DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6 XI-F
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Makalah ini menguraikan mengenai latar belakang dan proses pembentukan Partai
Nasional Indonesia hingga proses kematian dari partai tersebut. Adanya makalah ini ditujukan
sebagai salah satu sumber referensi bacaan mengenai pergerakan nasional dari Partai Nasional
Indonesia.
Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
SEJARAH PROSES PEMBENTUKANNYA ............................................................................ 3
2.1 Awal Mula Berdirinya ................................................................................................... 3
2.2 Ideologi ............................................................................................................................ 4
BAB III........................................................................................................................................... 6
PROFIL ORGANISASI ............................................................................................................... 6
3.1 Nama dan Lambang ....................................................................................................... 6
3.2 Tujuan ............................................................................................................................. 6
3.3 Tokoh-tokoh.................................................................................................................... 7
3.4 Penangkapan Para Tokoh ............................................................................................. 7
3.5 Pergantian Kepemimpinan............................................................................................ 8
BAB IV ........................................................................................................................................... 9
PERANNYA DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN ................................................... 9
BAB V .......................................................................................................................................... 11
DINAMIKA PERJUANGAN .................................................................................................... 11
5.1 Bentuk Perjuangan ...................................................................................................... 11
5.2 Prinsip ........................................................................................................................... 12
5.3 Asas Perjuangan ........................................................................................................... 12
5.4 Program Kerja dan Usaha .......................................................................................... 12
BAB VI ......................................................................................................................................... 14
AKHIR RIWAYAT .................................................................................................................... 14
6.1 Faktor Penyebab .......................................................................................................... 14
6.2 Setelah Pembubaran .................................................................................................... 15
ii
6.3 Kehidupan Baru ........................................................................................................... 16
BAB VIII ...................................................................................................................................... 17
PENUTUP.................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan partai politik saat ini sangat penting bagi seseorang untuk bisa duduk
di kursi pemerintahan. Anggota DPR, DPRD, DPD dan juga menteri serta presiden berasal
dari partai politik. Partai yang ada sekarang ini bisa dikatakan memiliki tujuan berbeda
dibandingkan pada masa awal di Indonesia mengenal partai.
Berkembangnya kehidupan politik di Indonesia saat ini, tidak terlepas dari politik
yang ada sebelumnya. Perjalanan politik pada masa sebelumnya sangat dipengaruhi oleh
kondisi negara pada masa tersebut. Di Indonesia organisasi politik modern yang pertama
yaitu Budi Utomo, mereka terdiri dari golongan pemuda keturunan Priyayi dan merupakan
kaum pribumi. Maka di awal tahun 1900 di kenal sebagai masa pergerakan Indonesia.
Pergerakan nasional Indonesia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Pergerakan nasional
terjadi dalam kurun waktu 1908-1945, yang dibagi menjadi tiga periode, yaitu masa
pembentukan, masa radikal, dan masa bertahan. Dalam pergerakan nasional, muncul
berbagai organisasi-organisasi modern yang bergerak dalam bidang kebudayaan,
pendidikan dan juga politik. Berperan dalam membangkitkan kesadaran nasional,
menyuarakan aspirasi rakyat, dan menentang kebijakan kolonial.
Makalah ini akan membahas mengenai gerakan PNI di Indonesia yang merupakan
salah satu organisasi modern pada masanya turut memberikan kontribusi terhadap
perjuangan Indonesia merdeka. Dari awal terbentuknya hingga pada akhirnya padam
digantikan oleh partai-partai yang menjanjanjikan.
1
1.3 Tujuan Masalah
2
BAB II
3
Tjipto Mangunkusumo. Pergerakan ini berkumpul di rumah MrIskaq di kawasan
Regentsweg, Bandung. Dalam pertemuan itu disepakati untuk
mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia. Sebagai ketua dipilih Soekarno dan
sekretaris merangkap bendahara ditunjuk Mr Iskaq Tjokroadisoerjo.
Namun dalam proses pembentukannya, Dr. Tjipto Mangunkusumo sempat
keberatan. Beliau menilai dengan mendirikan partai politik akan mengundang reaksi
keras dari pemerintah colonial. Terlebih dengan adanya peristiwa pemberontakan PKI
setahun sebelumnya. Namun, Soekarno tetap menganggap Dr. Tjipto Mangunkusumo
sebagai salah satu pendiri PNI.
PNI pun dengan cepat mendapatkan massa berkat peran Ir. Soekarno yang
tersohor dan kemampuan orasinya. Propaganda politik terus disebar oleh PNI, dan
tentu saja hal ini menuai reaksi keras dari Belanda. Namun tokoh-tokoh PNI tidak
menghiraukannya. Setahun kemudian, Mei 1928, nama itu diubah menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI). Hal ini bertujuan untuk kemandirian ekonomi dan politik
demi kepulauan Indonesia.
2.2 Ideologi
Istilah "marhaenisme" dicetuskan oleh Soekarno pada tahun 1927 diambil dari
pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai dengan karakteristik Indonesia. ketika
mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia hingga tahun 1931. Ia
menyebarkannya sebagai asas dan ideologi Partai Nasional Indonesia. Marhenisme
diperkenalkan dalam pidato-pidato Soekarno di berbagai tempat ketika memimpin Partai
Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, dan semakin sering dicetuskan oleh Soekarno
pada tulisan-tulisannya di beberapa media cetak saat itu seperti Suluh Indonesia Muda,
Fikiran Rakyat, dan Pemandangan.
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia
dan bangsa atas bangsa. Soekarno mencetuskan Marhaenisme yakni untuk mengangkat
harkat hidup Massa Marhaen (terminologi lain dari rakyat Indonesia), yang memiliki alat
produksi namun (masih) tertindas. Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan
kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh (proletar) yang
4
hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa, Borjuis dan
Kapitalis.
Marhaenisme pada esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk
dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan Bung
Karno.
5
BAB III
PROFIL ORGANISASI
3.2 Tujuan
Dari asas tujuan nampak jelas orientasi politik perjuangannya yang bersifat
antikolonialisme dan nonkkoperasi. Dalam hubungan itu membangkitkan kesadaran
nasional adalah salah satu tugas utama bagi PNI, antara lain, dengan menginsyafkan rakyat
akan besarnya penderitaannya dalam meenghadapi ekaploitasi ekonomi, sosial, dan
politiknya yang dijalankan oleh penguasa kolonial.
6
PNI didirikan untuk melanjutkan dan melaksanakan cita-cita yang disebarkan,
dihidupkan oleh Perhimpunan Indonesia di Nederland. Hal ini dikarenakan 5 dari 8 pendiri
baru saja kembali dari Nederland dan semuanya bekas dari anggota PI di Nederland.
Dengan tegas dikatakan bahwa tujuan dari PNI untuk mencapai Indonesia merdeka
(Tirtoprojo, 1986 :71). PNI pada dasarnya menyatakan bahwa tujuan dari PNI adalah
bekerja untuk kemerdekaan Indonesia.
3.3 Tokoh-tokoh
Pergerakan PNI tentu saja membuat pihak Belanda merasa terancam. Propaganda
yang terus dilancarkan oleh para tokoh PNI membuat Belanda akhirnya bergerak. Perintah
penangkapan terhadap pemimpin PNI pun dikeluarkan. Ir. Soekarno akhirnya ditangkap
bersama dengan Soepriadinata, Maskun Sumadiredja, dan Gatot Mangkupradja. Mulai
akhir tahun 1929 ini hingga pertengahan tahun 1930, keempat tokoh PNI ini menunggu
dihadapkannya mereka ke depan pengadilan.
Di dalam penjara, Soekarno terus menghasilkan ide-ide baru terkait kemerdekaan.
Tekanan dalam penjara tak serta merta menghentikan niatnya dalam berjuang mencapai
kemerdekaan Indonesia. Di sinilah Soekarno menghasilkan naskah pidato ‘Indonesia
Menggugat’ yang terkenal luas.
7
3.5 Pergantian Kepemimpinan
Kehilangan sosok Soekarno tak menghentikan langkah perjuangan PNI. PNI pun
mengangkat pemimpin baru, yaitu Mr. Sartono untuk menggantikan Soekarno pada tanggal
25 April 1931 dan mengubah PNI menjadi gerakan baru bernama Partindo.
Walau memiliki tujuan yang sama dengan PNI, pembentukan Partindo dengan
membubarkan PNI banyak ditentang oleh tokoh-tokoh PNI, seperti Moh. Hatta. Bung
Hatta tidak setuju dengan pembubaran PNI dan akhirnya ia membentuk PNI-Baru. Moh.
Hatta ditetapkan sebagai pemimpin PNI Baru ketika ia kembali ke Indonesia. Di sisi lain,
Soekarno bergabung dengan Partindo.
Pada 1933, Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda dan ia dibuang ke Ende,
Flores sampai 1942. Selanjutnya, pada 1934, giliran Hatta dan Sjahrir yang ditangkap dan
keduanya dibuang ke Bandaneira sampai tahun 1942.
8
BAB IV
• PNI menjadi salah satu organisasi pergerakan kemerdekaan yang paling awal dan
paling berpengaruh di Indonesia. PNI menyebarluaskan ideologi nasionalisme dan
kesadaran politik di kalangan rakyat.
• PNI juga melakukan propaganda dan aksi-aksi demonstrasi untuk menentang
penjajahan Belanda.
• PNI menjadi salah satu penggagas dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda merupakan deklarasi persatuan bangsa Indonesia yang mengakui satu
tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah
dalam pembentukan identitas nasional Indonesia.
• PNI menjadi salah satu inisiator dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28
Oktober 1928. Kongres Pemuda Kedua merupakan pertemuan antara berbagai
organisasi pemuda nasionalis yang membahas masalah-masalah kebangsaan dan
kemerdekaan. Kongres Pemuda Kedua menghasilkan beberapa keputusan penting
seperti pembentukan Badan Musyawarah Kebangsaan (BMK), pembentukan Komite
Nasional Indonesia (KNI), dan penetapan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu
kebangsaan.
• PNI menjadi salah satu pelopor dari Persatuan Perjuangan pada tahun 1937. Persatuan
Perjuangan merupakan aliansi antara partai-partai nasionalis yang menuntut
kemerdekaan penuh dari Belanda. Persatuan Perjuangan melancarkan gerakan boikot
terhadap produk-produk Belanda dan mengadakan rapat-rapat umum untuk
menyuarakan aspirasi rakyat.
• PNI menjadi salah satu anggota dari GAPI pada tahun 1941. GAPI merupakan koalisi
antara partai-partai nasionalis, agama, dan komunis yang menuntut kemerdekaan
Indonesia dari Belanda. GAPI juga melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi
kemungkinan perang dunia kedua di Asia.
• PNI menjadi salah satu aktor dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Soekarno dan Hatta sebagai tokoh PNI membacakan teks proklamasi
9
yang menyatakan bahwa Indonesia merdeka dari segala bentuk penjajahan. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia merupakan momen bersejarah dalam perjuangan bangsa
Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme.
• PNI menjadi salah satu pejuang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
• PNI berperan dalam membentuk pemerintahan Republik Indonesia, membentuk
tentara nasional Indonesia, dan mengorganisir perlawanan rakyat terhadap agresi
militer Belanda. PNI juga berperan dalam melakukan diplomasi internasional untuk
mendapatkan pengakuan dan dukungan dari negara-negara lain.
• PNI ikut serta dalam Pemilihan Umum legislatif Indonesia 1955 yang diadakan dalam
dua tahap pada bulan September untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
dan Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. PNI menjadi salah satu partai
besar di Indonesia dan berhasil memenangi Pemilihan Umum 1955, yang sekaligus
membuktikan nyatanya sejarah demokrasi di Indonesia.
10
BAB V
DINAMIKA PERJUANGAN
11
5.2 Prinsip
Dalam pergerakannya, PNI memiliki trilogi yang berasal dari pemikiran Ir.
Soekarno sebagai tumpuannya. Trilogi ini adalah kesadaran nasional, kemauan nasional
serta perbuatan nasional. Trilogi ini kemudian menjadi pedoman bagi PNI dalam mencapai
tujuannya.
PNI benar-benar serius dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena
itulah, muncul asas yang dijadikan landasan dari pergerakan PNI. Asas tersebut meliputi
tekad PNI untuk berjuang secara mandiri tanpa bantuan siapapun, menolak bekerjasama
dengan pemerintah Belanda dalam bentuk apapun dan bersikap antipati terhadap mereka.
Pada tanggal 27 Mei 1928 PNI sudah dapat mengadakan kongres yang pertama di
Surabaya. di mana dijelaskan program dari PNI di berbagai bidang. Pertama di bidang
politik dijelaskan bahwa program partai ialah:
1. Memperkuat perasaan kebangsaan dan persatuan Indonesia
2. Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah Nasional
3. Mempererat perhubungan antara bangsa-bangsa di Asia
4. Menuntut kemerdekaan pers dan kemerdekaan berserikat.
Di bidang ekonomi dijelaskan:
1. Berusaha menvapai perekonomian Nasional
12
2. Menyokong perdaganagan dan perindustrian Nasional
3. Mendirikan fonds nasional dan kooperasi-kooperasi
Di bidang sosial dijelaskan:
1. Memajukan pengajaran nasional
2. Memperbaiki kedudukan wanita
3. Memajukan sarikat-buruh dan sarikat tani
4. Memperbaiki kesehatan rakyat
5. Menganjurkan monogami.
Pada tanggal 18 sampai 20 Mei 1929 diadakanlah kongres PNI yang kedua di
Jakarta. Selain memilih kembali pengurus besar PNI yang lama juga telah diambil
keputusan:
1. Bidang ekonomi atau sosial: menyokong perkembangan bank nasional Indonesia,
mendirikan koperasi koperasi, studiefonds dan fonds-korban atau partijfonds
(untuk anggota anggota yang kena tindakan pengamanan pemerintah), dan serikat
serikat sekerja, serta mendirikan sekolah sekolah dan rumah sakit.
2. Bidang politik: mengadakan hubungan dengan perhimpunan Indonesia (Pi) di
negeri Belanda dan menunjuk pi sebagai wakil PPPKI di luar negeri.
Semenjak kongres kedua ini kegiatan PNI makin meningkat, terutama untuk usaha
konsolidasi kekuatan. Para amggota diadakan kursus-kursus yang terbagi atas 2, yaitu:
3. Kursus pimpinan, bisa diikuti oleh 10 sampai 12 orang. Hanya diadakan di
Bandung dan guru-gurunya adalah insinyur Soekarno, Mr.Iskaq Tjokoadisoerjo,
Mr Ali Sastroamidjojo dan Manadi.
4. Kursus biasa di daerah-daerah yang diadakan oleh cursus commissie di mana
pelajaran diberikan secara sederhana dan mudah dimengerti. semua pengikut
kursus ini kemudian diuji dan bila lulus barulah mereka diterima menjadi anggota
5.
13
BAB VI
AKHIR RIWAYAT
14
organisasi kebangsaan lain atau paguyuban-paguyuban koperasi. Bahkan inventaris ini
kebanyakan diberikan ke sekolah Taman Siswa.
15
hasil dari pecahnya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno
pada tahun 1927.
PNI Baru berdiri pada tahun 1931, dengan perbedaan ideologi dan strategi
dengan PNI yang dipimpin oleh Sartono. PNI Baru berusaha untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur kooperasi dengan
pemerintah kolonial Belanda, sementara PNI tetap berpegang pada prinsip anti-
imperialisme dan anti-kolonialisme.
PNI Baru juga lebih terbuka terhadap pengaruh Islam dan sosialisme dalam
pergerakan nasional. PNI Baru dipimpin oleh Mohammad Hatta, seorang tokoh
nasionalis yang berpengaruh dan dihormati oleh banyak pihak. PNI Baru berperan
penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, terutama dalam menghadapi
tantangan dan ancaman dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Jepang.
Pada tahun 1973, PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya
membentuk Partai Demokrasi Indonesia alias PDI. PNI didirikan kembali pada tahun 1998
dan dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia.[butuh rujukan]PNI
menjadi salah satu partai politik peserta pemilu 1999, tetapi menjadi salah satu dari 27
partai politik yang menolak hasil pemilu dengan alasan bahwa pemilihan belum
menerapkan prinsip jujur dan adil.[8]
PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme pada tahun 2002 dan diketuai oleh
Sukmawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno.
16
BAB VIII
PENUTUP
Partai Nasional Indonesia di Bandung pada tanggal14 juli 1927 Partai ini
merupakan perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun
1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang
sudah mendapat didikan politik. Syarat utama memperbaiki keadaan yang rusak itu ialah
adanya kemerdekaan politik yang berarti berakhirnya pemerintahan Hindia belanda.
Popularitas PNI berkembang pesat karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya
yang sangat menarik perhatian rakyat.
Bagi PNI, untuk memperoleh pergerakan rakyat yang sadar, maka perkumpulan
perlu mempunyai azas yang terang dan jelas, perlu mempunyai suatu teori nasionalisme
yang radikal yang dapat menimbulkan kemauan yang satu, yaitu kemauan nasional. Maka,
disinilah arti penting PNI-Birokrasi menjadi eksis dalam percaturan politik yang terjadi
Indonesia. Melihat aktivitas politik PNI yang semakin meningkat, pemerintah Hindia
Belanda memberi peringatan kepada pimpinan PNI pada tanggal 15 Mei 1928 di sidang
pembukaan «Volksraad» yang diucapkan oleh Gubernur Jenderal de Graeff untuk menahan
diri. Dalam Kongres Wanita Indonesia yang pertama, pada tanggal 22-25 Desember 1928
di Yogyakarta yang dihadiri oleh sejumlah organisasi wanita yang berpengaruh waktu itu,
dapat lah dihasilkan suatu organisasi persatuan wanita yang berbentuk federasi.
Pemerintah Hindia Belanda yang semakin hari bertambah cemas melihat pengaruh
yang diperoleh PNI dimana-mana, mulai menunjukkan tangan besi. Pada akhir tahun 1929
tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada
awal tahun 1930. Sehingga Bung Karno dan Gatot Mangkoepraja, setelah selesai
menghadiri kongres PPPKI yang kedua di Solo pada tanggal 29 Desember 1929 ditangkap
pemerintah Hindia Belanda. Kemudian mereka dibawa ke Bandung dengan penjagaan
yang ketat kemudian ditempatkan di penjara Sukamiskin.
17
DAFTAR PUSTAKA
Djoened, Marwati Poesponegoro. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid V. Jakarta: Balai
Pustaka. Drs. Sudiyo. (1997). Perhimpunan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Perdana, Y., dan Pratama, R. A. (Agustus 2022). Meliana, Niken Ayuni, ed. Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia (PDF). Klaten: Penerbit Lakeisha. hlm. 62–63. ISBN 978-623-420-310-3.
Perdana, Y., dan Pratama, R. A. (Agustus 2022). Meliana, Niken Ayuni, ed. Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia (PDF). Klaten: Penerbit Lakeisha. hlm. 62–63. ISBN 978-623-420-310-3.
Murni, SPD. (2005). Pergerakan Nasional Indonesia. Jurusan Sejarah Fakultas Sastra USU.
Malik, Adam. (1982). Mengabdi Republik. Jakarta: Gunung Agung.
Wahyuningrum, Emy. "PECAHNYA PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI) MENJADI
PARTAI INDONESIA (PARTINDO) DAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA (PNI-
BARU)."
Dewantarina, Aryani. "Partai Nasional Indonesia pada Pemilihan Umum tahun 1955 di
Semarang." Journal of Indonesian History 1.2 (2012).
Kaligis, Retor. "Nasionalisme dan kelas sosial: Ideologi dan praktik partai nasionalis di
Indonesia." Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik 27.2 (2014): 77-90.
18