Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATERNITAS

SECTIO CAESAREA

DOSEN PENGAMPU :Dr.Sisilia Leny


Cahyani,s.kep.NS,Msc

Kelompok 1

1. Ainun thalib
2. Aprilia desiyanti ngala
3. Anastasia novilia goa
4. Agustina karlina pilo

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Prodi D III Keperawatan Ende

2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didunia kejadian operasi sectio caesarea yang semakin banyak sudah issue,tapi ada suatu
indikator yang dijadikan patokan masyarakat dari data 1975,dijaman operasi sectio caesarea
masih jarang dilakukan,angka kematian ibu yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang
ibu yang melahirkan.Indikasi sectio caesarea antar lain ibu/janin : distosia [ketidakseimbangan
sepalopelvik ,kegagalan induksi persalinan,kerja rahim yang abnormal].Ibu :penyakit pada ibu
[eklampsia,DM,penyakit jantung,Ca servik],pembedahan sebelumnya,sumbatan pada jalan lahir,
janin :gangguan pada janin ,prolaps tali,mal persentasi.Plasenta : plasma previa,abrupsion
plasenta.Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan
tindakan operasi.Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah caesar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sectio caesarea ?
2. Apa patologi anatomi dari sectio caesarea ?
3. Bagaimana anatomi fisiologi dari sectio caesarea ?
4. Bagaimana penyebab sectio caesarea ?
5. Bagaimana patologi sectio caesarea ?
6. Bagaimana tanda dan gejala dari sectio caesarea ?
7. Bagaimana pathway dari sectio caesarea ?
8. Bagaimana pemeriksaan fisik sectio caesarea ?
9. Bagaimana pemeriksaan diagnostik sectio caesarea ?
10. Bagaiman penatalaksanaan sectio caesarea ?
11. Bagaimana pencegahannnya ?
12. Apa komplikasi dari setio caesarea ?
13. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien sectio caesarea ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengetahui secara umum melakukan asuhan keperawatan pada pasien sectio
caesarea.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melaksankan pengkajian secara sistematis pada pasien sectio caesarea.
b) Mampu menegakan diagnosa keperawatan sesuai dengan data pengkajian yang didapat.
c) Mampu membuat intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan.
d) Mampu menginplementasikan rencana telah disusun.
e) Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan.
1.4 Manfaat
1. Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam
bidang maternitas pada pasien sectio caesarea.
2. Institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan
keperawatan pada pasien sectio caesarea.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep teori
1. Pengertian
a. Sectio sectio caesarea merupakan prosedur operatif,yang dilakukan dibawah anestesia
sehingga janin,plasenta dan ketuban di lahirkan melalui insisi dinding abdomen
uterus.Prosedur ini biasanya dilakukan setelah viabilitas tercapai [misalnya,usia
kehamilan lebih dari 24 minggu ].[buku ajar bidan myies,edisi 14.2011].
b. Sectio secaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik digunakan jika
kondisi ibu menimbulkan distress pada janin atau jika telah terjadi distrees
janin.sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi
janin,plasenta previa,diabetes,ibu dan disporposi sefalopelvis janin dan ibu.[Buku pre
operatif arifmuttagin.2010].
c. Sectio caesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen
[laparotomi] dan dinding uterus [histerotami].definisi ini tidak mencakup pengeluaran
janin dari rongga abdomen pada kasus ruptore uteri pada kasus kehamilan abdomen.
[obsteri williams,2005.]
d. Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500
gr,melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh [infact].[syarifuddin,2006].
2. Patologi anatomi
Alat genetalia eksterna dan internal.

