Anda di halaman 1dari 11

SENI PATUNG

“KEWIBAWAAN DALAM KEHIDUPAN”

OLEH:
SEMESTER V

I MADE SASTRAWAN
(1807040053)

Nama Dosen Pengampu:


I Wayan Aris Susila, S.Sn., M.Sn.
I Gede Satria Budi Utama, S.Sn., M.Sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA DAN


ORNAMEN KEAGAMAAN HINDU FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Seni
Patung ini dengan baik dan lancar. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai
“Kewibawaan Dalam Kehidupan.” Wawasan tersebut bisa didapatkan melalui
pendahuluan, pembahasan masalah dan penarikan kesimpulan. Makalah ini
disusun dengan konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu
pembaca untuk lebih mudah memahami isi dari makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada dosen yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk membuat
tugas makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan
makalah yang telah kami buat.

Denpasar, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Makna/Simbol Topeng Arsa Wijaya Dikaitkan Dengan Kewibawaan Dalam
Kehidupan...........................................................................................................3
B. Deskripsi Karya...................................................................................................4
C. Hasil Karya..........................................................................................................5
D. Kendala Selama Proses Pengerjaan Karya..........................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................6
A. Simpulan..............................................................................................................6
B. Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat
dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau
aditif. Seni budaya bangsa Indonesia sangat beragam sehingga menarik minat
orang-orang luar untuk dapat mengunjungi bangsa ini. Kebudayaan yang di
dalamnya termasuk kesenian ‘tari Bali’ mulai dikenal dimanca negara berkat
lawatan group Bali dari Desa Peliatan Ubud di tahun 1930-an. Setelah event
tersebut benua Amerika dibuat gempar dan mulai melirik wilayah samudera
Pasifik, terutama Bali. Setelah perkenalan misi kesenian tersebut banyak
pelancong, peneliti, penari, pelukis, dari negara lain berkunjung ke Bali,
sampai menetap di Bali. Bahkan, ada yang beristrikan wanita Bali, seperti
Adrien Jean Le Mayeur dari Negara Belgia dengan Ni Polok, dan Antonio
Blanco dengan Ni Ronji. Selain bidang lainnya, dapat kita lihat kesenian tari
merupakan salah satu media perekat antar negara. Indonesia yang kaya akan seni
dan budayanya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung agar
dapat menikmatinya. Terletak diantara pulau Jawa dan Lombok, khsusus
dalam bidang seni tari, Bali kini tidak hanya dikunjungi dari masyarakat
belahan asia saja, namun telah dikunjungi dari belahan benua Amerika dan
Eropa. Mereka tidak hanya menikmati panorama alam, seni budaya Bali saja,
namun telah lebih inten mempelajari secara khsusus tentang kebudayaan kita.
Dalam ranah non formal, tidak sedikit para seniman Bali dapat kita
jumpai sedang melatih tari kepada murid manca negara di rumahnya. Mereka
diajari mulai dari teknik tari, koreografi, fungsi tari, makna, bahkan sampai
mendapat kesempatan untuk dapat pentas dengan sang guru di sebuah pura
setempat (ngayah). Itu menandakan interaksi antara guru dan murid sangat
terasa dalam wadah interaksi sosial religius, khususnya di Bali. Kemudian, di
tingkat formal, seperti penerimaan program Darma SiswaRI 2018 di Prodi
tari,diikuti oleh 12orang mahasiswa, yakni Vanesa Maria De Lujan Moreira
(Argentina), Nicole Katherine Alliott, Felicity Anne Wardle (Australia),
Eliska Sumarova (Republik Ceko), Chihiro Morishita, Aya Uchigasaki, Ai

1
Okumura (Jepang), Magdalena Maria Szczerba (Polandia), Mariia Kurvova
(Rusia), Ikram Ben Messaound (Tunisia), Mariana Marrero Rivero
(Venezuela), Francisca Noopur Singha (Amerika Serikat), bertempat di
Studio Reneng, pertemuannya setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat (pukul 09.30-
11.00 Wita). Tahun ke tahun telah menjalankan program dengan maksimal di
Fakultas Seni Pertunjukan dan di Fakultas Seni Rupa dan Desain. Adapaun
topik yang diberikan adalah tari topeng Dalem Arsa Wijaya gaya Desa Batuan.
Tokoh topeng Arsa Wijaya termasuk karakter putra halus, biasanya topengnya
berwarna putih, disimbolkan sebagai seorang raja yang agung, berwibawa, dan
bijaksana.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana makna
atau simbol patung topeng Arsa Wijaya dikaitkan dengan kewibawaan dalam
kehidupan?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang makna dan
simbol patung topeng Arsa Wijaya dikaitkan dengan kewibawaan dalam
kehidupan.

D. Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar dapat menjadi bahan
bacaan bagi pembaca guna menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman
mengenai makna dan simbol patung topeng Arsa Wijaya dikaitkan dengan
kewibawaan dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna/Simbol Topeng Arsa Wijaya Dikaitkan Dengan Kewibawaan


Dalam Kehidupan
Topeng Arsa Wijaya menggambarkan tokoh raja – raja baik dalam kerajaan
Majapahit maupun kerajaan Bali dalam pertunjukkan Drama Tari Topeng
digambarkan sebagai raja Arsa Wijaya apabila mengambil lakon dari babad
Majapahit atau Dalem Sri Ketut Kresna Kepakisan. Topeng Dalem merupakan tari
topeng yang menokohkan seorang raja yang sedang bertahta di suatu daerah.
Topeng Dalem atau juga disebut dengan Topeng Arsa Wijaya didalam
pertunjukan Topeng Wali. Topeng Wali berarti topeng upacara (sakral) yang
berguna sebagai salah satu syarat agar yadnya (korban suci) yang dilakukan oleh
umat Hindu Bali selesai dengan sempurna. Dalem Arsa Wijaya menceritakan
tentang seorang raja atau tokoh dalam drama tari topeng yang rupanya amat bagus
dengan memikat tapel yang bentuk matanya segi tiga tumpuk (sipit), yang
memakai Cuda Manikkatau Urna yang merupakan simbol dari kewicaksanaan
atau kewibawaan (Bandem, 2020).
Kewibawaan merupakan suatu daya tarik yang terdapat pada seseorang,
sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar atau sukarela
menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Jadi, barang siapa yang memiliki
kewibawaan, akan dipatuhi secara sadar, dengan tidak terpaksa, dengan tidak
merasa/diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk dan
patuh, menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan tersebut
(Milkan, 2018).
Maka dari itu, saya sebagai mahasiswa sekaligus pembuat karya mengambil
konsep “Kewibawaan Dalam Kehidupan” karena menurut sepengetahuan saya,
kewibawaan merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang
akan membuat seseorang tersebut memiliki daya tarik tersendiri sehingga orang
lain yang berhadapan dengannya bisa patuh. Sebagai contoh pada zaman kerajaan
dahulu di Bali kewibawaan itu sangat melekat pada seorang pemimpin, maka dari
itu pada zaman dahulu apabila pemimpin mengeluarkan aturan atau awig
masyarakat tidak berani membantah atupun tidak menjalani aturan tersebut.

3
Berbeda dengan sekarang, yang saya lihat di masyarakat kebanyakan pemimpin
atau yang memegang kuasa tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai
panutan. Sebagai contoh, yang saya lihat di masyarakat pada zaman sekarang
masyarakat kebanyakan tidak akan menjalankan perintah seorang pemimpin atau
yang memegang kuasa apabila tidak diberikan imbalan ataupun upah.

E. Deskripsi Karya

Konsep : Arsa Wijaya


Bahan : Kayu Kamboja
Ukuran : 25 cm x 35 cm
Proses Pembuatan :
Pertama, memilih bahan yang digunakan. Saya menggunakan kayu kamboja
sebagai bahan karena kayu kamboja tidak mudah patah ataupun retak saat dipahat
dan bagus untuk pemula yang baru belajar membuat seni patung. Kedua,
melakukan proses pembuatan karya sesuai dengan sketsa yang telah dibuat dan
disepakati (ACC) oleh dosen pembimbing. Ketiga, melakukan finishing dengan
cara mengamplas dan kemudian di cat. Lama pengerjaan ± satu bulan.

4
F. Hasil Karya

G. Kendala Selama Proses Pengerjaan Karya


Kendala yang saya temui dalam pembuatan karya diantaranya :
1. Kayu yang saya pakai masih terlalu basah sehingga terkadang disaat saya
memahat banyak terjadi patah
2. Saat melakukan finishing pengamplasan dapat berakibat fatal apabila
melakukannya dengan ceroboh

5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Topeng Arsa Wijaya menggambarkan tokoh raja – raja baik dalam kerajaan
Majapahit maupun kerajaan Bali dalam pertunjukkan Drama Tari Topeng
digambarkan sebagai raja Arsa Wijaya apabila mengambil lakon dari babad
Majapahit atau Dalem Sri Ketut Kresna Kepakisan. Dalem Arsa Wijaya
menceritakan tentang seorang raja atau tokoh dalam drama tari topeng yang
rupanya amat bagus dengan memikat tapel yang bentuk matanya segi tiga tumpuk
(sipit), yang memakai Cuda Manikkatau Urna yang merupakan simbol dari
kewicaksanaan atau kewibawaan. Kewibawaan merupakan suatu daya tarik yang
terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara
sadar atau sukarela menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Jadi, barang siapa yang
memiliki kewibawaan, akan dipatuhi secara sadar, dengan tidak terpaksa, dengan
tidak merasa/diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk
dan patuh, menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan tersebut.

H. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis perlu bimbingan dari dosen pembimbing maupun pembaca untuk
kesempurnaan dari makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bandem. 2020. Sendor Topeng Dalem. [online]. Termuat dalam:


https://topengbaliofficial.wordpress.com/2020/05/28/example-post-3/.
Diakses pada tanggal 21 Januari 2021.
Milkan. 2018. Kewibawaan Pada Seseorang. [online]. Termuat dalam:
http://repository.uinsuska.ac.id/12779/7/7.%20BAB
%20II_2018351PAI.pdfDiakses pada tanggal 21 Januari 2021.

7
Dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai