Pengertian SARS SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus PREVALENSI Dari data yang tercatat, kebanyakan penderita SARS merupakan orang dewasa di atas 65 tahun. Selain itu, apabila Anda memiliki latar belakang penyakit kronis lain, seperti diabetes, gangguan jantung, dan imunitas rendah saat Anda terjangkit SARS, Anda berkemungkinan untuk terkena komplikasi penyakit yang parah sehingga meningkatkan kemungkinan kematian. ETIOLOGI Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai penyebab SARS adalah Paramyxovirus dan Coronavirus. Proses penularan SARS adalah berdasarkan droplet dan kontak. Penularan fecal-oral juga mungkin terjadi melalui diare. SARS juga bisa menyebar jika seseorang menyentuh secret atau permukaan / objek yang terifeksius dan kemudian secara langsung menyentuh mata, hidung atau mulut, juga melalui batuk atau bersin dari pasien SARS. Tanda dan gejala 1.Gejala umum seperti flu. 2.Terperatur diatas 38°C selama lebih dari 24 jam. 3. Adanya batuk ringan sampai berat (batuk yang diasosiasikan dengan SARS cenderung batuk kering). 4. Satu/lebih gejala saluran pernafasan bagian bawah yaitu batuk , nafas pendek, kesulitan bernafas. 5. Sakit kepala, kaku otot, anureksia, lemah, bercak merah pada kulit, bingun dan diare. 6. Gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan cepat dan dapat menjadi peradangan paru (pneumonia), jika terlambat dapat meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari. 7. Satu / lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir) Menurut pembagian stadium SARS dibagi menjadi 2 yaitu: Stadium 1, dimulai dengan suatu gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan khas ditandai dengan gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan khas ditandai dengan prodromal berupa demam >38°C dengan tanpa menggigil, dapat disertai dengan gejala yang tidak spesifik seperti malaise, sakit kepala, mialgia, anoreksia dan pada beberapa pasien juga dapat mengalami diare. Stadium ini berlangsung 3-7 hari. Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernafasan. Fase ini secara tipikal dapat mulai terjadi 3 hari setelah inkubasi. Pasien mengalami batuk kering, sesak nafas, dan pada sebagian kasus dapat timbul hipoksemia yang progesif. Gejala ini dapat berkembang menjadi kegagalan pernafasan yang memerlukan inkubasi dan ventilasi mekanik (Manurung, 2013, p. 89) SARS juga dapat dibedakan menjadi 3 derajad : Derajad 1 : (derajad ringan / klasik) ditandai demam >3 hari, batuk tidak produktif, foto dada tidak ada gambaran pneumonia dan penderita sembuh dengan sendirinya. Derajad 2 : (derajad sedang) gejala klasik ditambah kelainan diparu dan penderita akan sembuh dengan baik atau justru jatuh kederajad berat. Derajad 3 : (derajad berat) ditandai denga gejala sukar bernafas dan hipoksia (Nurarif & Kusuma, 2016, p. 227). KOMPLIKASI 1.Gagal Nafas 2.Gagal Hati 3. Gagal Jantungm 1.Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen). Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat yang seharusnya terisi udara). CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing Pneumonia (BOOP). Pemeriksaan laboratorium 2.Pemeriksaan darah perifer lengkap 3.Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati 4.Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM) 5.Pemeriksaan molecular (PCR) pada specimen dahak, feses dan darah ferifer. 6.Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus.(Manurung, 2013, p. 91) PENATALAKSANAAN 1.Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai masker N95). Untuk segera dikirim ke ruangan pemeriksaan atau bangsal yang sudah disiapkan. 2.Berikan masker bedah pada penderita. 3.Petugas yang masuk keruangan pemeriksaan sudah memakai penggunaan alat proteksi perorangan (PAPP) 4.Catat dan dapatkan keteranagan rinci mengenai tanda klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan pernafasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya. 5.Pemeriksaan fisik. 6.Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap. 7.Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah, anjurkan untuk melakukan kebersihan diri, kurangi aktifitas, dan anjurkan menghindari menggunakan angkutan umum. 8.Pengobatan di rumah diberikan antibiotik bila ada indikasi, vitamin dan makanan bergizi. 9.Anjurkan pada pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi dokter atau rumah sakit. 10.Bila foto toraks menunjukkkan gambaran infiltrat satu sisi atau dua sisi paru dengan atau tanpa infiltrat interstial lihat penatalaksanaan kasus probable suspek SARS yang dirawat. 11.Isolasi 12.Perhatikan : keadaan umum, kesadaran, tanda vital (tensi, nadi, frekuensi nafas , suhu) 13.Terapi suportif 14.Antibiotik : beta lactam atau beta lactam ditambahkan dengan anti beta lactamase oral ditambah makrolid generasi baru oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin.(Nurarif & Kusuma, 2016, p. 228)