Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PARTAI NASIONAL INDONESIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6 XI-F

Dyah Ayu Stya Kusumawati (11)

Ghazian Ammar Fauzy (14)

Muhammad Myolan Ardiansyah (23)

Risa Nur Azizah (32)

Titania Bunga Adely (35)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Makalah ini menguraikan mengenai latar belakang dan proses pembentukan Partai
Nasional Indonesia hingga proses kematian dari partai tersebut. Adanya makalah ini ditujukan
sebagai salah satu sumber referensi bacaan mengenai pergerakan nasional dari Partai Nasional
Indonesia.

Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 28 September 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
SEJARAH PROSES PEMBENTUKANNYA ............................................................................ 3
2.1 Awal Mula Berdirinya ................................................................................................... 3
2.2 Ideologi ............................................................................................................................ 4
BAB III........................................................................................................................................... 6
PROFIL ORGANISASI ............................................................................................................... 6
3.1 Nama dan Lambang ....................................................................................................... 6
3.2 Tujuan ............................................................................................................................. 6
3.3 Tokoh-tokoh.................................................................................................................... 7
3.4 Penangkapan Para Tokoh ............................................................................................. 7
3.5 Pergantian Kepemimpinan............................................................................................ 8
BAB IV ........................................................................................................................................... 9
PERANNYA DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN ................................................... 9
BAB V .......................................................................................................................................... 11
DINAMIKA PERJUANGAN .................................................................................................... 11
5.1 Bentuk Perjuangan ...................................................................................................... 11
5.2 Prinsip ........................................................................................................................... 12
5.3 Asas Perjuangan ........................................................................................................... 12
5.4 Program Kerja dan Usaha .......................................................................................... 12
BAB VI ......................................................................................................................................... 14
AKHIR RIWAYAT .................................................................................................................... 14
6.1 Faktor Penyebab .......................................................................................................... 14
6.2 Setelah Pembubaran .................................................................................................... 15

ii
6.3 Kehidupan Baru ........................................................................................................... 16
BAB VIII ...................................................................................................................................... 17
PENUTUP.................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan partai politik saat ini sangat penting bagi seseorang untuk bisa duduk
di kursi pemerintahan. Anggota DPR, DPRD, DPD dan juga menteri serta presiden berasal
dari partai politik. Partai yang ada sekarang ini bisa dikatakan memiliki tujuan berbeda
dibandingkan pada masa awal di Indonesia mengenal partai.
Berkembangnya kehidupan politik di Indonesia saat ini, tidak terlepas dari politik
yang ada sebelumnya. Perjalanan politik pada masa sebelumnya sangat dipengaruhi oleh
kondisi negara pada masa tersebut. Di Indonesia organisasi politik modern yang pertama
yaitu Budi Utomo, mereka terdiri dari golongan pemuda keturunan Priyayi dan merupakan
kaum pribumi. Maka di awal tahun 1900 di kenal sebagai masa pergerakan Indonesia.
Pergerakan nasional Indonesia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Pergerakan nasional
terjadi dalam kurun waktu 1908-1945, yang dibagi menjadi tiga periode, yaitu masa
pembentukan, masa radikal, dan masa bertahan. Dalam pergerakan nasional, muncul
berbagai organisasi-organisasi modern yang bergerak dalam bidang kebudayaan,
pendidikan dan juga politik. Berperan dalam membangkitkan kesadaran nasional,
menyuarakan aspirasi rakyat, dan menentang kebijakan kolonial.
Makalah ini akan membahas mengenai gerakan PNI di Indonesia yang merupakan
salah satu organisasi modern pada masanya turut memberikan kontribusi terhadap
perjuangan Indonesia merdeka. Dari awal terbentuknya hingga pada akhirnya padam
digantikan oleh partai-partai yang menjanjanjikan.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana awal mula berdirinya Partai Nasional Indonesia?


2. Apa tujuan diberdirikannya Partai ini?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi pada kekuasaannya?
4. Bagaimana peran Partai Nasional Indonesia dalam pergerakan kemerdekaan?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengidentifikasi peran PNI dalam kemerdekaan bangsa Indonesia


2. Untuk mengenal tokoh-tokoh penting yang terdapat dalam perjalan PNI
3. Untuk menjelaskan sejarah dari pembetukan, perkembangan hingga
akhir perjuangan PNI

2
BAB II

SEJARAH PROSES PEMBENTUKANNYA

2.1 Awal Mula Berdirinya

Pada bulan November 1926 komite revolusioner PKI melancarkan suatu


pemberontakan di Jawa Barat dan pada bulan Januari 1927 di pantai Sumatera.
Pemberontakan PKI yang gagal tersebut telah menimbulkan sejumlah akibat bagi gerakan
nasionalis. Pertama, kelihatan bahwa pemberontakan dengan kekerasan semacam itu tidak
ada gunanya, karena dengan mudah dapat ditekan oleh kekuatan Belanda yang lebih
unggul. Kedua, pembubaran PKI dan pembuangan sejumlah besar pemimpin-pemimpin
dan pendukungnya yang dicurigai ke Boven Digul, menyingkirkan kaum komunis dari
arena politik sampai masa berakhirnya penjajahan Belanda. Ketiga, setelah kegagalan PKI
untuk menyusun suatu revolusi yang meluas dan berhasil, kaum nasionalis menjadi sadar
akan kelemahan-kelemahan organisatoris tidak hanya dari PKI tapi juga dari organisasi
nasionalis dan juga akan perlunya menciptakan organisasi yang rapi dan berdisiplin.
Pemberontakan tersebut mendorong Hatta untuk mempercepat penyempurnaan
rencananya untuk membentuk suatu partai baru yang telah ia perjuangkan sebelumnya di
Indonesia. Ia mengemukakan programnya kepada pengurus PI pada tanggal 23 November
1926 dimana program tersebut resmi diterima sebagai garis kebijaksanaan PI.
Didirikan pada masa penuh kecemasan, partai pertama yang berhasil
menyebarluaskan kesadaran nasionalisme Indonesia. Pada 4 Juli 1927 tercatat sebagai
salah satu tonggak dasar kemajuan sistem politik modern dan kepartaian di Indonesia. Pada
tanggal itu, berdiri Perserikatan Nasional Indonesia, atau dikenal juga dengan PNI.
Sejumlah kalangan menyebut bahwa PNI merupakan partai politik tertua yang ada di
Indonesia.
Partai ini muncul sebagai pembawa semangat dan harapan bagi masyarakat
Indonesia. Sebenarnya ada juga organisasi pergerakan nasional yang lain, namun aksi
mereka dinilai masih kurang. Terlebih dengan popularitas Soekarno dan kemampuan
orasinya, membuat PNI banyak mendapatkan perhatian masyarakat.
PNI adalah hasil dari rapat antara Ir. Soekarno bersama beberapa rekan
seperjuangannya seperti Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Soenarjo, dan Dr.

3
Tjipto Mangunkusumo. Pergerakan ini berkumpul di rumah MrIskaq di kawasan
Regentsweg, Bandung. Dalam pertemuan itu disepakati untuk
mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia. Sebagai ketua dipilih Soekarno dan
sekretaris merangkap bendahara ditunjuk Mr Iskaq Tjokroadisoerjo.
Namun dalam proses pembentukannya, Dr. Tjipto Mangunkusumo sempat
keberatan. Beliau menilai dengan mendirikan partai politik akan mengundang reaksi
keras dari pemerintah colonial. Terlebih dengan adanya peristiwa pemberontakan PKI
setahun sebelumnya. Namun, Soekarno tetap menganggap Dr. Tjipto Mangunkusumo
sebagai salah satu pendiri PNI.
PNI pun dengan cepat mendapatkan massa berkat peran Ir. Soekarno yang
tersohor dan kemampuan orasinya. Propaganda politik terus disebar oleh PNI, dan
tentu saja hal ini menuai reaksi keras dari Belanda. Namun tokoh-tokoh PNI tidak
menghiraukannya. Setahun kemudian, Mei 1928, nama itu diubah menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI). Hal ini bertujuan untuk kemandirian ekonomi dan politik
demi kepulauan Indonesia.

2.2 Ideologi

Istilah "marhaenisme" dicetuskan oleh Soekarno pada tahun 1927 diambil dari
pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai dengan karakteristik Indonesia. ketika
mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia hingga tahun 1931. Ia
menyebarkannya sebagai asas dan ideologi Partai Nasional Indonesia. Marhenisme
diperkenalkan dalam pidato-pidato Soekarno di berbagai tempat ketika memimpin Partai
Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, dan semakin sering dicetuskan oleh Soekarno
pada tulisan-tulisannya di beberapa media cetak saat itu seperti Suluh Indonesia Muda,
Fikiran Rakyat, dan Pemandangan.
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia
dan bangsa atas bangsa. Soekarno mencetuskan Marhaenisme yakni untuk mengangkat
harkat hidup Massa Marhaen (terminologi lain dari rakyat Indonesia), yang memiliki alat
produksi namun (masih) tertindas. Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan
kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh (proletar) yang

4
hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa, Borjuis dan
Kapitalis.
Marhaenisme pada esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk
dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan Bung
Karno.

5
BAB III

PROFIL ORGANISASI

3.1 Nama dan Lambang

PNI (Partai Nasional Indonesia) diawal pendiriannya bernama Perserikatan


Nasional Indonesia dan baru diubah menjadi partai di koongres pertamanya setahun
kemudian.

Lambang PNI mirip dengan lambang Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan


Indonesia menggunakan merah putih dengan gambar kerbau ditengahnya, sedangkan PNI
juga tetap menggunakan merah putih hanya kerbau diganti dengan kepala banteng. PNI
mengadopsi lambang Perhimpunan Indonesia karena beberapa pendirinya adalah mantan
anggota Perhimpunan Indonesia. Soekarno mengubah kerbau menjadi banteng hal ini
dikarenakan kerbau terlalu lunak untuk Bangsa Indonesia dalam menghadapi imperialisme
dan kolonialisme Belanda. Sedangkan banteng lebih berani dan sigap dalam menghadapi
musuhnya.

3.2 Tujuan

Dari asas tujuan nampak jelas orientasi politik perjuangannya yang bersifat
antikolonialisme dan nonkkoperasi. Dalam hubungan itu membangkitkan kesadaran
nasional adalah salah satu tugas utama bagi PNI, antara lain, dengan menginsyafkan rakyat
akan besarnya penderitaannya dalam meenghadapi ekaploitasi ekonomi, sosial, dan
politiknya yang dijalankan oleh penguasa kolonial.

6
PNI didirikan untuk melanjutkan dan melaksanakan cita-cita yang disebarkan,
dihidupkan oleh Perhimpunan Indonesia di Nederland. Hal ini dikarenakan 5 dari 8 pendiri
baru saja kembali dari Nederland dan semuanya bekas dari anggota PI di Nederland.
Dengan tegas dikatakan bahwa tujuan dari PNI untuk mencapai Indonesia merdeka
(Tirtoprojo, 1986 :71). PNI pada dasarnya menyatakan bahwa tujuan dari PNI adalah
bekerja untuk kemerdekaan Indonesia.

3.3 Tokoh-tokoh

1. Dr. Tjipto Mangunkusumo 11. Wilopo


2. Mr. Sartono 12. Hardi
3. Mr Iskaq Tjokrohadisuryo 13. Suwiryo
4. Mr Sunaryo 14. Ali Sastroamidjojo
5. Ir. Soekarno 15. Djuanda Kartawidjaja
6. Moh. Hatta 16. Mohammad Isnaeni
7. Gatot Mangkoepradja 17. Supeni
8. Soepriadinata 18. Sanusi Hardjadinata
9. Maskun Sumadiredja 19. Sarmidi Mangunsarkoro
10. Amir Sjarifuddin 20. Soeka Ginting Suka

3.4 Penangkapan Para Tokoh

Pergerakan PNI tentu saja membuat pihak Belanda merasa terancam. Propaganda
yang terus dilancarkan oleh para tokoh PNI membuat Belanda akhirnya bergerak. Perintah
penangkapan terhadap pemimpin PNI pun dikeluarkan. Ir. Soekarno akhirnya ditangkap
bersama dengan Soepriadinata, Maskun Sumadiredja, dan Gatot Mangkupradja. Mulai
akhir tahun 1929 ini hingga pertengahan tahun 1930, keempat tokoh PNI ini menunggu
dihadapkannya mereka ke depan pengadilan.
Di dalam penjara, Soekarno terus menghasilkan ide-ide baru terkait kemerdekaan.
Tekanan dalam penjara tak serta merta menghentikan niatnya dalam berjuang mencapai
kemerdekaan Indonesia. Di sinilah Soekarno menghasilkan naskah pidato ‘Indonesia
Menggugat’ yang terkenal luas.

7
3.5 Pergantian Kepemimpinan

Kehilangan sosok Soekarno tak menghentikan langkah perjuangan PNI. PNI pun
mengangkat pemimpin baru, yaitu Mr. Sartono untuk menggantikan Soekarno pada tanggal
25 April 1931 dan mengubah PNI menjadi gerakan baru bernama Partindo.
Walau memiliki tujuan yang sama dengan PNI, pembentukan Partindo dengan
membubarkan PNI banyak ditentang oleh tokoh-tokoh PNI, seperti Moh. Hatta. Bung
Hatta tidak setuju dengan pembubaran PNI dan akhirnya ia membentuk PNI-Baru. Moh.
Hatta ditetapkan sebagai pemimpin PNI Baru ketika ia kembali ke Indonesia. Di sisi lain,
Soekarno bergabung dengan Partindo.
Pada 1933, Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda dan ia dibuang ke Ende,
Flores sampai 1942. Selanjutnya, pada 1934, giliran Hatta dan Sjahrir yang ditangkap dan
keduanya dibuang ke Bandaneira sampai tahun 1942.

8
BAB IV

PERANNYA DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN

• PNI menjadi salah satu organisasi pergerakan kemerdekaan yang paling awal dan
paling berpengaruh di Indonesia. PNI menyebarluaskan ideologi nasionalisme dan
kesadaran politik di kalangan rakyat.
• PNI juga melakukan propaganda dan aksi-aksi demonstrasi untuk menentang
penjajahan Belanda.
• PNI menjadi salah satu penggagas dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda merupakan deklarasi persatuan bangsa Indonesia yang mengakui satu
tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah
dalam pembentukan identitas nasional Indonesia.
• PNI menjadi salah satu inisiator dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28
Oktober 1928. Kongres Pemuda Kedua merupakan pertemuan antara berbagai
organisasi pemuda nasionalis yang membahas masalah-masalah kebangsaan dan
kemerdekaan. Kongres Pemuda Kedua menghasilkan beberapa keputusan penting
seperti pembentukan Badan Musyawarah Kebangsaan (BMK), pembentukan Komite
Nasional Indonesia (KNI), dan penetapan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu
kebangsaan.
• PNI menjadi salah satu pelopor dari Persatuan Perjuangan pada tahun 1937. Persatuan
Perjuangan merupakan aliansi antara partai-partai nasionalis yang menuntut
kemerdekaan penuh dari Belanda. Persatuan Perjuangan melancarkan gerakan boikot
terhadap produk-produk Belanda dan mengadakan rapat-rapat umum untuk
menyuarakan aspirasi rakyat.
• PNI menjadi salah satu anggota dari GAPI pada tahun 1941. GAPI merupakan koalisi
antara partai-partai nasionalis, agama, dan komunis yang menuntut kemerdekaan
Indonesia dari Belanda. GAPI juga melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi
kemungkinan perang dunia kedua di Asia.
• PNI menjadi salah satu aktor dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Soekarno dan Hatta sebagai tokoh PNI membacakan teks proklamasi

9
yang menyatakan bahwa Indonesia merdeka dari segala bentuk penjajahan. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia merupakan momen bersejarah dalam perjuangan bangsa
Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme.
• PNI menjadi salah satu pejuang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
• PNI berperan dalam membentuk pemerintahan Republik Indonesia, membentuk
tentara nasional Indonesia, dan mengorganisir perlawanan rakyat terhadap agresi
militer Belanda. PNI juga berperan dalam melakukan diplomasi internasional untuk
mendapatkan pengakuan dan dukungan dari negara-negara lain.
• PNI ikut serta dalam Pemilihan Umum legislatif Indonesia 1955 yang diadakan dalam
dua tahap pada bulan September untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
dan Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. PNI menjadi salah satu partai
besar di Indonesia dan berhasil memenangi Pemilihan Umum 1955, yang sekaligus
membuktikan nyatanya sejarah demokrasi di Indonesia.

10
BAB V

DINAMIKA PERJUANGAN

5.1 Bentuk Perjuangan

Adapun bentuk perjuangan Partai Nasional Indonesia adalah berdikari (berdiri di


atas kaki sendiri), non-kooperatif, dan marhaenisme (berorientasi pada kerakyatan). Tujuan
PNI adalah mencapai Indonesia merdeka terlepas dari segala penjajahan yang ada. Lewat
PNI, mereka yakin jika Indonesia merdeka dan terlepas dari penjajah, struktur sosial
masyarakat akan kembali damai dan tentram.
Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, maka PNI perlu berdiri sendiri, percaya pada
diri sendiri, dan tidak bekerja sama dengan pemerintahan kolonial Belanda. Beruntungnya,
PNI lambat laun mulai maju dan terkenal. Propaganda-propaganda yang disuarakan oleh
PNI, baik lewat lisan atau tulisan berhasil mempengaruhi rakyat Indonesia. Dengan
memasang program pengorganisasian sebanyak-banyaknya, serta didorong pula dengan
semangat persatuan, PNI melaju cepat sebagai partai politik yang mendapat dukungan dari
banyak anggota. Selain itu, berkat bakat yang dimiliki Soekarno yang dapat memahami
rakyat biasa dan menyampaikan gagasan-gagasan politik dengan bahasa mudah dipahami,
menjadi salah satu faktor masyarakat bersedia mendukung PNI.
Besarnya pengaruh PNI di Indonesia pun membuat Belanda khawatir gerakan
mereka akan mengancam keberadaan pemerintah kolonial Belanda di Nusantara.
Pemerintah Belanda menilai PNI dapat mengancam stabilitas sosial dan politik Hindia
Belanda. Oleh sebab itu, pemerintah Belanda menindak tegas setiap tokoh di balik
berkembangnya PNI. Pada 24 Desember 1929, Soekarno beserta tokoh PNI lainnya pun
ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda. Soekarno dan beberapa anggota lainnya pun
dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Soekarno dihukum empat tahun penjara. Berdasarkan
pertimbangan yang ada, dalam kongres luar biasa ke-2 di Jakarta, diambil keputusan untuk
membubarkan PNI pada 25 April 1931. Kendati begitu, setelah Indonesia merdeka, PNI
kembali dihidupkan dan terus eksis hingga tahun 2000-an.

11
5.2 Prinsip

Dalam pergerakannya, PNI memiliki trilogi yang berasal dari pemikiran Ir.
Soekarno sebagai tumpuannya. Trilogi ini adalah kesadaran nasional, kemauan nasional
serta perbuatan nasional. Trilogi ini kemudian menjadi pedoman bagi PNI dalam mencapai
tujuannya.
PNI benar-benar serius dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena
itulah, muncul asas yang dijadikan landasan dari pergerakan PNI. Asas tersebut meliputi
tekad PNI untuk berjuang secara mandiri tanpa bantuan siapapun, menolak bekerjasama
dengan pemerintah Belanda dalam bentuk apapun dan bersikap antipati terhadap mereka.

5.3 Asas Perjuangan

PNI berlandaskan pada tiga asas yakni:


1. Self Help-Not Mendicancy (Berjuang dengan Usaha Sendiri)
prinsip menolong diri sendiri yang didasari keyakinan bahwa bangsa Indonesia
dengan kekuatan sendiri mampu memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial
budaya yang telah rusak oleh penjajah.
2. Antipati dan Non Kooperatif
Tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda.
3. Marhaenisme
mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

5.4 Program Kerja dan Usaha

Pada tanggal 27 Mei 1928 PNI sudah dapat mengadakan kongres yang pertama di
Surabaya. di mana dijelaskan program dari PNI di berbagai bidang. Pertama di bidang
politik dijelaskan bahwa program partai ialah:
1. Memperkuat perasaan kebangsaan dan persatuan Indonesia
2. Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah Nasional
3. Mempererat perhubungan antara bangsa-bangsa di Asia
4. Menuntut kemerdekaan pers dan kemerdekaan berserikat.
Di bidang ekonomi dijelaskan:
1. Berusaha menvapai perekonomian Nasional

12
2. Menyokong perdaganagan dan perindustrian Nasional
3. Mendirikan fonds nasional dan kooperasi-kooperasi
Di bidang sosial dijelaskan:
1. Memajukan pengajaran nasional
2. Memperbaiki kedudukan wanita
3. Memajukan sarikat-buruh dan sarikat tani
4. Memperbaiki kesehatan rakyat
5. Menganjurkan monogami.

Pada tanggal 18 sampai 20 Mei 1929 diadakanlah kongres PNI yang kedua di
Jakarta. Selain memilih kembali pengurus besar PNI yang lama juga telah diambil
keputusan:
1. Bidang ekonomi atau sosial: menyokong perkembangan bank nasional Indonesia,
mendirikan koperasi koperasi, studiefonds dan fonds-korban atau partijfonds
(untuk anggota anggota yang kena tindakan pengamanan pemerintah), dan serikat
serikat sekerja, serta mendirikan sekolah sekolah dan rumah sakit.
2. Bidang politik: mengadakan hubungan dengan perhimpunan Indonesia (Pi) di
negeri Belanda dan menunjuk pi sebagai wakil PPPKI di luar negeri.

Semenjak kongres kedua ini kegiatan PNI makin meningkat, terutama untuk usaha
konsolidasi kekuatan. Para amggota diadakan kursus-kursus yang terbagi atas 2, yaitu:
3. Kursus pimpinan, bisa diikuti oleh 10 sampai 12 orang. Hanya diadakan di
Bandung dan guru-gurunya adalah insinyur Soekarno, Mr.Iskaq Tjokoadisoerjo,
Mr Ali Sastroamidjojo dan Manadi.
4. Kursus biasa di daerah-daerah yang diadakan oleh cursus commissie di mana
pelajaran diberikan secara sederhana dan mudah dimengerti. semua pengikut
kursus ini kemudian diuji dan bila lulus barulah mereka diterima menjadi anggota
5.

13
BAB VI

AKHIR RIWAYAT

6.1 Faktor Penyebab

Ditangkapnya Soekarno dan tokoh lainnya membuat Partai Nasional Indonesia


semakin terkikis keberadaannya. Berdasarkan keputusan Landraad Bandung, Sukarno,
Gatot, Maskun, dan Supriadinata, ditetapkan bersalah dengan dijatuhi hukuman kurungan
penjara.
Dalam masa-masa pengadilan tersebut, pergerakan PNI diwarnai kebuntuan.
Komando yang diberikan kepada Sartono tak bisa membuat PNI bertahan di tengah
tekanan pihak kolonial Belanda. Pada tanggal 25 April 1931 pengurus PNI menggelar
Kongres Luar Biasa di Jakarta yang dihadiri oleh berbagai utusan cabang. Dalam kongres
itu Sartono menawarkan dua langkah yang akan ditempuh oleh PNI ke depannya. Langkah
pertama yakni, terus bergerak dengan segala hambatannya. Yang kedua, membubarkan
PNI dan mendirikan partai dengan nama yang baru. Opsi kedua ternyata mendapat suara
terbanyak.
Dengan demikian partai yang dibentuk pada 4 Juli 1927 itu pun akhirnya
dibubarkan pada tanggal 25 April 1931, dengan Maklumat Pembubaran PNI yang
ditandatangani oleh enam orang pengurus. Antara lain Sartono, Anwari, S. Anggron
Sudirjo, Soewirjo, Ali Sastroamidjojo dan Sujudi (Sejarah Perjalanan Marhaenisme Ajaran
Bung Karno). Seraya menandatangani Maklumat Pembubaran, mereka meyakini bahwa
semangat kebangsaan dan kesadaran yang ditanamkan oleh PNI, akan kuat
dimanifestasikan oleh rakyat pribumi untuk terus berusaha mendapatkan kebebasan yang
nyata. Kemudian satu minggu setelah penandatangan itu dilakukan, PNI resmi dibubarkan
pada tanggal 3 Mei 1931.
Meski PNI telah dibubarkan, banyak hal yang ditinggalkan untuk dimanfaatkan
oleh kepentingan rakyat pribumi. Bukan hanya gagasan, melainkan harta benda milik PNI.
Partai Nasional Indonesia yang telah bercabang hingga ke luar Jawa meninggalkan
inventaris berharga di beberapa daerah seperti di Surabaya, Semarang, Malang, Mataram,
Bandung, Palembang, Pekalongan dan Jakarta. Inverntaris ini konon diberikan kepada

14
organisasi kebangsaan lain atau paguyuban-paguyuban koperasi. Bahkan inventaris ini
kebanyakan diberikan ke sekolah Taman Siswa.

6.2 Setelah Pembubaran

Setelah Soekarno ditangkap, PNI menghentikan hampir semua kegiatan politiknya,


dan setelah para pemimpin PNI itu dijatuhi hukuman penjara maka pada bulan April 1931
pengurusnya membubarkan PNI. Sebagai gantinya mereka membentuk Partai Indonesia
(Partindo) yang semua keinginan atau tujuannya sama dengan keinginan dan tujuan PNI
yang lama yaitu Indonesia Merdeka.
Sebegitu jauh perpecahan pendapat tentang arah dan kepemimpinan PNI sejak
Desember 1928 masih terbatas pada kelompok-kelompok kecil bekas anggota PNI yang
kemudian bersatu untuk saling membantu dan mencari beberapa alternatif untuk Partindo.
Kemudian, terutama oleh golongan yang pembubaran PNI yang dipelopori oleh Sudjadi
dan sesuai dengan kehendak Mohammad Hatta, maka didirikanlah Pendidikan Nasional
Indonesia (PNI-Baru).
• Partindo
Partai Indonesia atau disingkat Partindo adalah salah satu partai politik yang
pernah ada di Indonesia. Pendirian partai ini merupakan hasil keputusan Sartono
sewaktu ia menjabat ketua PNI-Iama menggantikan Soekarno yang ditangkap
pemerintah Belanda tahun 1929. Sartono membubarkan PNI dan membentuk
Partindo.
Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-Lama, yaitu mencapai Indonesia
merdeka dengan menjalankan politik non-kooperasi terhadap pemerintahan
Belanda. Tindakan Sartono ini mendapat reaksi keras dari anggota PNI-Lama, di
antaranya Hatta dan Sutan Sjahrir, serta golongan yang tidak menyetujui dengan
pembubaran ini. Mereka membentuk Golongan Merdeka dan menjadi organisasi
baru bernama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru). Partindo dan PNI-Baru
bersaing dalam memperoleh simpati rakyat.
• PNI Baru
Partai Nasional Indonesia Baru (PNI Baru) adalah salah satu partai politik
yang berdiri di Indonesia pada masa pergerakan nasional. PNI Baru merupakan

15
hasil dari pecahnya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno
pada tahun 1927.
PNI Baru berdiri pada tahun 1931, dengan perbedaan ideologi dan strategi
dengan PNI yang dipimpin oleh Sartono. PNI Baru berusaha untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur kooperasi dengan
pemerintah kolonial Belanda, sementara PNI tetap berpegang pada prinsip anti-
imperialisme dan anti-kolonialisme.
PNI Baru juga lebih terbuka terhadap pengaruh Islam dan sosialisme dalam
pergerakan nasional. PNI Baru dipimpin oleh Mohammad Hatta, seorang tokoh
nasionalis yang berpengaruh dan dihormati oleh banyak pihak. PNI Baru berperan
penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, terutama dalam menghadapi
tantangan dan ancaman dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Jepang.

6.3 Kehidupan Baru

Pada tahun 1973, PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya
membentuk Partai Demokrasi Indonesia alias PDI. PNI didirikan kembali pada tahun 1998
dan dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia.[butuh rujukan]PNI
menjadi salah satu partai politik peserta pemilu 1999, tetapi menjadi salah satu dari 27
partai politik yang menolak hasil pemilu dengan alasan bahwa pemilihan belum
menerapkan prinsip jujur dan adil.[8]
PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme pada tahun 2002 dan diketuai oleh
Sukmawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno.

16
BAB VIII

PENUTUP
Partai Nasional Indonesia di Bandung pada tanggal14 juli 1927 Partai ini
merupakan perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun
1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang
sudah mendapat didikan politik. Syarat utama memperbaiki keadaan yang rusak itu ialah
adanya kemerdekaan politik yang berarti berakhirnya pemerintahan Hindia belanda.
Popularitas PNI berkembang pesat karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya
yang sangat menarik perhatian rakyat.

Bagi PNI, untuk memperoleh pergerakan rakyat yang sadar, maka perkumpulan
perlu mempunyai azas yang terang dan jelas, perlu mempunyai suatu teori nasionalisme
yang radikal yang dapat menimbulkan kemauan yang satu, yaitu kemauan nasional. Maka,
disinilah arti penting PNI-Birokrasi menjadi eksis dalam percaturan politik yang terjadi
Indonesia. Melihat aktivitas politik PNI yang semakin meningkat, pemerintah Hindia
Belanda memberi peringatan kepada pimpinan PNI pada tanggal 15 Mei 1928 di sidang
pembukaan «Volksraad» yang diucapkan oleh Gubernur Jenderal de Graeff untuk menahan
diri. Dalam Kongres Wanita Indonesia yang pertama, pada tanggal 22-25 Desember 1928
di Yogyakarta yang dihadiri oleh sejumlah organisasi wanita yang berpengaruh waktu itu,
dapat lah dihasilkan suatu organisasi persatuan wanita yang berbentuk federasi.

Pemerintah Hindia Belanda yang semakin hari bertambah cemas melihat pengaruh
yang diperoleh PNI dimana-mana, mulai menunjukkan tangan besi. Pada akhir tahun 1929
tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada
awal tahun 1930. Sehingga Bung Karno dan Gatot Mangkoepraja, setelah selesai
menghadiri kongres PPPKI yang kedua di Solo pada tanggal 29 Desember 1929 ditangkap
pemerintah Hindia Belanda. Kemudian mereka dibawa ke Bandung dengan penjagaan
yang ketat kemudian ditempatkan di penjara Sukamiskin.

17
DAFTAR PUSTAKA
Djoened, Marwati Poesponegoro. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid V. Jakarta: Balai
Pustaka. Drs. Sudiyo. (1997). Perhimpunan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Perdana, Y., dan Pratama, R. A. (Agustus 2022). Meliana, Niken Ayuni, ed. Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia (PDF). Klaten: Penerbit Lakeisha. hlm. 62–63. ISBN 978-623-420-310-3.
Perdana, Y., dan Pratama, R. A. (Agustus 2022). Meliana, Niken Ayuni, ed. Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia (PDF). Klaten: Penerbit Lakeisha. hlm. 62–63. ISBN 978-623-420-310-3.
Murni, SPD. (2005). Pergerakan Nasional Indonesia. Jurusan Sejarah Fakultas Sastra USU.
Malik, Adam. (1982). Mengabdi Republik. Jakarta: Gunung Agung.
Wahyuningrum, Emy. "PECAHNYA PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI) MENJADI
PARTAI INDONESIA (PARTINDO) DAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA (PNI-
BARU)."
Dewantarina, Aryani. "Partai Nasional Indonesia pada Pemilihan Umum tahun 1955 di
Semarang." Journal of Indonesian History 1.2 (2012).
Kaligis, Retor. "Nasionalisme dan kelas sosial: Ideologi dan praktik partai nasionalis di
Indonesia." Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik 27.2 (2014): 77-90.

18

Anda mungkin juga menyukai