ISLAMISASI DI INDONESIA
Disusun oleh
Dinda Selviani X IPS 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Wali Songo terhadap
Proses Islamisasi di Indonesia”.
Makalah tentang Peran Wali Songo ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi kami dan para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan
luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, besar harapan
penulis makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca.
Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
Dinda Seviani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
C. Nilai dan pelajaran yang dapat diambil dari Wali Songo .................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
Pada era globalisasi ini,
hampir semua bidang
kehidupan rakyat Indonesia
yang
mayoritas beragama Islam telah
dirambah oleh bangsa lain,
terutama bangsa barat yang
note
bene bukan Islam bahkan
cenderung tidak menghiraukan
norma-norma agama. Saya
sengaja
menyusun makalah mengenai
Wali Songo ini dengan harapan
agar para orang tua, para guru,
para penulis, dan para anak-anak
mempunyai wawasan lebih luas
mengenai penyebaran agama
Islam.
Makalah ini berisi riwayat para
penyebar agama Islam, asal-mula
kemunculan Islam di
tanah Jawa menempati realitas
unik sehingga pada dasawarsa
terakhir ini muncul statemen
untuk
menghidupkan dinamika
keagamaan dan keberagamaan
masyarakat di Jawa umumnya
dengan
semangat menghidupkan Islam
Nusantara. Pengkultusan pola
Islam yang muncul di
tengah-
tengah kehidupan masyarakat
Jawa sejatinya ingin meneguhkan
eksitensi kenusantaraan Islam di
Jawa bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar
abad 13 M . Hal tersebut tak
lepas
dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan
diantara tokoh yang sangat
berjasa
dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah “Wali Songo”. Peran Wali
Songo dalam proses Islamisasi di
tanah Jawa sangat besar. Tokoh
Wali Songo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka
hormati. Hal ini karena
ajaran-
ajaran dan dakwahnya yang
unik serta sosoknya yang
menjadi teladan serta ramah
terhadap
masyarakat Jawa sehingga
dengan mudah Islam menyebar
ke seluruh wilayah Nusantara.
Para Wali sama sekali tidak
menggunakan kekerasan untuk
berdakwah. Mereka
menempuh jalan damai, dakwah
bil hal, dengan tingkah laku dan
perbuatan mereka sendiri yang
sesuai denga ajaran Islam.
Sehingga tampak mutu dan
ketinggian agama Islam yang
sangat
demokratis. Mereka juga
memanfaatkan media
masyarakat pada saat itu
sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka
berusaha keras menciptakan
budaya baru yang penuh
kreatifitas
sehingga lahirlah aneka jenis
mainan dan dolanan anak-anak
yang bernafaskan falsafah Islami,
baik berupa tembang atau lagu,
gending tarian dan aneka jenis
permainan lainnya.
Mereka juga menciptakan sastra
Jawa yang sangat tinggi nilai
estetis dan falsafahnya,
seperti Suluk, lakon Wayang
Caranga Dewa Ruci, dan
beberapa karya sastra lainnya.
Kisah
perjuangan mereka sangat unik.
Pada saat berhadapan dengan
rakyat jelata, rakyat awam,
orang-
orang sakti, para sarjana
(Brahmana dan pendeta Budha)
maupun ketika berhadapan
dengan para
penguasa. Keberhasilan para
Wali Songo pantas kita
renungkan, kita jadikan
pijakan untuk
melangkah di zaman modern
ini dengan tantangan dakwah
yang berbeda namun pada
hakekatnya sama yaitu
mengembangkan agama islam di
daerah masing-masing.
Pada era globalisasi ini,
hampir semua bidang
kehidupan rakyat Indonesia
yang
mayoritas beragama Islam telah
dirambah oleh bangsa lain,
terutama bangsa barat yang
note
bene bukan Islam bahkan
cenderung tidak menghiraukan
norma-norma agama. Saya
sengaja
menyusun makalah mengenai
Wali Songo ini dengan harapan
agar para orang tua, para guru,
para penulis, dan para anak-anak
mempunyai wawasan lebih luas
mengenai penyebaran agama
Islam.
Makalah ini berisi riwayat para
penyebar agama Islam, asal-mula
kemunculan Islam di
tanah Jawa menempati realitas
unik sehingga pada dasawarsa
terakhir ini muncul statemen
untuk
menghidupkan dinamika
keagamaan dan keberagamaan
masyarakat di Jawa umumnya
dengan
semangat menghidupkan Islam
Nusantara. Pengkultusan pola
Islam yang muncul di
tengah-
tengah kehidupan masyarakat
Jawa sejatinya ingin meneguhkan
eksitensi kenusantaraan Islam di
Jawa bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar
abad 13 M . Hal tersebut tak
lepas
dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan
diantara tokoh yang sangat
berjasa
dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah “Wali Songo”. Peran Wali
Songo dalam proses Islamisasi di
tanah Jawa sangat besar. Tokoh
Wali Songo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka
hormati. Hal ini karena
ajaran-
ajaran dan dakwahnya yang
unik serta sosoknya yang
menjadi teladan serta ramah
terhadap
masyarakat Jawa sehingga
dengan mudah Islam menyebar
ke seluruh wilayah Nusantara.
Para Wali sama sekali tidak
menggunakan kekerasan untuk
berdakwah. Mereka
menempuh jalan damai, dakwah
bil hal, dengan tingkah laku dan
perbuatan mereka sendiri yang
sesuai denga ajaran Islam.
Sehingga tampak mutu dan
ketinggian agama Islam yang
sangat
demokratis. Mereka juga
memanfaatkan media
masyarakat pada saat itu
sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka
berusaha keras menciptakan
budaya baru yang penuh
kreatifitas
sehingga lahirlah aneka jenis
mainan dan dolanan anak-anak
yang bernafaskan falsafah Islami,
baik berupa tembang atau lagu,
gending tarian dan aneka jenis
permainan lainnya.
Mereka juga menciptakan sastra
Jawa yang sangat tinggi nilai
estetis dan falsafahnya,
seperti Suluk, lakon Wayang
Caranga Dewa Ruci, dan
beberapa karya sastra lainnya.
Kisah
perjuangan mereka sangat unik.
Pada saat berhadapan dengan
rakyat jelata, rakyat awam,
orang-
orang sakti, para sarjana
(Brahmana dan pendeta Budha)
maupun ketika berhadapan
dengan para
penguasa. Keberhasilan para
Wali Songo pantas kita
renungkan, kita jadikan
pijakan untuk
melangkah di zaman modern
ini dengan tantangan dakwah
yang berbeda namun pada
hakekatnya sama yaitu
mengembangkan agama islam di
daerah masing-masing.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Dikenal dengan Sunan Gresik, nama Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh
walisongo yang lahir di daerah Campa (Kamboja). Ayah beliau adalah ulama
besar yang bernama Barakat Zainul Alam.
Setelah menginjak tanah Jawa, yang pertama kali didakwahkan oleh Sunan
Maulana Malik Ibrahim adalah Islamisasi Jawa, membuka sebuah warung
dengan harga yang murah, menjadi tabib untuk masyarakat secara gratis,
bercocok tanam dan lain sebagainya.
Kebaikan Sunan Maulana Malik Ibrahim pada saat itu mampu menarik
perhatian masyarakat dengan membuka sebuah warung dengan harga yang
murah, menjadi tabib untuk masyarakat secara gratis, bercocok tanam dan lain
sebagainya.
2. SUNAN AMPEL
3. SUNAN DERAJAT
Sunan Derajat merupakan seorang putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng
Manila. Sunan Derajat nama aslinya yaitu Raden Qasim adalah seorang tokoh
agama yang memiliki kecerdasan tinggi,
Ternyata perhatian penuh yang diberikan oleh Raden Qasim adalah sebuah
strategi. Jika rakyat sudah nyaman dengan Raden Qasim barulah beliau
memberikan dakwah seputar ajaran Islam yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat.
4. SUNAN BONANG
Nama asli dari Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau
adalah saudara dari Sunan Derajat karena sama-sama putra dari Sunan Ampel
dan Nyai Ageng Manila. Nama “Bonang” diambil
karena beliau berdakwah di daerah Bonang yaitu
Kabupaten Rembang.
5. SUNAN GIRI
Beliau memiliki nama asli Raden Paku. Sejarah dari nama tersebut adalah
ketika lahir beliau bukanlah anak yang diharapkan
oleh keluarganya, beliau dianggap sebagai sebuah
kutukan oleh Ayahnya yang bernama Maulana Ishaq.
Beliau merupakan putra dari Maulana Ishaq dan
Dewi Sekardadu, Karena tidak diharapkan Raden
Paku dibuang, namun ditemukan oleh seorang ibu
yang baik dan mengangkatnya menjadi seorang
anak.
6. SUNAN KUDUS
7. SUNAN MURIA
8. SUNAN KALIJAGA
Nama asli dari Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatulloh, beliau ditinggal
ayahnya saat umurnya masih remaja yaitu
sekitar 20 tahunan. Beliau memilih untuk
menyebarkan agama Islam di tanah jawa
tepatnya di daerah Jawa Barat, bersama
dengan ibunya tepatnya pada tahun 1475
Masehi.
Sunan Gunung Jati sebelum pergi ke Jawa
terlebih dulu singgai di daerah Gujarat untuk
memperdalam ilmu agama. Setelah dirasa
memiliki ilmu yang cukup, beliau
menyebarkan Islam bersama dengan para wali lain Untuk memperdalam ilmu
agama beliau bermusyawarah dengan wali yang lain di Masjid Demak.
Dari keaktifan beliau tersebut Sunan Gunung Jati mulai mendirikan Kesultanan
Pakungwati Setelah berdirinya Kesultanan Pakungwati, melalui perdagangan
Cirebon ke China Sunan Gunung Jati perlahan juga menyebarkan ilmu sholat ke
rakyat China, beliau menarik perhatian orang China agar mau melaksanakan
sholat dengan alasan sholat adalah terapi pijat ringan yang biasa disebut
dengan akupuntur, ilmu pengobatan ini sangat manjur untuk kesehatan semua
orang.
1. Sunan Gresik
Sunan Gresik menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa Timur. bekerja
sebagai pedagang dan tabib yang membantu mengobati masyarakat secara
gratis. Beliau juga mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas
bawah yang selama ini disisihkan oleh ajaran Hindu. Beliau berdawkah lewat
pergaulan yang baik dengan masyarakat sekitar.
2. Sunan Ampel
Beliau membangun pondok pesantren di Ampel Denta di Surabaya untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Ketika Kesultanan Demak hendak dibangun, Sunan Ampel turut memprakarsai
lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa tersebut. Beliau pula yang menunjuk
muridnya, Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V yang merupakan Raja
Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak.
3. Sunan Giri
Sunan Giri menyebarkan Islam melalui seni. Karya seni yang sering dianggap
berhubungan dengan Sunan Giri adalah permainan anak seperti Jelungan, Lir-
ilir dan Cublak Suweng, serta beberapa gending seperti Asmaradana dan
Pucung. Tembang Lir-ilir mengandung pesan keimanan dan ajakan berubah ke
arah yang lebih baik.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang menyebarkan Islam dengan berkelana ke daerah terpencil
seperti Tuban, Pati, Madura dan Pulau Bawean
Kesenian menjadi media dakwahnya. Sunan Bonang menggubah gamelan
Jawa. Sunan Bonang juga seorang dalang yang menggubah lakon dan
memasukkan tafsir-tafsir khas Islam.
5. Sunan Drajat
Sunan Drajat menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan dari agama Islam. keberhasilan
Sunan Drajat menyebarkan agama Islam dan mengurangi kemiskinan
warganya.
6. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga juga memilih seni sebagai media dakwahnya. Beliau
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk. Beliau juga
merupakan tokoh pencipta baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud,
layang kalimasada, dan lakon wayang Petruk Jadi Raja.
7. Sunan Kudus
Dakwah beliau juga disampaikan secara halus. Beliau juga mendekati
masyarakat dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Ini bisa
terlihat pada arsitektur Masjid Kudus. Beliau juga pernah menjadi Senapati
atau panglima perang Kerajaan Islam Demak.
8. Sunan Muria
Media yang dipakai untuk berdakwah yakni lewat kesenian dan kebudayaan.
Beliau juga bergaul dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya wali yang menjadi kepala
pemerintahan. Beliau mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten. Posisinya
tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan Islam. Beliau juga mendekati
rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan penghubung antar
wilayah.
C. NILAI DAN PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI SEMANGAT
PERJUANGAN WALI SONGO DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM
1. Sunan Gresik
Pantang menyerah, cerdas, dan berani.
2. Sunan Ampel
Toleransi, saling menghargai, kasih sayang pada sesama.
3. Sunan Bonang
Cerdas, berwibawa, dan ramah.
4. Sunan Drajat
Etos kerja keras, dermawan, jujur, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas
sosial, serta gotong-royong.
5. Sunan Kudus
Pemberani, Kreatif, santun dan toleransi, ambisius, ksatria.
6. Sunan Giri
Berjuang secara maksimal untuk menyebarkan islam di tanah jawa, berteguh
pendirian ( tidak mencampuri adat nusantara dengan ajaran islam dalam
penyebarannya)
7. Sunan Kalijaga
Menghargai kebudayaan pra Islam, melakukan perpaduan budaya dengan
menghilangkan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
8. Sunan Muria
Lembut, setia pada prinsipnya, dan tak mengingkari janji.
A. Kesimpulan
kesembilan wali tersebut merupakan Waliyulloh yang berjasa untuk
menyebarkan agama Islam di Indonesia yang cukup bersejarah, kesembilan
wali tersebut dikenal dengan julukan Sunan.
Wali Songo atau Sembilan wali memiliki peran penting dalam penyebaran
agama Islam di Nusantara, khususnya Pulau Jawa. Sembilan orang wali yang
dimaksud adalah Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus,
Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.
B. Saran
Dengan mengetahui sejarah singkat Walisongo, mari kita bersama-sama
melanjutkan perjuangan para wali agar Islam tetap menjadi agama yang
benar dan mendapat ridho dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
https://made-blog.com/wali-songo/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/peran-wali-songo-dalam-penyebaran-islam-di-
nusantara-1tagMRjucF1