Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT PADA PASIEN OVERDOSIS


DAN KERACUNAN OBAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :


1. Afifatul Azizah FNL (1803004)
2. Aisyah Kanya Rosyadi (1803006)
3. Hardyana ayu soniya (1803043)
4. Lilis Anggrayani (1803056)
5. Roro Mega Utami (1803086)
6. Siti Nur Khasanah (1803094)
Definisi

Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang


disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa
kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan
oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan
yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan
maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal.
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap,
diabsorbsi, menempel pada kulit, atau dihasilkan di dalam
tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Etiologi

Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang


mengandung bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun.
Penyebab-penyebab tersebut antara lain:

• Makanan Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai


untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme

• Baygon

• Bahan Kimia

• Ular berbisa
Tanda Dan Gejala

1. Mual dan muntah


2. Diare
3. Inkontensia urine
4. Miosis
5. Fasikulasi otot
6. Cemas dan kejang
7. Keram otot perut
8. Kematian biasanya karena depresi pernafasan.
9. Badan lemah
Penatalaksanaan Medis

A. Penatalaksanaan Kedaruratan Keracunan


Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau meng-inaktifkan racun
sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara
sistem organ vital, menggunakan antidotum spesifik untuk menetralkan racun, dan
memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi
B. Penatalaksanaan Kegawatan Keracunan
1) Tindakan ABCD (Airway (jalan napas), Breathing (pernapasan), Circulation
(peredaran darah ), Dekontamination(pembersihan)
2) Bahan racun yang tertelan atau melalui saluran cerna dapat dilakukan
pengosongan lambung dan usus
3) Pemberian antidot
4) Tindakan suportif Guna mempertahankan fungsi vital
ASKEP GAWAT DARURAT PADA PASIEN
OVERDOSIS DAN KERACUNAN OBAT

Soal Kasus

Tn. S usia 33 tahun dibawa ke IGD oleh istrinya dengan


keluhan muntah-muntah setelah keracunan Paracetamol 4
jam yang lalu. Kondisi klien mengalami penuruna
kesadaran (somnolen). Klien tampak lemas, istri klien
mengatakan Tn. S mengalami diare (sudah BAB selama 4
x setelah minum paracetamol, feses cair). Dari hasil
pengkajian sementara didapatkan tekanan darah :
100/60 mmHg, BB : 55kg) Ndi : 58 x/menit,RR : 27
x/menit, Suhu : 360C. istri klien mengatakan bahwa klien
tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya.
Pengkajian

1. Identitas Klien 2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn S Nama : Ny. U


Umur : 33 tahun Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pegawai swasta Pendidikan : SMA
No. Med. Rec : 2****** Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Diagnosa medis : Keracunan Paracetamol Alamat : Kedungmundu
Tanggal masuk : 18 April 2021 Hubungan dengan klien : Istri
Tanggal pengkajian : 18 April 2021
Golongan darah : O
Alamat : Kedungmundu
3. Keluhan Utama
Istri klien mengatakan suaminya muntah-muntah setelah minum Paracetamol

4. Pengkajian Primer
• Airway
Ada sumbatan jalan nafas lender atau sputum. RR : 27 x/menit, cepat dan dangkal.
• Breathing
Irama perbafasan : cepat, kedalaman : dangkal. RR : 27 x/menit
• Circulation
TD : 100/60 mmHg, Nadi : 56 x/menit, CRT :<3 detik, akralteraba dingin, EKG menunjukkan
sinus bradikardia. Membran mukosa pucat
• Disability
Reaksi pupil kiri / kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat kesadaran
somnolen. GCS 11
Pengkajian sekunder

a. Riwayat kesehatan Sekarang


Tn. S berusia 33 tahun dibawa ke IGD oleh istrinya dengan keluhan muntah-muntah setelah
minum Paracetamol 4 jam yang lalu. Kondisi klien mengalami penurunan kesadaran somnolen.
Istri klien mengatakan Tn. S mengalami diare (Sudah BAB selama 4x setelah minum
Paracetamol, feses cair). Istri klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi
sebelumnya.
b. Riwayat kesehatan Dahulu
Istri klien mengatakan klien belum pernah mengalami penyakit seperti sekarang.
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Istri klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi, TBC dan lainnya.
d. Riwayat Alergi
Istri klien mengatakan klien tidak mempunyai alergi makanan dan obat.
Pemeriksaan Head Toe Toe

• Kepala : klien berambut lurus dan panjang, dan tidak rontok


• Mata : besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+) terhadap cahaya kunjugtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik
• Elinga : bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan pendengaran
• Hidung : bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat polip pada hidung
• Wajah : wajah klien tampak simetris
• Mulut : tampak hipersekresi kelenjaar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah
• Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar teroid
• Dada : simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 23 x/menit, cepat dan dangkal, Nadi 56
x/menit, suara jantung s1 dan s2 tunggal
• Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asitess, tidak ada luka memar,
peristaltic usus 8x/menit, perkusi hipertimpani
• Ekstermitas : tidak terdapat luka, capilari revil <3 detik, akral teraba dingin
• Genetalia : bersih tidak ada kelainan, tidak terdapat lesi / ulkus, tidak terpasang kateter
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

TD Nadi RR Suhu

100/60 mmHg 56 x/menit 27 x/menit 36 0C


Analisa data
Diagnosa Keperawatan

1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai


dengan klien muntah 3 kali sehari, klien mengatakan merasa mual,
klien BAB 4x dengan feses cair, klien tampak lemas, bibir pucat dan
kering, akral teraba dingin.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi


jalan napas ditandai dengan tampak hipersekresi kelenjar ludah,
kesadaran somnolen.
Rencana Tindakan Keperawatan

No Tujuan Intervensi Ttd


1. Setelah dilakukan intervensi selama 3X24 jam, 1. Manajemen hipovolemia  
Observasi
diharapkan hipovolemia dapat teratasi dengan - Periksa tanda gejala
kriteria hasil : hipovolemia
- Cek TTV
1. Status Cairan - Monitor intake dan output
a. Perasaan lemah menurun cairan
Terapeutik
b. Keluhan haus menurun
- Berikan asupan cairan oral
c. Frekuensi nadi membaik Edukasi
d. Tekanan darah membaik - Anjurkan untuk memperbanyak
asupan cairan oral
e. Membran mukosa membaik - Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
 
Next..

2. Setelah dilakukan intervensi selama 2X24 1. Manajemen jalan napas  


jam, diharapkan bersihan jalan napas tidak Observasi
efektif dapat terasatasi dengan kriteria hasil : - Monitor TTV
1. Bersihan jalan napas - Monitor pola napas
a. Produksi sputum menurun - Monitor sputum
b. Frekuensi napas membaik Terapeutik
c. Pola napas membaik - Lakukan penghisapan lendir
kurang dari kurang 15 detik
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/sehari
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator
 
Implementasi
next
next
Evaluasi
Hari/Tanggal Dx.Kep Evaluasi TTD
Minggu, 1 dan 2 S : pasien mengatakan mual dan muntah serta nafas sedikit berat  
18/04/2021  
O: Pasien tampak lemah dan lemas
 
A : Masalah belum teratasi
 
P : melanjutkan intervensi
Senin, 1 dan 2 S : pasien mengatakan masih mengeluh mual sedikit dan nafasnya sudah normal  
19/04/2021  
O: pasien nampak masih sedikit lemas
 
A : masalah belum teratasi
 
P : Melanjutkan intervensi
next

 
Selasa, 1 dan S : pasien mengatakan sudah lebih membaik dan sudah tidak
20/04/2 2 ada rasa mual dan muntah tetapi nafas masih sedikit sesak
021  
O: pasien nampak jauh lebih segar daripada hari
sebelumnya namun masih belum bebas bergerak
 
A : Masalah belum teratasi
 
P : melanjutkan intervensi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai