Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP KELUARGA”

OLEH

KELOMPOK 1 KELAS BII A

Cok Istri Novia Trisna Angga Dewi (183222903)

Devira Pradnya Pratisista (183222904)

Dewa Ayu Lilik Saraswati (183222905)

Febi Pramita Lestari (183222906)

Gek Fitrina Dwi Sariasih (183222907)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga mengenai “ Konsep Keluarga ”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi
ibadah dan mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Denpasar, November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Konsep Keluarga ................................................................................................ 3
2.1.1 Definisi Keluarga ........................................................................................ 3
2.1.2 Tipe Keluarga ............................................................................................. 4
2.1.3 Fungsi Keluarga .......................................................................................... 6
2.1.4 Dimensi Dan Struktur Keluarga ................................................................. 7
2.1.5 Tahap – Tahap Keluarga............................................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus


menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih
banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat
Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat
mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang
konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat
Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis
dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan.
Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga
secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.

Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan
batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang
diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan
bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka
waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit
keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang
lain (Harmoko, 2012).

Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk
melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :

1. Apa defenisi keluarga ?


2. Apa saja tipe keluarga
3. Apa saja fungsi keluarga ?
4. Bagaimana dimensi dan struktur keluarga ?
5. Apa saja tahap - tahap keluarga ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep keluarga
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Defenisi keluarga
b. Tipe keluarga
c. fungsi keluarga
d. Dimensi dan struktur keluarga
e. Tahap – tahap keluarga

1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Setiadi, 2008).

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain. (Harmoko, 2012).

Menurut Duvall (1985), keluarga adalah sekumpulan orang yang


dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh


perkawinan adopsi dan lahir yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental dan emosionaldan sosial dan individu-individu yang ada didalamnya
terlihat pada interaksi yang saling ketergantungan untuk menciptakan tujuan
bersama (Friedman, 2010).

Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil


dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi ;

3
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain ;
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2 Tipe Keluarga


Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan
mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)

1. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak
yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam
suatu ikatan perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
3. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah
dengan anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
4. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/
keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan
rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.
5. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak, keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
6. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

4
8. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
9. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
10. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti.
12. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya
di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di
kehendaki, anaknya di adopsi.
15. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.

Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan
tipe keluarga non tradisional.

1. Tipe Keluarga Tradisional


a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri,
dan anak (kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua denga anak ( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

5
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c. Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam
satu rumah tangga. (Harmoko, 2012)

2.1.3 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) ada 5 yaitu :
1. Fungsi afektif adalah fungsi untuk mempertahankan kepribadian.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi sosialisasi menfasilitasi stabilisasi prime
anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif serta memberikan status anggota pada keluarga.
3. Fungsi reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas
keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
dimasyarakat.
4. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya
yang cukup, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan.
5. Fungsi perawatan keluarga adalah fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tingga,
perawatan kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.

Ada juga beberapa sumber menhelaskan tentang fungsi keluarga sebagai


berikut :
1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
(Harmoko, 2012)
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan
kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas
pada keluarga. (Harmoko, 2012)

6
3. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk
normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-
masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi
sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam
keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
4. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Harmoko, 2012) . Fungsi
ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan
(Setiawati, 2008).
5. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai
orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembanganya (Harmoko, 2012).

2.1.4 Dimensi Dan Struktur Keluarga


Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga adalah :
1. Patrineal adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur ibu.
3. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
4. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah
istri.

7
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan Proses Komunikasi,
2. Struktur Peran,
3. Struktur Kekuatan
4. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut.

1. Struktur Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila


dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan
ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila


tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri.
Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan
tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai.
Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif ( bersifat
negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.

8
2. Struktur Peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan


sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam
masyarakat misal status sebagai istri/suami.

3. Struktur Kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk


mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power),
hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.

4. Struktur Nilai dan Norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat


anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
 Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempesatukan anggota keluarga.
 Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga
 Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.1.5 Tahap – Tahap Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall & Miliier ; Carter &
Megoldirck, Friedman (2010), mempunyai tugas perkembangan yang
berbeda seperti :

1. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru


Tahap ini menunjuk kemasa dimana individu berusia 20 tahunan yang
telah mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan
keluarganya namun belum berkeluarga, tahap keluarga antara tidak

9
dianggap tahap siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan
keluarga pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan
kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling
memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis lain dengan
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.

2. Tahap keluarga II, keluarga kelahiran anak pertama (child bearing)


Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berusia 30 bulan. Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran
anak pertama mereka, tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini
berakhir ketika seorang ibu baru tiba dirumah dengan bayinya setelah
tinggal dirumah sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba
berselisih dengan semua peran-peran mereka. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah
unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang besar dengan
manambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

3. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (family with
preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 21/2 tahun dan berakhir ketika anak pertama berusia 5
tahun sekarang keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga 5 orang
dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak
perempuan- saudari, keluarga lebih majemuk dan berbeda. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar
keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, melalui

10
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan ber main anak.

4. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (family with school
children)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mul;ai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dan masa
remaja. Biasanya keluarga mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga diakhir tahap ini. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap IV yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan
presiasi sekolah dan mengembangkan hubungan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik, anggota keluarga, membiasakan belajar
teratur, mempertahankan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

5. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (family eith teenagers)


Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawainan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak, memberikan
perhatian, memberikan kebebasan dan batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6. Tahap VI, keluarga dengan melepas anak atau anak dewasa (launching
center families)
Permulaan dan fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan “rumah

11
kosong”. Ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dari SMA
atau perguruan tinggi.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas
sirkulasi keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
dapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk
memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia
dan sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggalkan anak.

7. Tahap VII, keluarga usia pertengahan (nuddle age families)


Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pension atau kematian salah satu
pasangan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia,
memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,
merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.

8. Tahap VIII, keluarga usia lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu
mempertahankan peraturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan

12
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, mempertahankan terhadap kehilangan pasangan,
mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk
memahami eksistensi mereka, saling member perhatian yang
menyenangkan antara pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, memepertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersional, sifat,


kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan
dalam keperawatan keluarga khususnya

14
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Setiawati & Dermawan. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga, edisi 2. Jakarta: Trans
Info Media

15

Anda mungkin juga menyukai