PROPOSAL
Disusun Oleh
Muhamad Badrudin
01.2018.1.2.030
Tasikmalaya
2020
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA yang telah menakdirkan penulis untuk
bisa menyelesaikan Tugas Proposal ini. Tak lupa Shalawat dan Salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada junjungan alam, panutan umat manusia dan
tokoh yang paling berpengaruh di Dunia yaitu Nabi Muhammad SAW juga
kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya.
Menyadari kekurangan yang dimiliki penulis, bahwa tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan tugas selanjutnya. Harapan
penulis semoga tulisan ini memberikan ilmu dan manfaat, khusunya bagi penulis
pribadi umumnya kepada pembaca sekalian. Terima kasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB 1....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................2
B. Batasan Dan Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
PENDEKATAN DAN KERANGKA TEORI....................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................8
METODE PENELITIAN..............................................................................................................................8
A. Pengumpulan Sumber (Heuristik)....................................................................................................9
B. Kritik Sumber (Verifikasi).................................................................................................................9
C. Interpretasi (Penafsiran)................................................................................................................10
D. Historiografi ( Penulisan Sejarah)...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................11
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membahas cerita masa lampau kita senantiasa di suguhkan dengan
berbagai macam cerita, baik itu dongeng fantasi, cerita rakyat daerah, ataupun
cerita sejarah pemberontakan khususnya Indonesia. Indoenesia yang merupakan
negara dengan berbagai macam faham kebangsaan yang dimiliki rakyatnya,
menjadikannya negara yang memiliki banyak sekali perbedaan dalam hal ketata
negaraan. Tak lepas dari itu banyak sekali buku buku yang menceritakan tentang
perjuangan rakyat demi mencapai dan mempertahankan kemerdekaan indonesia
ini. Penulis pun akhirnya tertarik tuk meneliti salah satu perjuangan salah satu
tokoh yang ingin mendirikan negara indonesia dengan berlandaskan syariat islam
yaitu, Darul Islam. Karena banyaknya cerita yang di dengar sejak kecil dari
kakek buyut penulis ataupun tokoh masyarakat di tempat asal penulis tentang
peristiwa pembrontakannya terhadap masyarakat sipil. Dan juga penulis pun
pernah berkunjung ke salah satu pemakaman yang di anggap merupakan makam
dari anggota darul islam ini.
1
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktek Politik Islam di
Indonesia, (Jakarta, cet. I, Paramadiana: 1998), hlm 62.
2
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942, (Jakarta: LP3ES,
1994),hlm.114-170
3
Abdul Aziz, Politik Islam Politik; Pergulatan Ideologis PPP Menjadi Partai Islam
(Yogyakarta: Tiara Wacana ,2006), hlm. 24
4
BPUPKI merupakan forum yang demokratis dalam tawar menawar secara bebas antara paksi
nasionalis sekuler dan nasionalis muslim dalam merumuskan asas negara Indonesia. Lihat; Prof.
Dr. Faisal Ismail, Pijar-pijar Islam; Pergumulan Kultur dan Struktur, (Yogyakarta: LESPFI, 2002).
hlm. 38.
5
Kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara
6
tercapai. Fakta ini menjadi salah satu latar belakang munculnya gerakan
perjuangan Islam di luar Konstituante seperti Darul Islam (DI).
Perseteruan antara pihak Karto dengan Belanda reda ketika terjadi perjanjian
Renville. Namun, hasil dari perjanjian terebut sangat merugikan pihak rakyat
Indonesia khususnya rakyat Jawa Barat di mana pasukan RI harus ditarik mundur
dari wilayah Jawa Barat dan sekitarnya sebagai daerah yang resmi dikuasai
Belanda. Karto yang pada saat itu menjabat sebagai pimpinan Masyumi dan
menguasai sebagian kekuatan bersenjata di Jawa Barat menolak keras hasil
perundingan tersebut.10 Karto bersama dengan pasukan Hizbullah dan Sabilillah
memilih bertahan di Malangbong serta bergerilya di balik gunung. Melihat
situasi genting tersebut, Karto menyiapkan pemerintahan baru yang telah
dicita-citakan yaitu Negara Islam Indonesia.11
10
Dr. Faisal Ismail, Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama: Wacana
Ketegangan Kreatif Islam dan Pancasila, (Yogyakarta, cet. I, Tiara Wacana:
1999), hlm. 55.