3. Anatomi fisiologi
a) Alat genetalia eksterna
 Mons pubis
Adalah bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis
pubis,mons pubis berfungsi sebagai bantalan pada waktu melakukan hubungan
seks.
 Labia mayora [bibir besar]
Berfungsi melindungi labia aminora,meatus urinarius dan introitus vagina [muara
vagina].
 Labia minora
Terletak antara 2 labia mayora,merupakan lipatan kulit yang panjang.sempit dan
tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah kaltoris dan menyatu
dengan fourchette.
 Kutoris
Organ pendek berbentuk silinder dan eraktil terletak tepat dibawah arkus pubis.
 Vulva
Bagian alat kandugan luar yang berbentuk lonjong,berukuran panjang mulai dari
kultoris ,kanan kiri dibatasi bibir kecil,sampai kebelakang dibatasi perneum.
 Vestibulun
Suatu daerah yang berbentuk seperti parahu atau lonjong,terletak diantara labia
minora,kitorisdan fourchette.
 Fourchette
Lipatan jaringan transversal yang pipih dn tipis.

b) Alat genetalia interna


 Ovarium
Berfungsi untuk perkembangan dan pelepasan ovum,serta sintesis dari sekresi
hormon steroid.
 Vaginasi
Berfungsi sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran
menstruasi sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.
 Uterus
Organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum/serosa.bentuk
menyerupai buah pir yang gepeng.
 Serviks
Bagian yang bawah uterus.
4. Etiologi
a) CPD (Chepalo pervik disproportion)dapat meyeb
Adalah ukuran lingkar ibu tidak sesuai dengan lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
b) PEB (pre-eklamsi berat)
Merupakan kesatuan penyakit langsung disebabkan oleh kehamilan,sebab terjadinya
masih belum jelas.setelah perdarahan dan infeksi merupakan penyebab kematian
maternal perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
c) KPD (ketuban pecah dini)
Adalah pecahnya ketuban sebelum trdapat tanda persalinan dan ditunggu 1 jam belum
terjadi inpartus,sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil atern diatas 37
minggu,selangkah dibawah 36 minggu.
d) Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar.hal ini karena kelahiran kembar
memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi.
e) Faktor hambatan jaln lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir,misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan
adanya pembukaan,adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir,tali pusat
pendek dan ibu sulit bernafas.
f) Kelainan letak janin
 Letak kepala tengadah
 Presentasi muka
 Prsentasi dahi
 Letak sungsang

5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan (hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak
dapat lahir secara normal/spontan).Kondisi tersebut meyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (sc).Dalam proses operasinya dilakukan
tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien.Selain itu,dalam proses pembedahan juga akan
dilakukantindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebakan terputusnya
inkontinuitas jaringan,pembuluh darah,dan saraf-saraf disekitar daerah insisi.Hal ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglubludin yang akan menimbulkan rasa nyeri
(nyeri akut) setelah proses pembedahan berakhir.
6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala sc menurut Doenges (2010) yaitu :
a. Nyeri akibat ada luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
d. Aliran lekhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
f. Emosi labil/perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
g. Biasanya terpasang kateter urinarius
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k. Pada kelahiran sc tidak direncanakan maka biasanya kurang paham prosedur
l. Bonding dan attachment pada anak yang baru dilahirkan

7. Pathway

Etiologi

CPD PEB KPD Bayi Kembar

SC

Kurang
Pengetahua Insisi dinding Luka pos operasi
n abdomen sc

Terputusnya inkonuitas Resiko tinggi


Ansietas
jaringan, pembuluh infeksi
darah dan saraf
disekitar daerah iinsisi

Merangsang
pengeluaran histamin

Nyeri akut

8. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala,kebersihan kepala,dan apa ada benjolan.
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kalenjar tiroid
c. Mata
Ada pembengkakan pada kelopak mata
d. Telinga
Biasanya bentuk telinga simsetris atau tidak,bagaimana kebersihan adanya cairan yang
keluar dari telinga
e. Hidung
Adanya polip tidak dan apabila pada post partum kadangkala ditemukan pernapasan
cuping hidung
f. Dada
Terdapat pembesaran payudara dadanya hiperpigmentasi
g. Abdomen
Tampak insis post sc namun pada klien nifas abdomen kendor,kadang-kadang striae
masi terasa nyeri
h. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir,pengeluaran air ketuban
i. Anus
Pada klien nifas ada luka pada anus
j. Ekstermitas
Pemeriksaan abdomen untuk melihat kelainan-kelainan membesar uterus,karena
preklamsia atau kepada penyakit jantung
k. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum nadi cepat,pernapasan meningkat,suhu
tubuh turun
9. Pemeriksaan diagnostik
1) Hemoglobin hemotaorik (HB/HT) untuk mengkaji dari kadar preoperasi dan
mengevaluasi kehilangan perdarahan
2) Leakosi (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3) Tes golongan darah lama perdarahan,waktu pembekuan darah
4) Urinalisis/kultur urine
5) Pemeriksaan elektrolit ( doengoes M.2010)
10. Penatalaksanaan
a. Keadaan penderitaan
1. Pada anastesi
Kesadaran penderita baik ole karena ibu dapat mengetahui hampir semua proses
persalinan
2. Pada anastesi (umb)
Pulihnya kesadran oleh ahli telah diaturkan dengan memberikan oksigen
menjelang akhir operasi.
b. Mengukur dan pemeriksaan ttv
1. Pengukuran
Kaji ttv setiap 5 menit sampe stabil,kemudian setelah 15 menit selama 1 jam,30
menit selama 8 jam.
 Tenis/nadi,temperatural reproduksi dan pernapasan
 Keseimbangan cairan melalui reproduksi urin dengan perhitungan.
o Reproduksi urine 500-600 cc
o Pernapasan 500-600 cc
o Penguapan badan 900-1000 cc

11. Pencegahan
Frekuensi persalinan melalui cation caesarea hal ini disebabkan lewat perdarahan
menjadikan ibu lebih aman dari resiko persalinan normal jumlah bayi yang cedera akibat
partus ,lama pembedahan traumatik berkurang.sectio caesarea dengan anestese spinel
disertai dengan kompilikasi satunya post dural pucture insielensinya sekitar 0-10 % pada
pasien pasca spinal,dapat membuat ketidaknyamanan pada ibu saat beraktifitas kontak
dengan bayinya.imobilisasi dini ini menjadi sala satu cara untuk mencegah post durat
puncatural hedaische.tindakan yang dapat diambil yakni memberi penyuluhan pada ibu
yang akan menjalani sectio caesarea tentang penting untuk mencegah penelitian untuk
melihat apa ada pengaruh pemberi penyuluhan mobilisasi yang terhadap praktek
pencegahan post dural puncture pasien sectio caesarea.
12. Komplikasi
Terdapat beberapa bahaya yang pada bagia fatus bila persalinan dilakukan dengan sectio
caesarea terlepas dari yang ditunjukan oleh keadaan abnormal untuk diindikasikan
meliputi:
 Hipoksia akibat sindrom hipertensi
 Depresi pernafasan karena anastesia
 Sindrom gavaat pernapasan lebih lazim pada bayi yang dilahirkan
1) Kompilkasi pada ibu
 Infeksi yang didapatkan dirumah sakit sectio pada persalinan
 Fenomena tromboboemboli,terutama pada varikositas
 Ileus,terutama karena prioritas dan kurang sering karena dasar obstruksi
 Kecelakaan anastesi
2) Pada anak
Nasib anak yang dilahirkan dengam sc banyak,tergantung dari keadaan yang terjadi
alasan untuk sc.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Identitas atau biodata
 Identitas pasien : Nama, Umur, Agama, Jenis Kelamin, Alamat, status Perkawinan,
Pekerjaan , Pendidikan, tanggal masuk RS, diagnosa keperawatan.
 Identitas Penanggung Jawab: Nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan.
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang
dirasakan saat ini.
 Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, maksudnya
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama.
 Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga
mempunyai riwayat persalinan yang sama ( plasenta Previa).

d) Pengkajian perpola
 Pola persepsi
karena kurangnya pengetahuan klien tetang ketuban pecah, dan cara pencegahan,
penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan
menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
 Pola nutrisi
Pre Sc: batasi makanan berat selama 8 jam sebelum melakukan operasi caesar.
Post Sc:pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayi.
 Pola eliminasi
Pre Sc: selama hamil pasien biasanya dirumah BAB 1x sehari namun kadang-
kadang 1-2 hari. BAK 5-9 x sehari.
Post Sc: pada pasien yang post partum sering terjadi adanya perasaan sering/
susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya edema dari
trigono, yang menimbulkan infeksi dari uretra sehingga konstipasi.
 Pola aktivitas
Pre Sc: selama hamil biasanya pasien melakukan aktivitas sehari-hari walaupun
tidak maksimal karena harus istirahat total mengingat kondisi kandungannya.
Post Sc: pada pasien post partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasn aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
 Istirahat dan tidur
Pre Sc: selama hamil biasanya pasien tidur selama 6-8 jam, pasien merasa cemas
dan gelisah.
Post Sc: pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
 Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
 Pola reproduksi seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.

e) Pemeriksaan fisik
 Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang adanya cloasma
gravidarum dan apakah ada benjolan.
 Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, karena proses
menerang yang salah.
 Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat ( anemia) karena proses persalinan yang
mengalami pendarahan, sklera kuning.
 Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaiaman kebersihannya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
 Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung.
 Dada
Terdapat adanya pembesaran payudar, adanya hiper pigmentasi aerola mamae dan
papila mamae.
 Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3jari dibawah pusat.
 Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
 Anus
Ada luka pada anus karena ruptur.
 Tanda-tanda vital
Apabila terjadi pendarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

2. Diagnosa
a) Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik pembedahan
c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan ( bekas operasi)
d) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi tentang pembedahan
sectio sesaria.

3. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Cemas Setelah diberikan 1. Kaji respon 1. Makin klien
berhubunga asuhan keperawatan psikologis pada merasakan
n dengan selama 3x 24 jam kejadian dan ancaman, makin
koping yang diharapkan klien ketersediaan besar tingkat
tidak efektif tidak cemas dengan system ansietas.
kriteria hasil: pendukung. 2. Membantu
2. Tetap bersama membatasi
1. Mengungkapka klien dan tetap transmisi
n rasa takut tenang, bicara ansietas
pada perlahan, interpersonal,
keselamatan tunjukan empati dan
klien dan janin 3. Beri penguatan mendemonstrasi
2. Mendiskusikan aspek positif dari kan perhatian
perasaan tentang ibu dan kondisi terhadap
kelahiran sesaria janin klien/pasangan
3. Tampak benar- 4. Dukung/arahkan 3. Memfokuskan
benar rileks. kembali pada
mekanisme kemungkinan
koping yang keberhasilan
diekspresikan hasil akhir dan
membantu
membawa
ancaman yang
dirasakan/aktual
kedalam
perspektif.
4. Mendukung
mekanisme
koping dasar
dan otomatik,
meningkatkan
kepercayaan diri
dan penerimaan
dan menurunkan
ansietas.
2 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Pastikan klien 1. Pengkajian awal
berhubunga asuhan keperawatan mengalami nyeri penting untuk
n dengan selama 3x 24 jam pada saat awal mengetahui
agen injuri diharapkan klien pengkajiam. Jika penyebab
fisik tidak mengalami adanyeri lakukan mendasar dari
pembedahan nyeri dengan dan nyeri dan
kriteria hasil: dokumentasikan efektivitas
1. Mengungkapka pengkajian nyeri perawatan
n nyeri dan secara 2. Langkah
tegang komprehensif pertama
diperutnya 2. Kaji tingkat pengkjian nyeri
berkurang nyeri klien adalah
2. Ttv dalam batas menggunakan memastikan jika
normal alat pengkaji klien dapat
3. Wajah tidak nyeri individu menyediakan
tampak meringis yang dipercaya laporan
4. Klien tampak seperti skala individual
rileks analog visua; 3. Membedakan
( VDS) karakteristik
3. Tentukan lokasi khusus dari
dan karakteristik nyeri, mebantu
ketidaknyamana membedakan
n perhatikan nyeri paska
isyarat verbal operasi dari
dan non verbal terjadinya
seperti meringis komplikasi
4. Ubah posisi 4. Merilekskan
pasien, kurangi otot dan
rangsangan mengalihkan
berbahaya dan perhatian dari
berikan terapi sensasi nyeri
atau metode non 5. Analgesik lebih
farmakologi efektif bila
5. Berikan diberikan pada
analgesik yang awal siklus nyeri
diresepkan untuk
meningkatkan
peredaan yang
optimal
3 Resiko Setelah diberikan 1. Observasi tanda- 1. Demam
tinggi asuhan keperawatan tanda vital menunjukan
infeksi selama 3x 24 jam 2. Kaji adanya infeksi
berhubunga diharapkan klien tanda-tanda 2. Deteksi dini
