Anda di halaman 1dari 52

Penyakit Bayi

Kuning
KELOMPOK 9
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN IBU & ANAK
PRE-TEST
Topic Outline
PENGERTIAN DIAGNOSIS

TANDA DAN GEJALA FAKTOR RISIKO


ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIK
EPIDEMIOLOGI PENGOBATAN

PENCEGAHAN
Pengertian
Ikterus / Jaundice ...
Ikterus atau jaundice atau sakit kuning adalah warna kuning pada
sklera mata, mukosa dan kulit karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah. Dalam keadaan normal kadar bilirubin dalam darah
tidak melebihi 1 mg/dL (17 µmol/L) dan bila kadar bilirubin
dalam darah melebihi 1.8 mg/dL (30 µmol/L) akan menimbulkan
ikterus.
Ikterus / Jaundice ...
Bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg%, maka ikterus akan
terlihat, namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat
meskipun kadar bilirubin darah sudah melampaui 5 mg%. Ikterus
terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirek (unconjugated)
dan atau kadar bilirubin
direk (conjugated).
Tanda &
Gejala
Tanda

• Bagian dalam mulut berwarna kuning

• Urin berwarna gelap atau coklat seperti

teh

• Feses berwarna pucat seperti dempul

• Gatal-gatal
Gejala
• Tetap terlihat kuning setelah satu minggu
dan terus menyebar hingga lengan atau
kaki.
• Tampak sakit dan lemas.
• Tidak mau makan.
• Rewel dan menangis terus
• Memiliki lengan dan tungkai yang
“keplek” (floppy arms and legs).
• Demam 38 °C atau lebih.
• Kesulitan bernapas dan terlihat biru
Etiologi
Etiologi
Produksi berlebih, Gangguan dalam Gangguan
melebihi kemampuan proses uptake dan transportasi
bayi untuk mengeluarkan konjugasi hepar bilirubin

Misalnya, hemolisi yang Disebabkan imaturitas hepar, Bilirubin dalam darah terikat oleh
meningkat pada inkompatibilitas kurangnya substrat untuk albumin kemudian
darah Rh, ABO, golongan darah konjugasi bilirubin, gangguan diangkut ke hepar. Defisiensi
lain, defisiensi enzim C6PD, fungsi hepar, hipoksia,dan albumin menyebabkan lebih
pyruvate kinase,perdarahan infeksi, defisiensi protein Y banyak terdapatnya bilirubin
tertutup dan sepsis. dalam hepar yang berperan indirek yang bebas dalam darah
penting dalam uptake bilirubin ke yang mudah melekat ke
sel-sel heapar. sel otak.
Etiologi
Gangguan sekresi Obstruksi saluran Ikterus akibat ASI
pencernaan

obstruksi dalam hepar atau Obstruksi saluran pencernaan Ikterus akibat air susu ibu (ASI)
diluar hepar, biasanya akibat (fungsional atau struktural) dapat merupakan hiperbilirubinemia
infeksi atau kerusakan hepar oleh mengakibatkan tidak terkonjugasi
penyebab lain. hiperbilirubinemia tidak yang mencapai puncaknya
terkonjugasi akibat penambahan terlambat (biasanya menjelang hari
dari bilirubin yang berasal ke 6-14). Dapat
dari sirkulais enterahepatik dibedakan dari penyebab lain
dengan reduksi kadar bilirubin
yang cepat bila
disubstitusi dengan susu formula
selama 1-2 hari.
Etiologi Ikterus yang ...

Sering Ditemukan Jarang Ditemukan


• Hiperbilirubinemia fisiologik,
• Defisiensi G6PD
• Inkompabilitas golongan darah
• Defisiensi piruvat kinase
ABO dan Rhesus,
• Breast milk jaundice • Sferositosis kongenital
• Infeksi • Sindrom LuceyDriscoll
• Bayi dari ibu penyandang diabetes • Penyakit Crigler-Najjar
melitus • Hipotiroid
• Polisitemia/hiperviskositas. ikterus • Hemoglobinopati.
Epidemiologi
Person
Pada bayi baru lahir, ikterus merupakan
kondisi yang normal terjadi. Kondisi ini
dapat dialami bayi usia 2–4 hari, dan akan
menghilang dalam 1–2 minggu.

Namun, penyakit kuning yang terjadi dalam


24 jam pertama setelah bayi lahir atau tidak
juga menghilang setelah bayi berusia lebih
dari 14 hari harus diperiksakan ke
dokter.
Place Berdasarkan data Riset kesehatan dasar
(Riskesdas 2015) menunjukan angka
kejadian hiperbilirubin/ikterus
neonatorum pada bayi baru lahir di
Indonesia sebesar 51,47% dengan faktor
penyebabnya yaitu: Asfiksia 51%, BBLR
42,9%, Sectio Cesarea 18,9%, Prematur
33,3%, Kelainan Congenital 2,8%,
Sepsis 12%.
Time 1) Jaundice fisiologis
Bayi dikatakan mengalami jaundice fisioliogis apabila
muncul pada usia 2-3 hari dan hilang pada hari ke-7 dan
kadar bilirubin total tidak lebih dari 5mg/dL.

2) Jaundice patologis
Jaundice mengarah ke patologis apabila bayi terlahir
premature (kurang dari 9 bulan). Warna kuning akan muncul
pada awal kehidupannya, menetap hingga usia
lebih dari 7 hari, dan mengalami kenaikan bilirubin >5mg/dL
per harinya.

3) Breastfeeding jaundice
ikterus yang disebabkanoleh kekurangan asupan ASI.
Biasanya timbul pada hari ke-2 atau ke-3 pada waktu
produksi ASI belum banyak
Global

Berdasarkan laporan dari WHO (World Health WHO juga menjelaskan kejadian
Organization), kira – kira 3% dari 120 juta bayi ikterus neonatal di negara
baru lahir (3,6 juta) mengalami ikterus berkembang sekitar 50% bayi baru
neonatorum dan hampir 1 juta bayi tersebut lahir normal mengalami perubahan
kemudian meninggal setiap tahunnya.
pada warna kulit, mukosa dan wajah
mengalami kekuningan (ikterus),
dan 80% terjadi pada bayi
premature.
Menurut SDKI tahun 2012, kematian
neonatus terbanyak di Indonesia disebabkan
Indonesia
asfiksia (37%), bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan prematuritas (34%), sepsis Walaupun ikterus neonatorum urutan ke 2 dari
(12%), hipotermi(7%), ikterus neonatorum penyebab kematian neonatal 0-6 hari di
(6%), postmatur (3%), dan kelainan Indonesia, tapi icterus merupakan masalah yang
kongenital (1%) per 1000 kelahiran hidup. sering muncul pada masa neonatal dan dampak
yang timbul seperti kejang-kejang bisa
Menurut Kemenkes RI 2015, penyebab dihindarkan dengan pengawasan yang ketat
utama kematian bayi di Indonesia pada masa neonata
disebabkan karena BBLR 26%, ikterus 9%,
hipoglikemia 0.8% dan infeksi neonatorum
1.8%.
DIAGNOSI
S
Diagnosis Ikterus / Jundice

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
diagnosis hiperbilirubinemia digunakan untuk mencari faktor risiko penyebab hiperbilirubinemia sehingga dapat diklasifikasikan
apakah bayi yang lahir ini termasuk dalam kategori risiko tinggi atau risiko rendah.

Riwayat keluarga
ikterus, anemia,
splenektomi, Riwayat keluarga
sferositosis, defisiensi dengan penyakit
glukosa 6- hati,
fosfatdehidrogenase
(G6PD)

Riwayat saudara Riwayat sakit


dengan ikterus selama kehamilan
atau anemia
Anamnesis

Riwayat obat-obatan Riwayat persalinan


yang dikonsumsi ibu traumatik yang
berpotensi menyebabkan
(sulfonamida, perdarahan
nitrofurantoin, atauhemolisis
antimalaria)

Pemberian ASI.
Pemberian nutrisi Harus dibedakan antara
parenteral total breasfeeding jaundice
dan breastmilk
jaundice.
Pemeriksaan Fisik
Ikterus dapat dideteksi secara klinis dengan cara mengobservasi warna
kulit setelah dilakukan penenkanan menggunakan jari.

Pemeriksaan terbaik dilakukan menggunakan cahaya matahari. Ikterus


dimulai dari kepala dan meluas secara sefalokaudal.

Namun, inspeksi visual tidak dapat dijadikan indikator yang andal


untuk memprediksi kadar bilirubin serum, terutama pada bayi dengan
kulit yang gelap.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hal-hal yang dapat dicari antara lain :
• Tanda-tanda prematuritas
• Kecil masa kehamilan, kemungkinan berhubungan dengan
polisitemia
• Tanda infeksi intrauterin, misalnya mikrosefali, kecil masa
kehamilan
• Perdarahan ekstravaskular, misalnya memar, sefalhematom,
subgaleal hematom
• Pucat, berhubungan dengan anemia hemolitik atau kehilangan
darah ekstravaskular
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hal-hal yang dapat dicari antara lain :
• Ptekie, berkaitan dengan infeksi kongenital, sepsis, atau
eritroblastosis
• Hepatosplenomegali, berkaitan dengan anemia hemolitik,
infeksi kongenital, penyakit hati
• Omfalitis
• Korioretinitis, berhubungan dengan infeksi kongenital
• Tanda hipotiroid
• Perubahan warna tinja
Cara Menentukan Ikterus Secara Visual (WHO)

• Pemeriksaan dilakukan dengan


pencahayaan yang cukup
--> siang hari dengan cahaya matahari

--> ikterus terus terlihat lebih parah


bila dilihat dengan cahaya buatan
--> ikterus tidak terlihat pada cahaya
yang kurang.
• Tekan kulit bayi dengan lembut
menggunakan jari untuk mengetahui
warna di bawah kulit dan jaringan
subkutan.
• Tentukan keparahan ikterus berdasarkan
umur bayi dan bagian tubuh yang tampak
Rumus Kremer

Daerah kulit bayi yang berwarna kuning ditentukan


menggunakan rumus Kremer,

Pada kern-ikterus, gejala klinik pada permulaan tidak


jelas antara lain, bayi tidak mau menghisap, letargi,
mata berputar, gerakan tidak menentu (involuntary
movements), kejang, tonus otot meninggi, leher kaku
dan akhirnya epistotonus.
Faktor Risiko
Bayi Prematur
Bayi yang lahir sebelum 38 minggu mungkin tidak
mampu untuk memproses bilirubin secepat bayi
cukup bulan. Selain itu, bayi akan makan lebih
sedikit serta BAB menjadi lebih jarang, sehingga
semakin sedikit bilirubin yang dikeluarkan melalui
feses

Bayi memar
Jika bayi Anda memar akibat proses kelahiran, bayi Anda berisiko
terhadap kadar bilirubin yang tinggi akibat pemecahan sel darah
merah yang lebih banyak.
golongan darah
Jika golongan darah ibu berbeda dari bayi, bayi dapat menerima
antibodi melalui plasenta yang menyebabkan sel darahnya terpecah
lebih cepat.

Pemberian ASI
Bayi yang menerima ASI, khususnya yang mengalami kesulitan
perawatan atau sulit mendapat nutrisi yang cukup dari ASI, lebih
berisiko menderita penyakit kuning. Dehidrasi atau konsumsi kalori
rendah dapat berperan dalam terjadinya penyakit kuning
Manifestasi Klinik
Peningkatan jumlah bilirubin ...

Penyakit kuning adalah ketika secara klinis


ada peningkatan jumlah bilirubin dalam
serum naik di atas 85mmol/l (5mg/dl). Saat di
dalam rahim, bilirubin tak terkonjugasi
dibersihkan di plasenta untuk menghasilkan
bilirubin serum tali pusat sekitar 35mmol/L
(2mg/dl).
Penyakit kuning yang berkepanjangan ...

Penyakit kuning yang berkepanjangan


mengacu pada penyakit kuning yang bertahan
lebih dari dua minggu pertama kehidupan
neonatus yang panjang, dan disebabkan oleh
penyakit lain, termasuk penyakit kuning pada
payudara, hipotiroidisme kongenital, dan
kondisi penyakit bawaan yang langka.
Ikterus ASI ...
Bayi dengan ikterus ASI memiliki kadar bilirubin tak terkonjugasi yang berkepanjangan.
Ada dua jenis ikterus neonatorum yang berhubungan dengan menyusui
1) Ikterus laktasi --> berhubungan dengan perawatan payudara yang mengakibatkan
dehidrasi dan menyebabkan ikterus menjadi lebih intens.
2) Ikterus ASI --> berhubungan dengan ikterus berkepanjangan pada bayi dengan dua
minggu pertama kehidupan. Satu atau lebih zat seperti enzim (glucoronidase), 3 alfa, beta
dan 20 pregnanediol dalam ASI menjadi kemungkinan penyebab ikterus ASI.
Penurunan siklus eritrosit ...
terjadi penurunan siklus eritrosit pada bayi baru lahir normal (70 - 80 hari pada bayi dan
120 hari pada orang dewasa) yang meningkatkan jumlah bilirubin pada neonatus.
Perubahan hemolitik herediter menyebabkan peningkatan pergantian sel darah merah dan
peningkatan risiko hiperbilirubinemia. Hal ini menyebabkan hemolisis pada bayi baru
lahir yang terbagi menjadi beberapa penyebab
1) kerusakan metabolisme sel darah merah --> defisiensi G6PD dan piruvat kinase.
2) kerusakan membran sel darah merah,
3) gangguan produksi hemoglobin
4) penyakit hemolitik kekebalan yang diturunkan yang disebut sifat medelan
Pengobatan
Fototerapi
Fototerapi dapat digunakan
tunggal atau dikombinasi
dengan transfusi pengganti
untuk menurunkan bilirubin.
Bila neonatus dipapar dengan
cahaya berintensitas tinggi,
tindakan ini dapat menurunkan
bilirubin dalam kulit.
IVIG
Pemberian IVIG digunakan pada
kasus yang berhubungan dengan
faktor imunologik.
Pada hiperbilirubinemia yang
disebabkan oleh inkompatibilitas
golongan darah ibu dan bayi,
pemberian IVIG dapat menurunkan
kemungkinan dilakukannya transfusi
tukar.
Transfusi
Pengganti
Transfusi pengganti digunakan untuk
mengatasi anemia akibat eritrosit yang
rentan terhadap antibodi erirtosit
maternal, menghilangkan eritrosit yang
tersensitisasi
mengeluarkan bilirubin serum, serta
meningkatkan albumin yang masih
bebas bilirubin dan meningkatkan
keterikatannya dangan bilirubin
Penghentian ASI

Pada hiperbilirubinemia akibat


pemberian ASI, penghentian ASI
selama 24-48 jam akan menurunkan
bilirubin serum.
Terapi
Medikamentosa
Phenobarbital dapat merangsang hati
untuk menghasilkan enzim yang
meningkatkan konjugasi bilirubin dan
mengekskresikannya. Obat ini efektif
diberikan pada ibu hamil selama
beberapa hari sampai beberapa minggu
sebelum melahirkan.
Pencegahan
Mempercepat proses
konjugasi
Pengobatan dengan cara ini tidak
Mempercepat proses konjugasi, begitu efektif dan membutuhkan
misalnya pemberian fenobarbital. waktu 48 jam baru terjadi penurunan
Fenobarbital dapat bekerja sebagai bilirubin yang berarti, mungkin lebih
perangsang enzim sehingga konjugai bermanfaat bila diberikan pada ibu 2
dapat dipercepat. hari sebelum kelahiran bayi.
Memberikan substrat yang
kurang untuk transportasi
atau konjugasi

Contohnya ialah pemberian albumin


untuk meningkatkan bilirubin bebas.
Albumin dapa diganti dengan plasma
yang dosisnya 30 ml/kgBB. Pemberian
glukosa perlu untuk konjugasi hepar
sebagai sumber energi.
Pengawasan kehamilan
untuk mencegah infeksi dan
hipoksia

Pada masa persalinan, jika terjadi


hipoksia, misalnya karena kesulitan
lahir, lilitan tali pusat dan lain-lain,
segera diatasi dengan cepat dan tepat.
Sebaiknya, sejak lahir biasakan anak
dijemur di bawah sinar matahari pagi
sekitar jam 7-8 pagi selama 15 menit
dengan membuka pakaian
Daftar Pustaka
alodokter.com. 2021. Perbedaan ikterus fisiologis dan Breastfeeding jaundice. Diakses di
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/ikterus-pada-bayie9a5f5 pada 19 September
2022
Katharine V. Jensen (Medical Student 2021, University of Alberta) and Dr. Jillian Popel
(Pediatrician & Clinical Lecturer of Pediatrics, University of Alberta) for www.pedscases.com
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/240/2019. 1–97.
Maiti, & Bidinger. (2018). Hubungan Jenis Persalinan Sectio Caesarea Dengan Ejadian Ikterus
Neonatorum Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2018. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mathindas, S., Wilar, R., & Wahani, A. (2013). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Jurnal Biomedik
(Jbm), 5(1). https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2599
Prasetyo, D. (2015). Update Diagostik Dan Tatalaksana Ikterik Pada Bayi. Universitas Padjajaran, 1,
1–18. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/14-Update-diagnostik-dan-
tatalaksana-ikterik-pada-bayi_opt.pdf
Putri, Devia Irine. 2018. Penyebab Bayi Kuning setelah Lahir. diakses di
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/penyebab-bayi-kuning-setelah?lahir
pada 19 September 202
Thank you for
listening!

Albumin
POST-TEST

Anda mungkin juga menyukai