Anda di halaman 1dari 16

ASKEP SEVERA ACUTE RESPIRATORY SYNDROME

BY : BINARTI DWI W, M.Kes


Pengertian SARS
 SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai
dengan gejala saluran pencernaan yang
disebabkan oleh coronavirus
PREVALENSI
Dari data yang tercatat, kebanyakan
penderita SARS merupakan orang dewasa
di atas 65 tahun. Selain itu, apabila Anda
memiliki latar belakang penyakit kronis
lain, seperti diabetes, gangguan jantung,
dan imunitas rendah saat Anda terjangkit
SARS, Anda berkemungkinan untuk terkena
komplikasi penyakit yang parah sehingga
meningkatkan kemungkinan kematian.
ETIOLOGI
Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai penyebab
SARS adalah Paramyxovirus dan Coronavirus.
Proses penularan SARS adalah berdasarkan droplet dan
kontak. Penularan fecal-oral juga mungkin terjadi
melalui diare.
SARS juga bisa menyebar jika seseorang menyentuh secret
atau permukaan / objek yang terifeksius dan kemudian
secara langsung menyentuh mata, hidung atau mulut,
juga melalui batuk atau bersin dari pasien SARS. 
Tanda dan gejala
1.Gejala umum seperti flu.
2.Terperatur diatas 38°C selama lebih dari 24 jam.
3. Adanya batuk ringan sampai berat (batuk yang
diasosiasikan dengan SARS cenderung batuk kering).
4. Satu/lebih gejala saluran pernafasan bagian bawah yaitu
batuk , nafas pendek, kesulitan bernafas.
5. Sakit kepala, kaku otot, anureksia, lemah, bercak merah
pada kulit, bingun dan diare.
6. Gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan
cepat dan dapat menjadi peradangan paru (pneumonia),
jika terlambat dapat meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari.
7. Satu / lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir)
Menurut pembagian stadium SARS dibagi menjadi
2 yaitu:
Stadium 1, dimulai dengan suatu gejala mirip flu
yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan
khas ditandai dengan gejala mirip flu yang mulai
terjadi  2-7 hari setelah inkubasi dan khas
ditandai dengan prodromal berupa demam >38°C
dengan tanpa menggigil, dapat disertai dengan
gejala yang tidak spesifik seperti malaise, sakit
kepala, mialgia, anoreksia dan pada beberapa
pasien juga dapat mengalami diare. Stadium ini
berlangsung  3-7 hari.
Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernafasan.
Fase ini secara tipikal dapat mulai terjadi 3 hari
setelah inkubasi. Pasien mengalami batuk kering,
sesak nafas, dan pada sebagian kasus dapat
timbul hipoksemia yang progesif. Gejala ini dapat
berkembang menjadi kegagalan pernafasan yang
memerlukan inkubasi dan ventilasi mekanik
(Manurung, 2013, p. 89)
SARS juga dapat dibedakan menjadi 3 derajad :
Derajad 1 : (derajad ringan / klasik) ditandai
demam >3 hari, batuk tidak produktif, foto dada
tidak ada gambaran pneumonia dan penderita
sembuh dengan sendirinya.
Derajad 2 : (derajad sedang) gejala klasik ditambah
kelainan diparu dan penderita akan sembuh
dengan baik atau justru jatuh kederajad berat.
Derajad 3 : (derajad berat) ditandai denga gejala
sukar bernafas dan hipoksia (Nurarif & Kusuma,
2016, p. 227).
KOMPLIKASI
1.Gagal Nafas
2.Gagal Hati
3. Gagal Jantungm
1.Pemeriksaan penunjang
 Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop,
terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau
wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta
kuku penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan
oksigen).
 Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan
ditempat yang seharusnya terisi udara).
 CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans
Organizing Pneumonia (BOOP).
 Pemeriksaan laboratorium
2.Pemeriksaan darah perifer lengkap
3.Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati
4.Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM)
5.Pemeriksaan molecular (PCR) pada specimen dahak, feses
dan darah ferifer.
6.Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus.(Manurung,
2013, p. 91)
PENATALAKSANAAN
1.Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas
sudah memakai masker N95). Untuk segera dikirim ke
ruangan pemeriksaan atau bangsal yang sudah disiapkan.
2.Berikan masker bedah pada penderita.
3.Petugas yang masuk keruangan pemeriksaan sudah
memakai penggunaan alat proteksi perorangan (PAPP)
4.Catat dan dapatkan keteranagan rinci mengenai tanda
klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak termasuk
riwayat munculnya gangguan pernafasan pada kontak
sepuluh hari sebelumnya.
5.Pemeriksaan fisik.
6.Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap.
7.Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau
tetap dirumah, anjurkan untuk melakukan
kebersihan diri, kurangi aktifitas, dan anjurkan
menghindari menggunakan angkutan umum.
8.Pengobatan di rumah diberikan antibiotik bila ada
indikasi, vitamin dan makanan bergizi.
9.Anjurkan pada pasien apabila keadaan
memburuk segera hubungi dokter atau rumah
sakit.
10.Bila foto toraks menunjukkkan gambaran
infiltrat satu sisi atau dua sisi paru dengan atau
tanpa infiltrat interstial lihat penatalaksanaan
kasus probable suspek SARS yang dirawat.
11.Isolasi
12.Perhatikan : keadaan umum, kesadaran, tanda
vital (tensi, nadi, frekuensi nafas , suhu)
13.Terapi suportif
14.Antibiotik : beta lactam atau beta lactam
ditambahkan dengan anti beta lactamase oral
ditambah makrolid generasi baru oral
(roksitromisin, klaritromisin, azitromisin.(Nurarif &
Kusuma, 2016, p. 228)

Anda mungkin juga menyukai