SECTIO CAESAREA
Kelompok 1
1. Ainun thalib
2. Aprilia desiyanti ngala
3. Anastasia novilia goa
4. Agustina karlina pilo
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep teori
1. Pengertian
a. Sectio sectio caesarea merupakan prosedur operatif,yang dilakukan dibawah anestesia
sehingga janin,plasenta dan ketuban di lahirkan melalui insisi dinding abdomen
uterus.Prosedur ini biasanya dilakukan setelah viabilitas tercapai [misalnya,usia
kehamilan lebih dari 24 minggu ].[buku ajar bidan myies,edisi 14.2011].
b. Sectio secaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik digunakan jika
kondisi ibu menimbulkan distress pada janin atau jika telah terjadi distrees
janin.sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi
janin,plasenta previa,diabetes,ibu dan disporposi sefalopelvis janin dan ibu.[Buku pre
operatif arifmuttagin.2010].
c. Sectio caesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen
[laparotomi] dan dinding uterus [histerotami].definisi ini tidak mencakup pengeluaran
janin dari rongga abdomen pada kasus ruptore uteri pada kasus kehamilan abdomen.
[obsteri williams,2005.]
d. Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500
gr,melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh [infact].[syarifuddin,2006].
2. Patologi anatomi
Alat genetalia eksterna dan internal.
3. Anatomi fisiologi
a) Alat genetalia eksterna
Mons pubis
Adalah bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis
pubis,mons pubis berfungsi sebagai bantalan pada waktu melakukan hubungan
seks.
Labia mayora [bibir besar]
Berfungsi melindungi labia aminora,meatus urinarius dan introitus vagina [muara
vagina].
Labia minora
Terletak antara 2 labia mayora,merupakan lipatan kulit yang panjang.sempit dan
tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah kaltoris dan menyatu
dengan fourchette.
Kutoris
Organ pendek berbentuk silinder dan eraktil terletak tepat dibawah arkus pubis.
Vulva
Bagian alat kandugan luar yang berbentuk lonjong,berukuran panjang mulai dari
kultoris ,kanan kiri dibatasi bibir kecil,sampai kebelakang dibatasi perneum.
Vestibulun
Suatu daerah yang berbentuk seperti parahu atau lonjong,terletak diantara labia
minora,kitorisdan fourchette.
Fourchette
Lipatan jaringan transversal yang pipih dn tipis.
5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan (hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak
dapat lahir secara normal/spontan).Kondisi tersebut meyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (sc).Dalam proses operasinya dilakukan
tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien.Selain itu,dalam proses pembedahan juga akan
dilakukantindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebakan terputusnya
inkontinuitas jaringan,pembuluh darah,dan saraf-saraf disekitar daerah insisi.Hal ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglubludin yang akan menimbulkan rasa nyeri
(nyeri akut) setelah proses pembedahan berakhir.
6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala sc menurut Doenges (2010) yaitu :
a. Nyeri akibat ada luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
d. Aliran lekhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
f. Emosi labil/perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
g. Biasanya terpasang kateter urinarius
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k. Pada kelahiran sc tidak direncanakan maka biasanya kurang paham prosedur
l. Bonding dan attachment pada anak yang baru dilahirkan
7. Pathway
Etiologi
SC
Kurang
Pengetahua Insisi dinding Luka pos operasi
n abdomen sc
Merangsang
pengeluaran histamin
Nyeri akut
8. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala,kebersihan kepala,dan apa ada benjolan.
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kalenjar tiroid
c. Mata
Ada pembengkakan pada kelopak mata
d. Telinga
Biasanya bentuk telinga simsetris atau tidak,bagaimana kebersihan adanya cairan yang
keluar dari telinga
e. Hidung
Adanya polip tidak dan apabila pada post partum kadangkala ditemukan pernapasan
cuping hidung
f. Dada
Terdapat pembesaran payudara dadanya hiperpigmentasi
g. Abdomen
Tampak insis post sc namun pada klien nifas abdomen kendor,kadang-kadang striae
masi terasa nyeri
h. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir,pengeluaran air ketuban
i. Anus
Pada klien nifas ada luka pada anus
j. Ekstermitas
Pemeriksaan abdomen untuk melihat kelainan-kelainan membesar uterus,karena
preklamsia atau kepada penyakit jantung
k. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum nadi cepat,pernapasan meningkat,suhu
tubuh turun
9. Pemeriksaan diagnostik
1) Hemoglobin hemotaorik (HB/HT) untuk mengkaji dari kadar preoperasi dan
mengevaluasi kehilangan perdarahan
2) Leakosi (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3) Tes golongan darah lama perdarahan,waktu pembekuan darah
4) Urinalisis/kultur urine
5) Pemeriksaan elektrolit ( doengoes M.2010)
10. Penatalaksanaan
a. Keadaan penderitaan
1. Pada anastesi
Kesadaran penderita baik ole karena ibu dapat mengetahui hampir semua proses
persalinan
2. Pada anastesi (umb)
Pulihnya kesadran oleh ahli telah diaturkan dengan memberikan oksigen
menjelang akhir operasi.
b. Mengukur dan pemeriksaan ttv
1. Pengukuran
Kaji ttv setiap 5 menit sampe stabil,kemudian setelah 15 menit selama 1 jam,30
menit selama 8 jam.
Tenis/nadi,temperatural reproduksi dan pernapasan
Keseimbangan cairan melalui reproduksi urin dengan perhitungan.
o Reproduksi urine 500-600 cc
o Pernapasan 500-600 cc
o Penguapan badan 900-1000 cc
11. Pencegahan
Frekuensi persalinan melalui cation caesarea hal ini disebabkan lewat perdarahan
menjadikan ibu lebih aman dari resiko persalinan normal jumlah bayi yang cedera akibat
partus ,lama pembedahan traumatik berkurang.sectio caesarea dengan anestese spinel
disertai dengan kompilikasi satunya post dural pucture insielensinya sekitar 0-10 % pada
pasien pasca spinal,dapat membuat ketidaknyamanan pada ibu saat beraktifitas kontak
dengan bayinya.imobilisasi dini ini menjadi sala satu cara untuk mencegah post durat
puncatural hedaische.tindakan yang dapat diambil yakni memberi penyuluhan pada ibu
yang akan menjalani sectio caesarea tentang penting untuk mencegah penelitian untuk
melihat apa ada pengaruh pemberi penyuluhan mobilisasi yang terhadap praktek
pencegahan post dural puncture pasien sectio caesarea.
12. Komplikasi
Terdapat beberapa bahaya yang pada bagia fatus bila persalinan dilakukan dengan sectio
caesarea terlepas dari yang ditunjukan oleh keadaan abnormal untuk diindikasikan
meliputi:
Hipoksia akibat sindrom hipertensi
Depresi pernafasan karena anastesia
Sindrom gavaat pernapasan lebih lazim pada bayi yang dilahirkan
1) Kompilkasi pada ibu
Infeksi yang didapatkan dirumah sakit sectio pada persalinan
Fenomena tromboboemboli,terutama pada varikositas
Ileus,terutama karena prioritas dan kurang sering karena dasar obstruksi
Kecelakaan anastesi
2) Pada anak
Nasib anak yang dilahirkan dengam sc banyak,tergantung dari keadaan yang terjadi
alasan untuk sc.
d) Pengkajian perpola
Pola persepsi
karena kurangnya pengetahuan klien tetang ketuban pecah, dan cara pencegahan,
penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan
menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
Pola nutrisi
Pre Sc: batasi makanan berat selama 8 jam sebelum melakukan operasi caesar.
Post Sc:pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayi.
Pola eliminasi
Pre Sc: selama hamil pasien biasanya dirumah BAB 1x sehari namun kadang-
kadang 1-2 hari. BAK 5-9 x sehari.
Post Sc: pada pasien yang post partum sering terjadi adanya perasaan sering/
susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya edema dari
trigono, yang menimbulkan infeksi dari uretra sehingga konstipasi.
Pola aktivitas
Pre Sc: selama hamil biasanya pasien melakukan aktivitas sehari-hari walaupun
tidak maksimal karena harus istirahat total mengingat kondisi kandungannya.
Post Sc: pada pasien post partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasn aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
Istirahat dan tidur
Pre Sc: selama hamil biasanya pasien tidur selama 6-8 jam, pasien merasa cemas
dan gelisah.
Post Sc: pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
Pola reproduksi seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
e) Pemeriksaan fisik
Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang adanya cloasma
gravidarum dan apakah ada benjolan.
Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, karena proses
menerang yang salah.
Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat ( anemia) karena proses persalinan yang
mengalami pendarahan, sklera kuning.
Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaiaman kebersihannya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung.
Dada
Terdapat adanya pembesaran payudar, adanya hiper pigmentasi aerola mamae dan
papila mamae.
Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3jari dibawah pusat.
Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
Anus
Ada luka pada anus karena ruptur.
Tanda-tanda vital
Apabila terjadi pendarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa
a) Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik pembedahan
c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan ( bekas operasi)
d) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi tentang pembedahan
sectio sesaria.
3. Perencanaan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sectio secaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik digunakan jika
kondisi ibu menimbulkan distress pada janin atau jika telah terjadi distrees janin.sebagian
kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin,plasenta previa,diabetes,ibu
dan disporposi sefalopelvis janin dan ibu.[Buku pre operatif arifmuttagin.2010]. penyebab
dari SC yaitu CPD (Chepalo pervik disproportion),PEB (pre-eklamsi berat), KPD (ketuban
pecah dini),Bayi kembar. Faktor hambatan jaln lahir, Kelainan letak janin.
Tanda dan gejala sc menurut Doenges (2010) yaitu : Nyeri akibat ada luka pembedahan,
Adanya luka insisi pada bagian abdomen , Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di
umbilikus, Aliran lekhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak),
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, Emosi labil/perubahan
emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan menghadapi situasi baru. Pemeriksaan
diagnostik, Hemoglobin hemotaorik (HB/HT) untuk mengkaji dari kadar preoperasi dan
mengevaluasi kehilangan perdarahan , Leakosi (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi, Tes
golongan darah lama perdarahan,waktu pembekuan darah, Urinalisis/kultur urine,
Pemeriksaan elektrolit ( doengoes M.2010).
B. Saran
1. Perawat
Hubungan antara dokter, perawat dan tim kesehatan lain, serta kerjasama perawat dengan
keluarga sangat diperlukan untuk membantu perkembangan kondisi pasien kearah lebih
baik sehingga tindakan asuhan keperawatan pada pasien Sectio Caesarea dapat tercapai
sesuai keinginan dan lebih maksimal.
2. Mahasiswa
Sebelum melakukan praktek hendaknya lebih memahami konsep askep Sectio Caesarea
sehingga lebih siap dalam menghadapi kasus dan mengelola pasien dengan baik dan benar.
3. Rumah sakit
Rumah sakit sebaiknya memberikan fasilitas alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang lebih baik dan lebih lengkap. Selain itu, rumah sakit seharusnya
meningkatkan pelayanan kesehatan dan memeberikan kepuasan bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/asuhan-keperawatan-pre-post-op-SC
https:// www.slideshare.net/mobile/laporan-pendahuluan-sc-sectio-caesar
https://www.academia.edu/ ASKEP-MATERNITAS -SECTIO-CAESAR.docx
https://id.scribd.com/doc/Lp-pre-SC