PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2. Agar mahasiswa mengetahui definisi konsep diri
3. Agar mahasiswa mengetahui mekanisme koping pada konsep diri
4. Agar mahasiswa mengetahui hubungan sosial pada konsep diri
5. Agar mahasiswa mengeahui pentingnya konsep diri yang sehat
6. Agar mahasiswa mengetahui komponen konsep diri
7. Agar mahasiswa mengetahui rentan konsep diri
8. Agar mahasiswa mengetahui rentang respon konsep diri
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Konsep diri sebagai gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan
tentang diri sendiri, penghargaan bagi diri sendiri dan penilaiaan terhadap diri sendiri.
(Callhoun & Acocela., 2011)
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang berisikan mengenai
bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana individu merasa
tentang dirinya sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan. (Centi., 2012)
Hal ini juga berbeda dimana aspek kehidupan sangat erat hubugannya dengan perasaan
diri.
3
Konsep diri merupakan semua ide pikiran, dan kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain, termasuk persepsi individu akan sikap dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
dan keinginannya.
Menurut Stuart dan Sundeen hal-hal yang berhubungan dengan mekanisme koping yang
berpusat pada masalah adalah :
a) Konfrontasi Koping
Menggambarkan usaha-usaha untuk mengubah keadaan/masalah secara agresif
menggambarkan tingkat kemarahan serta pengambilan resiko.
b) Isolasi
Individu berusaha untuk menarik diri baik fisik maupun psikologi dari
lingkungan/tidak mau tau masalah yang sedang dihadapi.
c) Kompromi
Menggambarkan usaha untuk mengubah keadaan dengan hati-hati, meminta
bantuan dan kerja sama dengan keluarga dan teman kerja atau mengurangi
keinginan lalu memilih jalan tengah dengan cara mengubah cara yang tidak efektif
dalam bertindak, mengganti tujuan dan mengorbankan aspek kepentingan pribadi.
4
2.3 Hubungan Sosial Pada Konsep Diri
Hubungan social pada konsep diri sangat penting karena mampu berkontribusi
dalam meningkat harga diri seseorang. Dalam hal ini, ketika berinteraksi social
dengan orang lain maka akan meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dihadapan
orang lain, sehingga jauh dari rasa pesimistis dan minder. Akan tetapi harga diri
yang rendah cenderung khawatir dengan apa yang orang lain katakana tentang
dirinya. Ketakutan dengan evaluasi negative dari orang lain dan kecenderungan
terlalu memikirkan pendapat orang lain lebih besar daripada menghargai
kemampuan dan usahanya sendiri. Hal ini lah yang dapat mengacaukan dan
menimbulkan keengganan seseorang dalam proses interaksi sosialnya.
Keterangan:
a. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
6
b. Konsep Diri Positif
Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri dan menyadari hal-hal yang positif maupun yang negative dari dirinya.
c. Harga Diri Rendah
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah
daripada orang lain.
d. Identitas kacau
Kegagalan individu mengintekrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-
kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing dalam terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.
7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2. Stresor pencetus
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga
jenis transisi peran
1. Transisi peran perkembangan
2. Transisi peran situasi
3. Transisi peran sehat /sakit
3. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,
meliputi :
a. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
b. Hobby dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekspresif
d. Kesehatan dan perawan diri
e. Pekerjaanatauposisi
8
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imajinasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
4. Mekanisme koping
a. Pertahanan koping dalam jangka pendek
b. Pertahanan koping jangka panjang
c. Mekanisme pertahanan ego
b. Self esteem:
Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas?
Ingin jadi siapakah anda?
Siapa dan apa yang menjadi harapan anda?
Apakah harapan itu realistis?
Signifikan apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai
dan tidak dihargai?
Siapakah yang paling penting bagi anda?
Kompetensi: apa perasaan anda mengenai kemampuan
dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda?
Virtue: pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap
jalan hidup bila dihubungkan dengan standar moral yang
dianut?
Power: pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol
apa yang terjadi dalam hidup anda? Apa yang anda
rasakan?
c. Role performance:
Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk
melakukan segala sesuatu sesuai peran anda? Apakah peran
saat ini membuat anda puas?
Gangguan konsep diri.
Mekanisme koping jangka pendek (krisis identitas).
Kesempatan lari sementara dari krisis.
Kesempatan mengganti identitas.
Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri
(identitas yang kabur).
Arti dari kehidupan.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian seluruh konsep diri, dapat disimpulkan masalah keperawatan
yaitu:
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk
tubuh
2. Harga diri rendah kronis berhubugan dengan kurangnya pengakuan dari
orang lain
3. Kesiapan peningkatan konsep diri berhubungan dengan mengeksperikan
kepuasan dengan diri, harga diri, penampilan peran, citra tubuh dan
identitas pribadi
4. Harga diri rendah situasional behubungan dengan perubahan pada citra
tubuh
5. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
C. Intervensi keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
Tujuan : mengetahui perkembangan keadaan pasien
Kriteria hasil :
a. pasien mampu mendeskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Intervensi :
1. Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya :
a. Bimbing klien mengungkapkan perasaannya
b. Gunakan pertanyaan terbuka
c. Dengarkan ungkapan klien dengan aktif
2. Beri respon yang tidak menghakimi:
a. Tidak menyalahkan pendapat klien
b. Menerima pendapat klien
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus
eksternal yang berlebihan dalam interaksi
4. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Rasional :
a. Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang
b. Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan
menurunkan harga diri klien
c. Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan
pikiran
d. Memotivasi klien memandang dirinya secara positif, Penilaian negatif
semakin menambah rasa tidak percaya diri klien
2. Harga diri rendah kronis berhubugan dengan kurangnya pengakuan dari orang
lain
Tujuan : meningkatkan kepercayaan klien kepada perawat/orang lain
Kriteria hasil :
a. bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik : sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non
verbal, perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
menepati janji, tunjukkan sikap menerima klien apa adanya,beri
perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
intervensi :
a. Berikan pujian atas keberhasilan klien
b. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuannya
c. Beri kesempatan untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Rasional :
a. Keberhasilan klien harus diberi apresiasi
b. Klien dapat melakuan aktifitas sesuai dengan kemampuannya
c. Klien dapat melakukan kegiatan yang sudah direncakan
3. Kesiapan peningkatan konsep diri berhubungan dengan mengeksperikan
kepuasan dengan diri, harga diri, penampilan peran, citra tubuh dan identitas
pribadi
Tujuan : kesiapan peningkatan konsep diri klien positif
Kriteria hasil : klien tidak merasa malu
Intervensi :
1. Berikan dukungan yang positif dan dukungan emosi
2. Kajilah kemampuan yang dimiliki klien
Rasional :
a. Dukungan positif dan dukungan emosi berguna untuk membangun
konsep diri yang lebih baik
b. Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil :
1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi
2. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki:
kemampuan yang dimiliki
Aspek positif keluarga
Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
3. klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
4. Klien membuat rencana kegiatan harian
5. Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakitnya
6. Klien memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga
Intervensi :
Rasional :
5. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
Kriteria hasil :
Intervensi :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keseimbangan berbagai Konsep Diri antara lain Gambaran diri, ideal diri, harga
diri, peran dan identitas diri sangat mempengaruhi kesehatan individu. Kerena dengan
individu konsep diri yang baik/sehat akan memiliki keseimbangan dalam kehidupan. Ada
berbagai hal yang dapat menyebabkan gangguan konsep diri yaitu pola asuh orang tua,
kegagalan, depresi, kritik internal dan merubah diri
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif. Gangguan
konsep diri dapat juga disebabkan adanya stresor.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Asuhan keperawatan konsep diri.
Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainya.untuk itu saran dari
para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat tercipta makalah
yang baik dan dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca. dan jadikanlah
membaca sebagai kebiasaan anda, karena melalui membaca akan membuka lebih banyak
gerbang ilmu untuk anda.
DAFTAR PUSTAKA
Muhnith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan APlikasi. Jajarta: Andi.
Perry, P. &. (2110). Fundamental Keperawatan (7 ed., Vol. 03). Jakarta: Salemba.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
Pusat.
Surya, H. (2007). Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.