11
Tanggal 10-11 Februari 1948 M sebanyak 160 wakil-wakil organisasi Islam yang masih
bertahan di Jawa Barat mengadakan sebuah konferensi di Desa Pangwedusan, Cisayong,
Tasikmalaya. Keputusan yang penting pada konferensi tersebut adalah pembekuan Masyumi
menjadi Majelis Islam dan Karto dinobatkan sebagai Imam. Keputusan lainnya adalah
pembentukan Tentara Islam Indonesia (TNI) yang merupakan gabungan dari Hizbullah dan
Sabilillah. Pada tanggal 1-5 Mei 1948 M Kartosuwirjo kembali menggelar konferensi sebelum NII
lahir. Tujuan dari Konferensi yang dikenal Konferensi Cijoho tersebut membahas bentuk
ketatanegaraan dan cara memperluas pengaruh negara Islam. Akhirnya disusunlah sebuah
“Undang-Undang Dasar” yang dikenal Qanun Azazi. Di antara isi Qanun Azazi adalah
menegaskan bahwa NII atau Darul Islam adalah suatu negara berbentuk Jumhuriyah (Republik)
dengan memakai hukum-hukum Al-Qur`an sebagai landasannya. Lihat selengkapnya Ruslan,dkk,
Mengapa Mereka Memberontak ,hlm. 32
8
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah penulis uraikan dari latar belakang di atas, maka
objek kajian dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Gerakan S.M Kartosoewirjo
dalam Pembentukan Negara Islam Indonesia di Jawa Barat?”. Agar pembahasan
ini lebih terarah dibagi kedalam beberapa sub masalah yaitu:
Dari rumusan masalah di atas penulis mencoba mengambil fokus penelitian ini
yaitu: respon yang di berikan rakyat Jawa Barat terhadap hadirnya Darul Islam
Kartosoewirjo. Dari bagian rumusan masalah no. 3
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir logis, kritis,
sistematis, analitis serta objektif sesuai dengan metode sejarah
sehingga bisa memahami suatu nilai yang ada dalam sebuah peristiwa
sejarah.
b. Menerapkan metode sejarah dalam penelitian sejarah.
c. Menambah dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan dalam bidang
sejarah
2. Tujuan Khusus
a. Menelaah motif pergerakan Darul Islam Kartosoewirjo di Jawa Barat
sebagai alat untuk menemukan pandangan baru tentang gerakan
Kartosoewirjo
b. Menjelaskan perjuangan gerakan Darul Islam Kartosoewirjo di
Jawa Barat dalam mengupayakan berdirinya Negara Islam Indonesia
c. Mengetahui bagaiman respon pemerintah terhadap gerakan yang di
pimpin oleh Kartosoewirjo.
D. Manfaat Penelitian
Harapan yang ingin dicapai oleh penulis dari hasil penelitian yang berjudul:
“Gerakan Darul Islam (D.I) S.M Kartosuwirjo di Jawa Barat dalam
mewujudkan Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1945-1962 M ” ini nantinya
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
BAB II
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peranan, teori
peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi sosial yang
menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori
yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial
adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang
harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa
orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan
seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-
faktor lain.14 Menurut teori peran dalam kajiannya terhadap hubungan antar
manusia ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario atau peran-
peran yang telah disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana
peran setiap orang dalam pergaulannya. Menurut teori ini, jika seorang mematuhi
12
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992), hal. 4
13
Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 64
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori peran (diakses pada Rabu, 15 April 2020).
12
skenario, maka hidupnya akan harmonis, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia
akan dicemooh oleh ”penonton” dan ditegur oleh ”sutradara”. Seperti halnya
dengan Kartosuwirjo, jika ia mentaati skenarionya sebagai warga negara
Indonesia, maka ia tidak akan mendapatkan hukuman dari pemerintah.
