulit), Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis
 Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal), sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati
 Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
 Omfalitis (peradangan umbilikus)
 Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)
 Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)
 Feses dempul disertai urin warna coklat, Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.
Gambar kuning pada bayi ikterus
Gejala

 warna kulit pada bayi menjadi warna kuning atau yang sering
disebut dengan bayi kuning.
 Warna kadang-kadang dimulai pada wajah dan kemudian
menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Terkadang, bayi
dengan ikterus parah bertubuh lemah dan menyusu dengan buruk.
patofisiologi

 kelebihan bilirubin (hiperbilirubinemia). Bilirubin adalah hasil


buangan dari metabolisme sel darah merah. Ketika bayi dalam
kandungan, plasenta berfungsi menghilangkan bilirubin dari tubuh
bayi. Setelah lahir, hati bayi yang akan berfungsi menghilangkan
bilirubin dari tubuh bayi. Perlu waktu bagi hati bayi untuk dapat
melakukan fungsi tersebut secara efisien. Sehingga tingkat bilirubin
menjadi agak tinggi pada bayi baru lahir. Hal tersebut adalah
kondisi yang normal.
Penyebab

 Bentuk sel darah abnormal (seperti anemia sel sabit)


 Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi
(ketidakcocokan Rh)
 Pendarahan di bawah kulit kepala (cephalohematoma)
disebabkan oleh persalinan yang sulit
 Tingkat sel darah merah yang lebih tinggi, yang lebih sering terjadi
pada bayi usia kehamilan kecil (SGA) dan beberapa bayi kembar
 Infeksi
 Kekurangan protein penting tertentu
Penyebab lain

 Obat-obatan tertentu
 Infeksi pada saat lahir, seperti rubella dan sifilis
 Penyakit yang memengaruhi hati atau saluran empedu,
seperti cystic fibrosis atau hepatitis
 Tingkat oksigen rendah (hipoksia)
 Infeksi (sepsis)
 Kelainan genetik
 Bayi lahir prematur
Diagnosis

 Pemeriksaan fisik
 Tes darah
 Hitung darah lengkap
 Tes Coombs
 Jumlah retikulosit
 Tes kulit dengan alat yang disebut bilirubinometer transkutan, yang
mengukur pantulan cahaya khusus yang menembus kulit
Pengobatan

 Ikterus bayi ringan sering menghilang sendirinya dalam waktu 2


atau 3 minggu.
 Ikterus sedang sd berat:
Terapi cahaya (fototerapi)
Dengan menempatkan bayi di bawah lampu khusus yang
memancarkan cahaya dalam spektrum biru-hijau. Cahaya mengubah
bentuk dan struktur molekul bilirubin sehingga dapat diekskresikan
dalam urine dan feses. Selama perawatan, bayi hanya akan memakai
popok dan pelindung mata. Terapi cahaya dapat dilengkapi dengan
penggunaan pad atau kasur yang memancarkan cahaya.
 Terapi cahaya (fototerapi)
Dengan menempatkan bayi di bawah lampu khusus yang memancarkan cahaya
dalam spektrum biru-hijau. Cahaya mengubah bentuk dan struktur molekul
bilirubin sehingga dapat diekskresikan dalam urine dan feses. Selama perawatan,
bayi hanya akan memakai popok dan pelindung mata. Terapi cahaya dapat
dilengkapi dengan penggunaan pad atau kasur yang memancarkan cahaya.
 Imunoglobulin intravena (IVIg)
Ikterus mungkin terjadi berhubungan dengan perbedaan golongan darah antara
ibu dan bayi. Kondisi ini menyebabkan bayi yang membawa antibodi dari ibu
yang dapat merusak sel darah merah bayi. Transfusi imunoglobulin intravena
dapat menurunkan ikterus dan mengurangi perlunya transfusi.
 Transfusi
Ketika ikterus parah tidak merespons pada perawatan lain, bayi mungkin
membutuhkan pertukaran darah. Transfusi dilakukan dengan pengambilan darah
dalam jumlah kecil secara berulang-ulang dan menggantinya dengan darah
donor, sehingga mengurangi bilirubin dan antibodi ibu.
Pencegahan

 Pencegahan ikterus neonatorum pada bayi adalah dengan


pemberian makanan yang cukup kepada bayi.
 Pemberian makanan dilakukan dengan pemberian ASI 8 hingga 12
kali sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya.
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai