Anda di halaman 1dari 87

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan modul ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan modul ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu
kepala madrasah atas motivasinya.Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak
Amir Syarifudin Tanjung M.PD.I yang telah memberikan arahan dan memberikan masukan-
masukannya dalam pembuatan modul Sejarah Indonesia dan juga kami ucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga modul ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Kami sebagai penyusun,menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari
penyusun maupun tata bahasa penyampaian.Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki Modul Sejarah Indonesia ini.

Pandeglang, 7 Februari2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ..................................................................................... iii

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA ......................................................................

A. Strategi pergerakan nasional di Indonesia pada.masa awal kebangkitan nasional, Sumpah


Pemuda, dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
B. Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Perjuangan Menegakkan Negara Republik
Indonesia
C. Dampak politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .....................................................................................

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA............................................................

A. Peristiwa proklamasi kemerdekaan


B. Pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
C. Tokoh proklamator Indonesia

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ......................................................................................

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI ANCAMAN SEKUTU


DAN BELANDA ...................................................................................................................

A. Perubahan dan perkembangan politik masa awal kemerdekaan


B. Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman
Sekutu, dan Belanda
STRATEGI PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA PADA MASA
AWAL KEBANGKITAN NASIONAL, SUMPAH PEMUDA, DAN
SESUDAHNA SAMPAI DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1.ArtiPenggerakanNasional

Pengerakan Nasional merupakan istilah yang diguna-kan untuk menyebutsatu fase dalam
sejarah Indonesia yakni masa perjuangan mencapai kemerdekaan yakni pada kurun 1908-1945.
Mengapa 1908 dijadikan sebagai tahun awal?, alasannya karena pada masa inilah perjuangan
yang dilakukan rakyat termasuk dalam kategori bervisinasional . Artinya pergerakan yang
dilakukan untuk menentang kaum penjajah sebelum tahun ini,masih bersifat kedaerahan atau
sebatas masing-masing memperjuangkan kelompoknya masing-masing . Timbulnya kesadaran
baru dengan cita-cita nasional disertai lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai
lahirnya satu kebangkitan dengan semangat yang berbeda.

Dengan demikian, masa awal perjuangan bangsa periode ini dikenal pula dengan sebutan
kebangkitan nasional. Istilah pergerakan nasional lainnya juga digunakan untuk melukiskan
proses perjuangan bangsa Indonesia dalam fase mempertahankan kemerdekaan (masarevolusi
fisik). Pergerakan masa ini merupakan upaya untuk membendung hasrat kaum kolonial yang
ingin menanamkan kembali kekuasaannya diIndonesia. Istilah pergerakan identik dengan istilah
movement dalam bahasa Inggris .Alasan mengapa disebut pergerakan nasional, karena orientasi
perjuangan yang dilakukan melalui wadah organisasi modern menyangkut arah perbaikan hajat
hidup bangsa Indonesia. Artinya, pergerakan tersebut merupakan refleksi rasa ketidak puasan
dan ketidak setujuan terhadap keadaan masyarakat yang sangat memperihatinkan ketika itu.
Mencapai kemerdekaan bersama sebagai bangsa, merupakan cita-cita nasional dan usaha
terorganisir ini adalah sebuah pergerakan nasional. Untuk memaknai lebih lanjut, menarik
dikemukakan pandangan Henry A. Lansberger dan Yu.G. Alexandrov tentang empat dimensi
penting dari sebuah gerakan, yakni: (1) tingkat adanya kesadaran bersama tentang nasib yang
dialami, (2) tingkat dimana aksi itubersifatkolektif,baikdalam lingkup orang yang terlibat
maupun tingkat koordinasi dan organisasi aksi, (3) lingkup dimana aksi itu bersifat instrumental
yang dirancang untuk mencapai sasaran diluar aksi itu sendiri, dan (4) tingkat dimana reaksi itu
didasarkan secara ekslusif atas kerendahan statussosial, ekonomi, danpolitik. Menurut Sudiyo,
faktor luar negeri yang turut mempercepat proses timbulnya pergerakann asional, antaralain:

1. Adanya faham baru, yakni liberalisme dan humanrights, akibat dari Perang Kemerdekaan
Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para
elit intelektual.
2. Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan Politik Etis (1902), yang
menimbulkan wawasan secara luas bagi pelajar Indonesia, walaupun jumlahnya sangat
sedikit.
3. Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang membangkitkan rasa percaya diri
bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan bangsa penjajah (bangsa berkulit putih).
4. Gerakan Turki Muda(1896-1918), yang bertujuan menanamkan dan mengembangkan
nasionalisme Turki, sehingga terbentuk negara kebangsaan yang bulat, dengan ikatan satu
negara, satubangsa,satu bahasa, ialah Turki.
5. Gerakan Pan-Islamisme, yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani bertujuan
mematahkan dan melenyapkan imperialisme Barat untuk membentuk persatuan semua
umat Islam dibawah satu pemerintahan Islam pusat. Gerakan ini menimbulkan
nasionalisme di Negara terjajah dan anti-imperialis.
6. Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan Nasionalisme di India, Tiongkok, dan
Philipina.

 Strategi Pergerakan

1.Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya

2.Perjuangannya sudah bersifat nasional, bukan kedaerahan

3.Tidak menggunakan kekerasan senjata

4.Perjuangannya dipimpin oleh tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan
tokoh-tokoh masyarakat

5.Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan non-kooperatif

 daftar organisasi pergerakan nasional

1.Budi Utomo

2.Sarekat Islam

3.Indische partij

4.Perhimpunan Indonesia

5.Partai nasional indonesia

6.Sumpah Pemuda

7.Organisasi Kepanduan

8.Taman Siswa
Tujuan organisasi pergerakan nasional adalah mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia
yang bebas dari belenggu penjajahan dan pihak kolonial asing yang sangat merugikan bangsa.
Organisasi organisasi pergerakan nasional ini berupaya untuk menentukan nasib bangsanya
sendiri dan juga demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Organisasi pergerakan nasional
yang berisi sekelompok orang dengan struktur keanggotaan resmi ini memiliki satu tujuan untuk
bersama-sama berjuang untuk kepentingan bersama diatas nama bangsa Indonesia. Itulah
sebabnya tujuan organisasi ini menjadi lebih lancar dan baik karena menuju tujuan yang sama.
Pada jangka waktu tertentu terbentuklah beberapa organisasi pergerakan nasional. Bahkan
setelah organisasi tersebut lemah atau tumbang kemudian kabangkitan muncul kembali untuk
membuat organisasipergerakanbaruyanglebihkuat.

1.Pengertian sumpah pemuda

Sumpah Pemuda merupakan salah satu kejadian penting dalam pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa
demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda dimasa itu sadar bahwa pergerakan
organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk Sumpah
Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari lamanya, tepatnya
ditanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini diadakan oleh Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar dari seluruh wilayah
Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia yang
menghadiri kongresini, yakni:

1.Jong Java

2.Jong Batak

3.Jong Celebes

4.Jong Sumatra nenBond

5.Jong Islami etenBond

6.Jong Ambon

Kongres yang dia dakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini bukanlah
pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan pertama justru diadakan
pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal 20 Februari 1927. Ditahun
berikutnya, tepatnya dibulan Mei 1928 pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan
dilanjutkan lagi dengan pertemuan ditanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan
organisasi pemuda Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan
untuk mengadakan kongres dibulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan diambil dari
masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusaninilahyangmengobarkansemangatparapejuangtanahairuntukmemperjuangkante
rbentuknyatanahairIndonesia,bangsaIndonesiadanbahasapersatuan,BahasaIndonesia.Padaperkum
pulan-
perkumpulanyangmembahaskemerdekaanIndonesiaberikutnya,SumpahPemudaselaludijadikanas
asbersama.Selainitu,Sumpah Pemuda juga selalu
disiarkandisemuasuratkabarberbahasaIndonesiadanselaludibacakansebagaipembukarapatperkum
pulan-perkumpulan.

 Nilai-NilaidalamSumpahPemuda

DariPeristiwaSumpahPemudakitadapatmempelajarinilainilaipentingyangterkandungdidalamnya.
Nilai-nilaitersebutantaralain:

1) Cintabangsadantanahair:

Nilaidalam SumpahPemudayangpertamaadalahcintabangsa dan tanah air.Mengapa


demikian?,KarenadalamikrarSumpahPemudayangdisampaikanpadatahun1928terdapatmaknaaka
n satu tanah,satu bangsa,dan
satubahasa,yaitubahasaIndonesia.Halinilahyangmenjadiwujuddariadanyarasacintaterhadap
bangsa dan juga tanah
airIndonesia,ataujugadapatdipahamisebagaiadanyasuaturasanasionalisme.Memilikirasacintaterha
dapbangsadantanahairIndonesiajugaberartibahwasetiapwargaIndonesiawajibuntukselalusetiadanj
ugabanggaterhadapbangsadannegaraIndonesia.

2) Persatuan:

Terdapatkonsensus atau
kesepakatanbersamabersatumenjadisatubangsameskipunterdiridariberanekaragamsuku,agama,da
nbudaya.HalinidapatdilihatdaridasarSumpahPemudasendiriyangdirumuskandandiikrarkanolehsel
uruhpemudayangberasaldariberbagaidaerah,suku,agama,hinggagolonganyangberbeda-
beda.Walaupundatangdarisuatuperbedaan,namuntidakmenghalangiparapemudauntukdapatmerasa
kanpersatuandalamsatubangsaIndonesiayangditunjukkandariperjuanganbersamamerekadalam
melawanpenjajahdemimerebutkemerdekaanbangsaIndonesia.

3) MenerimadanMenghargaiPerbedaan:

Nilaipersatuanjugamengandungartiakanperbedaanyangdapatditerimaolehsatusamalain.W
alaupunberasaldariberbagaimacam latarbelakang yang berbeda,namuntidakmenyurutkan

semangatparapemudabangsaIndonesiauntuktetapbersatudanmenjunjungtingginilaipersatuandemi
mencapaicita-citabersama.Berbagaimacam berbedaan latar
belakangtersebutbukanlahmerupakanhaluntukdipermasalahkan,namunjustruwajibuntukditerimad
anjugadihargaisatusamalainsebagaisalahsatukekuatanbangsaIndonesia.Parapemudadapatmenerim
adanmenghargaiakanadanyaperbedaandemiterciptanyasatubangsa,yaitubangsaIndonesia.

4) Sikaprelaberkorban:

Adanyanilaicintabangsadantanahairjugatidakterlepasdariadanyanilaisikaprelaberkorbanda
lamSumpahPemuda.Relaberkorbanberartibahwaikhlasataurelauntukmemberikanapapunyang
dimilikinyademikepentingan bangsadannegara,walaupundapatmenimbulkan penderitaan
bagidirisendiri.Halinijugaditunjukkandemimemperkuatpersatuandankesatuanparapemudabangsa
Indonesia dalam berjuang memperebutkankemerdekaanIndonesia.

5) Mengutamakankepentinganbangsa:

Nilaipada Sumpah Pemuda yangselanjutnyaadalahmengutamakan kepentingan bangsa


diataskepentinganlainnya.Artinya bahwa ikrarSumpah Pemuda danjugaperjuanganparapemuda
dalam usahanya merebutkemerdekaanIndonesiatidakmengutamakan kepentingan diri
sendirimaupunkepentingangolonganmasing-
masing,merekaselalumengutamakankepentinganbangsauntukdapatbersatumelawanparapenjajahd
anmerebutkemerdekaanIndonesia.

6) SemangatPersaudaraan:

NilaisemangatpersaudaraandidalamSumpahPemudajugadilandasiakanadanyasemangatke
keluargaandidalamnya.Semangat

kekeluargaaninidapatdilihatdariadanyasikapsalingmenyayangidanbertanggung jawab
atassatusamalaindalamsatubangsaIndonesiayangjugamenjadimaknadarinilaikekeluargaan.Seman
gatpersaudaraandidalam
parapemudajugayangmengantarkanbangsaIndonesiamenjadibangsadantanahairyangsatu,yaituInd
onesia.Oleh sebab itu,selalu menjunjung semangatpersaudaraanatassesama warga Indonesia juga
pentingadanyauntukselalumenjunjung tinggikesatuan bangsa
danterhindardariadanyaperpecahandidalamnya.

7) SemangatGotongRoyong:

Gotong royong atau bekerja


samademimencapaisatutujuanyangsamamerupakansuatukebudayaanyangkuatdidalambangsaIndo
nesia.Gotongroyongmerupakansalahsatuusahaatauupaya yang dilakukan bersama-
samatanpapamrihataumengharapkansuatuimbalan,nilaigotongroyongjugamenjadisalahsatucontoh
nilaikemanusiaan.Nilaigotongroyonginijugaterdapatdalam
SumpahPemuda,dimanaparapemudaberjuangbersamasamasalingmembahusatusamalaindemikem
erdekaanIndonesia.KemerdekaanIndonesiasendirilahyangakhirnyamenjadibuktibahwagotongroy
ongataukerjasamamenjadisuatunilaiyangkuatdalamupayamencapaisatutujuanyangsama,yaituKem
erdekaanIndonesiapadamasaSumpahPemudatersebut.

 MaknaSumpahPemuda

Sebagaimana dijelaskan
dalambukuMaknaSumpahPemudatulisanSriSudarmiyatun,maknaSumpahPemudaadalahuntukme
mbangkitkankesadaransegenaprakyatIndonesiasebagaibangsayangsatu.MelaluiSumpahPemuda,p
erjuanganrakyatberartitaklagibersifatkedaerahan,tetapisudahmenjadisebuahkesatuankuat.
Peristiwa ini memiliki andil pentingdalammencapai

KemerdekaanRepublikIndonesia.Sebelumnyaorganisasipemudaberasaldaridaerahyangberbeda-
beda,meskipuntujuannyasamasama kemerdekaan Indonesia dan
bebassegalaperbedaan.IsiSumpah Pemudaitulah yang
kemudiandijadikanpedomanmenumbuhkancintaTanahAir,satubangsa,dansatubahasa.IsidariSump
ah Pemudajika kalianresapimengandungmaknayang mendalam
bagiseluruhpemudadanpemudidalammemberikanpengakuandancintatanahairIndonesia.Maknadar
iperistiwaSumpahPemudaitusendiribisadiartikansebagaiberikut:a.MenyatukanperjuanganIndones
ia

Kelahiran Sumpah Pemuda menjadititikawalmulainyaperjuangan bangsa secara


kesatuanuntukmendapatkankemerdekaandaripenjajah.Titikawaliniadalahlangkahyangsangatpenti
ngbagiperjuanganbangsaIndonesia.Padasaatituparapemudadanpemudiyangterlibatdalam
peristiwaSumpahPemudadengantulusmerelakandiriuntukberkorbanwaktu,tenaga,pikiran,bahkanh
artabendauntukmenyatukanIndonesia.Tekadsepertiinitentusajamerupakan sesuatu yang
sangatberhargadantidaktergantikan.TanpamaknadariSumpahPemudadanperjuangandariparapemu
daserta pemuditerpelajar,bisa saja
Indonesiapadasaatitutidakmencapaikesatuanyangdiperlukanuntukmelawanpenjajah.b.Mendorong
semangatjuang

SemangatberkobardariparapemudadanpemudiyangmencetuskanSumpahPemudasaatitutel
ahmemberikansemangatuntukparagenerasipenerusnya.SemangatyangterlihatdalamisiSumpah
Pemuda bisa menjadicontoh
bagiparagenerasimudaberikutnyauntukmengambiltindakandanmelakukansesuatubaginegaranya.
Haliniterutamapentingdiketahuibagigenerasimilenial,yangmendapatkansegalakemudahanhidupta
npaperlubersusah

10

payah mempertahankan negaranya dankehidupannyasehinggacenderung kehilangan


semangat berjuangdankurangrasanasionalismenya. Mengetahuimakna
SumpahPemudadenganmendalam bisa menumbuhkan semangatberjuanguntukmendapatkan
suatu tujuan sekalipun
harusmengalamibanyakrintangansebagaimanayangdilakukanolehgenerasipendahulunkita.c.Mem
aknairasacintatanahair

KemerdekaanyangdidapatkanrakyatIndonesiainibukanlahhasildaripemberianmelainkanha
sildariperjuanganselamaratusantahunyangmelibatkanpengorbanannyawasertahartabendarakyat.L
atarbelakangSumpahPemudaitusendiriadalahsebuahpengakuanakan rasa cinta tanah airyang
mendorongparapemudauntukberjuangdalam
satukesatuan.Mencintaitanahairharusdiwujudkandalam
tindakanyangnyatadantulus,termasukmencintaisemuakeragaman budaya,masyarakatdan
agamayangadaagartidakmenjadisaranauntukkonfliksosial.

d.MenumbuhkankebanggaansebagaibangsaIndonesiaMaknaSumpahPemudaberikutnyaadalahme
numbuhkankebanggaan sebagaibagian
daribangsaIndonesiadikalangangenerasimudayangbarusajamengenalsejarahbangsa.Padasaatikrar
SumpahPemudadiucapkan,terlihatjelaskebanggaantersebutpada diripara pemuda dan
pemudidalamkalimat-
kalimatyangterkandungpadaisiikrartersebut.Sudahsewajarnyagenerasimudasaatinibangga akan
tanah airdan
negaranyasendiri,karenaIndonesiaadalahnegarayangunikdanmemilikikeragamankekayaanalam
danbudayayangperludihargaidandilestarikanolehrakyatnyasendiri.

persatuanadalahmaknaSumpahPemudayanglainnya.SejakitubangsaIndonesiamempergunakanbah
asainisebagaisaranauntukberkomunikasi.BahasaIndonesiadapatmempersatukansuku-
sukuyangberbedadalam
berkomunikasi,danditetapkansebagaibahasaresmiyangtercantumpadaUUD1945pasal36.f.Ajakan
untukmenjagakeutuhanbangsaIndonesia menganut asas demokrasidalamkehidupanberbangsa dan
bertanah airnya. Landasanuntukpelaksanaandemokrasiadalahasas-
asaspokokdemokrasiyangbergunauntukmenjagademokrasitetapberjalansebagaimanamestinya.Pro
sesdemokrasi juga dilibatkan pada KongresPemudaIIdalampengambilan keputusan
hasilkongres,dalamprosesperumusanhasilnyasehinggadapatmenghasilkanikrarSumpahPemudaya
ngterkenaltersebutdanmemunculkanmaknaSumpahPemudasebagaiajakan untuk mempersatukan
bangsa,dimulaidenganpersatuanorganisasipemudadiIndonesiapadawaktuitu.MaknadariSumpahPe
mudabagigenerasimudadieramilenialiniharuslahditanamkankembalisecaramendalam
agardapatkembalimenumbuhkanrasanasionalismeyangdewasainimulailunturditengahkemajuaner
aglobalisasi.

2.Sejarahproklamasi
SejarahProklamasiKemerdekaanIndonesia–
Pengumumankemerdekaanpadasuatunegaramerupakanimpianyangdimilikiolehsetiapnegarateruta
mabaginegaradanbangsayangsudahlamadijajah,sepertiIndonesia.

Waktu Indonesia
mengumumkankemerdekaannyapadatanggal17Agustus1945,makaseluruhmasyarakatIndonesiasa
ngatsenang karena mereka sudah terlalu lamadijajaholehbeberapanegara sepertiBelanda dan
Jepang.Bukanhanyasenang,tetapi

12

bangsaIndonesiajugamendapatkansemangatkemerdekaanyangtinggiyang dilandasidengan rasa


keberanianuntukmengambilkeputusandanmembelakebenaran.

DenganpengumumanProklamasiKemerdekaanIndonesiapadaduniamakaIndonesiatelahdinyatakan
sebagainegarabaruyangmemilikikedudukanyangsamadengannegara-
negaralainyangsudahmelakukanProklamasiKemerdekaan.Baginegarayangbelummerdekamakape
ngumumanProklamasiKemerdekaanpadaduniaadalahsuatuimpianyangsangatdidamba-
dambakan.Setiap negara punya sejarah
sendiriuntukmelakukanProklamasiKemerdekaan.SamahalnyanegaradanbangsaIndonesiayangdim
anasejarahProklamasiKemerdekaannyamembutuhkanbeberapahal,sepertimenggunakanrumahLak
samanaMudaMaeda,pemilihannaskahProklamasi,danlain-lain.Namun, sebelum membahas
tentangsejarahsingkatProklamasiKemerdekaanIndonesia,sebaiknyakitakenaliduluapaartidari“pro
klamasikemerdekaan”.Denganmengetahui“proklamasikemerdekaan”makakitabisamerasakanrasa
kemerdekaanpadasuatunegara.Berikutpengertian“ProklamasiKemerdekaan”.DenganProklamasiK
emerdekaanyangsudahdiumumkandandiberitahukankepadaseluruhwargaduniamakaseluruhdunia
akantahubahwaadanegarabaruyangterbebasdarijajahannegaralain.ProklamasiKemerdekaan yang
terjadipadasuatunegarasangatlah berarti bagi bangsanya. ProklamasiKemerdekaanmerupakan
sebuah tandabahwasuatunegaradanbangsatelahmencapairevolusi,mencatatkan
sejarahperjuangan,danyangterpentingadalahterbebasdaricengkramanparapenjajah.Namun,untukm
encapaiproklamasikemerdekaantersebutperjalanannyatidaklahmudah.SepertidiIndonesia,dimanat
erdapat

13

berbgaijejakperjuangannasionalismedansalahsatunyaadalahyangterjadidiSurabayayangdirangku
m dalam bukuJejakNasionalisme–SurabayaAkarPergerakanKemerdekaan.

ProklamasiKemerdekaanbagisuatubangsadannegaramerupakansuatuhalyangsangatistimewadanta
kternilaiharganya.Menjadihalistimewakarenauntukmencapaidanmeraihnya,suatubangsadannegar
aharusberjuangdengansungguh-
sungguhbahkansampaititikdarahpenghabisandanharusrelamengorbankanbanyakhal.
ProklamasiKemerdekaanIndonesiadilaksanakanpadahariJumat,17Agustus1945tahunMasehi,ataut
anggal17Agustus2605menuruttahun Jepang,yang dibacakanolehSoekarnodengandidampingi oleh
Drs. Mohammad HattabertempatdiJalanPegangsaanTimur56,JakartaPusat.

Padatanggal6Agustus1945sebuahbomatomdijatuhkandiataskotaHiroshimaJepang
olehAmerikaSerikatyangmulaimenurunkanmoralsemangattentaraJepangdiseluruhdunia.Seharike
mudianBadanPenyelidikUsahaPersiapanKemerdekaanIndonesiaBPUPKI,atau"DokuritsuJunbiCo
sakai",bergantinamamenjadiPPKI(Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia)ataudisebutjugaDokuritsuJunbiInkaidalam
bahasaJepang,untuklebihmenegaskankeinginandantujuanmencapaikemerdekaanIndonesia.Padata
nggal9 Agustus 1945,bom atom kedua
dijatuhkandiatasNagasakisehinggamenyebabkanJepangmenyerahkepadaAmerikaSerikatdansekut
unya.MomeninipundimanfaatkanolehIndonesiauntukmemproklamasikankemerdekaannya.

 Pengibaranbenderapada17Agustus1945Soekarno,Hatta selaku
pimpinanPPKIdanRadjimanWedyodiningratsebagaimantanketuaBPUPKIditerbangkankeDalat,

14

250kmdisebelahtimurlautSaigon,VietnamuntukbertemuMarsekalTerauchi.Mereka dikabarkan
bahwa pasukanJepangsedangdiambang kekalahan dan akan
memberikankemerdekaankepadaIndonesia.SementaraitudiIndonesia,padatanggal10Agustus1945,
SutanSyahrirtelahmendengarberitalewatradiobahwaJepangtelahmenyerahkepadaSekutu.Parapeju
angbawahtanahbersiap-siapmemproklamasikan kemerdekaan
RI,danmenolakbentukkemerdekaanyangdiberikansebagaihadiahJepang.Padatanggal12Agustus19
45,JepangmelaluiMarsekalTerauchidiDalat,Vietnam,mengatakankepadaSoekarno,HattadanRadji
man bahwa pemerintah Jepang
akansegeramemberikankemerdekaankepadaIndonesiadanproklamasikemerdekaandapatdilaksana
kandalambeberapahari,berdasarkantimPPKI.
[1]MeskipundemikianJepangmenginginkankemerdekaanIndonesiapadatanggal24Agustus.

Dua
harikemudian,saatSoekarno,HattadanRadjimankembaliketanahairdariDalat,SutanSyahrirmendesa
kagarSoekarnosegeramemproklamasikankemerdekaankarenamenganggaphasilpertemuandiDalats
ebagaitipumuslihatJepang,karenaJepangtelahmenyerahkepadaSekutudandemimenghindariperpec
ahandalamkubunasionalis,antarayangantidanproJepang.HattamenceritakankepadaSyahrirtentang
hasilpertemuandiDalat.Soekarnobelumyakin bahwa Jepang memang telah
menyerah,danproklamasikemerdekaanRIsaatitudapatmenimbulkanpertumpahandarahyangbesar,d
andapatberakibatfataljikaparapejuangIndonesiabelumsiap.Soekarno mengingatkan Hatta
bahwaSyahrirtidakberhakmemproklamasikan kemerdekaan karenaituadalahhakPanitiaPersiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).SementaraituSyahrirmenganggap PPKIadalah badan
buatanJepangdanproklamasikemerdekaanolehPPKIhanyamerupakan'hadiah'dariJepang(sic).
15

 DikibarkannyabenderaIndonesiapada17Agustus1945Pada tanggal14 Agustus


1945Jepangsecararesmimenyerah kepada Sekutu
dikapalUSSMissouri.TentaradanAngkatanLautJepangmasihberkuasadiIndonesiakarenaJepangber
janjiakan mengembalikan
kekuasaandiIndonesiaketanganSekutu.SutanSjahrir,Wikana,Darwis,danChaerulSalehmendengark
abarinimelaluiradioBBC.Setelahmendengardesas-
desusJepangbakalbertekuklutut,golonganmudamendesakgolongantuauntuksegeramemproklamasi
kankemerdekaanIndonesia.Namungolongantuatidakinginterburu-
buru.Merekatidakmenginginkanterjadinyapertumpahandarahpadasaatproklamasi.Konsultasipundi
lakukandalam
bentukrapatPPKI.Golonganmudatidakmenyetujuirapatitu,mengingatPPKIadalahsebuahbadanyan
gdibentukolehJepang.Merekamenginginkankemerdekaanatasusahabangsakitasendiri,bukanpemb
erianJepang.

SoekarnodanHattamendatangipenguasamiliterJepang(Gunsei)untukmemperolehkonfirmasidikant
ornyadiKoningsplein(MedanMerdeka).Tapikantortersebutkosong.

SoekarnodanHattabersamaSoebardjokemudiankekantorBukanfu,LaksamanaMudaMaeda,diJalan
MedanMerdekaUtara(RumahMaedadiJlImam
Bonjol1).MaedamenyambutkedatanganmerekadenganucapanselamatataskeberhasilanmerekadiD
alat.Sambilmenjawab ia belum
menerimakonfirmasisertamasihmenungguinstruksidariTokyo.SepulangdariMaeda,SoekarnodanH
atta segera mempersiapkan pertemuanPanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI)pada
pukul10pagi16AgustuskeesokanharinyadikantorJalanPejambonNo2gunamembicarakansegala
sesuatu yang berhubungan
denganpersiapanProklamasiKemerdekaan.Seharikemudian,gejolaktekananyangmenghendakipen
gambilalihan kekuasaan oleh Indonesiamakinmemuncak

16

dilancarkanparapemudadaribeberapagolongan.RapatPPKIpada16Agustuspukul10pagitidakdilaks
anakankarenaSoekarnodanHattatidak muncul.Peserta BPUPKIDalam
perjalanansejarahmenujukemerdekaanIndonesia,dr.Radjimanadalahsatu-
satunyaorangyangterlibatsecaraakifdalam
kancahperjuanganberbangsadimulaidarimunculnyaBoediUtomosampaipembentukanBPUPKI.Ma
nuvernyadisaatmemimpinBudiUtomoyangmengusulkanpembentukanmilisirakyatdisetiapdaerahd
iIndonesia(kesadaranmemilikitentararakyat)dijawabBelandadengankompensasimembentukVolks
raaddandr.RadjimanmasukdidalamnyasebagaiwakildariBoediUtomo.Padasidang BPUPKIpada29
Mei1945,iamengajukanpertanyaan apa dasar negara Indonesiajikakelakmerdeka?
PertanyaaninidijawabolehBungKarnodenganPancasila.Jawabandan uraian Bung Karno tentang
PancasilasebagaidasarnegaraIndonesiainikemudianditulisolehRadjimanselakuketuaBPUPKIdala
m
sebuahpengantarpenerbitanbukuPancasilayangpertamatahun1948diDesaDirgo,KecamatanWidod
aren,KabupatenNgawi.Terbongkarnya dokumen yang berada
diDesaDirgo,KecamatanWidodaren,KabupatenNgawiinimenjaditemuanbarudalamsejarahIndones
iayangmemaparkankembalifaktabahwaSoekarnoadalahBapakBangsapencetusPancasila.

Padatanggal9Agustus1945iamembawaBungKarnodanBungHattakeSaigondanDaLatuntukmenem
uipimpinantentaraJepanguntukAsiaTimurRayaterkaitdenganpengebomanHiroshimadanNagasaki
yangmenyebabkanJepangberencanamenyerahtanpasyaratkepadaSekutu,yangakanmenciptakanke
kosongankekuasaandiIndonesia.tidaktahutelahterjadiperistiwaRengasdengklokA.LatihanSoal

17

1.Faktorinternalyang mendorong munculnyapergerakannasionalIndonesiaadalah....

A.kemenanganJepangatasRusiatahun1905B.munculnyagolonganterpelajar

C.berkembangnyapahamliberalisme

D.gerakannasionalismediIndiadanCina

E.adanyasemangatjuangbangsaindonesia2.Sumpahpemuda28Oktober1928merupakanikraryangdi
sepakatiparakaummudadariseluruhIndonesia,yangisiikrarnyaadalah….A.Tanahairnusantara,bang
saIndonesia,danbahasaIndonesiaB.TanahairIndonesia,bangsaIndonesia,danbahasaIndonesiaC.Ta
nahairnusantara,bangsaIndonesia,danbahasaMelayuD.TanahairIndonesia,bangsaIndonesia,danba
hasaBelandaE.Tanahairindoneisiabangsaindinesiadanbahasajepang3.Halpentingdariperubahanna
maSarekatDagangIslam(SDI)menjadiSarekatIslam
(SI)olehH.O.S.Tjokroaminotopadatahun1912adalahadanyadukunganrakyatyangmembludaksejak
diubah.Haltersebutdilatarbelakangioleh….

A.KeanggotaanSIterbukauntukseluruhlapisanmasyarakatIslamB.Keanggotaannyasangatmenduku
ngkepentinganIslamC.memfokuskandiripadaperjuanganpolitikIslamD.Menjadiorganisasiekonom
iIslamterbesarE.keanggotaannyaterbatas

4.Perhatikanketeranganberikut!

18

1.Kejayaanmasalalu

2.Penderitaanakibatimperialisme

3.Munculnyagolonganterpelajar

4.GerakannasionaldiNegara-negaraasia
5.Kemajuandalambidangpolitik,sosial,budayadanekonomiDariketerangandiatas,nomoryangmenu
njukanfaktordaridalamlahirnyapergerakannasioanaldiIndonesiaadalah….A.1,2,3,dan4

B.1,2,3,dan5

C.2,3,4,dan5

D.2,3,dan5

E.1,3,dan4

5.MaknaSumpahPemudabagikehidupanbangsaIndonesiapadamasakiniadalah....

A.menjadisebuahperistiwasejarahyangsudahberlaluB.pengikatdanpemersatubangsaditengahperbe
daanyangadaC.momentumyangpentingdalamupayamencapaikemerdekaanD.sebagaimemorikolek
tifbangsamengenaiperanpemuda5.Menjadiperjuanganpemudaindonesia

6.Konggrespemudapertamadilaksanakan

A.30April-2Mei1926

B.30April-1Mei1926

C.29April-2Mei1926

19

D.28April-1Mei1926

E.27april1mei1926

7.Tangga28OktoberdiperingatisebagaihariA.Sumpahpemuda

B.Persatuanpemuda

C.Kemerdekaanpemuda

D.Kebebasanpemuda

E.Perjuanganpemuda

8.Pada akhir 1929, tersiar kabar


bersifatprovokasiyangmenyebutkanbahwaPNIakanmengadakanpemberontakanpadaawal1930.Be
rdasarkanhaltersebutpemerintahKolonialBelandasegeramengadakaanpenangkapanterhadapparape
mimpinPNI,sepertiIr.Soekarno, Maskun, Gatot
Mangkupraja,danSupriadinata.Penangkapaniniterjadipada24Desember1929.Merekakemudiandiaj
ukankedepanpengadilanLandraatdiBandung.Dengandemikianpengaruh PNIterhadap upaya
kemerdekaanIndonesiadilakukandengancara….
A.pemberontak

B.prorakyat

Ckooperatif

D.nonkooperatif

E.Damai

9.FaktoreksternalpendorongpergerakannasionaldiIndonesiaadalah....A.Munculnyagolonganterpel
ajar

B.KemenanganJepangatasRusiatahun1905

20

C.Kenangankejayaanmasalalu

D.Persamaannasibdansepenanggungan

E.Semangatjuangbangsaindonesia

10.Strategipergerakan nasionaldiIndonesiadilatarbelakangiolehsejumlahfakta,yaitu...

A.KondisipolitikyangberubahsesuaikebijakanpemerintahkolonialB.Pergantianpemimpinkerajaan
Belanda

C.AdanyaseranganJepangdiWilayahTarakanD.PergantianGubernurJendral

E.Munculnyagolonganterpelae.MenekankankebanggaanakanbahasaIndonesiaBerkembangnya
bahasa Indonesiasebagaibahasa
DAFTAR PUSAKA

Com.omahjenius.www,“StrategiMasaPergerakanNasionalIndonesia”.Diakses dari
https://www.omahjenius.com/2019/06/strategi-masapergerakan-nasional-indonesia.html?m=1
Padatanggal06Februari2023pukul19:00

Com.gramedia.www,“OrganisasiPergerakanNasional”.Diaksesdarihttps://www.gramedia.com/
literasi/organisasi-pergerakannasional/amp/
Padatanggal06Februari2023pukul19:05Com.bola.www,“MaknaDanArtiPentingSumpahPemuda
YangPerluDiketahui”. Diaksesdarihttps://www.bola.com/ragam/read/4694781/makna-dan-arti-
pentingsumpah-pemuda-yang-perlu-diketahuiPadatanggal06Februari2023pukul19:08

Id.go.menlhk.pojokiklim://http,“ProklamasiKemerdekaanIndonesia”Diakses dari
http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/proklamasikemerdekaan-
indonesiaPadatanggal06Februari2023pukul

TOKOH-TOKOH NASIONAL DAN DAERAH DALAM PERUJANGAN


MENEGAKKAN INDONESIA

1. Tjut Nyak Dien (Aceh)


Cut Nyak Dhien adalah pahlawan wanita Indonesia inspiratif dari Aceh yang lahir pada
tahun 1848. Dia adalah anak dari keluarga bangsawan yang agamis. Pada tahun 1880 Cut Nyak
Dhien menikah dengan Teuku Umar dan dikaruniai seorang anak bernama Cut Gambang. Cut
Nyak Dhien dan Teuku Umar berjuang bersama melawan penjajah Belkalian, namun pada tahun
1899 Teuku Umar gugur ditembak oleh pasukan Belkalian, karena Belkalian merasa dikhianati
oleh Teuku Umar dengan berpura-pura memihak Belkalian. Teuku Umar pada awalnya
merahasiakan rencana nya untuk menjatuhkan belkalian tetapi seiring berjalannya waktu
akhirnya belkalian mengetahuinya dan membunuhnya. Ketika ayahnya meninggal, Cut Gambang
menangis dan ibunya (Cut Nyak Dhien) berkata ''sebagai perempuan Aceh tidak boleh
menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid'' Namun Cut Nyak Dhien tidak berhenti
berjuang meskipun Teuku Umar meninggal ia tetap melanjutkan perjuangan suami nya dengan
berjuang sendiri memimpin perang di daerah pedalaman Meulaboh bersama dengan pasukannya.
Belkalian selalu berusaha untuk menangkap Cut Nyak Dhien karena merasa bahwa Cut Nyak
Dien sangat berpengaruh pada masyarakatnya dalam berperang, namun sayang Belkalian
seringkali gagal menangkapnya karena taktik yang dimilikinya. Kemudian Cut Nyak Dhien di
khianati oleh seorang yang sangat dipercayai nya yaitu Teuku Leabeh, dia menjadi mata-mata
dan memberi tahu kepada belkalian dimana Cut Nyak Dhien berada dan merencanakan untuk
menangkapnya namun akhinya Cut Nyak Dhien mengetahuinya, akhirnya teuku leabeh bersama
dengan pasukan belkalian terbunuh. Semakin menua kondisi kesehatan Cut Nyak Dhien semakin
memprihatinkan, matanya yang sudah mulai rabun, dan hal ini membuat iba dan akhirnya salah
satu anak buahnya yang bernama Pang Laot memberi tahu lokasi Cut Nyak Dhien kepada
Belkalian dengan syarat mereka harus merawat Cut Nyak Dhien dengan baik kemudian
Belkalian mengasingkan Cut Nyak Dhien di Sumedang dan ia pun meninggal disana pada tahun
1906.

1. Sisingamangaraja Xll (tapanuli sumatra utara)


Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi,17 Juni 1907
pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatra Utara,pejuang yang berperang
melawan Belkalian, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No
590/1961.Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke
Soposurung, Balige pada tahun 1953.Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar,
yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu
Pulo Batu, naik takhta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang
bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan
Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door
policy (politik pintu terbuka) Belkalian dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di
Hindia Belkalian, dan yang tidak mau menkaliantangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di
Sumatra terutama Kesultanan Aceh dan Toba, dimana kerajaan ini membuka hubungan dagang
dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belkalian sendiri berusaha untuk menanamkan
monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya
untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun.Pada 1824
Perjanjian Belkalian Inggris (Anglo-Dutch Treaty of 1824) memberikan seluruh wilayah Inggris
di Sumatra kepada Belkalian. Hal ini membuka peluang bagi Hindia Belkalian untuk meng-
aneksasi seluruh wilayah yang belum dikuasai di Sumatra.Pada tahun 1873 Belkalian melakukan
invasi militer ke Aceh (Perang Aceh, dilanjutkan dengan invasi ke Tanah Batak pada 1878. Raja-
raja huta Kristen Batak menerima masuknya Hindia Belkalian ke Tanah Batak, sementara Raja
Bakkara, Si Singamangaraja yang memiliki hubungan dekat dengan Kerajaan Aceh menolak dan
menyatakan perang. Pada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta
bantuan kepada pemerintah kolonial Belkalian dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII.
Kemudian pemerintah Belkalian dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas
Si Singamangaraja XII di Bakara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba. Pada tanggal 6
Februari 1878 pasukan Belkalian sampai di Pea aja, tempat kediaman penginjil Ingwer Ludwig
Nommensen. Kemudian beserta penginjil Nommensen dan Simoneit sebagai penerjemah
pasukan Belkalian terus menuju ke Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Namun
kehadiran tentara kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII, yang kemudian
mengumumkan pulas (perang) pada tanggal 16 Februari 1878 dan penyerangan ke pos Belkalian
di Bahal Batu mulai dilakukan. Pada tanggal 14 Maret 1878 datang Residen Boyle bersama
tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dari
SibolgaPada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara pusat pemerintahan Si Singamangaraja diserang
pasukan kolonial dan pada 3 Mei 1878 seluruh Bangkara dapat ditaklukkan namun
Singamangaraja XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar
mengungsi. Sementara para raja yang tertinggal di Bakara dipaksa Belkalian untuk bersumpah
setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada dalam kedaulatan pemerintah Hindia Belkalian.
Walaupun Bakara telah ditaklukkan, Singamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara
gerilya, tetapi sampai akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga
Saribu, Huta Ginjang, Gurgur juga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial Belkalian. Di antara
tahun 1883-1884, Singamangaraja XII berhasil melakukan konsolidasi pasukannya. Kemudian
bersama pasukan bantuan dari Aceh, secara ofensif menyerang kedudukan Belkalian antaranya
Uluan dan Balige pada Mei 1883 serta Tangga Batu pada tahun 1884.

2. Tuanku Imam Bonjol (Sumatra barat)

Nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Syahab, yang lahir di Bonjol pada
1 Januari 1772. Dia merupakan putra dari pasangan Bayanuddin Syahab (ayah) dan Hamatun
(ibu). Ayahnya, Khatib Bayanuddin Syahab, merupakan seorang alim ulama yang berasal dari
Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat,
Muhammad Syahab memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku
Imam. Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin dari Harimau
nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum Padri di Bonjol. Ia
akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol. Salah satu Naskah aslinya ada di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan. Provinsi Sumatra Barat Jalan Diponegoro No.4 Padang
Sumatra Barat. Naskah tersebut dapat dibaca dan dipelajari di Dinas Kearsipan dan Perpustakàan
Provinsi Sumatra Barat. Tak dapat dipungkiri, Perang Padri meninggalkan kenangan heroik
sekaligus traumatis dalam memori bangsa. Selama sekitar 18 tahun pertama perang itu (1803-
1821) praktis yang berperang adalah sesama orang Minang dan Mkalianiling atau Batak
umumnya. Pada awalnya timbulnya peperangan ini didasari keinginan dikalangan pemimpin
ulama di kerajaan Pagaruyun untuk menerapkan dan menjalankan syariat Islam sesuai dengan
Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni) yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah-sunnah
Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam. Kemudian pemimpin ulama yang tergabung dalam
Harimau nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk mengajak Yang Dipertuan Pagaruyung
beserta Kaum Adat untuk meninggalkan beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam
(bid'ah). Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri (penamaan bagi
kaum ulama) dengan Kaum Adat. Seiring itu di beberapa nagari dalam kerajaan Pagaruyung
bergejolak, dan sampai akhirnya Kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang
Pagaruyung pada tahun 1815, dan pecah pertempuran di Koto Tangah dekat Batu Sangkar.
Sultan Arifin Muningsyah terpaksa melarikan diri dari ibu kota kerajaan ke Lubukjambi. Pada 21
Februari 1821, kaum Adat secara resmi bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belkalian
berperang melawan kaum Padri dalam perjanjian yang ditkaliantangani di Padang, sebagai
kompensasi Belkalian mendapat hak akses dan penguasaan atas wilayah darek (pedalaman
Minangkabau). Perjanjian itu dihadiri juga oleh sisa keluarga dinasti kerajaan Pagaruyung di
bawah pimpinan Sultan Tangkal Alam Bagagar yang sudah berada di Padang waktu itu. Setelah
melalui penggarapan bangsawan ( susuhunan husin diauddin dan sultan ahmad najamuddin
prabu anom ) dan orang Arab Palembang melalui pekerjaan spionase, dan tempat tempat
pertahanan disepanjang sungai musi sudah diketahui oleh belkalian serta persiapan angkatan
perang yang kuat, Belkalian datang ke Palembang dengan kekuatan yang lebih besar. Tanggal 16
Mei 1821 armada Belkalian sudah memasuki perairan Musi. Kontak senjata pertama terjadi pada
11 Juni 1821 hingga menghebatnya pertempuran pada 20 Juni 1821. Pada pertempuran 20 Juni
ini, sekali lagi, Belkalian mengalami kekalahan. De Kock tidak memutuskan untuk kembali ke
Batavia, melainkan mengatur strategi penyerangan.

3. Radin Inten II (Lampung)

Radin Inten II (Aksara Lampung:lah ir lahir di Kuripan, Lampung, 1 Januari 1834 –


meninggal di Negara Ratu, Lampung, 5 Oktober 1858 pada umur 24 tahun adalah seorang
pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai sebuah Bkalianra Radin Inten II dan
perguruan tinggi IAIN Raden Intan di Lampung. Berdasarkan penelitian, Radin Inten II masih
keturunan Fatahillah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati dari perkawinannya dengan Putri
Sinar Alam, seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung, cikal-bakal
pemegang kekuasaan di keratuan tersebut. Radin Inten II adalah putra tunggal Radin Imba II
(1828-1834). Radin Imba II sendiri putra sulung Radin Inten I gelar Dalam Kesuma Ratu IV
(1751-1828). Dengan demikian, Radin Inten II cucu dari Radin Inten I. Pada saat Radin Inten II
lahir tahun 1834, ayahnya, Radin Imba II, ditangkap oleh Belkalian dan dibuang ke P. Timor,
akibat memimpin perlawanan bersenjata menentang kehadiran Belkalian yang ingin menjajah
Lampung. Istrinya yang sedang hamil tua, Ratu Mas, tidak dibawa ke pengasingannya.
Pemerintahan Keratuan Lampung dijalankan oleh Dewan Perwalian yang dikontrol oleh
Belkalian. Radin Inten II tidak pernah mengenal ayah kandungnya tersebut, tetapi ibunya selalu
menceritakan perjuangan ayahnya sehingga pada saat dinobatkan sebagai Ratu Negara Ratu,
Radin Inten II melanjutkan berjuang memimpin rakyat di daerah Lampung untuk
mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya. Perjuangannya didukung secara luas oleh
rakyat daerah Lampung dan mendapatkan bantuan dari daerah lain, seperti Banten. Salah satunya
dengan H.Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan perlawanan terhadap Belkalian dan
kemudian menyingkir ke Lampung. Radin Inten II mengangkat H. Wakhia sebagai penasihatnya.
H. Wakhia menggerakkan perlawanan di daerah Semangka dan Sekampung dengan menyerang
pos-pos militer Belkalian. Tokoh lain yang juga menjadi pendukung utama Radin Inten II ialah
Singa Beranta, Kepala Marga Rajabasa.Sementara itu, Radin Inten II memperkuat benteng-
benteng yang sudah ada dan membangun benteng-benteng baru. Benteng-benteng ini
dipersenjatai dengan meriam, lila, dan senjata-senjata tradisional. Bahan makanan seperti beras
dan ternak disiapkan dalam benteng untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan
berlangsung lama. Semua benteng tersebut terletak di punggung gunung yang terjal, sehingga
sulit dicapai musuh. Beberapa panglima perang ditugasi memimpin benteng-benteng tersebut.
Singaberanta, misalnya, memimpin benteng Bendulu, sedangkan Radin Inten II sendiri
memimpim benteng Ketimbang. Melihat munculnya kembali perlawanan di daerah Lampung
setelah reda selama enam belas tahun, pada tahun 1851 Belkalian mengirim pasukan dari
Batavia. Pasukan berkekuatan 400 prajurit yang dipimpin oleh Kapten Jucht ini bertugas merebut
benteng Merambung. Akan tetapi, mereka dipukul mundur oleh pasukan Radin Inten II. Karena
gagal merebut Merambung, Belkalian mengubah taktik. Kapten Kohler, Asisten Residen
Belkalian di Teluk Betung, ditugasi untuk mengadakan perundingan dengan Radin Inten II.
Setelah berkali – kali mengadakan perundingan, akhirnya dicapai perjanjian untuk tidak saling
menyerang. Belkalian mengakui eksistensi Negara Ratu. Raden Inten II pun mengakui
kekuasaan Belkalian di tempat – tempat yang sudah mereka duduki. Perjanjian itu digunakan
Belkalian hanya sebagai adem pause menunggu kesempatan untuk melancarkan serangan besar-
besaran. Bagi mereka dengan cara apa pun, Raden Inten II harus ditundukan. Belkalian yakin,
selama Radin Inten II masih berkuasa, kedudukan mereka di Lampung akan tetap terancam.
Namun, sebelum memulai serangan-serangan baru, Belkalian berusaha memecah belah
masyarakat Lampung. Kelompok yang satu diadu dengan kelompok yang lain. Di kalangan
masyarakat ditimbulkan suasana saling mencurigai. Tugas itu dipercayakan kepda Kapten
Kohler. Di beberapa tempat usahanya berhasil. Pemuka – pemuka masyarakat Kalikalian,
misalnya, termakan hasutan untuk memusuhi Radin Inten II, sehingga mereka tidak menghalang
– halangi pasukan Belkalian berpatroli di sekitar Gunung Rajabasa. Pada tanggal 10 Agustus
1856 pasukan Belkalian diberangkatkan dari Batavia dengan beberapa kapal perang. Pasukan ini
dipimpin oleh Kolonel Welson dan terdiri atas pasukan infanteri, artileri dan zeni disertai
sejumlah besar kuli pengangkut barang. Esok harinya mereka mendarat di Canti. Kekuatan
mereka bertambah dengan bergabungnya pasukan Pangeran Sempurna Jaya Putih, bangsawan
Lampung yang sudah memihak Belkalian. Iring – iringan kapal perang Belkalian yang memasuki
perairan Lampung ini dilihat oleh Singaberanta dari Benteng Bendulu. Ia segera mengirim kurir
ke Benteng Ketimbang untuk memberitahukan hal itu kepada Radin Inten II yang selanjutnya
memerintahkan pasukannya di bentengbenteng lain agar menyiapkan diri. Belkalian mengirim
ultimatum kepada Radin Inten II agar paling lambat dalam waktu lima hari ia dam seluruh
pasukannya menyerahkandiri. Bila tidak, Belkalian akan melancarkan serangan. Singaberanta
pun dikirimi surat yang mengajaknya untuk berdamai. Sambil menunggu jawaban dari Radin
Inten II dan Singaberanta, pasukan Belkalian mengadakan konsolidasi. Radin Inten II pun
meningkatkan persiapannya. Benteng-benteng diperkuat. Beberapa orang kepercayaannya
diperintahkan memasuki daerah-daerah yang sudah dikuasai Belkalian untuk menganjurkan
penduduk di tempat tersebut agar mengadakan perlawanan. Sampai batas waktu ultimatum
berakhir, baik Radin Inten II maupun Singaberanta tidak memberikan jawaban. Maka, pada
tanggal 16 Agustus 1856 pasukan Belkalian pun mulai melancarkan serangan. Sasaran mereka
hari itu ialah merebut Benteng Bendulu. Pukul 08.00 mereka sudah tiba di Bendulu setelah
menempuh jarak setapak di punggung gunung yang cukup terjal. Akan tetapi, mereka
menemukan benteng itu dalam keadaan kosong. Singaberanta sudah memindahkan pasukannya
ke tempat lain. Ia dengan sengaja menghindari perang terbuka, sebab yakin bahwa pasukan
lawan yang dihadapinya jauh lebih kuat. Pasukannya disebar di tempat-tempat yang cukup
tersembunyi dengan tugas melakukan pencegatan terhadap patroli pasukan Belkalian yang keluar
benteng. Sesudah menduduki Benteng Bendulu, sebagian pasukan Belkalian bergerak ke benteng
Hawi Berak yang dapat mereka kuasai pada tanggal 19 Agustus. Di Bendulu, pasukan Belkalian
berhasil menangkap seorang kemenakan Singaberanta dan 14 orang lainnya. Mereka dipaksa
menunjukkan tempat Singaberanta dan menunjukkan jalan menuju Ketimbang. Semuanya
mengatakan tidak tahu. Namun, mereka terpaksa menunjukkan tempat Singaberanta menyimpan
senjata, antara lain 25 tabung mesiu, 1 pucuk meriam, 4 pucuk lila, dan beberapa pucuk senapan.
Sasaran utama Belkalian ialah merebut benteng Ketimbang, sebab di benteng inilah Radin Inten
II bertahan. Untuk merebut benteng ini, kolonel Waleson membagi tiga pasukannya. Satu
pasukan bergerak dari Bendulu ke arah selatan dan timur Gunung Rajabasa, satu pasukan
bergerak menuju Kalikalian dan Way Urang dengan tugas merebut benteng Merambung dan
setelah itu langsung menuju Ketimbang. Pasukan ketiga bergerak dari Panengahan untuk
merebut benteng Salai Tabuhan dan selanjutnya menuju Ketimbang. Ternyata, pelaksanaannya
tidak semudah seperti yang direncanakan. Kesulitan utama ialah Belkalian belum mengetahui
jalan menuju Ketimbang. Penduduk yang tertangkap tidak menunjukkan jalan tersebut. Oleh
karena itu, pasukan yang langsung dipimpin Kolonel Welson dan sudah menduduki Hawi Berak,
terpaksa kembali ke Bendulu. Pasukan lain yang dipimpin Mayor Van Ostade berhasil mencapai
Way Urang yang penduduknya sudah memihak Belkalian. Walaupun pasukan ini sempat
tertahan di Kelau akibat serangan yang dilancarkan pasukan Radin Inten II, tetapi akhirnya
mereka berhasil juga merebut benteng Merambung. Sebenarnya, letak benteng Ketimbang tidak
jauh dari benteng Merambung. Akan tetapi, Belkalian tidak mengetahuinya. Kesulitan untuk
mengetahui jalan menuju Ketimbang baru dapat mereka atasi pada tanggal 26 Agustus. Pada hari
itu Belkalian berhasil menangkap dua orang anak muda. Seorang diantaranya ditembak mati
karena berusaha melarikan diri. Yang seorang lagi diancam akan dibunuh bila tidak mau
menunjukkan jalan ke Ketimbang. Anak muda itupun terpaksa menuruti kehendak Belkalian.
Setelah jalan ke Ketimbang diketahui, Kolonel Welson segera memerintahkan pasukannya untuk
melakukan serbuan. Subuh tanggal 27 Agustus mereka mulai bergerak. Ketika tiba di Galah
Tanah pukul 10.00 mereka dihadang oleh pasukan Radin Inten II. Pertempuran di tempat ini
dimenangi oleh Belkalian. Begitu pula pertempuran berikutnya di Pematang Sentok. Sebagian
pasukan ditinggalkan di Pematang Sentok dan sebagian lagi meneruskan gerakan ke Ketimbang.
Tengah hari pasukan ini sudah tiba di Ketimbang. Sesudah itu datang pula pasukan lain,
termasuk pasukan Pangeran Sempurna Jaya Putih. Ternyata, benteng Ketimbang sudah
ditinggalkan oleh Radin Inten II dan pasukannya. Dalam benteng ini Belkalian menemukan
bahan makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Benteng Ketimbang sudah jatuh ke tangan
Belkalian. Akan tetapi, Kolonel Welson kecewa, sebab Radin Inten II tidak tertangkap atau
menyerah. Welson mengirimkan pasukannya ke berbagai tempat untuk mencari Radin Inten II.
Sebaliknya, untuk mengacaukan pendapat Belkalian, Radin Inten II menyebarkan berita-berita
palsu melalui orang-orang kepercayaannya. Beredar berita bahwa ia sudah menyerah di Way
Urang. Welson pun segera menuju Way Urang. Ternyata, orang yang dicarinya tidak ada di
tempat itu. Seorang perempuan melaporkan pula bahwa Radin Inten II ada di Rindeh dan hanya
ditemani oleh beberapa orang pengikutnya. Berita itu pun ternyata berita bohong. Suatu kali,
Belkalian mengetahui tempat persembuyian Radin Inten II. Tempat itu pun dikepung di bawah
pimpinan Kapten Kohler. Akan tetapi, Radin Inten II berhasil meloloskan diri. Sampai bulan
Oktober 1856 sudah dua setengah bulan Belkalian melancarkan operasi militer. Satu demi satu
benteng pertahanan Radin Inten II berhasil mereka duduki. Namun, Radin Inten II masih belum
tertangkap. Sementara itu, Belkalian mendapat laporan bahwa Radin Inten II sudah pergi ke
bagian utara Lampung, menyeberangi Way Seputih. Berita lain mengabarkan bahwa
Singaberanta berada di Pulau Sebesi. Belkalian mengarahkan pasukan untuk memotong jalan
Radin Inten II. Pasukan juga dikirim ke Pulau Sebesi untuk mencari Singaberanta. Hasilnya
nihil. Baik Radin Inten II maupun Singaberanta tidak mereka temukan. Kolonel Welson hampir
putus asa, ia merasa dipermainkan oleh seorang anak muda berumur 22tahun.Akhirnya, Waleson
menemukan cara lain. Ia berhasil memperalat Radin Ngerapat. Maka pengkhianatan pun terjadi.
Radin Ngerapat mengundang Radin Inten II untuk mengadakan pertemuan. Dikatakannya bahwa
ia ingin membicarakan bantuan yang diberikannya kepada Radin Inten II. Tanpa curiga, Radin
Inten II memenuhi undangan itu. Pertemuan diadakan malam tanggal 5 Oktober 1856 di suatu
tempat dekat Kunyanya. Radin Inten II ditemani oleh satu orang pengikutnya. Radin Ngerapat
disertai pula oleh beberapa orang. Akan tetapi, di tempat yang cukup tersembunyi,beberapa
orang serdadu Belkalian sudah disiapkan untuk bertindak bila diperlukan. Radin Ngerapat
mempersilahkan Radin Inten II dan pengiringnya memakan makanan yang sengaja dibawanya
terlebih dahulu. Pada saat Radin Inten menyantap makanan tersebut, secara tiba-tiba ia diserang
oleh Radin Ngerapat dan anak buahnya. Perkelahian yang tidak seimbang pun terjadi. Serdadu
Belkalian keluar dari tempat persembunyiannya dan ikut mengeroyok Radin Inten II. Radin Inten
II wafat dalam perkelahian itu karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang sebangsanya
dalam usia sangat muda, 22 tahun. Malam itu juga mayatnya yang masih berlumuran darah
diperlihatkan kepada Kolonel Welson. Pada tahun 1986 Pemerintah Republik Indonesia
menganugerahinya gelar pahlawan nasional (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986).

4. Sultan Ageng Tirtayasa (Banten)


Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya (Lahir di Kesultanan Banten, 1631 – meninggal
di Batavia, Hindia Belkalian, 1692 pada umur 60 - 61 tahun) adalah Sultan Banten ke-6. Ia naik
takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir yang wafat pada
tanggal 10 Maret 1651, setelah sebelumnya ia diangkat menjadi Sultan Muda dengan gelar
Pangeran Adipati atau Pangeran Dipati,menggantikan ayahnya yang wafat lebih dulu pada tahun
1650. Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten
periode 1640-1650) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar Pangeran Surya, kemudian
ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Dipati. Setelah
kakeknya meninggal dunia pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6
dengan gelar Sultan Abu al-Fath Abdulfattah. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia
mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Sultan Ageng
Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak
perlawanan terhadap Belkalian. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan
yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan
Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten
sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di
bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belkalian ikut
campur dengan cara bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa.
Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belkalian membantu
Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan Saint-Martin.Pada
masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten aktif membina hubungan baik
dan kerjasama dengan berbagai kesultanan di sekitarnya, bahkan dengan negara lain di luar
Nusantara. Banten menjalin hubungan dengan Turki, Inggris, Aceh, Makassar, Arab, dan
kerajaan lain Sekitar tahun 1677, Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang
memberontak terhadap Mataram. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan
Makassar, Bangka, Cirebon dan Inderapura. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan
dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang Eropa selain Belkalian, seperti Inggris,
Denmark, dan Prancis. Pada tahun 1671, Raja Prancis Louis XIV mengutus François Caron,
pimpinan Kongsi Dagang Prancis di Asia sekaligus pemimpin armada pelayaran ke Nusantara.
Setelah mendarat di pelabuhan Banten, ia diterima oleh Syahbkalianr Kaytsu, seorang Tionghoa
muslim. Pada 16 Juli 1671, raja didampingi oleh beberapa pembesar kerajaan mendatangi
kediaman orang-orang Prancis di kawasan Pecinan. Caron meminta izin untuk membuka kantor
perwakilan di Banten. Hal itu berangkat dari pengalaman Caron yang pernah bekerja pada VOC
dan berambisi membuat kongsi dagang Prancis sebesar VOC. Raja kemudian menanyakan tujuan
kongsi dagang mereka, ke mana tujuan kapalkapal mereka, barang dagangan yang diinginkan,
dan jumlah uang tunai yang mereka miliki. Sesudah itu pihak Prancis berusaha menjual barang
muatan mereka. Barangbarang dagangan apa saja dapat dijual, kecuali candu yang dilarang keras
beredar di Banten. Caron kembali mengunjungi raja dan menghadiahkan getah damar, dua meja
besar (yang dibawa dari Surat, India), dua belas pucuk senapan, dua jenis mortir, beberapa
granat, dan hadiah lain. Caron dan Gubernur Banten kemudian menyetujui perjanjian yang berisi
sepuluh kesepakatan mengenai pemberian kemudahan dan hakhak khusus kepada pihak Prancis,
sama dengan yang diberikan kepada pihak Inggris. Hubungan baik antara Inggris dan Banten
sudah terjalin sejak lama, salah satunya adalah ketika Sultan Abdul Mafakhir mengirimkan surat
ucapan selamat pada tahun 1602 kepada Kerajaan Inggris atas dinobatkannya Charles I sebagai
Raja Inggris. Sultan Abdul Mafakhir juga memberikan izin kepada Inggris untuk membuka
kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai akhir masa
penerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1682, karena saat itu terjadi perang saudara antara
Sultan dengan putranya, Sultan Haji. Sultan Haji meminta bantuan Belkalian, sedangkan Sultan
Ageng Tirtayasa diketahui meminta bantuan dari Kerajaan Inggris untuk melawan kekuatan
anaknya itu. Pada 1681, Sultan Haji mengirim surat kepada Raja Charles II. Dalam suratnya, dia
berminat membeli senapan sebanyak 4000 pucuk dan peluru sebanyak 5000 butir dari Inggris.
Sebagai tkalian persahabatan, Sultan Haji menghadiahkan permata sebanyak 1757 butir. Surat ini
juga merupakan pengantar untuk dua utusan Banten bernama Kiai Ngabehi Naya Wipraya dan
Kiai Ngabehi Jaya Sedana. Tidak lama kemudian, Sultan Ageng Tirtayasa mengirim surat
kepada Raja Charles II meminta bantuan berupa senjata dan mesiu untuk berperang melawan
putranya yang dibantu VOC.

5. Pangeran Diponogoro

sebutan Perang Jawa (Inggris:The Java War, Belkalian: De Java Oorlog) adalah perang
besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belkalian (sekarang
Indonesia). Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh
Belkalian selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belkalian di bawah
pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk
Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibat perang ini, penduduk Jawa yang tewas
mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belkalian berjumlah 8.000 tentara
Belkalian dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan penguasaan Belkalian atas Pulau
Jawa. Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15 tahun sebelumnya,
pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah Jawa sebagai target
penyerangan. Namun, meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas melarang pasukannya untuk
bersekutu dengan masyarakat Tionghoa, sebagian pasukan Jawa yang berada di pesisir utara
(sekitar Rembang dan Lasem) menerima bantuan dari penduduk Tionghoa setempat yang rata-
rata beragama Islam. Perseteruan pihak keraton Jawa dengan Belkalian dimulai semenjak
kedatangan Marsekal Herman Willem Daendels di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808.
Meskipun ia hanya ditugaskan untuk mempersiapkan Jawa sebagai basis pertahanan Prancis
melawan Inggris (saat itu Belkalian dikuasai oleh Prancis), tetapi Daendels juga mengubah etiket
dan tata upacara yang menyebabkan terjadinya kebencian dari pihak keraton Jawa. Ia memaksa
pihak Keraton Yogyakarta untuk memberinya akses terhadap berbagai sumber daya alam dan
manusia dengan mengerahkan kekuatan militernya, membangun jalur antara Anyer dan
Panarukan, hingga akhirnya terjadi insiden perdagangan kayu jati di daerah mancanegara
(wilayah Jawa di timur Yogyakarta) yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Raden
Ronggo. Setelah kegagalan pemberontakan Raden Ronggo (1810), Daendels memaksa Sultan
Hamengkubuwana II membayar kerugian perang serta melakukan berbagai penghinaan lain yang
menyebabkan terjadinya perseteruan antar keluarga keraton (1811). Namun, pada tahun yang
sama, pasukan Inggrismendarat di Jawa dan mengalahkan pasukan Belkalian.[8]Meskipun pada
mulanya Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Bingley Raffles memberikan dukungan
kepada Sultan Hamengkubuwana II, pasukan Inggris akhirnya menyerbu Keraton Yogyakarta
(19-20 Juni 1812) yang menyebabkan Sultan Hamengkubuwana II turun tahta secara tidak
hormat dan digantikan putra sulungnya, yaitu Sultan Hamengkubuwana III. Perisitwa ini dikenal
dengan nama Geger Sepehi. Inggris memerintah hingga tahun 1815 dan mengembalikan Jawa
kepada Belkalian sesuai isi Perjanjian Wina (1814) di bawah Gubernur Jenderal Belkalian van
der Capellen. Pada masa pemerintahan Inggris, Hamengkubuwana III wafat dan digantikan
putranya, adik tiri Pangeran Diponegoro,yaitu Hamengkubuwana IV yang berusia 10 tahun
(1814), sementara Paku Alam I menjadi adipati di Puro Kadipaten Pakualaman sekaligus wali
raja, sedangkan Patih Danuredjo III bertindak sebagai wali raja. Pada tanggal 6 Desember 1822,
Hamengkubuwana IV meninggal pada usia 19 tahun. Ratu Ageng (permaisuri Hamengkubuwana
II) dan Gusti Kangjeng Ratu Kencono (permaisuri Hamengkubuwana IV) memohon dengan
sangat kepada pemerintah Belkalian untuk mengukuhkan putra Hamengkubuwana IV yang
masih berusia 2 tahun untuk menjadi Hamengkubuwana V serta tidak lagi menjadikan Paku
Alam sebagai wali. Pangeran Diponegoro selanjutnya diangkat menjadi wali bagi keponakannya
bersama dengan Mangkubumi. Residen baru Yogyakarta pengganti Nahuys, Jonkheer Anthonie
Hendrik Smissaert bertindak keterlaluan dengan terlibat dalam penunjukkan Sultan pada bulan
Juni 1823. Penunjukan itu untuk menggantikan Sultan Hamengku Buwono III yang meninggal
mendadak. Smissaert duduk di atas tahta seraya menerima sembah dan bakti para bupati
mancanagara dalam lima upacara Garebeg selama 31 bulan masa jabatannya sebagai Residen. Di
mata orang Jawa hal ini adalah penghinaan terhadap martabat mereka. (Peter Carey:
2014)Pangeran Diponegoro memang tetap menerima posisi sebagai Wali Sultan bersama
Mangkubumi, Ratu Ageng dan Ratu Kencono (Ibunda Sultan balita). Namun posisi Pangeran
semakin tidak dianggap. Smissaert mengabaikan pendapat Pangeran Diponegoro dalam
persoalan ganti rugi sewa tanah yang dapat membawa Kesultanan pada kebangkrutan.[8]
Menindaklanjuti pengamatan Van der Graaf pada tahun 1821 yang melihat para petani lokal
menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belkalian, Inggris, Prancis, dan
Jerman, van der Capellen mengeluarkan dekret pada tanggal 6 Mei 1823 bahwa semua tanah
yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari
1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.
Keraton Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton sehingga
Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di Yogyakarta pada
masa itu. Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang
diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo sehingga membuat Diponegoro memutuskan
hubungannya dengan keraton. Putusnya hubungan tersebut terutama disebabkan tindakan Ratu
Ageng (ibu tiri pangeran) dan Patih Danurejo yang pro kepada Belkalian. Pada 29 Oktober 1824,
Pangeran Diponegoro mengadakan pertemuan di rumahnya yang berada diTegalrejo untuk
membahas mengenai kemungkinan pemberontakan pada pertengahan Agustus. Pangeran
Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak
Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan. Pada pertengahan
bulan Mei 1825, Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar
Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati
Muntilan dibelokkan melewati pagar sebelah timur Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-
patok jalan yang dipasang orangorang kepatihan melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui
setelah patok-patok dipasang. Perseteruan terjadi antara para petani penggarap lahan dengan
anak buah Patih Danurejo sehingga memuncak di bulan Juli. Patok-patok yang telah dicabut
kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti patok-patok dengan
tombak sebagai pernyataan perang. Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua
bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belkalian untuk menangkap Pangeran
Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman
Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena
lebih mengenal medan di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya
bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan
hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota
Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di
Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa
sebelah barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaannya, sedangkan
Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat)
dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur. Penyerangan di Tegalrejo memulai
perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun. Diponegoro memimpin masyarakat
Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-
barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi
ditohi tekan pati"; "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati". Sebanyak 15 dari 19
pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para
bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan, meskipun hal ini menjadi
kontroversi tersendiri. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin
spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi
dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.
Bagi Diponegoro dan para pengikutinya, perang ini merupakan perang jihad melawan Belkalian
dan orang Jawa murtad. Sebagai seorang muslim yang saleh, Diponegoro merasa tidak senang
terhadap religiusitas yang kendur di istana Yogyakarta akibat pengaruh masuknya Belkalian,
disamping kebijakan-kebijakan pro-Belkalian yang dikeluarkan istana. Infiltrasi pihak Belkalian
di istana telah membuat Keraton Yogyakarta seperti rumah bordil. Di lain pihak, Smissaert
menulis bahwa Pangeran Diponegoro semakin lama semakin hanyut dalam fanatisme dan
banyak anggota kerajaan yang menganggapnya kolot dalam beragama. Dalam laporannya,
Letnan Jean Nicolaas de Thierry menggambarkan Pangeran Diponegoro mengenakan busana
bergaya Arab dan serban yang seluruhnya berwarna putih. Busana tersebut juga dikenakan oleh
pasukan Diponegoro dan dianggap lebih penting dibandingkan busana adat Jawa meskipun
perang telah berakhir. Laporan Paulus Daniel Portier, seorang indo, menyebutkan bahwa para
tawanan perang Belkalian memperoleh ancaman nyawa jika tidak bersedia masuk Islam.
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang
sejak perang Napoleon menjadi senjata kalianlan dalam pertempuran frontal) di kedua belah
pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh
Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai
pasukan Belkalian pada siang hari, maka malam harinyawilayah itu sudah direbut kembali oleh
pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalurjalur logistik dibangun dari satu wilayah ke
wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di
hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara
peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan
menyampaikaninformasi yang diperlukan untuk menyusun strategi perang. Informasi mengenai
kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama,
karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulanbulan penghujan; para
senopati menyadari sekali untuk bekerja sama dengan alam sebagai "senjata" tak terkalahkan.
Bila musim penghujan tiba, gubernur Belkalian akan melakukan usaha-usaha untuk gencatan
senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka
terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan "musuh yang tak tampak",
melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan
senjata terjadi, Belkalianakan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan
provokator mereka bergerak di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan
anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah
komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap
berjuang melawan Belkalian. Pencarian Diponegoro di Magelang,Pada tahun 1827, Belkalian
melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga
Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Mojo, pemimpin spiritual pemberontakan,
ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belkalian. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De
Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro
menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Oleh
karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan
ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855. Perang Paderi
berlangsung dalam dua babak: babak I antara 1821-1825, dan babak II. Untuk menghadapi
Perang Diponegoro, Belkalian terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatra Barat
untuk menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata
disepakati pada tahun 1825, dan sebagian besar pasukan dari Sumatra Barat dialihkan ke Jawa.
Namun, setelah Perang Diponegoro berakhir (1830), kertas perjanjian gencatan senjata itu
disobek, dan terjadilah Perang Padri babak kedua. Pada tahun 1837 pemimpin Perang Paderi,
Tuanku Imam Bonjol akhirnya ditangkap. Berakhirlah Perang Padri. Setelah perang Dipenogoro,
pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk menyerah kepada Belkalian kecuali
bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III, justru hendak menyerang seluruh kantor belkalian
yang berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti Wonogori, karanganyar
yang banyak di huni oleh Warok. Dalam catatan Belkalian, para Warok yang memiliki skill
berperang dan ilmu kebal sangat tangguh bagi pasukan Belkalian.Maka dari itu untuk
menghindari yang merugikan pihak Belkalian, terjadinya sebuah kesepakatan untuk di
buatkanlah kantor Bupati di pusat Kota Ponorogo, serta fasilatas penunjang seperti jalan
beraspal, rel kereta api, kendaran langsung dari Eropa seperti Mobil, motor hingga sepeda angin
berbagai merek, maka tidak heran hingga saat ini kota dengan jumlah sepeda tua terbanyak
berada di ponorogo yang kala itu di gunakan oleh para Warok juga.

7. Pangeran Antasari (Kalimantan)


Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809– meninggal
di Bayan Begok, Hindia Belkalian, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, dia dinobatkan
sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan
menykalianng gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku
Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu
Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja. Pangeran Antasari merupakan cucu
Pangeran Amir. Semasa muda nama Pangeran Antasari adalah Gusti Inu Kartapati. Ibunda
Pangeran Antasari adalah Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah
Pangeran Masohut (Mas'ud) bin Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad
Aliuddin Aminullah yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri,
Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belkalian memaklumkan dirinya sebagai Sultan
Tahmidullah II, Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri. Pangeran Antasari
mempunyai adik perempuan yang lebih dikenal dengan nama Ratu Sultan Abdul Rahman karena
menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu
setelah melahirkan calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga
meninggal semasa masih bayi. Dia cucu Pangeran Amir yang gagal naik tahta pada tahun 1785.
Pangeran Antasari tidak hanya dianggap sebagaipemimpin Suku Banjar, dia juga merupakan
pemimpin Suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung, Bakumpai dan beberapa
suku lainya yang berdiam di kawasan dan pedalaman atau sepanjang Sungai Barito, baik yang
beragama Islam maupun Kaharingan. Setelah Sultan Hidayatullah ditipu Belkalian dengan
terlebih dahulu menyandera Ratu Siti (Ibunda Pangeran Hidayatullah) dan kemudian diasingkan
ke Cianjur, maka perjuangan rakyat Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran Antasari. Sebagai
salah satu pemimpin rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu dari pewaris kesultanan
Banjar. Untuk mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin perjuangan melawan penjajah di
wilayah Banjar bagian utara (Muara Teweh dan sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret 1862,
bertepatan dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan: “Hidup untuk Allah dan
Mati untuk Allah” Seluruh rakyat, para panglima Dayak, pejuang-pejuang, para alim ulama dan
bangsawan-bangsawan Banjar; dengan suara bulat mengangkat Pangeran Antasari menjadi
"Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin", yaitu pemimpin pemerintahan, panglima
perang dan pemuka agama tertinggi. Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk berhenti
berjuang, ia harus menerima kedudukan yang dipercayakan oleh Pangeran Hidayatullah
kepadanya dan bertekad melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya
kepada Allah dan rakyat. Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya
menyerang tambang batu bara milik Belkalian di Pengaron tanggal 25 April 1859. Selanjutnya
peperangan demi peperangan dikomandoi Pangeran Antasari di seluruh wilayah Kerajaan
Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari
menyerang pos-pos Belkalian di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong,
sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu. Pertempuran yang berkecamuk makin sengit
antara pasukan Pangeran Antasari dengan pasukan Belkalian, berlangsung terus di berbagai
medan. Pasukan Belkalian yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan
modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Pangeran Antasari. Dan akhirnya Pangeran
Antasari memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh. Berkali-kali Belkalian
membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun dia tetap pada pendiriannya. Ini
tergambar pada suratnya yang ditujukan untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijck di
Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861. “...dengan tegas kami terangkan kepada tuan: Kami tidak
setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka
(kemerdekaan)...” Dalam peperangan, Belkalian pernah menawarkan hadiah kepada siapa pun
yang mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imbalan 10.000 gulden.
Namun sampai perang selesai tidak seorangpun mau menerima tawaran ini.Orang-orang yang
tidak mendapat pengampunan dari pemerintah Kolonial Hindia Belkalian:

1. Antasaridengananak-anaknya

2. DemangLehman

3. AminOellah

4. Soero Patty dengan anak-anaknya

5. KiaiDjayaLalana

6. GoestiKassan dengan anak-anaknya

Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah


pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belkalian pada
tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang
75 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah
terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Perjuangannya dilanjutkan
oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman. Setelah terkubur selama lebih kurang 91 tahun
di daerah hulu sungai Barito, atas keinginan Banjar dan persetujuan keluarga, pada tanggal 11
November 1958 dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari. Yang masih utuh adalah
tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa helai rambut. Kemudian kerangka ini
dimakamkan kembali Taman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh
pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret
1968.[23] Nama Antasari diabadikan pada Korem 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan
Selatan yaitu Bumi Antasari. Kemudian untuk lebih mengenalkan Pangeran Antasari kepada
masyarakat nasional, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan mengabadikan
nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp 2.000.

B. Dampak politik,budaya,social-ekonomi,dan Pendidikan pada masa penjajahan


barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa ini.

1. Dampak Kolonialisme di Bidang Politik

Pernahkah kamu membayangkan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia pada masa


penjajahan? bagaimana mereka harus melawan para penjarah di bumi mereka? Terbayang bukan
bagaimana menderitanya bangsa kita pada saat itu.Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat
karena intervensi yang intensif dalam masalahmasalah istana, seperti pergantian tahta,
pengangkatan pejabat-pejabat kerajaan, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintah kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin
tergantung pada kekuasaan asing, sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintah istana makin menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh
penguasa asing mengakibatkan semakin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan
yang berupa lungguh, upeti atau hasil bumi; semakin berkurang dan bahkan hilang, sebab
kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.

Dalam bidang politik, kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia


menyebabkan semakin hilangnya kekuasaan Politik dan para penguasa Indonesia yang beralih ke
tangan Belanda. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

a. Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu


dengan memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti bupati danraja yang
memerintah atas nama VOC.
b. Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah
Hindia Belanda.
c. Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik kerajaan
karena intervensinya.
d. Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka menjadi
pegawai pemerintahan kolonial yang diberi gaji. Padahal menurut adat
penguasa tradisional tersebut mendapat upeti dari rakyat.
e. Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada kekuasaan
asing. Bahkan sebagian diambil alih atau di bawah kekuasaan kolonial.

Dampak Kolonialisme di bidang politik adalah sebagai berikut :

a. Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para
Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati dijadikan alat
kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis
keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah
perfektuf.
c. Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya
tentang pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di
Indonesia. Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan
kekuasaan pribumi bahkan bisa runtuh.
d. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum
barat modern.
e. Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
f. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan
politik Pax Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20 Jawa menjadi
pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
g. Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan
dari penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda. Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda
membagi badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di
Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan untuk orang Eropa,
peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam badan legislatif,
pemerintah kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun
1918.

2. Dampak Kolonialisme di Bidang Budaya

Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa


pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan yang berasal dari bahasa
Belanda, portugis dan inggris, misalnya :

Handuk = Handdoek

Sepatu= Sepato

Buku= Book

Selain kosa kata ternyata kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru ke
bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai musik internasional ataupun tarian seperti dansa.
Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa
lampau. Semua bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan
yang bisa kita temui di Kota Tua, Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api
Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Lawang sewu cagar budaya yang harus
senantiasa kita jaga dan lestarikan bangunannya dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan
B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa elemen lengkung dan
sederhana. Bangunan di desain menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang
banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat
menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu.

3. Dampak Kolonialisme di Bidang Sosial

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial Salah
satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik,
misionaris Gonzales Veloso, Fernao Vinagra dan Simon Vas serta pengaruh Kristen Protestan.
Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G (Gold, Glory dan Gospel) mempengaruhi
penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia. Salah satu penyebar agama Katolik di
Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku
pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga
turut tersebar di Indonesia. Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa
pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands
Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan
berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig
Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.Namun penjajahan tetaplah penjajahan sehingga
kedatangan penjajahan bangsa barat malah justru memperburuk sosial bangsa kita. Dalam bidang
sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, membawa dampak antara lain
sebagai berikut.

a. Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu

sebagai berikut.

 golongan timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh
 golongan eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
 golongan pribumi

b. Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk

memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka Belanda di luar

Jawa.

c. Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya

pabrik-pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi

dinamis.

d. Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga

menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong


lahirnya elit terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun jumlah mereka

sedikit, tetapi sangat berperan dalam perkembangan pergerakan selanjutnya.

e. Pembentukan status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur

yang terakhir kaum Pribumi.

f. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh

bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan

istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut

secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.

g. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.

Kemunduran perdagangan dilaut secara tak langsung menimbulkan budaya

feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk

atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk

Indonesia mengalami kemerosotan.

4. Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi

Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang,
di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah.Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de
Javasche Bank, bank modern di HindiaBelanda yang muncul pertama kali dan didirikan di
Batavia pada tahun 1828.

Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan jalan raya


pos Anyer-Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi
khususnya kereta api yang muncul dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan
kereta api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil
perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta transportasi masyarakat. Munculnya sistem
transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa
kamu gunakan hingga hari ini.

Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus


membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. Mereka punya andil dalam
pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga membangun waduk dan
saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambangan dengan membuka
kilang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan pembangunan
infrastuktur yang dilakukan oleh Belanda itu membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia,
namun sebaliknya pembangunan-pembangunan dibidang ekonomi yang dikembangkan oleh
Belanda justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin dalam. Betapa tidak, mereka
memperlakukan rakyat rakyat Indonesia sangat tidak manusiawi. Kebijakan tanam paksa dan
ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia dipaksa menjadi penghasil
bahan mentah . Alhasil, kita tidak punya jiwa “Entrepreneur” Karena kita hanya diperintah dan
diperintah saja, monopoli dagang yang dibuat VOC juga membuat perdagangan Nusantara di
kancah internasional jadi mundur.

Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di bidang ekonomi yang dilakukan oleh


pemerintah kolonial bangsa Barat terhadap rakyat di Indonesia membawa dampak, diantaranya
sebagai berikut :

a. Monopoli dan penguasaan suatu daerah (koloni) oleh penjajah

menyebabkan terjadinya situasi yang tidak sehat dalam hal perdagangan.

b. Perekonomian bergeser dari pertanian pangan menjadiindustri perkebunan

c. Praktik monopoli perdagangan yang diterapkan oleh voc mengakibatkan mundurnya

perdagangan di nusantara dari kancah perdagangan internasional

d. Dalam mengeksploitasi tanah jajahan voc memanfaatkan para penguasa tradisional

(menerapkan sistem indirect rule) dalam penyerahan wajib hasil bumi dan

pemungutan (pajak hasil bumi)

e. Penerapan sistem tanam paksa menyebabkan rakyat indonesia mengenal jenis

tanaman baru. Munculnya pedagang-pedagang perantara dalam perdagangan

internasional yang dipegang oleh orang timur asing. sedangkan bangsa indonesia

hanya sebagai pengecer

f. Munculnya kota-kota baru di sekitar perusahaan-perusahaan belanda. Dikenalnya

sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia. Salah satu dampaknya adalah

g. dikenalnya sistem utang. Sedangkan dalam pengerjaan lahan pertanian, penduduk

memulai mengenal pinjaman modal. Namun mereka harus mengembalikan uang


dengan sistem bunga yang memperparah perekonomian.

5. Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan

Lain sekarang, lain dulu. Mari kita tengok 75 tahun lalu saat Indonesia belum merdeka
dan masih berada dalam dekapan Belanda. Pernahkah kamu berfikir bagaimanakah asal mula
lahirnya pendidikan di Indonesia, munculnya pendidikan di Indonesia tidak lepas dari dampak
adalanya kolonialisme di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang Pendidikan mulai
dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan oleh pemerintah kolonial. Perhatian
pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan dikarenakan guna memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di sektorsektor swasta dan pemerintahan. Sekolah-sekolah yang didirikan
pemerintah menganut sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan
bangsawan.Usaha – usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak
lain adalah untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi
Belanda yang murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda menyusun kurikulum
pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia sampai
abad ke–19 menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua masyarakat
mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah yang dapat merasakan
pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan yang lainnya.
Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal pemerintah kolonial Belanda, antara
lain:

Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain

a. Munculnya golongan -golongan terpelajar di Indonesia.

b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi

tenaga –tenaga kerja di perusahaan Belanda.

c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar

III. Latihan soal

1. Keberanian Adipati Unus dalam menyerang Portugis yang kuat, terdengar beritanya
ke penjuru pulau Jawa. Ia bahkan diberikan gelar....
A. Pangeran Mangkubumi
B. Pangeran Samber Nyowo
C. Pangeran Adipati
D. Pangeran Sabrang Lor
E. Pangeran Ing Ngalogo
2. Ia tetap melanjutkan perjuangan suaminya dengan berjuang sendiri memimpin
perang di daerah pedalaman Meulaboh bersama dengan pasukannya. Belkalian
selalu berusaha untuk menangkapnya karena merasa bahwa Ia sangat berpengaruh
pada masyarakatnya dalam berperang, namun sayang Belkalian seringkali gagal
menangkapnya karena taktik yang dimilikinya.
Tokoh pejuang yang dimaksud adalah…
A. Pangeran Diponegoro
B. Sisingamangaraja XII
C. Raden Intin II
D. Pangeran Antasari
E. Tjut Nyak’ Dien
3. Perang Padri yang terjadi tahun 1803 sampai 1838 merupakan perlawanan rakyat
yang terjadi di…
A. Maluku
B. Sumatera Barat
C. Aceh
D. Sumatera Selatan
E. Jawa Timur
4. Singamangaraja XII adalah tokoh perlawanan rakyat di daerah…
A. Bali
B. Tapanuli
C. Makassar
D. Jakarta
E. Kalimantan

5. Salah satu latar belakang dari perang Diponegoro adalah....

A. rakyat dibelit oleh berbagai bentuk pajak dan pungutan

B. pelanggaran perang atas Traktat London1824

C. dampak dari perang Padri yang pertama

D. balasan Diponegoro atas serangan dari pemerintah colonial

E. perbedaan antara kaum bangsawan dan para ulama

6. Penerapan politik Etis mendorong tumbuhnya kesadaran mengenai pentingnya

pendidikan. Kondisi tersebut dibuktikan dengan munculnya sekolah-sekolah milik

pribimi seperti Taman Siswa dan muhamadiyah. Selain itu muncul pula sekolahsekolah untuk
kaum wanita. Informasi tersebut memberikan dampak besar bagi
kehidupan bangsa Indonesia yaitu ... .

A. menumpas praktik kolonialisme melalui pendidikan

B. munculnya kaum terpelajar yang individualis

C. mengubah tradisi bangsa indonesia menjadi tradisi barat

D. mengenalkan bangsa indonesia pada kehidupan sekuler

E. memunculkan kaum terpelajar yang bersifat nasionalis

7. Gagasan Pax Nerlandica yang dicetuskan oleh Gubernur jenderal J.B Van Heuts pada

awal abad ke XII. Makna dari gagasan tersebut adalah ... .

A. penggabungan kekuasaan Hindia Belanda ke dalam persekutuan negeri

Belanda

B. penyatuan wilayah di bawah kekuasaan kesatuan Republik Indonesia

C. penyatuan wilayah kekuasaan indonesai di bawah kekuasaan hindia belanda

D. penyatuan kerajaan kerajaan lokal yang ada di wilayah kepulauan indonesia

E. Pemerataan kemakmuran untuk semua rakyat Hindia Belanda

8. Dalam bidang politik dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia

menyebabkan semakin hilangnya kekuasaan politik para penguasa Indonesia yang

beralih ke tangan Belanda, hal tersebut dibuktikan dengan informasi dibawah ini ...

A. Penerapan sistem indirect rule(sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu dengan

memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti bupati dan raja yang

memerintah atas nama VOC.

B. Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi,terutama

untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan- perkebunan yang dibuka

Belanda di luar Jawa.

C. Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya

pabrik-pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia


menjadi dinamis.

D. Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga

menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong

lahirnya elit terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun jumlah

mereka sedikit,tetapi sangat berperan dalam perkembangan pergerakan

selanjutnya.

E. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur

yang terakhir kaum Pribumi.

9. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial.

Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang

menganut agama Katolik yang di bawa oleh misionaris Gonzales Veloso, Fernao

Vinagra dan Simon Vas, serta berkembangnya Kristen Protestan. Salah satu

misionaris yang menyebarkan agama Katolik di Maluku adalah…

A. Antonio de oamay

B. Franxiscus Xaverius

C. Luwix Nommensen

D. Edwuard Douwes Doker

E. Crawfurd

10. Salah satu dampak pengaruh dari kolonialisme di bidang budaya yang sampai

sekarang masih bisa dirasakan oeh bangsa Indonesia adalah…

A. banyaknya bahasa serapan yang diambil dari kosa kata Belanda,Portugis,dan

Inggris

B. munculnya penggolongan kelas di masyarakat

C. diangkatnya para petinggi kerajaan sebagai pegawai negeri

D. lahirnya golongan cerdik pandai


E. dibangunnya sekolah-sekolah oleh pemerintah
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
1. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun
Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno
dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta
Pusat.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang
oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.
Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau
"Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih
menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus
1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan
ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang
kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia,
pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan
dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat,
Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena
menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah
menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang
anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI
saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak
memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan
proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic). Dikibarkannya
bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal
USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang
berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana,
Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-
desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru.
Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun
dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha
bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh
konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda
Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut
kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab
ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari
Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No
2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi
Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh


Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada
16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.Peserta
BPUPKI Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaanIndonesia, dr. Radjiman adalah satu-
satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari
munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin Budi
Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap daerah di Indonesia (kesadaran
memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr.
Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.

Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara
Indonesia jika kelak merdeka?― Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila.
Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian
ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila
yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.
Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi
ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa
Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila. Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa
Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang
untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan
Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan
kekuasaan di Indonesia. Tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

2.Pembentukan pemerintahan republik Indonesia

SIDANG PPKI 1

Pada tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Chou Sang In, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat,
PPKI mengadakan dinyatakan merdeka melalui proklamasi. pembukaan sidang PPKI I yang
dimulai pukul 11.30 WIB, Sukarno menegaskan agar panitia berkerja secara cepat, abaikan hal
kecil, dan fokus pada gagasangagasan besar yang mengandung sejarah, seperti penyusunan UUD
dan memilih Presiden serta Wakil Presiden. Sukarno juga memberi arahan mengenai penyusunan
UUD. agar bisa mengikuti rancangan yang telah disusun oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) pada sidang ke II, tanggal 10-16 Juli 1945.

Pembahasan mengenai rancangan pembukaan dan UUD 1945 yang melahirkan


kesepakatan bersama, berhasil disahkan dalam tempo kurang dari 2 jam. Sidang diskors pada
pukul 21.50 WIB dan dimulai kembali pada pukul 03.15 WIB. Ketika sidang akan dilanjutkan,
Otto Iskandardinata memberikan pandangan agar dibahas mengenai Pasal 111 dalam aturan
peralihan yang berbunyi “Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan. Otto Iskandardinata juga mengusulkan agar pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden dilakukan secara aklamasi, dengan mengajukan nama Sukarno dan Mohammad
Hatta sebagai calonnya. Semua peserta sidang menerima usulan ini secara aklamasi sambil
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dengan demikian pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus
1945, bangsa Indonesia memperoleh landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu UUD
1945, yang mana didalam pembukaan UUD 1945 terkandung dasar Negara Pancasila, serta
kepemimpinan nasional dalam diri Presiden dan Wakil Presiden

SIDANG PPKI II

PPKI I tanggal 18 Agustus 1945, Sukarno sempat membentuk 9 orang yang tergabung
dalam panitia kecil, yang ditugaskan untuk menyusun rancangan berisikan hal-hal mendesak,
yaitu masalah pembagian wilayah Negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian.
Pada sidang II PPKI, tanggal 19 Agustus 1945 yang dilaksanakan pukul 10.00 WIB, Sukarno
juga meminta Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Kasman Singodimejo untuk
membentuk tim kecil membahas mengenai bentuk Departemen (Kementrian), tetapi bukan
menyangkut orang-orang yang akan duduk di dalamnya.

Pada kesempatan pertama sidang, Otto Iskandardinata menyampaikan hasil kerja tim
berupa pembagian wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Provinsi beserta para calon
Gubernurnya, dan perlu juga dibentuk Panitia Kebangsaan Daerah (Komite Nasional) untuk
membantu tugas-tugas daerah. Mengenai kepolisian agar susunan di pusat dan daerah segera
dipindahkan kedalam kekuasaan pemerintah Indonesia, dengan ditambah pimpinan dari bekas
PETA dan pemimpin rakyat, serta diberikan petunjukpetunjuk sikap baru terhadap rakyatt.
kedelapan provinsi tersebut akan di jelaskan dibawah ini:

1. Jawa Barat dengan Gubernurnya Sutarjo Kartohadikusumo

2. Jawa Tengah : Raden Panji Suroso

3. Jawa Timur : Raden Mas Suryo

4. Kalimantan : Pangeran Muhammad Nur

5. Sumatra : Teuku Muhammad Hasan


6. Sulawesi : Sam Ratulangi

7. Sunda Kecil : I Gusti Ketut Puja

8. Maluku : Johanes Latuharhary

Setelah selesai pembahasan bagian pertama, agenda sidang dilanjutkan dengan


penyampaian Ahmad Subarjo mengenai usulan pembentukan 13 Departemen, namun setelah
dilakukan pembahasan, forum memutuskan adanya 12 Departemen dan 1 Menteri Negara,
ditambah 2 Ketua lembaga tinggi Negara, 1 Sekretaris Negara, dan 1 Jurubicara Negara. Adapun
susunan Departemen pada awal kemerdekaan yaitu:

 Raden Arya Wiranatakusuma : Menteri Dalam Negeri

 Ahmad Subarjo : Menteri Luar Negeri

 Prof. Supomo : Menteri Kehakiman

 Ir. Surachman : Menteri Kemakmuran

 Dr. Syamsi : Menteri Keuangan

 Dr. Buntaran Martoatmojo : Menteri Kesehatan

 Ki Hajar Dewantara : Menteri Pengajaran

 Iwa Kusumasumatri : Menteri Sosial

 Supriadi : Menteri Pertahanan

 Amir Syarifudin : Menteri Penerangan

 Abikusno Tjokrosuyoso : Menteri Perhubungan ad. Interim

 Dr. Amir : Menteri Negara

 KH. Wahid Hasyim : Menteri Negara

 Sartono : Menteri Negara

 A.A Maramis : Menteri Negara

 Otto Iskandardinata : Menteri Negara

 Dr. Kusuma Atmaja : Ketua Mahkamah Agung

 Abdul Gaffar Pringgodigdo : Sekretaris Negara

 R. Sukarjo Wiryopranoto : Jubir Negara


SIDANG PPKI III

Sidang PPKI III dilanjutkan kembali pada tanggal 22 Agustus 1945 dengan melibatkan para
pemuda. Dalam sidang, Chairul Saleh menuntut agar PPKI menghentikan segala bentuk
hubungan dengan Jepang dan berganti nama menjadi Komite Nasional Indonesia. Para pemuda
juga mendesak agar pemerintah segera membentuk tentara nasional. Pada akhirnya akomodasi
berhasil diperoleh melalui pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan PPKI setelah
bubar kemudian berganti wujud perjuangan melalui Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Hasil

3.Tokoh proklamator Indonesia

1. Ir. Soekarno

merupakan tokoh pertama dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir
dan dimakamkan di kota Blitar ini memiliki nama lengkap Koesno Sosrodihardjo. Bung Karno
merupakan putra dari Raden Soekami dan Ida Ayu Nyoman Rai, yang merupakan seorang
bangsawan asal Bali. Di masa mudanya, Bung Karno pernah menempuh pendidikan tinggi di
Technische Hoogeschool te Bandoeng (saat ini Institut Teknologi Bandung) dan berhasil meraih
gelar insinyur teknik sipil pada 25 Mei 1926. Setelah menamatkan kuliah, Bung Karno sering
menuangkan ide salah satunya tentang ‘Nasionalisme, Islam, dan Marxisme’ yang berisi
pentingnya persatuan. Ide tersebut menjadi awal mula perkembangan pemikiran politiknya.
Sesaat setelah Jepang kalah dari Sekutu, Bung Karno diculik ke Rengasdengklok dan didesak
oleh para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan.

2. Drs. Mohammad Hatta

Tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia kedua adalah Moh. Hatta (Bung Hatta). Bung Hatta
pernah menuntut ilmu di Sekolah Melayu Fort de Kock, Padang. Ia berperan dalam perumusan
dan penandatanganan teks proklamasi. Hatta yang sering dijuluki sebagai Bapak Koperasi
Indonesia ini turut menyumbangkan ide perumusan naskah proklamasi. Salah satu ide dalam
bentuk kalimat yang dituangkan pada naskah proklamasi adalah, “hal-hal tentang pemindahan
kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya”.

3. Mohammad Ibnu Sayuti (Sayuti Melik)

Tokoh kemerdekaan Indonesia yang ketiga adalah Mohammad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik.
Anak dari pasangan Abdul Mu’in atau Partoprawito dan Sumilah ini memiliki peran sebagai
pengetik naskah proklamasi. Secara tidak langsung, dia juga melaksanakan proses editing
dengan mengubah kalimat “atas nama bangsa Indonesia”, dari yang sebelumnya “wakil-wakil
bangsa Indonesia”.

4. Fatmawati
Tokoh lainnya adalah Fatmawati. Fatmawati merupakan sosok yang berjasa membuat bendera
merah putih saat peristiwa proklamasi kemerdekaan. Bendera tersebut ia jahit sendiri
menggunakan mesin jahit tangan bermerek Singer. Walaupun sedang dalam kondisi hamil, tak
menyurutkan Fatmawati untuk mempersembahkan bendera pusaka Indonesia.

5. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir adalah salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia. Ia dianggap sebagai seseorang
berintelektual tinggi dan revolusioner. Ia juga yang menggagas pembentukan Jong Indonesie,
sebuah himpunan pemuda nasionalis pada 20 Februari 1927. Sutan Sjahrir sempat menempuh
pendidikan di Universitas Amsterdam hingga akhirnya memutuskan kembali ke tanah air pada
tahun 1931.

6. Johannes Latuharhary

Tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah Johannes Latuharhary. Pria


kelahiran Maluku Tengah ini menjadi pejuang yang mendorong Maluku masuk ke NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia). Saat pengumuman kemerdekaan Indonesia di Jakarta,
Latuharhary merupakan orang yang membawa kabar berita tersebut kepada rakyat Maluku.
Berkat peran besarnya, ia diangkat menjadi gubernur pertama di Maluku sampai tahun 1954.

7. Soekarni

Soekarni merupakan salah satu orang yang menginisiasi upaya penculikan Bung Karno dan Bung
Hatta. Soekarni memiliki nama lengkap yakni Soekarni Kartodiwirjo. Ia lahir pada 14 Juli 1916.
Soekarni sempat menamatkan pendidikan di Sekolah Mardisiswo, Blitar. Berkat pendidikannya
tersebut, ia mengenal istilah nasionalisme dari Moh. Anwar. Pada 1967, Soekarni ditunjuk
sebagai angggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung).

8. Chaerul Saleh

Bersama Soekarni, Wikana, dan pemuda Menteng 31 lainnya, Chaerul Saleh menuntut Bung
Karno dan Bung Hatta agar segera membacakan proklamasi kemerdekaan. Chaerul Saleh lahir di
Sawahlunto, Sumatera Barat pada 13 September 1916. Dalam catatan sejarah, ia pernah
dipercaya menduduki jabatan penting seperti Menteri, Wakil Perdana Menteri, dan juga Ketua
MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).

9. Ahmad Subardjo

Ahmad Subardjo lahir pada 23 Maret 1897 di Karawang, Jawa Barat. Ia menjadi perantara yang
meyakinkan pemuda untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta saat
peristiwa Rengasdengklok. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo merupakan anak bungsu
dari dari Teuku Muhammad Yusuf dan priayi Aceh.

10. Otto Iskandar Dinata


Otto Iskandar Dinata menjadi orang yang mengusulkan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Jalak Harupat
karena sikap beraninya menghadapi kebijakan Belanda. Selain pernah menjabat perwakilan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, ia juga diberi kewenangan untuk menduduki posisi
Menteri Negara kabinet pertama RI tahun 1945.

11. Buntaran Martoatmodjo

Buntaran Martoatmodjo lahir di Purworejo pada 11 Januari 1986. Ia aktif sebagai anggota
Barisan Pelopor. Buntaran merupakan sosok pencetus Palang Merah Indonesia PMI yang
menjadi amanat Bung Karno pada tanggal 5 September 1945. Selain itu, ia juga pernah
mengharumkan nama negara saat memimpin Persatuan Lawan Tenis Indonesia (PELTI).

12. Sam Ratulangi

Tokoh kemerdekaan Indonesia yang tak kalah besar perjuangannya adalah Sam Ratulangi atau
Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Ia merupakan aktivis yang berasal dari Tondano,
Sulawesi Utara. Setelah proklamasi, Sam Ratulangi diminta untuk memimpin Sulawesi.
Perannya dalam kemerdekaan RI sangat besar, salah satunya dengan tegas menolak sikap
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang hendak memisahkan Sulawesi dengan NKRI.

13. Laksamana Maeda

Laksamana Maeda merupakan sosok yang memberikan 'tumpangan' kepada pejuang-pejuang


kemerdekaan. Meski bukan orang asli Indonesia, ia pernah mempersilakan para tokoh lain
menggunakan rumah dinasnya sebagai tempat perumusan teks proklamasi. Ia sangat mendukung
para aktivis dari Indonesia yang giat menyuarakan kemerdekaan. Sampai-sampai Maeda
menyiapkan pasukan khusus untuk berjaga-jaga.

14. Latif Hendraningrat

Latif Hendraningrat merupakan pahlawan kemerdekaan Indonesia. Pada mulanya, ia bergabung


dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA). Saat pembacaan teks proklamasi, Latif
mendampingi Bung Karno dan Bung Hatta menuju serambi depan. Bahkan ia menjadi petugas
pengibar bendera pertama kali.

15. Suhud Sastro Kusumo

Bersama dengan Latif Hendraningrat, S. Suhud menjadi orang yang mengibarkan bendera merah
putih saat proklamasi. Saat masih muda, ia pernah terlibat dalam kelompok bentukan Jepang,
Barisan Pelopor. Sejak 14 Agustus menjelang proklamasi, Suhud berperan menjaga keamanan
keluarga Bung Karno . Selanjutnya, ia yang mempersiapkan tiang bendera dari bambu di teras
rumah san proklamator.

16. Surastri Karma Trimurti


Selain Fatmawati, ada satu pahlawan perempuan yang turut berperan besar dalam proklamasi
kemerdekaan Indonesia, yaitu S.K. Trimurti. Ia pernah terjun di dunia jurnalistik dan kerap
menuangkan hasil pemikirannya melalui tulisan. Ia dilahirkan dalam keluarga yang masih
berkerabat dekat dengan Keraton Kasunan Surakarta. Setelah merdeka, Ia pernah menjabat,posisi
Menteri Tenaga Kerja.

17. dr. Moewardi

Moewardi merupakan lulusan dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) dari
Geneeskundig Hooge School (GHS) di Salemba. Saat proses pembacaan teks proklamasi, ia
bertugas mengamankan situasi dari ancaman kerusuhan. Ia sendiri pernah ditunjuk sebagai
pemimpin Barisan Pelopor wilayah Jawa.

3.Latihan soal

1. Pada tanggal 16 Agustus 1945 golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
....

a.Rumah laksamana Maeda

b. Rengasdengklok

c. Istana merdeka

d. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56

2. Proklamasi kemerdekaan di lakukan di ....

A. Rumah laksamana Maeda

B. Rengasdengklok

C. Istana merdeka

D. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56

3. Orang yang membacakan teks proklamasi adalah ...

A. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

B. Ir. Soekarno dan Mr. Soepomo

C. Ir. Soekarno

D. Drs. Moh. Hatta

4. Pasca kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik, Jepang yang pernah berjanji untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia tidak dapat lagi memenuhi janji tersebut, karena ... .
A. Jepang sadar bahwa janji tersebut akan membahayakan posisi Jepang

B. Sekutu memerintahkan kepada Jepang untuk menjaga status quo di Indonesia

C. Sekutulah yang nantinya akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia

D. Jepang mengulur-ngulur janji tersebut sampai Indonesia berhenti berharap

E. Indonesia menjadi sadar arti penting kemedekaan dan menolak diberi kemerdekaan oleh
Jepang

5. Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut prinsip demokrasi.Hal ini tercermin dalam
isi Pembukaan UUD 1945 yakni ...

A. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa.

B. perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampaiah kepada saat yang berbahagia

C. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur

D. maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya

E. terbentuk suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

6. Tujuh kata yang dihilangkan dalam Piagam Jakarta, sesuai aspirasi dari Indonesia Timur
adalah ... .

A. Rakyat Inonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia

B. Ketuhanan dengan menjalankan kewajiban syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya

C. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa

D. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa

E. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

7. Dalam kondisi terjepit akibat kekalahannya dari sekutu, Jepang berusaha mengambil hati
bangsa Indonesia dengan cara....

A. melaksanakan politik dumping

B. membebaskan para tawan

C. mengenodrkan sikapnya terhadap Indonesia

D. memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia


E. memberi kebebasan berpendapat bagi Indonesia

8. BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945 akhirnya dibubarkan dengan alasan....

A. BPUPKI tidak dapat bekerja dengan baik

B. BPUPKI dianggap banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan

C. BPUPKI telah berhasil melaksanakan tugasnya

D. tugas BPUPKI digantikan oleh Panitai Sembilan

E. BPUPKI tidak bermanfaat bagi Jepang

9. Maksud dibentuknya Panitia Sembilan oleh BPUPKI adalah....

A. menambah jumlah anggota BPUPKI

B. untuk membahas hasil sidang I BPUPKI tentang rancangan dasar Negara

C. mempercepat proses kemerdekaan Indonesia

D. mempersiapkan materi sidang BPUPKI

E. sebagai penghubung antra BPUPKI dengan Jepang

10. Salah satu kunci keberhasilan perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah....

A. Persatuan dan kesatuan para pahlawan

B. Semangat mewujudkan harpaan sendiri

C. Rela berkorban demi jabatan

D. Cinta kepada harta benda


DAFTAR PUSTAKA

1. http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/proklamasi-kemerdekaan-indonesia

2. https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/pembentukan-awal
pemerintahan.indonesia.html?m=1#:~:text=Pada%20tanggal%2018% 20 Agustus
%201945,Pejambon%2C%20Jakarta%20Pusat%2C%20PPKI.

3. https://nasional.tempo.co/read/1623430/17-tokoh-kemerdekaan-indonesia -dari-bung-karno-
hingga-moewardi
Kondisi Kehidupan Indonesia Awal Kemerdekaan
Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi ketegangan,

kekacauan dan berbagai insiden. Sebab ada pihak asing yang tidak ingin Indonesia merdeka.

Rakyat Indonesia masih bentrok dengan sisa-sisa kekuatan Jepang yang beralasan diminta

Sekutu tetap menjaga Indonesia dalam keadaan status quo. Indonesia juga menghadapi tentara

Inggris atas nama Sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) atas nama

Belanda yang datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu. Pemerintahan negara

Indonesia memang sudah terbentuk beserta alat kelengkapan negara tetapi masih banyak

kekurangan di awal kemerdekaan.

Kondisi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih belum stabil. Mengingat ada

berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa itu. Ketidakstabilan itu

disebabkan oleh faktor -faktor sebagai berikut :


1) Faktor Internal (dari dalam), antara lain :

• Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai yang

paling berpengaruh di Indonesia.

• Gangguan keamanan dalam negeri yang mengancam disintegrasi bangsa

• Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi

• perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi Parlementer.

2) Faktor Eksternal

• Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin kembali

menjajah Indonesia, menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.

• Jepang memiliki status masih mempertahankan status quo pada wilayah Indonesia

sampai Sekutu datang sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan

tentara Jepang.

B. Perkembangan Kehidupan Politik bangsa Indonesia pada Awal Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, para pemimpin bangsa Indonesia terus berjuang

membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan dan dinamika perjuangan

bergerak sangat cepat. Indonesia memang telah merdeka tetapi untuk dapat menjalankan

organisasi kenegaraan memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Dinamika perkembangan

politik bangsa Indonesia pada awal kemerdekaaan dapat kita lihat

a. Terbentuknya Negara Indonesia

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno memimpin Sidang PPKI untuk pertama kalinya

yang menghasilkan 3 keputusan penting yaitu mengesahkan UUD 1945, Memilih Presiden dan

Wakil Presiden, Membentuk Komite Nasional Indonesia. Dengan demikian Indonesia telah

memenuhi syarat untuk menjadi suatu negara.

b. Pembentukan Alat Kelengkapan Negara dan pemerintahan

1) Pembentukan Lembaga Kementerian (Departemen)


2) Pembentukan Komite Nasional Indonesia dan Daerah

3) Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara

4) Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Daerah

c. Pembentukan Provinsi di Seluruh Wilayah Indonesia

Pada awalnya wilayah Indonesia dibagi 8 provinsi dan mengangkat Gubernur sebagai kepala

daerah. Gubernur-gubernur yang diangkat antara lain Provinsi Sumatra, Provinsi Jawa Barat,

Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Sunda Kecil ( Nusa Tenggara), Provinsi

Maluku, Provinsi Sulawesi, Provinsi Kalimantan

d. Perubahan Fungsi KNIP

Dalam Persidangan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Jakarta tanggal 16 Oktober

1945, Sutan Sjahrir diminta duduk sebagai Ketua Badan Pekerja KNIP. Sebagian besar anggota

KNIP mengusulkan perubahan fungsi KNIP dari hanya sebagai pembantu presiden menjadi

lembaga legislatif. Hal itu didukung Moh. Hatta yang menerbitkan Maklumat Presiden tanggal

16 Oktober 1945 tentang pemberian kekuasaan legislatif kepada KNIP. Bersama Presiden,

KNIP juga ditetapkan ikut menetapkan Garis -Garis Besar Hakuan Negara.

e. Perkembangan Keragaman Ideologi dan Partai Politik

Salah satu keputusan sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 adalah dibentuknya Partai

Nasional Indonesia (PNI) Partai ini diharapkan sebagai wadah persatuan dan pembinaan

berpolitik bagi rakyat Indonesia. Pembentukan partai tunggal dengan menetapkan Partai

Nasional Indonesia (PNI) sebagai satu satunya partai politik di Indonesia, menimbulkan

kritikan dan reaksi keras dari berbagai pihak karena menimbulkan kesan adanya partai tunggal.

Dalam hal pembinaan kehidupan yang demokratis, BP KNIP mengusulkan perlu dibentuknya

partai -partai politik. Setelah pembatalan partai tunggal, pemerintah merealisasikan

pembentukan partai -partai politik di Indonesia dengan dikeluarkannya maklumat No. X yang

isinya antara lain pemerintah memberi kesempatan pendirian partai -partai politik dan
ditandatangani oleh wakil presiden Drs. Moh. Hatta pada tanggal 3 November 1945. Dengan

dikeluarkannya maklumat No. X itu menunjukkan bahwa negara RI yang baru berdiri itu

adalah merupakan sebuah negara Demokrasi. Setelah keluar maklumat pemerintah tersebut,

selanjutnya bermunculan partai -partai dengan berbagai latar belakang dan ideologi.

Perlu kalian ketahui bahwa sistem multi partai di Indonesia diawali dengan maklumat

pemerintah tanggal 3 November 1945, setelah mempertimbangkan usulan dari Badan Pekerja.

Pemerintah pada awal pendirian partai-partai politik menyatakan bahwa pembentukan


partaipartai politik dan organisasi politik bertujuan untuk memperkuat perjuangan revolusi.

Maklumat itu kemudian memunculkan partai-partai baru.

f. Perubahan Sistem Presidensial ke Parlementer

Negara Indonesia telah terbentuk, Alat kelengkapan negara dan lembaga pemerintahan

daerahpun telah terbentuk. Namun permasalahan bangsa Indonesia belum selesai. Para

pemimpin bangsa berjuang untuk memilih sistem pemerintahan yang paling cocok untuk

bangsa Indonesia. Sjahrir kemudian mengajukan Maklumat KNIP No. 5 tanggal 11 November

1945 yang isinya pembentukan kabinet yang bekerja kolektif yang dipimpin perdana menteri .

Perdana Menteri ditunjuk oleh kepala negara. Format itu disetujui oleh Presiden Soekarno.

Akhirnya pada tanggal 14 November 1945 terbentuk kabinet RI dengan Sutan Sjahrir sebagai

perdana menteri. Dari sinilah Indonesia mulai mengubah sistem pemerintahan dari Presidensial

ke Parlementer yang diawali dengan Kabinet Syahrir.

g. Perpindahan Ibu Kota Negara

Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibukota negara sudah semakin kacau, pemerintah

terus didesak dan diteror oleh kekuasaan asing. Oleh karena itu pemerintah merencanakan

untuk memindahkan ibu kota negara ke luar Jakarta. Akhirnya Ibu Kota pindah ke Yogyakarta

pada tanggal 14 Januari 1946 Pemilihan kota Yogyakarta sebagai ibu kota dengan beberapa

alasan sebagai berikut:


1) Terdapat markas besar tentara

2) Di Yogyakarta tidak dijumpai kekuatan sekutu sehingga siapapun leluasa menunjukkan dan

menyebarluaskan pernyataan kemerdekaan.

3) Terdapat lascar Hisbullah Sabilillah dan Laskar Mataram Pimpinan Sri Sultan

Hamengkubuwono IX.

4) Yogyakarta mampu menjamin pelaksanaan perjuangan, baik secara diplomasi maupun

dengan bersenjata.

5) Letak Yogyakarta dekat dengan Semarang dan Surakarta. Jika ada suatu ancaman, kekuatan

kedua kota tersebut dapat digerakkan.

Presiden Soekarno dan Moh. Hatta bersama dengan beberapa menteri pindah ke Yogyakarta,

sementara perdana menteri Sutan Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk mengadakan

hubungan dengan dunia internasional.

h. Konflik Indonesia – Belanda hingga Pengakuan Kedaulatan.

Perjuangan bangsa Indonesia setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan ternyata

belum selesai. Bangsa Indonesia harus berhadapan dengan bangsa Belanda yang berusaha

untuk kembali ke Wilayah RI. Kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA (Belanda)

menimbulkan perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Selama kurang lebih

satu tahun Inggris sebagai bagian dari tentara Sekutu telah berhasil menduduki beberapa kota

dan daerah kemudian diserahkan kepada Belanda berdasarkan kesepakatan dalam Civil Affair

Agreement. Untuk mendapatkan kembali daerah -daerah yang diduduki, Bangsa Indonesia

menempuh jalan peperangan dan perundingan.

Upaya yang dilakukan antara lain melalui :

1) Perundingan Linggajati

2) Menghadapi Agresi Miter Belanda 1

3) Perundingan Renville
4) Menghadapi Agresi Militer Belanda II

5) Perundingan Room Roijen

6) Melaksanakan Konferensi Inter Indonesia sebelum mengikuti KMB

7) Mengikuti Konferensi Meja Bundar (KMB)

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November

1949 di Den Haag (Belanda). KMB digelar setelah Belanda dan Indonesia melewati beberapa

jalur diplomasi sebelumnya. Beberapa jalur diplomasi yang dilakukan oleh Belanda dan

Indonesia diantaranya perundingan Linggajati, perjanjian Renville, juga perjanjian RoemRoijen.


Dalam rangka mempercepat penyerahan kedaulatan, pemerintah Indonesia yang kala

itu diasingkan di Bangka, bersedia mengikuti KMB. Pada tanggal 2 November 1949,

persetujuan KMB berhasil ditandatangani.

Pada akhir Desember 1949, Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) , Indonesia

berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda. Naskah pengakuan kedaulatan

ditanda tangani di dua tempat yaitu di negeri Belanda dan di Indonesia.

Pada tanggal 27 Desember 1949, diadakanlah penandatanganan pengakuan kedaulatan di

negeri Belanda. Pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem

Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan delegasi Indonesia dipimpin
oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan

Wakil Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.

Penandatangan ini menegaskan kedaulatan Indonesia. Bentuk negara Indonesia pun berubah

menjadi negara serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS).

i.Berdirinya Republik Indonesia Serikat

Republik Indonesia (RIS) lahir atas hasil konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan

di Den Haag pada tanggal 2 November 1949. Pada saat itu Republik Indonesia Serikat (RIS)

terbagi ke dalam 7 negara bagian dan 9 satuan kenegaraan yang kemudian memisahkan

masing-masing kekuasaan daerah. Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berbentuk negara

federal memecah belah persatuan bangsa. Pembentukan negara-negara bagian yang disebut

sebagai negara-negara boneka sebenarnya hanyalah siasat Belanda untuk menghancurkan

kembali Republik Indonesia, namun negara-negara boneka yang pada awalnya dibentuk untuk

melemahkan kekuatan Republik Indonesia justru berbalik arah dan menginginkan Republik

Indonesia Serikat (RIS) kembali ke NKRI.

7 Negara Bagian RIS : 9 Satuan Kenegaraan :

1.Negara Republik Indonesia (RI)

2. Negara Indonesia Timur (NIT)

3. Negara Pasundan (distrik federal jakarta)

4. Negara Jawa Timur

5. Negara Madura

6. Negara Sumatera Timur ( NST)

7. Negara Sumatera Selatan ( NSS)

1. Jawa Tengah

2. Kalimantan Barat

3. Dayak Barat
4. Daerah Banjar

5. Kalimantan Tenggara

6. Kalimantan Timur

7. Bangka

8. Belitung

9. Riau

j.Pembubaran RIS dan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pada Januari 1950 muncullah gagasan untuk pembubaran RIS dan hal tersebut disikapi positif

oleh negara-negara bagian termasuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Sayangnya untuk

kembali ke NKRI tidak semudah membalikkan telapak tangan, pemerintahan Republik

Indonesia Serikat (RIS) beserta parlemen-parlemen yang ada di dalamnya tidak memiliki hak

dan wewenang untuk membubarkannya karena untuk merubah bentuk sebuah negara

memerlukan undang-undang dan tidak bertentangan dengan bentuk negara sebelumnya yaitu

Republik Indonesia Serikat (RIS). Maka dari itu dibentuklah sebuah Rancangan Undang -

Undang (RUU) yang diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia

Serikat (RIS) tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan yang menjadi UU darurat nomor

11 tahun 1950 yang kemudian menjadi dasar hukum penggabungan negara-negara bagian

Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah terbentuknya UU darurat, hampir semua negara-negara bagian yang dipelopori oleh

Negara Madura dan Negara Jawa Timur telah bergabung ke Republik Indonesia kecuali bagian

barat dan Sumatra timur. Walaupun pada awalnya dua negara tersebut menolak untuk

bergabung kembali ke Republik Indonesia namun pada akhirnya bergabung kembali atas usaha

pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) mengajak kedua negara bagian tersebut

bergabung kembali ke NKRI dengan pemberian mandatoleh Negara Indonesia Timur dan

Negara Sumatra Timur kepada Moehammad Hatta untuk membentuk NKRI.


Pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) berlanjut diawalinya konferensi bersama

antara pemerintah Republik Indonesia Serikat, Republik Indonesia dan Negara Indonesia

Timur yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 1950 untuk pertama kalinya.

▪ Kemudian konferensi kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 1950 yang menyetujui bahwa

pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) dan pembentukan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) yang sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17

Agustus 1945. Konferensi kedua tersebut tidak hanya menghasilkan keputusan setuju atas

pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tapi juga membentuk panitia

pembentuk Undang – Undang Negara Kesatuan atau kita kenal sebagai Undang -Undang Dasar

Sementara 1950 (UUDS 1950).Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil

dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

k. Politik Luar Negeri

Pada awal kemerdekaan, politik luar negeri Indonesia difokuskan pada bagaimana

memperoleh pengakuan dari negara lain atas kemerdekaannya. Kemudian mencetuskan politik

BEBAS AKTIF.

C. Perkembangan Kehidupan Ekonomi pada Awal Kemerdekaan

a. Kondisi Ekonomi Indonesia Awal Kemerdekaan

Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya

Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut

disebabkan karena :

▪ Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum

ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.

▪ Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi

keuangan yang mantap.

▪ Kehidupan ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran
pembiayaan perang Jepang membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari

keterpurukan.

▪ Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian

kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidak stabilan ekonomi.

▪ Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna

menekanpertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.

▪ Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih terusmelakukan

pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.

b. Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai

berikut .

1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi

Inflasi tersebut dapat terjadi disebabkan karena :

▪ Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada bulan

Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang

beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).

▪ Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-bank yang
berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yang jumlahnya mencapai 2,3

milyar.

▪ Republik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak

dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepangtidak berlaku.

Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan

pemerintah Jepang dan beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh sekutu

sementara RI belum memiliki mata uang sendiri, di sisi lain ketersediaan barang menipis

bahkan langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh

Belanda. Uang Jepang yang beredar sangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk

menyerap uang tersebut masih sangat rendah. Karena inflasi ini kelompok yang paling

menderita adalah para petani sebab pada masa pendudukan Jepang petani merupakan produsen

yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual,

sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah. Pemerintah Indonesia yang

baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang

tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah

mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku

diwilayah RI, yaitu:

▪ Mata uang De Javasche Bank

▪ Mata uang pemerintah Hindia Belanda

▪ Mata uang pendudukan Jepang

Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki

sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru (Letnan Jenderal Sir

Montagu Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang Jepang yang

nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk

pelanggaran kesepakatan yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status
Indonesia, maka tidak ada mata uang baru. Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah

Indonesiapun mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI)sebagai

pengganti uang Jepang.

2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda

Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluarmasuk

perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini

dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan

blokade ini adalah :

• Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.

• Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya.

• Mencegah / melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa

lain. Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:

▪ Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.

▪ Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak barang-barang

ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.

▪ Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.

▪ Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah. Tujuan/harapan Belanda

dengan blokade ini adalah:

▪ Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan

▪ Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah Indonesia,

sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan eksistensinya.

▪ Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda.

3. Kekosongan Kas Negara

Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada

sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah hanya bergantung


kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang pertanian inilah pemerintah

Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.

D. Upaya Pemerintah mengatasi masalah Ekonomi

1. Mengatasi Blokade Ekonomi Belanda (Nica)

Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut :

a) Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India

Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa

bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah.

Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia

yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan

bahwa pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai

400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang

sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan

harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam

perjuangan diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh

Indonesia dengan adanya kerjasamadengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan

aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.

b) Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri

Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah

maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :

Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.). Tujuan dari

kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis

oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu

badan perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin

oleh Sumitro Djojohadikusumodan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama
tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet,

teh, dan lainlain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan

akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan

Laut Belanda.

Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus

blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut

dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh

Angkatan laut RI serta pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di

Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara

ketat. Hasilnya Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu ton dari

Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil memperoleh senjata ,

obat-obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.

Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang diberi nama

Indonesian Office (Indoff). Secara resmi badan ini merupakan badan yang memperjuangkan

kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia berusaha menembus blokade ekonomi

Belanda dengan melakukan perdagangan barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan

pedagang Singapura dan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan. Dibentuk

perwakilan kementerian pertahanan di luar negeri yaitu Kementerian Pertahanan Urusan Luar

Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah

membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.

2. Kebijakan Pemerintahan Menghadapi Buruknya Kondisi Ekonomi Indonesia

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai dilakukan

sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut.

a) Konferensi Ekonomi Februari 1946


Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat lainnya yang

bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa, yang dipimpin oleh Menteri

Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh

kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, seperti :

Masalah produksi dan distribusi makanan. Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal

sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan

dihapuskan dan diganti dengan sistem desentralisasi.

Masalah sandang : Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan

Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi

kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan

Kementerian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan

Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang

pengiriman bahan makanan antar karisidenan

Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan : Keputusannya adalah semua perkebunan

dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga

diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik

gula dan perkebunan tebu. Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946 membahas mengenai masalah

program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan

alokasi tenaga manusia. Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula,

dimana gula merupakan bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara. Untuk

merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk Perusahaan Perkebunan

Negara (PPN).

b) Pinjaman Nasional

Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman) dengan persetujuan BPKNIP.
Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini berguna
untuk penyaluran pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia

kepada pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga menunjuk rumah gadai untuk memberikan

pinjaman kepada masyarakat dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya

untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus untuk

menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah RI. Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau

menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. Usaha ini mendapat

respon yang besar dari rakyat terbukti dengan besar pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli

1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00, pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah

Rp.500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan

kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.

c) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.

Badan ini dibentuk atas usul dari menteri kemakmuran AK. Gani. Badan ini merupakan

badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2

sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun.

Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal asing dan

melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar negeri. Untuk membiayai rencana

pembangunan ekonomi tersebut pemerintah membuka diri terhadap penanaman modal asing,

mengerahkan dana masyarakat melalui pinjaman nasional, melalui tabungan masyarakat, serta

melibatkan badan-badan swasta dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana

tersebut dibentuk Bank Pembangunan. Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri

sementara itu tanah partikelir dihapuskan.

Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi

yang bertugas mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah

dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka melakukan perundingan

dengan pihak Belanda. Rencana tersebut belum berhasil dilaksanakan dengan baik karena
situasi politik dan militer yang tidak memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I dan

Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia yang memiliki

potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda dan yang tersisa sebagian besar tergolong sebagai

daerah miskin dan berpenduduk padat (Sumatera dan Jawa). Hal tersebut ditambah dengan

adanya Pemberontakan PKI dan Agresi militer Belanda II yang mengakibatkan kesulitan

ekonomi semakin memuncak.

d) Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948

Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, selain

meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan administrasi negara, angkatan

perang, dan aparat ekonomi. Sejumlah angkatan perang dikurangi secara drastis untuk

mengurangi beban negara di bidang ekonomi dan meningkatkan effisiensi angkatan perang

dengan menyalurkan para bekas prajurit pada bidang-bidang produktif dan diurus oleh

kementerian Pembangunan dan Pemuda. Rasionalisasi yang diusulkan oleh Mohammad Hatta

diikuti dengan intensifikasi pertanian, penanaman bibit unggul, dan peningkatan peternakan.

e) Rencana Kasimo (Kasimo Plan)

Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini berupa

Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan dengan

beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan adalah untuk meningkatkan

kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana Kasimo ini adalah :

• Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 HA

• Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul

• Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi pangan.

• Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit

• Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke Sumatera dalam jangka

waktu 10-15 tahun.


f) Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)

Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :

• Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar pengusaha swasta memperkuat

persatuan dan mengembangkan perekonomian nasional.

• Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi pedagang sehingga

dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia.

Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan dari pemerintah

daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat berjalan baik dan hanya mampu didirikan

Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp.5.000.000,00. Kegiatan ini semakin

mengalami kemunduran akibat Agresi Militer Belanda. Selain PTE, perdagangan swasta

lainnya juga membantu usaha ekonomi pemerintah adalah Banking and Trading Corporation

(Perseroan Bank dan Perdagangan). Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan

Perindustrian dan Perusahaan Penting, Pusat Tembakau Indonesia, Gabungan Saudagar

Indonesia Daerah Aceh (GASIDA) dalam rangka memperbaiki ekonomi Indonesia.

g) Oeang Republik Indonesia (ORI)

Melarang digunakan mata uang NICA dan yang lainnya serta hanya boleh Menggunakan

Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia

berdasarkan UU No. 17 tahun 1946 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 1946. Mengenai

pertukaran uang Rupiah Jepang diatur berdasarkan UU No. 19 tahun 1946 tanggal 25 Oktober

1946.

Tanggal 25 Oktober selanjutnya dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun kebijakan

penyetaraan mata uang adalah sebagai berikut.

a. Di Jawa, Lima puluh rupiah (Rp. 50,00) uang Jepang disamakan dengan satu rupiah (Rp.

100,00) ORI dengan perbandingan 1:5.

b. Di Luar Jawa dan Madura, Seratus rupiah (Rp. 100,00) uang Jepang sama dengan satu
rupiah(Rp. 1,00) ORI dengan perbandingan 1:10.

c. Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI bernilai sama dengan emas murni seberat 5 gram.

Mengenai pengaturan nilai tukar uang ORI dengan valuta asing (nilai kurs mata uang ORI

di pasar valuta asing) sebenarnya dipegang oleh Bank Negara yang sebelumnya telah dirintis

bentuk prototipenya yaitu dengan pembentukan Bank Rakyat Indonesia (Shomin Ginko).

Namun tugas tersebut pada akhirnya dijalankan oleh Bank Negara Indonesia (Bank Negara

Indonesia 1946) yang dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank ini merupakan bank

umum milik pemerintah yang tujuan awal didirikannya adalah untuk melaksanakan koordinasi

dalam pengurusan bidang ekonomi dan keuangan. BNI didirikan pada 1 November 1946.

Meskipun begitu usaha pemerintah untuk menjadikan ORI sebagai satu-satunya mata uang

nasional tidak tercapai karena terpecah-pecahnya wilayah RI akibat perundingan


IndonesiaBelanda. Sehingga di beberapa daerah mengeluarkan mata uang sendiri, yang berbeda
dengan

ORI, seperti URIPS (Uang Republik Propinsi Sumatera) di Sumatera, URIBA (Uang Republik

Indonesia Baru) di Aceh, URIDAB (Uang Republik Indonesia Banten) di Banten dan

Palembang. Upaya-upaya pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun Belanda masih belum pergi dari

Indonesia. Kalian sudah memahami kondisi kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia

pada awal kemerdekaan? Semoga apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi

permasalahan politik dan ekonomi bangsa Indonesia menginspirasi kalian jika nanti menjadi

seorang pemimpin dalam mengambil kebijakan kebijakan untuk membuat kehidupan

Indonesia menjadi lebih baik.


II. Latihan Soal

1. Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil.

Dibawah ini adalah penyebab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal

kemerdekaan, kecuali…

A. Pertentangan antar partai

B. Terjadinya bentrokan antar etnis

C. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali

D. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan

E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri

2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian

partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945,

Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu…

A. A. Masyumi D. PKI

B. B. PNI E. NU

C. PSI

3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk

penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14


November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan…

A. Parlementer

B. Presidensial

C. Liberalisme

D. Terpimpin

E. Aristokrasi

4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai

Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini

dilakukan dengan alasan…

A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat

B. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia

C. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945

D. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang

E. permintaan dari Presiden Soekarno.

5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi

parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari

presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah…

A. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia

B. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis.

C. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan

D. Mempermudah perundingan dengan Belanda

E. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar

6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah

terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke

Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk…


A. menghadapi terror Belanda

B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat

C. mengadakan hubungan dengan luar negeri

D. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda

E. menciptakan pemerintahan tandingan

7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil.

Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor

penyebab antara lain…

A. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian .

B. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia

C. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda

D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian

E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia

8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi

inflasi.Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh…

A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah

B. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali

C. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi

D. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah.

E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda

9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal

kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi

pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara …

A. Menaikkan pajak dan bea Cukai

B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor


C. Mengisi kas pemerintah yang kosong

D. Mengedarkan uang secara besar besaran.

E. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI)

10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal

kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia

mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah …

A. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

B. Menasionalisasi De Javasche Bank

C. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin

D. Mendevaluasi mata uang rupiah

E. Sistim ekonomi Gerakan Benteng


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/183000569/kondisi-awalindonesiamerdeka

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/indonesia-pada-awal-kemerdekaan-5283/

https://thecrossandthecontroller.com/politik-indonesia-pada-masa-awal-kemerdekaan/

https://thecrossandthecontroller.com/politik-indonesia-pada-masa-awal-kemerdekaan/

https://zakiyan08.wordpress.com/2012/11/06/kondisi-ekonomi-indonesiaawalkemerdekaan/
Sekutu datang ke Indonesia pada 29 September 1945 dianggap relatif terlambat, apabila dilihat
dari penyerahan Jepang, yaitu 14 Agustus 1945. Namun demikian, tidak dinilai terlambat apabila
dilihat dari waktu penandatanganan piagam penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 12
September 1945. Ada dua hal yang menyebabkan Sekutu terlambat datang ke Indonesia,
pertama, Sekutu harus melakukan koordinasi di antara negara-negara anggota Sekutu, yang
kedua, Sekutu harus mengirim dan menunggu informasi tentang keadaan di Indonesia dari
pasukan.

Sejak memenangkan Perang Dunia II, Sekutu menguasai wilayah yang sangat luas, di
Eropa, Afrika, dan Asia. Pada waktu yang relatif sama, Sekutu dalam hal ini Inggris yang sudah
membentuk satuan komando bernama SEAC mengirim pasukan matamata untuk mengetahui
kondisi di Indonesia sejak diserahkan oleh Jepang. Ternyata Sekutu datang ke Indonesia
diboncengi NICA (Nederlands Indies Civil Administration),yaitu suatu pemerintahan sipil
Belanda yang bertujuan untuk kembali menguasai Indonesia. Inggris sebagai Sekutu yang
ditugaskan ke Indonesia, ternyata telah mengadakan perjanjian rahasia dengan Belanda, yang
disebut Civil Affair Aggreement pada 24 Agustus 1945. Isi perjanjian itu adalah Tentara
Pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama Pemerintah Belanda,
dalam melaksanakan tugas pemerintahan sipil akan dilaksanakan oleh NICA dibawah tanggung
jawab Komando Inggris, kekuasaan itu kemudian akan dikembalikan kepada Pemerintah
Belanda.

1. Pertempuran Surabaya

Kedatangan tentara Inggris di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945, dibawah


pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Pada tanggal 27 Oktober 1945 tentara Inggris mulai
menduduki gedung pemerintahan, yang dipertahankan oleh rakyat dan pemuda Indonesia
sehingga terjadi pertempuran. Tanggal 29 Oktober 1945 atas permintaan Letnan Jenderal
Christison, Presiden Soekarno terbang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran. Usaha
Bung Karno berhasil dengan tercapainya gencatan senjata. Pada tanggal 31 Oktober 1945
tersiarlah berita bahwa Brigadir Jendral Mallaby hilang kemudian ternyata terbunuh. Karena
tidak dapat menangkap pembunuhnya, maka pada tanggal 9 November 1945 Mayor Jenderal
Manserg dengan surat sebaran menyampaikan ultimatum.

Sampai tangal 10 November 1945, jam 06.00 pagi tidak ada seorang pun dari bangsa
Indonesia yang datang menyerahkan diri. Saat itu jugalah mengguntur dentuman meriam-meriam
Inggris yang dimuntahkan pelurunya di kota Surabaya. Rakyat dan pemuda Surabaya masih juga
mencoba mempertahankan kotanya, namun senjata ringan dan bambu runcing tak berdaya
menghadapi meriam-meriam berat dan tank-tank Inggris sehingga terpaksa pasukan bersenjata
Indonesia mengundurkan diri ke jurusan Mojokerto.

2. Perang Aceh

Pasukan-pasukan Aceh dari Divisi Gajah I ditempatkan satu resimen di Medan Area
(RIMA). Batalyon I dan II menduduki Medan Tengah dan Selatan. Divisi Gajah II akan
menduduki Medan Barat, Panglima Divisi Gajah II Kolonel Simbolon. Divisi Gajah I menduduki
Kota Medan. Batalyon Meriam Kapten Nukum Sanami, berada di Medan Timur, Batalyon NIP
Xarim, Batalyon Bejo dan Batalyon Laskar Rakyat lainnya membantu Divisi Gajah II. Pada hari
H yang telah ditentukan Gajah I dan Gajah II, tidak berhasil menduduki Kota Medan. Kompi
Gajah I berhasil masuk di jalan raya Medan-Belawan, Tandem Hilir.

Namun setelah dua hari mundur kembali, karena Jalan Medan Belawan dapat diduduki
Belanda kembali. Pada Clash ke I, 21 April 1947, Belanda dapat menguasai daerah Medan Area
dan mundur dari Medan Area. Yakin Belanda akan meneruskan serangannya menduduki
Pangkalan Berandan daerah minyak, pasukan RI membumihanguskan Pangkalan Belanda.
Selanjutnya, pasukan mundur ke Tanjung Pura, setelah tiga hari di Tanjung Pura terpaksa
pasukan RI meninggalkannya karena Belanda langsung merebut Tanjung Pura. Pasukan RI
bertahan di tepian Sungai Tanjung Pura, setelah tiga hari, bertahan di tepi sungai, Belanda
menguasai seluruh Sungai Tanjung Pura dan pasukan RI mundur ke Gebang, Gebang perbatasan
daerah Aceh Sumatera Timur. Pasukan baru didatangkan dari daratan Aceh, satu resimen untuk
bertahan di Gebang.

3. Perang Ambarawa

Gerakan maju Tentera Inggris ke Ambarawa dan Magelang pada tanggal 14 Disember 1945
akhirnya dapat dipukul mundur yang dalam peristiwa sejarah dikenal sebagai Palagan
Ambarawa. Pada akhir September 1946, tentera Belanda mengambil alih posisi dan wilayah
pendudukan dari tentara Sekutu (Inggris) sesudah mendatangkan bala bantuan dari negeri
Belanda yang dikenal dengan “Divisi 7 Desember”. Hingga bulan Oktober 1946, Belanda telah
dapat menghimpun kekuatan militernya sebanyak 3 divisi di Jawa dan 3 Brigade di Sumatera.
Tentera Inggris menyerahkan secara resmi tugas pendudukannya kepada Tentera Belanda pada
tanggal 30 November 1946. Dari segi perimbangan kekuatan militer pada masa itu, pihak
Belanda telah merasa cukup kuat untuk menegakkan kembali kekuasaan dan kedaulatannya di
Indonesia, dengan memaksakan keinginannya terhadap rakyat dan pemerintah Republik
Indonesia.

4. Pertempuran Medan Area

Keangkuhan dan provokasi Belanda semakin meningkat sejak pendaratan Sekutu. Di Medan titip
api pergolakan ada di Pension Wilhelmina di seberang Pasar Sentral Jalan Bali, yang dijadikan
asrama dan markas serdadu Ambon bekas KNIL yang dipimpin Westerling. Pada Sabtu pagi,
tanggal 13 Oktober 1945 serombongan orang sudah berkumpul di luar markas tesbeut, karena
tersiar berita bahwa seorang pengawal dari Suku Ambon telah merenggut dan menginjak-injak
lambang/emblem merah putih yang dipakai seorang anak Indonesia. Terjadilah pergolakan,
beberapa orang luka- luka. Di tengah baku hantam itu, dua orang Belanda yang berada di atas
kendaraan melepasakan tembakan-tembakan ke arah rombongan masyarakat, satu orang tewas.
Pasukan Jepang bersama dengan barisan bekas militer BPI pimpinan Ahmad Tahir yang akan
beralih menjadi TKR datang untuk meredakan pertempuran. Akhirnya pihak Sekutu berjanji
untuk memindahkan orang Ambon dari Pension Wilhelmina. Sementara itu, serdadu Jepang
mengambil senjata-senjata dari gedung itu dan menempatkan pengawalnya di pintu pagar.
Masyarakat Medan membubarkan diri pukul 13.30 dengan meninggalkan dua orang Indonesia
dan seorang wanita Ambon yang meninggal dunia.

5. Perang Bandung Lautan Api

Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan Oktober 1945. Menjelang
November 1945, pasukan NICA melakukan aksi teror Bandung. Meskipun pihak Indonesia telah
mengosongkan Bandung utara, tapi sekutu menuntut pengosongan sejauh 11 km. Hal itu
menyebabkan rakyat bandung marah. Mereka kemudian melakukan aksi pertempuran dengan
membumi hanguskan segenap penjuru Bandung selatan. Bandung terbakar hebat dari atas batas
timur Cicadas sampai batas barat Andir. Satu juta jiwa penduduknya mengungsi ke luar kota
pada tanggal 23 dan 24 Maret 1946 meninggalkan Bandung yang telah menjadi lautan api.

B. Perlawanan Rakyat di Wilayah Kekuasaan Belanda

Peringatan hari proklamasi di daerah-daerah juga tidak dilewatkan oleh masyarakat. Di Bogor
rakyat merayakan sesuai dengan suasana dan keadaan. Sang Merah Putih tetap dipasang, tetapi
di dinding-dinding rumah saja. Rakyat yang mempunyai gambar Presiden Sukarno, pada hari
bersejarah itu menggantungkannya pula. Rakyat Bogor mengadakan selamatan dengan membaca
sholawat 1000 kali dan doa selamat, kemudian dhidangkan kue-kue dan bubur merah putih.
Rakyat berziarah juga ke makam-makam pahlawan, namun kunjungan ke Kebun Kembang tidak
dapat dilaksanakan, karena penjagaan yang ketat dari pihak Belanda. Di Bandung, panitia 17
Agustus yang dipimpin oleh R.P.S Gondokusumo telah diijinkan oleh Recomba untuk
merayakan Hari Proklamasi secara tertutup dalam pertemuan yang dihadiri tidak lebih dari 50
orang.

1. Agresi Militer Belanda I

Latar belakangnya adalah adanya penolakan pihak Republik Indonesia terhadap tuntutan Belanda
yang berisi tentang keharusan RI untuk mengirim beras dan penyelenggaraan gendarmie
(keamanan dan ketertiban bersama). Serangan ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 1947 dengan
sasaran kota besar di Jawa, daerah perkebunan dan pertambangan. Tujuan Belanda melakukan
serangan atas RI ialah penghancuran RI. Untuk melakukan itu Belanda tidak dapat melakukan
sekaligus, oleh karena itu pada fase pertama Belanda harus mencapai sasaran.

Tanggal 30 Juli 1947 pemerintah India dan Australia mengajukan permintaan resmi agar masalah
Indonesia segera dimasukkan dalam daftar agenda Dewan Keamanan PBB. itu diterima dan
dimasukkan sebagai agenda dalam pembicaraan sidang Dewan Keamanan PBB. India membela
RI karena solidaritas Asia terutama sesudah konferensi internasional di New Delhi pada Maret
1947 di mana Indonesia ikutserta. Lagipula hubungan RI-India baik sekali karena politik beras
Syahrir (antara 1946-1947), yaitu Indonesia membantu India yang sedang dilanda kelaparan
dengan mengirim beras sebanyak 700.000 ton. Dalam laporanya kepada Dewan Keamanan PBB,
Komisi Konsuler menyatakan bahwa 30 Juli 1947-4 Agustus 1947 pasukan Belanda masih
melakukan gerakan militer. Setelah beberapa minggu tidak ada keputusan, akhirnya pada 25
Agustus 1947 usul AS diterima sebagai keputusan DK PBB. Usul AS adalah pembentukan
Committee of Good Officer (Komisi Jasa- Jasa Baik) untuk membantu kedua belah pihak
menyelesaikan pertikaian. Atas dasar putusan DK PBB tersebut, pada 18 September 1947
Belanda memilih Belgia, RI memilih Australia, dan kedua negara memilih negara ketiga yaitu
AS. Komisi jasajasa baik, selanjutnya disebut KTN (Komisi Tiga Negara), yang beranggotakan
Dr. Frank Graham (AS), Paul Van Zeelan (Belgia), dan Richard Kirby (Australia). Sebelum
KTN terbentuk dan belum datang ke Indonesia, Belanda terus melakukan langkah-langkah yang
merugikan RI. KTN mampu memaksa Belanda untuk mengadakan perundingan dengan
Indonesia, yaitu Perundingan Linggarjati.

2. Agresi Militer II.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan keduanya terhadap Indonesia.
Latar belakangnya adalah adanya pengingkaran Belanda atas hasil perjanjian Renville di mana
Belanda tidak mau lagi terikat dengan perjanjian Renville. Serangan diawali penerjunan pasukan
payung di pangkalan udara Maguwo dan menduduki ibu kota Yogyakarta. Presiden Sukarno dan
Wakil Presiden Mohammad Hatta memutuskan tetap tinggal di Ibukota. Namun Sukarno Hatta
beserta sejumlah menteri dan S. Suryadarma ditawan Belanda. Sebelum pihak Belanda sampai di
Istana, Soekarno telah mengirim radiogram yang berisi perintah kepada Mr. Syafrudin
Prawiranegara yang sedang berkunjung ke Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI).
Dalam satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan melakukan pukulan-
pukulan secara teratur kepada musuh. Serangan umum yang dilaksanakan terhadap kota-kota
yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh pasukan TNI dan yang dikenal sebgai Serangan
Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta dipimpin oleh Letkol Suharto. Dalam masa
perjuangan itu para pelajar membentuk tentara-tentara pelajar. Para pelajar di Jawa Timur
membentuk Tentara Pelajar Republik Indonesia (TPRI) dan Tentara Genie Pelajar (TGP) yang
terdiri dari pelajar sekolah teknik.

C. Indonesia Menghadapi Agresi Militer Belanda II

1. Langkah Politik/Diplomasi

Pada pukul 23.30 tanggal 18 Desember 1948, Cochran mendapat surat dari delegasi Belanda di
Jakarta untuk disampaikan kepada KTN di Yogyakarta. Isi surat tersebut adalah Belanda tidak
terikat lagi dengan isi perjanjian Reville. Dengan alasan bahwa PM Hatta menolak intervensi
Belanda di wilayah RI dan menganggap penolakan tersebut dari Indonesia melanggar ketentuan,
dan Belanda mantap untuk menyerang Yogyakarta secara mendadak. Mendengar berita
penyerbuan tentara Belanda secara mendadak, Kabinet RI pun bersidang. Sampai tahun 1949,
Belanda sudah memasukkan 145.000 pasukan ke Indonesia, namun hanya berhasil menguasai
kota-kota dan jalan raya, sedangkan pemerintahanRItetap berjalan wajar di desa-desa. TNI
secara gerilya tetap melawan Belanda. Rakyat dan pemerinhan sipil melakukan politik non
cooperasi dan ikut bergerilya pula.

2. Langkah Militer/Konfrontasi

Sebelum Belanda melancarkan serangan terhadap Kota Yogyakarta 19 Desember 1948,


Panglima Besar Jenderal Sudirman pada 9 November 1948 telah mengeluarkan perintah
perubahan siasat pertahanan, yang terkenal dengan Perintah Siasat Nomor 1. Dalam perintah
sisaat tersebut intinya merupakan penjabaran dari Pertahanan Rakyat Semesta. Wehrkreise istilah
bahasa Jerman yang berarti lingkaran pertahanan. Sistem wehrkreise artinya pertahanan dalam
lingkaran-lingkaran pertahanan yang dapat berdiri sendiri, namun dapat juga saling membantu
dan mendukung dengan lingkaran pertahanan yang lain. Prajurit yang sudah mundur dari garis
pertahanan pertama dapat menggabungkan diri dengan daerah pertahanan berikutnya. Dengan
demikian, maka gerak musuh dapat dihambat.

D. Reaksi Dunia Terhadap Agresi Militer Belanda II

1. NegaraAsia dan Afrika.


Tanggal 20-23 Januari 1949, atas prakarsa Perdana Menteri India dan Birma, diselenggarakan
Konferensi Asia untuk membahas masalah Indonesia. Konferensi Asia mengeluarkan tiga
resolusi untuk penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda, yang isinya antara lain berupa
kecaman keras terhadap agresi militer Belanda di Indonesia. Di antara resolusi-resolusi yang
diterima oleh konferensi, sebuah berisi rekomendasi kepada Dewan Keamanan. Teks resolusi ini
telah dikawatkan kepada Dewan Keamanan. Teks resolusi ini disusun dengan mengakui
sepenuhnya wewenang Dewan Kemanan, terutama dalam hasrat hendak membantu memecahkan
masalah Indonesia.

2. Perubahan Sikap Amerika Serikat.

Amerika Serikat sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya selalu mendukung


Belanda. Berdasarkan analisis dari berbagai sumber, Dr. Baskara T. Wardaya (2006),
menyampaikan bahwa Amerika Serikat selalu mendukung Belanda untuk menduduki kembali
Indonesia. Ada sejumlah alasan bagi Amerika Serikat untuk menempatkan pada posisi demikian.
Pertama, ketakutan akan komunisme. Kedua, pentingnya Indonesia bagi kepentingan ekonomi
Belanda. Indonesia yang kaya dengan berbagai sumber daya alam seperti minyak, emas, karet,
bauxite, kopra dan lain-lain telah menjadi sumber utama ekonomi Belanda selama masa
penjajahan. Ketiga, kepentingan ekonomi Amerika.

3. PBB.

Dewan Keamanan PBB segera bersidang pada tanggal 24 Januari 1949 sebagai reaksi terhadap
Agresi Militer Belanda II sekaligus tanggapan terhadap desakan negara-negara Asia dan Afrika
dalam pertemuan di New Delhi (India). Pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB
mengeluarkan beberapa resolusi.

4. Palang Merah Internasional (PMI).

Permasalahan antara Indonesia dengan Belanda tidak hanya menarik perhatian dan peran serta
dari Negara-Negara dari berbagai belahan dunia, tetapi juga turut menarik perhatian dan peran
serta dari berbagai organisasi Internasional yang ada. Salah satu Organisasi Internasional yang
tercatat pernah terlibat dalam urusan penyelesaian sengketa antara Indonesia dengan Belanda
ialah Organisasi Palang Merah Internasional. Salah satu upaya yang cukup mendapat perhatian
karena berakhir dengan sangat tragis adalah upaya mengirimkan bantuan melalui jalur udara
dengan menggunakan pesawat ringan bertanda Palang Merah Internasional yang berakhir dengan
kegagalan karena pesawat tersebut ditembak jatuh oleh pesawat tempur Belanda saat akan
mendarat di lapangan udara Magoewo di Yogyakarta.

3. Latihan Soal

I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar
1. Pertempuran antara Inggris dengan rakyat Surabaya membuat kerugian besar pada pihak
Inggris karena menewaskan salah satu Jenderal Inggris yaitu ….

A. Letnan Jenderal Cristison

B. Brigjen A.W.S. Mallaby

C. Jenderal Douglas Mc Artur

D. Mayjen Manserg

E. Jenderal Richard K. Sutherland

2. KTN (Komisi Tiga Negara) merupakan komite bentukan PBB yang bertujuan menengahi
pertikaian antara Indonesia dengan Belanda. Anggota KTN dari Australia yang menjadi wakil
dari Indonesia adalah ….

A. Dr. Frank Graham

B. Paul Van Zeelan

C. Richard Kirby

D. Mr. Roem

E. Mr. Royen

3. Agresi militer Belanda I terjadi pada tanggal .…

A. 29 September 1945

B. 10 November 1945

C. 14Disember 1945

D. 21 Juli 1947

E. 25 Oktober 1945

4. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan Agresi Militer II yang membuat ibu
kota jatuh, untuk menyelamatkan RI Soekarno menugaskan pembentukan PDRI (Pemerintah
Darurat Indonesia) kepada ....

A. Mr. Syarifuddin Prawiranegara

B. Amir Syarifudin

C. Muhammad Natsir
D. Juanda

E. Moh. Hatta

5. Selama perjuangan bersenjata menghadapi sekutu dan Belanda TNI dipimpin oleh….

A. Jenderal Soeharto

B. Jenderal A. Yani

C. Jenderal A. H. Nasution

D. Jenderal D.I. Panjaitan

E. Jenderal Soedirman

4. DAFTAR PUSTAKA

 Imran, Amrin dkk. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah ; Perang dan Revolusi. Jakarta:
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

 Iskandar, Amrin Imran Mohammad dkk. 2012 Indonesia dalam Arus Sejarah Perang dan
Revolusi Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hove

 Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme dan Revolusi Indonesia. Depok:


Komunitas Bambu

 Kartodirjo, Sartono, dkk. 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta. Depdikbud Balai
Pustaka

 Notosusanto,Nugroho. 1971. Ichtisar Sedjarah Republik Indonesia (1945-Sekarang).


Jakarta. Pusat Sejarah ABRI Dephankam

 Notosusanto, Nugroho, dkk. 1992. Sejarah Nasional Indonesia 3. Jakarta. Depdikbud

 Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1993. Sejarah Nasional


Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka

 Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai