Anda di halaman 1dari 18

HIPOTERMI

Nama Kelompok

1. Indah Fauziah (201804005)


2. Eka Sulistiyawati (201804006)
3. Andini Tri Agustin (201804007)
4. David Yuda P (201804008)
Definisi

Hipotermi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau


beresiko untuk menderita penurunan suhu tubuh dibawah 35,5⁰C (96
⁰F) per rektal disebabkan oleh peningkatan faktor-faktro eksternal.
(Andrews,A. 1990)

Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh dibawah 36 ⁰C (Dep.Kes.


RI,1994) bayi dengan suhu badan dibawa normal. Adapun suhu
nornal bayi adalah 36,5-37,5⁰C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,
5⁰C (suhu axsila) (Nur, 2010).
Etiologi

 Jaringan lemak subkutan tipis


 Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat
badan besar
 BBL tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada
reaksi kedinginan
 Kurangnya pengetahuan perawat dalam mengelola
bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi
Manifestasi klinis

1. Mayor (80%-100%)
Penurunan suhu dibawah 35,5 ⁰C (96 ⁰F) per rektal
Kulit dingin
Pucat (sedang)
Menggigil (ringan)

2. Minor (50%-79%)
Kebingungan mental / mengantuk / gelisah
Nadi dan pernafasan menurun
Patway
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Hipotermi:

a. Situasional (personal, lingkungan)


1. Berhubungan dengan:
Terpajan dingin,hujan,salju,angin.
Pakaian tidak sesuai dengan cuaca
Ketidakmampuan untuk membayar tempat perlindungan atau alat
pemanas.
2. Berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap:
Berat badan menurun secara drastis
Mengkonsumsi alkohol
Dehidrasi
Tidak aktif
b. Maturasional
Berhubungan dengan:
Tidak efektifnya regulasi suhu sekunder terhadap usia.
Suhu dibawah 35⁰C (96 ⁰F) per rektal harus dilaporkan pada dokter untuk
Faktor Pencetus Komplikasi
 Faktor lingkungan  Gangguan sistem syaraf pusat :
 Syok koma, menurunnya reflax mata
(seperti mengedip)
 Infeksi
 Cordinvascular : penurunan tekanan
 Gangguan endokrin metabolik darah secara barangsur
 Kurang gizi, energi , protein  Pernafasan : menurutnya komsumsi
 Obat-obatan oksigen
 Saraf dan otak : tidak adanya
gerakan
Penatalaksanaan

 Hipotermia medis
Membersihkan incubator secara berkala
memberikan terapi O2 2lt/menit

 Hipotermia non medis


Memantau suhu klien
Memonitor BB klien
Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu
menghangatkan tubuhnya
Hindari pengunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu
pemanas untuk menghangatkan penderita hipotermia
KONSEP ASKEP
 Pengkajian
• Biodata
Terjadi pada bayi baru lahir yang dalam pertumbuhan didalam kandungan
terganggu
• Keluhan utama
menangis lemah, reflek hisap belum ada, berat bayi lahir sangat rendah,
kulit dingin atau suhu tubuh rendah
• Riwayat kesehatan sekarang
Lahir spontan, sc diusia kehamilan 30 minggu dengan berat bayi lahir yaitu
1060 gram. setelah lahir bayi tidak langsung menangis dengan nilai apgar
score yaitu 4-5-6 (asfiksia sedang), oleh karena itu bayi sekarang dipindah
keruang Perinatologi untuk mendapat tindakan lebih lanjut.
 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
• Pre Natal
selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan tiap 2 bulan sekali.
selama kehamilan ditemukan riwayat penyakit kehamilan
• Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 30 minggu, ditandai dengan
ketuban pecah sebelum persalinan, lama persalinan 1 jam dan bayi lahir
pada jam 14.45 WIB. Panjang lahir 34 cm dan berat lahir 1060 gram.
• Post Natal
Setelah kelahiran bayi sempat tidak menangis dan langsung dipasang
kanul O2 dengan resusitasi selama 3 menit dengan nilai apgar score 4-5-6,
keadaan lemah, nafas tidak teratur.
 ADL
• Pola Nutrisi: reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang atau lemah, sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
• Pola istirahat tidur : terganggu oleh karena hipotermia
• Pola personal hygiene: tahap awal tidah dimandikan
• Pola aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
• Pola eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,
produksi urin rendah
 Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan kasdiovaskular :
• frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit
• bunyi jantung : murmer/ gallop
• warna kulit : sianosis atau pucat
b. Sistem pernafasan :
• entuk dada : barel atau cembung
• pengunaan otot aksesoris
• cuping hidung
• interkostal: frekuensi pernafasan rata-rata antara 40-60x/menit
• bunyi pernafasam stridor, wheezing, ronkhi
c. Sistem gastrointestinal
distensi abdomen : lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, peristaltik usus, muntah (jumlah,
warna, ,konsistensi,bau) BAB (jumlah, warna, karateristik konsistensi,bau) refleksi
menelan dan menghisap lemah
d. sistem genitoutinaria
abnormalis genetalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, PH)
e. sistem neurologis dan musculoskeletal
gerakan bayi, reflek moro, menghisap mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi dan
ekstensi, ukuran kepala kurang dari 33cm, respon pupil, tulang karilago telinggal belom
tumbuh dengan sempurnah, lembut dan lunak
f. sistem thermogulasi (suhu)
suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan
g. sistem kulit
• keadaan kulit: warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus
• tekstur dan tugor kulit kering, halus, terkelupas )
 Diagnosa keperawatan
Resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan subkotis tipis
Resiko infeksi berhubungan dengan Prematuritas dan system imun yang tidak adekuat

 Intervesi keperawatan
1. Diagnosa : Resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan subkotis tipis
Tujuan : Suhu tubuh stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam (36-37,5˚C)
Kriteria hasil : Suhu tubuh rentang normal (36-37,5°C)
Intervensi : a. Monitor suhu setiap 3 jam sekali
b. Atur suhu incubator sesuai indikasi
c. berikan pengobatan dengan tepat untuk mencegah atau pengontrol
menggigil
d. Hindarkan bayi kontak langsung dengan sumber dingin/panas
Rasional : a. Untuk mengetahui suhu tubuh normal pasien
b. Untuk mengikuti progam yang dianjurkan
c. Untuk memberikan pengobatan secara tepat untuk mencegah atau
pengontrol penggigil pasien
d. Untuk menjaga kenyamanan klien

2. Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan Prematuritas dan sistem imun yang
tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil: Tidak ada tanda tanda infeksi
Intervensi : a. Pantau tanda gejala infeksi : suhu, lekosit, penurunan BB
b Bersihkan incubator secara berkala
c Berikan anti biotik sesuai advis dokter
Rasional : a. Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan
b Menjaga incubator tetap terjaga kebersihannya
c Mencegah penyebaran infeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai