Anda di halaman 1dari 30

PERAN WALI SONGO TERHADAP PROSES

ISLAMISASI DI INDONESIA

Disusun oleh
Dinda Selviani X IPS 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Wali Songo terhadap
Proses Islamisasi di Indonesia”.

Makalah tentang Peran Wali Songo ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi kami dan para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan
luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, besar harapan
penulis makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca.
Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 22 Maret 2022

Dinda Seviani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Wali Songo


1. Sunan Gresik .................................................................................................2
2. Sunan Ampel.................................................................................................2-3
3. Sunan Derajat................................................................................................3
4. Sunan Bonang................................................................................................4
5. Sunan Giri......................................................................................................4-5
6. Sunan Kudus..................................................................................................6
7. Sunan Muria..................................................................................................6-7
8. Sunan Kalijaga ...............................................................................................7
9. Sunan Gunung Jati ........................................................................................7-8

B. Peran dan perjuangan Wali Songo ...................................................................8-9

C. Nilai dan pelajaran yang dapat diambil dari Wali Songo .................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
Pada era globalisasi ini,
hampir semua bidang
kehidupan rakyat Indonesia
yang
mayoritas beragama Islam telah
dirambah oleh bangsa lain,
terutama bangsa barat yang
note
bene bukan Islam bahkan
cenderung tidak menghiraukan
norma-norma agama. Saya
sengaja
menyusun makalah mengenai
Wali Songo ini dengan harapan
agar para orang tua, para guru,
para penulis, dan para anak-anak
mempunyai wawasan lebih luas
mengenai penyebaran agama
Islam.
Makalah ini berisi riwayat para
penyebar agama Islam, asal-mula
kemunculan Islam di
tanah Jawa menempati realitas
unik sehingga pada dasawarsa
terakhir ini muncul statemen
untuk
menghidupkan dinamika
keagamaan dan keberagamaan
masyarakat di Jawa umumnya
dengan
semangat menghidupkan Islam
Nusantara. Pengkultusan pola
Islam yang muncul di
tengah-
tengah kehidupan masyarakat
Jawa sejatinya ingin meneguhkan
eksitensi kenusantaraan Islam di
Jawa bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar
abad 13 M . Hal tersebut tak
lepas
dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan
diantara tokoh yang sangat
berjasa
dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah “Wali Songo”. Peran Wali
Songo dalam proses Islamisasi di
tanah Jawa sangat besar. Tokoh
Wali Songo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka
hormati. Hal ini karena
ajaran-
ajaran dan dakwahnya yang
unik serta sosoknya yang
menjadi teladan serta ramah
terhadap
masyarakat Jawa sehingga
dengan mudah Islam menyebar
ke seluruh wilayah Nusantara.
Para Wali sama sekali tidak
menggunakan kekerasan untuk
berdakwah. Mereka
menempuh jalan damai, dakwah
bil hal, dengan tingkah laku dan
perbuatan mereka sendiri yang
sesuai denga ajaran Islam.
Sehingga tampak mutu dan
ketinggian agama Islam yang
sangat
demokratis. Mereka juga
memanfaatkan media
masyarakat pada saat itu
sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka
berusaha keras menciptakan
budaya baru yang penuh
kreatifitas
sehingga lahirlah aneka jenis
mainan dan dolanan anak-anak
yang bernafaskan falsafah Islami,
baik berupa tembang atau lagu,
gending tarian dan aneka jenis
permainan lainnya.
Mereka juga menciptakan sastra
Jawa yang sangat tinggi nilai
estetis dan falsafahnya,
seperti Suluk, lakon Wayang
Caranga Dewa Ruci, dan
beberapa karya sastra lainnya.
Kisah
perjuangan mereka sangat unik.
Pada saat berhadapan dengan
rakyat jelata, rakyat awam,
orang-
orang sakti, para sarjana
(Brahmana dan pendeta Budha)
maupun ketika berhadapan
dengan para
penguasa. Keberhasilan para
Wali Songo pantas kita
renungkan, kita jadikan
pijakan untuk
melangkah di zaman modern
ini dengan tantangan dakwah
yang berbeda namun pada
hakekatnya sama yaitu
mengembangkan agama islam di
daerah masing-masing.
Pada era globalisasi ini,
hampir semua bidang
kehidupan rakyat Indonesia
yang
mayoritas beragama Islam telah
dirambah oleh bangsa lain,
terutama bangsa barat yang
note
bene bukan Islam bahkan
cenderung tidak menghiraukan
norma-norma agama. Saya
sengaja
menyusun makalah mengenai
Wali Songo ini dengan harapan
agar para orang tua, para guru,
para penulis, dan para anak-anak
mempunyai wawasan lebih luas
mengenai penyebaran agama
Islam.
Makalah ini berisi riwayat para
penyebar agama Islam, asal-mula
kemunculan Islam di
tanah Jawa menempati realitas
unik sehingga pada dasawarsa
terakhir ini muncul statemen
untuk
menghidupkan dinamika
keagamaan dan keberagamaan
masyarakat di Jawa umumnya
dengan
semangat menghidupkan Islam
Nusantara. Pengkultusan pola
Islam yang muncul di
tengah-
tengah kehidupan masyarakat
Jawa sejatinya ingin meneguhkan
eksitensi kenusantaraan Islam di
Jawa bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar
abad 13 M . Hal tersebut tak
lepas
dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan
diantara tokoh yang sangat
berjasa
dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah “Wali Songo”. Peran Wali
Songo dalam proses Islamisasi di
tanah Jawa sangat besar. Tokoh
Wali Songo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka
hormati. Hal ini karena
ajaran-
ajaran dan dakwahnya yang
unik serta sosoknya yang
menjadi teladan serta ramah
terhadap
masyarakat Jawa sehingga
dengan mudah Islam menyebar
ke seluruh wilayah Nusantara.
Para Wali sama sekali tidak
menggunakan kekerasan untuk
berdakwah. Mereka
menempuh jalan damai, dakwah
bil hal, dengan tingkah laku dan
perbuatan mereka sendiri yang
sesuai denga ajaran Islam.
Sehingga tampak mutu dan
ketinggian agama Islam yang
sangat
demokratis. Mereka juga
memanfaatkan media
masyarakat pada saat itu
sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka
berusaha keras menciptakan
budaya baru yang penuh
kreatifitas
sehingga lahirlah aneka jenis
mainan dan dolanan anak-anak
yang bernafaskan falsafah Islami,
baik berupa tembang atau lagu,
gending tarian dan aneka jenis
permainan lainnya.
Mereka juga menciptakan sastra
Jawa yang sangat tinggi nilai
estetis dan falsafahnya,
seperti Suluk, lakon Wayang
Caranga Dewa Ruci, dan
beberapa karya sastra lainnya.
Kisah
perjuangan mereka sangat unik.
Pada saat berhadapan dengan
rakyat jelata, rakyat awam,
orang-
orang sakti, para sarjana
(Brahmana dan pendeta Budha)
maupun ketika berhadapan
dengan para
penguasa. Keberhasilan para
Wali Songo pantas kita
renungkan, kita jadikan
pijakan untuk
melangkah di zaman modern
ini dengan tantangan dakwah
yang berbeda namun pada
hakekatnya sama yaitu
mengembangkan agama islam di
daerah masing-masing.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses Islamisasi tidak mempunyai awal yang pasti. Pada umumnya


kedatangan Uskam dan cara menyebarkannya jeoada golongan bangsawan
maupun rakyat umum dilakukan dengan cara damai. Hal tersebut tak lepasdari
peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang
sangat berjasadalam proses Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah “Wali Songo”.

Di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia sejatinya ingin


meneguhkan eksitensi kenusantaraan Islam, penyesuaian antara adat dan
syariah di Indonesia selalu terjadi. Meskipun terkadang dalam permulaan
mengalami proses pertentangan dalam masyarakatnya. Sehingga tampak
mutu dan ketinggian agama Islam yang sangat demokratis. Mereka
juga memanfaatkan media masyarakat pada saat itu sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka berusaha keras menciptakan budaya baru
yang penuh kreativitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah


ini adalah, sebagai berikut;
1. Siapa saja tokoh wali songo?
2. Bagaimana peranan dan perjuangan masing – masing wali songo dalam
memperjuangkan Islam?
3. Nilai dan pelajaran apa yang dapat diambil dari semangat perjuangan para
wali songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia?
BAB 2

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI WALI SONGO


1. SUNAN GRESIK

Dikenal dengan Sunan Gresik, nama Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh
walisongo yang lahir di daerah Campa (Kamboja). Ayah beliau adalah ulama
besar yang bernama Barakat Zainul Alam. 

Disana Maulana Malik Ibrahim dipanggil dengan


sebutan Asmaraqandi. Beliau adalah orang
pertama yang menyebar luaskan agama Islam di
Jawa,

Ketika masuk ke Indonesia tidak langsung masuk ke


jawa, beliau mencari ilmu dulu di Champa selama
kurang lebih 13 tahun.
Kemudian menikahi putri raja dan diberi 2
keturunan, kedua-duanya menjadi tokoh Islam
pula yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Rasyid Ali Murtadha (Raden
Santri). Setelah itu barulah beliau hijrah ke Gresik

Setelah menginjak tanah Jawa, yang pertama kali didakwahkan oleh Sunan
Maulana Malik Ibrahim adalah Islamisasi Jawa, membuka sebuah warung
dengan harga yang murah, menjadi tabib untuk masyarakat secara gratis,
bercocok tanam dan lain sebagainya.
Kebaikan Sunan Maulana Malik Ibrahim pada saat itu mampu menarik
perhatian masyarakat dengan membuka sebuah warung dengan harga yang
murah, menjadi tabib untuk masyarakat secara gratis, bercocok tanam dan lain
sebagainya.

2. SUNAN AMPEL

Sunan yang berjuang di daerah Surabaya adalah


Sunan Ampel. Nama aslinya adalah Raden Rahmat.
Raden Rahmat adalah putra dari Sunan Gresik
(Asmaraqandi) Sunan Ampel berjuang di daerah
Surabaya tepatnya di desa Ampel,
Istri dari Raden Rahmat adalah wanita terhormat yang bernama Dewi
Condrowati atau Nyai Ageng Manila dan Dewi Karimah.
Pernikahan dengan kedua putri tersebut memberikan keturunan yang cukup
banyak.
Raden Rahmat berdakwah di Jawa sekitar tahun 1443. Dakwah yang diberikan
oleh Raden Rahmat kepada masyarakat dikenal dengan sebutan Moh Limo.
Moh Limo adalah 5 hal yang terlarang, yaitu

- Moh Main (tidak bermain judi dll),


- Moh Mabok (tidak minum minuman keras),
- Moh Madat (tidak mau mencuri barang orang lain),
- Moh Maling (tidak mau mencuri, korupsi, dan sejenisnya),
- Moh Madon (tidak mau berzina, tidak homo, dan tidak lasbi).

Di akhir hayatnya, Raden Rahmat  mendirikan sebuah masjid yang Agung di


daerah Demak, dan sekarang masjid tersebut menjadi masjid terbesar di
Demak.

3. SUNAN DERAJAT

Sunan Derajat merupakan seorang putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng
Manila. Sunan Derajat nama aslinya yaitu Raden Qasim adalah seorang tokoh
agama yang memiliki kecerdasan tinggi,

Sebenarnya Raden Qasim diperintah oleh Ayahnya


untuk berdakwah di daerah Gresik, namun karena
menetapnya di Lamongan beliau juga berdakwah di
Lamongan.

Tidak hanya diizinkan, Sunan Bonang juga


memberikan tanah untuk tempat tinggal Raden
Qasim menjadi seorang tokoh yang disukai oleh
masyarakat, beliau selalu mengutamakan
kesejahteraan sosial seluruh masyarakat.

Ternyata perhatian penuh yang diberikan oleh Raden Qasim adalah sebuah
strategi. Jika rakyat sudah nyaman dengan Raden Qasim barulah beliau
memberikan dakwah seputar ajaran Islam yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat.
4. SUNAN BONANG

Nama asli dari Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau
adalah saudara dari Sunan Derajat karena sama-sama putra dari Sunan Ampel
dan Nyai Ageng Manila. Nama “Bonang” diambil
karena beliau berdakwah di daerah Bonang yaitu
Kabupaten Rembang.

Cara dakwahnya pun menyesuaikan kebiasaan dari


masyarakat yaitu sesuatu yang berbau kesenian.
Sesuatu yang disukai oleh masyarakat Tuban adalah
sebuah hiburan yang menggunakan alat musik,
sehingga Raden Maulana juga berdakwah
menggunakan alat musik tradisional seperti
gamelan, wayang, suluk, dan tembang tamsil. 

Dengan keberaniannya berdakwah menggunakan


tembang-tembang Jawa atau kesenian, banyak orang yang masuk Islam tanpa
paksaan yang membuat beliau lebih beriman kepada Allah.

5. SUNAN GIRI

Beliau memiliki nama asli Raden Paku. Sejarah dari nama tersebut adalah
ketika lahir beliau bukanlah anak yang diharapkan
oleh keluarganya, beliau dianggap sebagai sebuah
kutukan oleh Ayahnya yang bernama Maulana Ishaq.
Beliau merupakan putra dari Maulana Ishaq dan
Dewi Sekardadu, Karena tidak diharapkan Raden
Paku dibuang, namun ditemukan oleh seorang ibu
yang baik dan mengangkatnya menjadi seorang
anak.

Ibu angkat Raden Paku membawa beliau untuk


belajar agama pada Raden Rahmat (Sunan Ampel)
sejak beliau remaja. Karena sebenarnya Sunan  Giri
adalah keturunan dari bangsawan maka setelah
dewasa Sunan Ampel mengirimkan Sunan Giri bersama dengan Sunan Bonang
pergi ke wilayah Pasai untuk menimba ilmu.
Sunan Giri menyampaikan dakwah dengan cara menciptakan sebuah
permainan dimasukkan unsur agamis yang terkesan lebih menyenangkan dan
menarik. Karena lebih menekankan pada permainan, Sunan Giri memberikan
pengajaran tersebut pada anak-anak. Beberapa ciptaan Sunan Giri yang dikenal
sampai sekarang adalah tembang dolanan yang isinya mengenai ketauhidan.

6. SUNAN KUDUS

Sunan Kudus adalah salah satu Sunan yang


menyebarkan agama Islam di daerah Kudus,
beliau berasal dan juga lahir dari Quds negeri
Palestina, beliau ikut kakek dan Ayahnya untuk
hijrah ke tanah Jawa.

Meskipun demikian, namun Sunan Kudus adalah


seorang senopati yang sangat hebat di kerajaan
Demak. Tidak hanya Demak, beliau juga menjabat
menjadi senopati di kerajaan Majapahit

Sunan Kalijaga adalah guru Sunan Kudus dan


beliau mendapatkan banyak ilmu darinya. Dari situlah metode dakwah dari
Sunan Kudus tidak jauh beda dengan cara dakwah Sunan Kalijaga. Metode nya
adalah menekankan pada budaya dan juga kearifan lokal.

7. SUNAN MURIA

Dijuluki sebagai Sunan Muria atau Raden


Umar Sahid karena beliau berdakwah di dekat
lereng Gunung Muria dan menetap di situ
sampai akhir hayatnya.

Cara berdakwahnya hampir sama dengan


Ayahnya yaitu Sunan Kalijaga, yaitu
menyebarkan agama dengan halus dan
menyelipkan nilai budaya. Namun yang
membedakan adalah Sunan Muria lebih senang berdakwah di beberapa
tempat terpencil dan jauh dari keramaian
dengan mengajarkan cara untuk berdagang dan bercocok tanam. Salah satu
ciri khas dari Sunan Muria adalah beliau mengajarkan umat Islam cara
berdakwah dengan kesenian gamelan serta wayang sebagai alat untuk
berdakwah. Karena itulah Sunan Muria terkenal dengan dakwah yang disebut
Topo Ngeli.

8. SUNAN KALIJAGA

Sunan Kalijaga juga mengandalkan dakwah


dengan metode peduli dan dekat dengan
rakyat jelata.

Roda pemerintahan yang semakin


mengkhawatirkan membuat rakyat jelata harus
membayar pajak yang cukup tinggi padahal
mereka tidak mampu. Dari kejadian inilah
Sunan Kalijaga berniat untuk membantu rakyat
jelata namun dengan cara yang tidak terpuji
yaitu dengan mencuri hasil bumi yang
disimpan di gadang Ayahnya.
Beliau mencuri untuk diberikan kepada rakyat yang membutuhkan.

9. SUNAN GUNUNG JATI

Nama asli dari Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatulloh, beliau ditinggal
ayahnya saat umurnya masih remaja yaitu
sekitar 20 tahunan. Beliau memilih untuk
menyebarkan agama Islam di tanah jawa
tepatnya di daerah Jawa Barat, bersama
dengan ibunya tepatnya pada tahun 1475
Masehi.
Sunan Gunung Jati sebelum pergi ke Jawa
terlebih dulu singgai di daerah Gujarat untuk
memperdalam ilmu agama. Setelah dirasa
memiliki ilmu yang cukup, beliau
menyebarkan Islam bersama dengan para wali lain Untuk memperdalam ilmu
agama beliau bermusyawarah dengan wali yang lain di Masjid Demak.

Dari keaktifan beliau tersebut Sunan Gunung Jati mulai mendirikan Kesultanan
Pakungwati Setelah berdirinya Kesultanan Pakungwati, melalui perdagangan
Cirebon ke China Sunan Gunung Jati perlahan juga menyebarkan ilmu sholat ke
rakyat China, beliau menarik perhatian orang China agar mau melaksanakan
sholat dengan alasan sholat adalah terapi pijat ringan yang biasa disebut
dengan akupuntur, ilmu pengobatan ini sangat manjur untuk kesehatan semua
orang. 

B. PERANAN DAN PERJUANGAN WALI SONGO

1. Sunan Gresik
Sunan Gresik menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa Timur. bekerja
sebagai pedagang dan tabib yang membantu mengobati masyarakat secara
gratis. Beliau juga mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas
bawah yang selama ini disisihkan oleh ajaran Hindu. Beliau berdawkah lewat
pergaulan yang baik dengan masyarakat sekitar.
2. Sunan Ampel
Beliau membangun pondok pesantren di Ampel Denta di Surabaya untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Ketika Kesultanan Demak hendak dibangun, Sunan Ampel turut memprakarsai
lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa tersebut. Beliau pula yang menunjuk
muridnya, Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V yang merupakan Raja
Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak.
3. Sunan Giri
Sunan Giri menyebarkan Islam melalui seni. Karya seni yang sering dianggap
berhubungan dengan Sunan Giri adalah permainan anak seperti Jelungan, Lir-
ilir dan Cublak Suweng, serta beberapa gending seperti Asmaradana dan
Pucung. Tembang Lir-ilir mengandung pesan keimanan dan ajakan berubah ke
arah yang lebih baik.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang menyebarkan Islam dengan berkelana ke daerah terpencil
seperti Tuban, Pati, Madura dan Pulau Bawean
Kesenian menjadi media dakwahnya. Sunan Bonang menggubah gamelan
Jawa. Sunan Bonang juga seorang dalang yang menggubah lakon dan
memasukkan tafsir-tafsir khas Islam.
5. Sunan Drajat
Sunan Drajat menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan dari agama Islam. keberhasilan
Sunan Drajat menyebarkan agama Islam dan mengurangi kemiskinan
warganya.
6. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga juga memilih seni sebagai media dakwahnya. Beliau
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk. Beliau juga
merupakan tokoh pencipta baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud,
layang kalimasada, dan lakon wayang Petruk Jadi Raja.
7. Sunan Kudus
Dakwah beliau juga disampaikan secara halus. Beliau juga mendekati
masyarakat dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Ini bisa
terlihat pada arsitektur Masjid Kudus. Beliau juga pernah menjadi Senapati
atau panglima perang Kerajaan Islam Demak.
8. Sunan Muria
Media yang dipakai untuk berdakwah yakni lewat kesenian dan kebudayaan.
Beliau juga bergaul dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya wali yang menjadi kepala
pemerintahan. Beliau mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten. Posisinya
tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan Islam. Beliau juga mendekati
rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan penghubung antar
wilayah.
C. NILAI DAN PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI SEMANGAT
PERJUANGAN WALI SONGO DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM
1. Sunan Gresik
Pantang menyerah, cerdas, dan berani.

2. Sunan Ampel
Toleransi, saling menghargai, kasih sayang pada sesama.

3. Sunan Bonang
Cerdas, berwibawa, dan ramah.

4. Sunan Drajat
Etos kerja keras, dermawan, jujur, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas
sosial, serta gotong-royong.

5. Sunan Kudus
Pemberani, Kreatif, santun dan toleransi, ambisius, ksatria.

6. Sunan Giri
Berjuang secara maksimal untuk menyebarkan islam di tanah jawa, berteguh
pendirian ( tidak mencampuri adat nusantara dengan ajaran islam dalam
penyebarannya)

7. Sunan Kalijaga
Menghargai kebudayaan pra Islam, melakukan perpaduan budaya dengan
menghilangkan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam

8. Sunan Muria
Lembut, setia pada prinsipnya, dan tak mengingkari janji.

9. Sunan Gunung Jati


ketika menjadi seorang Raja beliau tidak suka memperkaya diri, ketika beliau
menyebarkan Islam dengan pendekatan yang lembut, seperti dengan
menyantuni orang miskin, mengobat yang sakit, menyampaikan syiar agama
dengan pendekatan budaya dan lain sebagainya.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
kesembilan wali tersebut merupakan Waliyulloh yang berjasa untuk
menyebarkan agama Islam di Indonesia yang cukup bersejarah, kesembilan
wali tersebut dikenal dengan julukan Sunan.

Wali Songo atau Sembilan wali memiliki peran penting dalam penyebaran
agama Islam di Nusantara, khususnya Pulau Jawa. Sembilan orang wali yang
dimaksud adalah Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus,
Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.

Masing-masing memiliki keahlian dan cara yang berbeda dalam


menyebarkan agama Islam di Indonesia. Namun, dari kesembilan wali saling
berkaitan dalam hubungan atau silisilah kekeluargaan.

B. Saran
Dengan mengetahui sejarah singkat Walisongo, mari kita bersama-sama
melanjutkan perjuangan para wali agar Islam tetap menjadi agama yang
benar dan mendapat ridho dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
https://made-blog.com/wali-songo/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/peran-wali-songo-dalam-penyebaran-islam-di-
nusantara-1tagMRjucF1

Anda mungkin juga menyukai