Disusun oleh:
SEMARANG
2018
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
hanya baginya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul ”HIV/AIDS DALAM PERSPEKTIF ISLAM”. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para siswa yang membacanya. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak ditemukannya pertama kali di Bali pada tahun 1987, jumlah kasus HIV &
AIDS di Indonesia cenderung terus meningkat. HIV bukan saja pada kalangan penjaja seks,
jarum suntik dan gay, tetapi juga pada bayi, remaja, perempuan dan laki-laki yang taat pada
agama, petugas kesehatan, dan orang-orang pada umumnya. Orang dengan HIV & AIDS
sering dikategorikan sebagai orang yang mendapatkan virus HIV karena perbuatan yang
secara moral tidak benar. Mereka sering mendapatkan stigma sebagai pembuat dosa karena
kutukan Tuhan. Mereka juga sangat rentan terhadap diskriminasi, karena masih adanya
ketidaktahuan bahwa HIV & AIDS tersebut dapat menular karena kontak sehari-hari
seperti berjabat tangan atau bergantian tempat duduk. Hal ini mengakibatkan mereka sering
diasingkan. Penyebab utama dari stigma dan diskriminasi ini adalah karena masyarakat
tidak menerima informasi yang benar tentang HIV & AIDS baik dari sudut pandang agama,
kesehatan, maupun non agama.
Fiqh HIV & AIDS merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi stigma dan
diskriminasi melalui pendekatan agama. Diharapkan dapat digunakan oleh para aktivis
sosial sebagai dasar teologis untuk memerangi penyebaran HIV & AIDS. Para pembaca
diharapkan dapat memahami HIV & AIDS dari perspektif Islam. Juga dapat meningkatkan
kepedulian dalam penanggulangan HIV & AIDS.
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengertian HIV/AIDS ?
2. Bagaimana Pandangan Agama islam Terhadap HIV/AIDS ?
3. Bagaimana Solusi Pencegahan AIDS dalam Islam?
1.3.Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian HIV/AIDS.
2. Untuk Mengetahui Pandangan Islam Terhadap HIV/AIDS.
3. Untuk Mengetahui Sulusi dalam islam terhadap AIDS.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immune deficiency syndrome) yaitu: penyakit yang disebabkan
oleh virus yang merusak system kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan
HIV ( Human Immuno defiency virus). Biasanya system kekebalan tubuh melindungi
tubuh terhadap penyakit kalau system kekebalan tubuh di rusak oleh virus AIDS, maka
serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya akan menyebabkan sakit dan
meninggal. Seseorang yang terinfeksi virus HIV untuk jangka waktu tertentu(5-10 tahun)
masih tampak sehat, setelah itu barulah penyakit tersebut menggerogotinya hingga
membuatnya meninggal. Penderita AIDS yang meninggal bukan semata-mata disebabkan
oleh virus, tetapi oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa di tolak seandainya daya tahan
tubuhnya tidak dirusak oleh virus AIDS.
2.2 Sebab-sebab timbulnya AIDS
AIDS disebabkan oleh Virus HIV adalah akibat penyimpangan seksual, hasil
hubungan seksual. Mereka menyimpulkan bahwa penularan AIDS terutama terdapat
dalam darah, air mani dan cairan vagina. Adapun cara penularan AIDS adalah:
1. Melalui hubungan seksual (homo atau heteroseksual) dengan seseorang yang tubuhnya
mengidap HIV.
2. Transfusi darah yang mengandung HIV
3. Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya bekas dipakai orang
4. Pemindahan Virus dari ibu hamil yang mengidap Virus HIV kepada janin yang di
kandungnya.
2.3 Pencegahan Terhadap Diri Sendiri
Pencegahan terhadap diri sendiri dilakukan, antara lain, dengan cara :
Hubungan seksual hanya dengan istri sendiri, dan menghindarkan hubungan seksual
diluar nikah.
Menghindari hubungan seksual secara homo,sodomi ataupun onani.
5
2.4 Pandangan Islam Terhadap HIV AIDS
Kata AIDS tidaklah asing ditelinga kita, baik dari kalangan masyarakat kecil
sampai masyarakat elit. AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat
untuk penyembuhannya sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan
di dunia. Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex
bebas, menyeramkan bukan? Hal-hal di atas adalah pandangan AIDS secara umum,
bagaimanakah pandangan agama terhadap virus ini?
6
AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS sendiri
tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang menyimpang
seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya haram. Tidak
mengeherankan lagi AIDS telah menjadi berita yang menggemparkan seluruh dunia, selain
Karen obat yang menyebuhkan belum ada, tetapi juga penyebaran virus ini terjadi sangat
cepat perihal seks bebas yang menyimpang terus dilakukan oleh masyarakat.
Di beberapa Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap tabu, bahkan
mereka memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya undang-undang yang
mengesahkan pernikahan sejenis di Negara mereka. Lain halnya di Indonesia, pernikahan
sejenis memang tidak sesuai dengan hukum di Indonesia dan tak ada yang
mengesahkannya, tetapi perilaku seks bebas yang tidak terikat hukum pun menjadi marak
di kalangan masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesame jenis, hal ini tercermin pada
masa Nabi Luth As, yang sesuai pada firman ALLAH SWT:
“Dan(kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa
kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada
sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kemu merupakan kaum yang melampaui batas.
“usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian kami selamatkan dan
pengikutnya kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan hujan batu.” (surah al-A’raf
ayat:80-84)
Lagi diberi tanda pada sisi tuhan engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali untuk
orang yang aniaya. (surah Hud ayat:83)
7
Seperti Firman ALLAH, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena ulah
manusia sendiri, tetapi bagaimanapun ALLAH tidak akan memutus rahmatnya kepada
hambanya yang mau bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti jalan yang
benar.
Dengan adanya penyakit AIDS kita sebaga hambanya diingatkan untuk selalu
memikirkan apa yang akan kita lakukan, Bertaubatlah hai hamba ALLAH, karena ALLAH
tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit satu
(pikun) Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik, psikis dan
sosial. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih dalam tahap vaksin
bukan obat penyembuh hanya penghamabat, untuk melambatkan virus tersebut, teknologi
saat ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui kesabaran, taubat,
tagarrubilallah(dzikirullah dan berdo’a). sedangkan secara sosial melalui penerimaan dan
dukungan penuh yaitu dari masyarakat terutama keluarganya.
Jadi, jelaslah bahwa Islam telah mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai
petunjuk agar kita tetap selalu dijalan ALLAH SWT. Karena telah banyak kejadian dan
peristiwa yang di kisahkan oleh AL-Qur’an lewat nabi-nai dan rasul-rasul ALLAH.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sholeh.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya
sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi
karier selama hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
8
Pada dasarnya HIV AIDS merupakan akibat dari penyimpangan tindakan sosial yang
berupa perzinahan. Akan tetapi akibat dari penyimpangan itu dirasakan oleh banyak pihak.
Orang yang tidak berkecimpung dalam dunia sex bebas, pemakai miras dan narkoba bisa
terkena imbas dari perbuatan yang dilaknat oleh agama.
HIV AIDS bisa dikatakan dalam dua kesimpulan:
a. Buah dari kehidupan yang menyimpang dari ajaran agama, seperti penyalahgunaan
NARKOBA dan MIRAS, juga penyimpangan sex seperti sex bebas(Zina), homo seksual.
Bisa dikatakan HIV AIDS adalah azab yang diberikan oleh allah karena melakukan
perbuatan yang dilaknat oleh agama. be rdasar atas dalil al-Qur’an:
( ayat 219)mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
9
Seperti penularan HIV AIDS melalui hubungan seksual dalam ikatan perkawinan yang sah,
akan tetapi karena pasangannya pernah melakukan penyimpangan maka ia harus mendapat
imbasnya yaitu tertular penyakit HIV AIDS.
Contoh-contoh penularan yang lain juga sama, apalagi jika kita lihat, HIV AIDS
menjangkit pada tubuh bayi-bayi yang tidak berdosa. Maka oleh karena itu, yang harus kita
lakukan jika penyakit HIV atau penyakit lain ada pada diri kita, yang penyebabnya
bukanlah lahir dari kesalahan diri kita karena melakukan penyimpangan agama adalah
sabar dan bertawakkal pada allah. Karena itu merupakan ujian dari allah.
Seperti yang terkandung dalam surat al-Baqoroh:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar.” (155 QS. Al Baqoroh)
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji'uun"(156)
10
Solusi tuntas permasalahan HIV/AIDS sebenarnya sudah ada dalam Islam. Solusi tersebut
terbagi menjadi dua penanganan yaitu upaya preventif dan kuratif. Upaya preventif adalah
upaya pencegahan sebelum masalah semakin besar. Tindakan preventif dilakukan dengan
menghilangkan segala bentuk praktek yang mendukung free seks seperti industri porno, media
perangsang, klub-klub malam, prostitusi, penggunaan narkoba dan tempat maksiat lainnya.
Dari sisi pelaku, Islam telah memiliki aturan yang tegas. Pintu-pintu perzinaan harus ditutup
rapat-rapat. Islam telah mengharamkan perzinahan dan seks bebas dalam surat Al Isra’ (17):
32. Islam juga melarang jalan menuju perzinahan yaitu dengan melarang pria dan wanita
berkhalwat. Tidak hanya berduaan, memandang lawan jenis dengan syahwat pun dilarang.
Islam pun melarang pria dan wanita menampakkan auratnya, melarang wanita berpakaian yang
memancing perhatian lawan jenis. Dari sisi objek seksual, Islam tegas melarang produksi,
konsumsi dan distribusi barang dan jasa yang bisa merusak masyarakat, seperti pornografi dan
pornoaksi. Karena semuanya ini bisa mengantarkan pada perbuatan zina. Sebagaimana kaidah
ushul yang menyatakan, “Sarana yang bisa mengantarkan pada keharaman, maka hukumnya
haram.”
Sedangkan upaya kuratif yang pertama adalah upaya untuk menyembuhkan penderita penyakit
HIV/AIDS yang tertular bukan karena maksiat. Negara wajib menyediakan layanan kesehatan.
Mulai dari perawatan, obat-obatan hingga layanan pengobatan. Khilafah juga akan melakukan
riset dengan serius untuk menemukan obat yang bisa menanggulangi virus HIV-AIDS ini.
Karena penyakit AIDS menular maka para penderitanya harus dikarantina agar tidak menyebar
kepada orang yang sehat. Tentunya tindakan ini harus dilakukan dengan cara yang manusiawi.
Upaya kuratif yang kedua adalah dengan memberikan sanksi yang tegas pada pelaku maksiat.
Islam tidak membedakan para pelaku maksiat yang terkena penyakit atau tidak. Sekali berbuat
maksiat maka ia adalah pelaku maksiat. Bagi yang belum menikah dikenai hukuman cambuk.
Untuk yang sudah menikah dikenai hukuman rajam sampai mati. Maslahat dari penerapan
seluruh ketentuan dan hukum ini adalah terbebasnya masyarakat dari perilaku seks yang tidak
sehat. Tidak hanya itu, prilaku seks yang menjadi sumber penyakit HIV/AIDS pun benar-benar
telah ditutup rapat. Jika pelaku zina di-rajam sampai mati, maka salah satu sumber penyebaran
penyakit AIDS ini pun dengan sendirinya bisa dihilangkan.
11
Oleh karena itu Indonesia yang bebas adalah HIV/AIDS adalah sangat mungkin. Hanya saja
masalahnya, Indonesia belum bisa menerapkan hukum-hukum Islam secara keseluruhan. Jika
Indonesia mengganti sistem negaranya menjadi Islam maka semua tindakan preventif dan kuratif
akan mudah dilakukan oleh negara. Sudah saatnya Indonesia menerapkan sistem Islam yang
menyejahterakan dan menyelamatkan rakyatnya dari epidemi HIV/AIDS yang menakutkan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama Islam menuntut manusia ke arah kesempurnaan, kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup lahir dan batin baik didunia ataupun akhirat nanti. Agama Islam
memberikan petunjuk kepada umat manusia dalam upaya menghadapi cobaan dan
tantangan hidup termasuk dalam menghadapi penyakit yang menjadi sebab kesengsaraan
dan penderitaan. AIDS adalah Kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
yang disebut HIV. Virus ini mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh seseorang
sehingga penderitanya dapat meninggal. Penularan penyakit ini melalui transfuse darah,
penggunaan jarum suntik yang sudah terinfeksi virus HIV, seks bebas. Oleh karena itu
kegiatan penyuluhan merupakan aspek yang sangat penting . Melalui pendekataan
kesehatan keluarga pendekatan kesehatan sosial
3.2 Saran
Setiap orang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaannya sehingga bisa
terhindar dari pergaulan bebas yang merupakan salah satu pemicu utama dasar
terjadinya kejadian HIV AIDS. Setiap indivu diharapkan dapat memahami bahaya yang
ditimbulkan dari AIDS.
13
DAFTAR PUSTAKA
Zul General Agency, Pandangan Islam Terhadap HIV dan AIDS Oleh zulmaidi
,(www.google. Pandangan Islam Terhadap HIV AIDS.com).
Asy-Sya’rawi, M. Mutawalli, Dosa-dosa Besar, (Jakarta: Gema Insani, 2000).
Depag, Alqur’an dan Terjemahnya AL-JUMANATUL ‘ALI, (Bandung,CV PENERPIT J-
ART, 2004).
Rofiq, Ahmad, Fiqh Kontekstual “Dari Normative ke Pemaknaan Sosial”, (TTp, Pustaka
Pelajar, TTh).
Nursalam, dkk, Asuhan keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, (Jakarta, Salemba
Medika, 2007).
14