n dengan tidak mengalami infeksi kemungkinan
trauma infeksi dengan 3. Lakukan adanya infeksi
jaringan kriteria hasil: perawatan luka sehingga infeksi
( bekas 1. Tidak terjadi dengan teknik lanjut dapat
operasi) tanda-tanda antiseptik dihindari
infeksi 4. Kolaborasi 3. Teknik aseptik
2. Suhu dan nadi dengan dokter dan antiseptik
dalam batas untuk pemberian meminimalkan
normal antibiotik luka
3. WBC dalam terkontaminasi
batas norma kuman atau
infeksi
4. Pemberian
antibiotik secara
teratur
mencegah
terjadinya
infeksi
4 Kurang 1. klien mampu 1. berikan 1. Memberikan
pengetahuan mengungkapkan informasi akurat informasi dan
berhubunga pemahaman dengan istilah- mengklarifikasi
n dengan tentang indikasi istilah kesalahan
kesalahan kelahiran sesaria sederhana. konsep
interpretasi 2. mengenali ini 2. Anjurkan 2. Memberikan
tentang sebagai metode pasangan untuk kesempatan
pembedahan alternativ mengajukan untuk
sectio kelahiran bayi pertanyaan dan mengevaluasi
sesaria. mengungkapka pemahaman
perasaan mereka klien/ pasangan
dan pemahaman terhadap situasi.
mereka. 3. Perkiraan satu
3. Tinjau ulang dari lima atau
indikasi-indikasi enam kelahiran
terhadap pilihan melalui operasi
alternativ sesaria.
kelahiran. 4. Mengetahui apa
4. Diskusikan yang dirasakan
sensasi yang dan apa yang
diantisipasi normal
selama membantu
melahirkan dan mencegah
periode masalah yang
pemulihan tidak perlu.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Sectio secaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik digunakan jika
kondisi ibu menimbulkan distress pada janin atau jika telah terjadi distrees janin.sebagian
kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin,plasenta previa,diabetes,ibu
dan disporposi sefalopelvis janin dan ibu.[Buku pre operatif arifmuttagin.2010]. penyebab
dari SC yaitu CPD (Chepalo pervik disproportion),PEB (pre-eklamsi berat), KPD (ketuban
pecah dini),Bayi kembar. Faktor hambatan jaln lahir, Kelainan letak janin.
Tanda dan gejala sc menurut Doenges (2010) yaitu : Nyeri akibat ada luka pembedahan,
Adanya luka insisi pada bagian abdomen , Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di
umbilikus, Aliran lekhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak),
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, Emosi labil/perubahan
emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan menghadapi situasi baru. Pemeriksaan
diagnostik, Hemoglobin hemotaorik (HB/HT) untuk mengkaji dari kadar preoperasi dan
mengevaluasi kehilangan perdarahan , Leakosi (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi, Tes
golongan darah lama perdarahan,waktu pembekuan darah, Urinalisis/kultur urine,
Pemeriksaan elektrolit ( doengoes M.2010).

B. Saran

1. Perawat
Hubungan antara dokter, perawat dan tim kesehatan lain, serta kerjasama perawat dengan
keluarga sangat diperlukan untuk membantu perkembangan kondisi pasien kearah lebih
baik sehingga tindakan asuhan keperawatan pada pasien Sectio Caesarea dapat tercapai
sesuai keinginan dan lebih maksimal.
2. Mahasiswa
Sebelum melakukan praktek hendaknya lebih memahami konsep askep Sectio Caesarea
sehingga lebih siap dalam menghadapi kasus dan mengelola pasien dengan baik dan benar.
3. Rumah sakit
Rumah sakit sebaiknya memberikan fasilitas alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang lebih baik dan lebih lengkap. Selain itu, rumah sakit seharusnya
meningkatkan pelayanan kesehatan dan memeberikan kepuasan bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/asuhan-keperawatan-pre-post-op-SC
https:// www.slideshare.net/mobile/laporan-pendahuluan-sc-sectio-caesar
https://www.academia.edu/ ASKEP-MATERNITAS -SECTIO-CAESAR.docx
https://id.scribd.com/doc/Lp-pre-SC

Anda mungkin juga menyukai