Selain menggunakan teori peran ini penulis juga menggunakan teori yang
dikemukakan oleh Neil Smenser dengan istilah perilaku kolektif atau yang lebih
dikenal dengan teori Collective Behaviour (Perilaku Kolektif). Perilaku kolektif
adalah Perilaku yang relatif spontan dan tidak terstruktur dari sekelompok orang
yang bereaksi terhadap pengaruh umum dalam situasi yang ambigu. Sosiolog
menentukan perilaku kolektif sebagai perilaku yang relatif spontan dan sementara
yang melibatkan sejumlah besar orang terlibat dalam kegiatan yang melanggar
norma-norma konvensional.15
15
http://books.google.co.id/books?
id=flygtwSzn0oC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q
&f=false Pukul 22.11 WIB (2 Mei 2020)
16
Pertama, struktur sosial yang kondusif memunculkan perilaku kolektif. Kedua, adanya
ketegangan yang secara struktural terjadi dalam masyarakat. Ketiga, adanya keyakinan bersama
yang mendorong melakukan tindakan bersama. Keempat, adanya peristiwa sebagai faktor pemicu
munculnya perilaku kolektif. Kelima, adanya mobilisasi massa. Keenam, adanya kegagalan
kontrol sosial sehingga massa melakukan perilaku melawan aturan-aturan yang sudah baku. Neil
Smelser, Theory Of Collective Behavior, (London : The Free Press Ne York, 1962), hal. 15
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.17 Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode
itu sendiri berarti jalan atau petunjuk. Metode tersebut terdiri dari empat langkah
kegiatan, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah) 18 dengan penjelasan
sebagai berikut;
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2012),2.
18
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hlm. 100.
19
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Yayasan Bandung Budaya. 1997)
hlm 94
20
Ibid. Hal. 96
21
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora pada
Umumnya, (Yogyakarta: Jack, 2010), 275.
14
22
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2005),
hlm. 100.
23
Sjamsuddin,Helius.Metodologi Sejarah.(Yogyakarta: Ombak. 2007) hal. 134
15
C. Interpretasi (Penafsiran)
Setelah melakukan kritik atau pertimbangan terhadap data yang ada,
langkah selanjutnya adalah interpretasi atau penafsiran. Dalam tahap ini
penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta, dengan cara analisis
(menguraikan) dan sintesis (menyatukan), kemudian disusun menjadi fakta-
fakta sejarah sesuai dengan tema yang dibahas dan juga teori yang di gunakan.
Jika terdapat varian informasi dari beberapa sumber yang berbeda maka
penulis menguraikan semua informasi tersebut dan menunjukkan
kecenderungan kepada salah satunya dengan menyertakan alasan-alasan ilmiah.
Untuk memperkokoh analisa penelitian yang di lakukan penulis, maka penulis
pun mencari dan menyatukan fakta-fakta sejarah yang terkumpul dari beberapa
buku. Misalnya, tulisan Jackson menyatakan bahwa masyarakat Jawa Barat
sangat antusias menyambut DI/TII, masyarakat seperti mendapatkan pahlawan
dan perlindungan, setelah TNI dan pemerintah RI meninggalkan Jawa Barat
menuju ke Jawa Tengah. Sementara pendapat Pinardi masyarakat merasa resah
dan takut dengan berdirinya Darul Islam. Dengan adanya beberapa versi, maka
penulis mencari sumber lain dengan mengutip perkataan Chaidar dalam Bukunya
“ Pemikiran Proklamator Negara Islam Indonesia” bahwa masyarakat Jawa Barat
yang khususnya bergama Islam sangat antusias dan gembira dengan berdirinya
Darul Islam. Dari beberapa sumber di atas dan dihubungkan dengan teori
peran yang membahas tentang seseorag yang mampu mengambil hati rakyat
jawa barat tuk mendukung adanya gerakan darul islam. Penulis menyimpulkan
bahwa kehadiran Darul Islam di Jawa Barat ini awalnya mendapat sambutan
positif dari masyarakat khusunya yang beragama Islam.
24
Ibid. hal. 143
16
DAFTAR PUSTAKA
25
Dudung Abdurrahaman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 116-117.
17
Neil Smelser, Theory Of Collective Behavior, (London : The Free Press New
York, 1962)
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Jack, 2010),