Anda di halaman 1dari 12

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN

DISINTEGRASI BANGSA

Disusun oleh:

1. Gede Nanda Putra Dinatha (09)


2. I Gusti Ayu Elia Trisna Mahadewi (12)
3. I Gusti Agung Ngurah Andromeda.L (18)
4. Kadek Agus Ariandika (20)
5. Kadek Devitayani (25)
6. Kadek Tegar Juniarta (31)
7. Ni Komang Dhea Angelita Rosa (36)
8. Putu Feby Trisma Putri (37)

SMA NEGERI 1 SERIRIT


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perjuangan Menghadapi
Ancaman Disintegrasi Bangsa" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan para
pembaca dan juga penulis tentang Perjuangan Para Pahlawan Untuk
Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Azisah selaku guru
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Seririt, 7 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Berbagai Konflik dan Pergolakan di Dalam Negeri.....................................................2
1) Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Ideologi.................................2
a) Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun....................................2
b) Pemberontakan DII/TII..........................................................................................2
c) Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).............................................................3
2) Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Kepentingan .........................4
a) Pemberontakan APRA...........................................................................................4
b) Peristiwa Andi Aziz...............................................................................................4
c) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).................................................4
3) Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem Pemerintahan...................4
a) Pemberontakan PRRI dan PERMESTA................................................................5
b) Persoalan Negara Federal dan BFO.......................................................................5
B. Dari Konflik Menuju Konsesus Suatu Pembelajaran....................................................5
1) Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa...........................................6
2) Teladan Para Tokoh Persatuan..........................................................................6
3) Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra................................................7
4) Perempuan Pejuang...........................................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari 17.500 pulau, lebih dari 300 kelompok
etnik 1.340 suku bangsa, 6 agama resmi dan belum termasuk beragama aliran
kepercayaan, serta 737 bahasa. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
keberuntungan bangsa kita yang hingga kini tetap bersatu dalam keberagaman meskipun
berbagai konflik dan pergolakan sempat berlangsung di masyarakat.
Dalam sejarah republik ini, konflik dan pergolakan dalam skala yang lebih besar
bahkan pernah terjadi. Bila sudah begitu, lantas siapa pihak yang paling dirugikan? Tak
lain adalah masyarakat, bangsa kita sendiri. Karenanya dalam bab ini kita akan pelajari
beberapa pergolakan besar yang pernah yang pernah berlangsung di dalam negeri kita
akibat ketegangan politik selama rentang tahun 1948-1965.
Tahun 1948 ditandai dalam pecahnya pemberontakan besar pertama setelah
Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI Madiun, sedangkan tahun 1965,
merupakan tahun di mana berlangsung G30S/PKI yang berusaha merebut kekuasaan dan
mengganti ideologi Pancasila, mengapa penting hal ini kita kaji agar kita tahu, dan dapat
menarik hikmah dan tragedi seperti itu tak terulang kembali. Di sinilah pentingnya kita
mempelajari sejarah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kita dapat menarik rumusan masalah dalam
sebagai berikut:
1. Apa saja konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi?
2. Apa saja konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vested interst)?
3. Apa saja konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan?
4. Bagaimana pentingnya kesadaran terhadap integrasi bangsa?
5. Siapa dan bagaimana keteladanan dari para tokoh persatuan?
6. Siapakah tokoh yang mewujudkan integrasi melalui jalur seni dan sastra?
7. Siapa dan bagaimana tokoh Perempuan Pejuang?

C. Tujuan
Menambahkan wawasan para pembaca tentang perjuangan menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa dan berbagai pergolakan yang terjadi tahun 1948-1965.
1. Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.
2. Mengetahui pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vested inteset).
3. Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem
pemerintahan.
4. Mengetahui pentingnya kesadaran integrasi bangsa
5. Mengetahui siapa dan bagaimana keteladanan dari tokoh persatuan
6. Mengetahui siapa tokoh yang mewujudkan integrasi lewat jalur seni dan sastra
7. Mengetahui siapa dan bagaimana tokoh perempuan pejuang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Berbagai Konflik dan Pergolakan di Dalam Negeri


1) Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Ideologi
Pemberontakan PKI Madiun, Pemberontakan DI/TII dan Peristiwa G30S/PKI.
Ideologi yang diusung oleh PKI tentu saja komunisme, sedangkan pemberontakan DI/TII
berlangsung dengan ideologi agama. Pemberontakan PKI (partai komunis Indonesia)
Madiun. PKI merupakan partai politik pertama sesudah proklamasi.
Menurut Herbert Feith, seorang akademis Australia aliran politik besar yang terdapat di
Indonesia, setelah kemerdekaan (sejak pemilu 1955) terbagi lima kelompok:
1.Nasionalisme radikal (diwakili oleh PNI)
2.Islam (Nu dan Masyumi)
3.Komunis PKI
4.Sosialisme demokrat (Partai Sosialis Indonesia/PSI)
5.Tradisional (Partai Indonesia raya/PIR)
Kelompok pada masa itu saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.

a) Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun


Sejak merdeka sampai tahun 1948, PKI masih bersikap mendukung pemerintah,
yang dikuasai oleh golongan kiri. Hal ini gerakan komunis harus bekerja sama dengan
kapitalis dalam menghadapi kekuasaan fasis. Awal September 1948 pemimpin PKI
dipegang Muso.
Pemerintahan mengajak rakyat untuk memilih Sukarno-hatta atau Muso gerakan
operasi militer dan melakukan pembridelan terhadap beberapa surat kabar berhaluan
komunis. Dan hasilnya seluruh kekuatan pemberontakan dapat ditumpas dan kota
medium dapat direbut. Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI (Syarikat
Islam)yang mendapat pengaruh ISDV (Internasionalisme Sosialisme Democratise
Vereeniging) yang didirikan oleh H.J.F.M Sneevliet.
Pada tanggal 13 November 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah
Belanda. Pada tanggal 18 September 1948 Muso memimpin pemberontakan terhadap RI
di Madiun. Tujuannya ingin mengubah dasar Negara Pancasila menjadi dasar komunis.
Pemberontakan ini menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di
gagalkan dengan di tembak matinya Muso sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke
Rusia.

2
b) Pemberontakan DII/TII
Pemberontakan DI/TII bermula dari sebuah gerakan di Jawa yang dipimpin oleh
S.M. Kartosuwiryo. Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih
mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam.

1. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat


Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo karena tidak setuju terhadap isi
perjanjian renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI (Yogyakarta) ia dan anak
buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin
menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Ialam (DI).

2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Pemberontakan yang terjadi di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir
Fatah dan Kyai Sumolangu. Selam agresi militer Belanda ke II Amir Fatah diberi
tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TN. Namun setelah
banyak anggotanya beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian
dari DI/TII.

3. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan


30 April 1950, banyak pemuda Sulawesi yang tergabung dalam PRI
Sulawesi ikut bertempur untuk mempertahankan kota Surabaya. Yang dipimpin
oleh Kahar Muzakar, dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin
APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) dan menuntut agar
komando gerilya Sulawesi Selatan, dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama
Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya
mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah
pemberontakan tersebut.

4. Pemberontakan DI/TII di Aceh


Pada tanggal 20 September 1953, yang dipimpin oleh Daud Beureuh
Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah istimewa diturunkan
menjadi sebuah keresidenan di bawah provinsi Sumatera Utara ia lalu menyusun
kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII.

5. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan


Pada tahun 1954, Ibnu Hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 Maret
1955 Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan
memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas ia dan anak buahnya menyerang
pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada
akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.

c) Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)


Pada tanggal 30 September 1965 jam 03. 00 dini hari PKI melakukan
pemberontakan yang dipimpin oleh D.N. Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi
mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan komunis-

3
marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi
penumpasan:
1. Menginsafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI.
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo
dari RPKD.
3. Gerakan pembersih terhadap tokoh-tokoh terlibat langsung akhirnya PKI dinyatakan
partai terlarang.

2) Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan


Kepentingan (Vested Interest)
Termasuk dalam katagori ini adalah pemberontakan APRA, RMS, dan Andi Aziz.
vested Interest merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok.
Baik APRA, RMS dan peristiwa Andi Aziz, semuanya berhubungan dengan keberadaan
pasukan KNIL atau tentara kerajaan Hindia Belanda, yang tidak mau menerima
kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai.

a) Pemberontakan APRA
Dibentuk oleh kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. ini adalah misi
bersenjata anggotanya berasal dari belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan
pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang
saat itu masih berbentuk Negara bagian Pasundan APRA ingin agar keberadaan Pasundan
dipertahankan sekaligus menjadi mereka sebagai tentara negara federal Jawa Barat.
APRA malah bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak dan melakukan
tindakan teror, puluhan anggota APRIS gugur.

b) Peristiwa Andi Aziz


Peristiwa ini berawal dari tuntunan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang
berasal dari KNIL terhadap pemerintahan Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan
pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT). Ada kekhawatiran dari kalangan
tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pemimpin
APRIS. pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksidengan
menduduki beberapa tempat penting bahkan menawan panglima Teritorium (wilayah)
Indonesia Timur. Pada April 1950 pemberontakan berhasil ditumpas oleh tentara
Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

c) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)


Yang dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung
NIT (Negara Indonesia Timur). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol
Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

4
3) Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem
Pemerintahan
Termasuk dalam katagori ini adalah persoalan Negara federal dan BFO
(Bijeenkomst Federal Overleg), serta pemberontakan PPRI dan Permesta. Masalah yang
berhubungan dengan Negara federal mulai timbul ketika berdasarkan perjanjian
Linggarjati, Indonesia sepakati akan berbentuk Negara serikat/federal dengan nama
Republik Indonesia Serikat (RIS). RI menjadi bagian RIS. Negara-negara federal lainnya
misalnya adalah negara Pasundan, Negara Madura atau Indonesia Timur.
BFO sendiri adalah badan musyawarah Negara-negara federal di luar RI, yang
dibentuk oleh Negara Belanda. Awalnya, BFO berada di bawah kendali Belanda. Pro-
kontra tentang Negara-negara federal inilah yang kerap juga menimbulkan pertentangan.
Sedangkan pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi
akibat adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap
pemerintahan pusat.

a) Pemberontakan PRRI dan PERMESTA


Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta adanya persoalan di dalam tubuh
angkatan darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan
Sulawesi. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah
sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1965 dan Februari 1957 seperti:
1. Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
2. Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludi Simbolan.
3. Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tuntutan tersebut jelas di tolak pemerintah. Krisis pun akhirnya memuncak ketika
pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya
pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat.
Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr. Syarifuddin Prawiranegara. Bagi Syrifuddin,
pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan Negara Indonesia, dan
bukan memisahkan diri. Pada tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil
dipadamkan.

b) Persoalan Negara Federal dan BFO


Setelah konsep Meja Bundar (KMB) 1949. Pembentukan Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan psikologis. Ketetapan dalam
KMB, menyebutkan bahwa inti anggota APRIS di ambil dari TNI, sedangkan lainnya
diambil dari personil mantan anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan
bekerja sama dengan bekas musuhnya yaitu KNIL. Sebaliknya anggota KNIL menuntut
agar mereka ditetapkan sebagai aparat Negara bagian dan mereka menentang masuknya
anggota TNI ke Negara bagian (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012).

5
B. Dari Konflik Menuju Konsesus Suatu Pembelajaran
Dalam sebuah konflik dan pergolakan di Indonesia di masa lalu, hikmah dari
peristiwa tersebut tentu dapat dijadikan pembelajaran dalam memandang atau
menghadapi berbagai ancaman potensi konflik yang terjadi pada masa sekarang.
Berikut adalah beberapa sikap para pejuang yang dapat dicontoh oleh generasi
selanjutnya.

1) Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa


Pentingnya kesadaran terhadap integrasi bangsa dapat dihubungkan dengan masih
terdapatnya potensi konflik di beberapa wilayah Indonesia pada masa kini. Kementerian
Sosial saja memetakan bahwa pada tahun 2014 Indonesia masih memiliki 184 daerah
dengan potensi rawan konflik sosial.Enam di antaranya diprediksi memiliki tingkat
kerawanan yang tinggi, yaitu Papua, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi
Tengah, dan Jawa Tengah.
Maka, ada baiknya bila kita coba kembali merenungkan apa yang pernah ditulis
oleh Mohammad Hatta pada tahun 1932 tentang persatuan bangsa. Menurutnya:
“Dengan persatuan bangsa, satu bangsa tidak akan dapat dibagi-bagi. Di pangkuan
bangsa yang satu itu boleh terdapat berbagai paham politik, tetapi kalau datang
marabahaya… di sanalah tempat kita menunjukkan persatuan hati. Di sanalah kita harus
berdiri sebaris. Kita menyusun ‘persatuan’ dan menolak‘persatean’” (Meutia Hatta,
mengutip Daulat Rakyat, 1931).
Konflik bahkan bukan saja dapat mengancam persatuan bangsa. Kita juga harus
menyadari betapa konflik yang terjadi dapat menimbulkan banyak korbandan kerugian.
Sejarah telah memberitahu kita bagaimana pemberontakan- pemberontakan yang pernah
terjadi selama masa tahun 1948 hingga 1965 telah menewaskan banyak sekali korban
manusia.

2) Teladan Para Tokoh Persatuan


Beberapa tokoh di bawah ini merupakan para pahlawan nasional yang memiliki
jasa dalam mewujudkan integrasi bangsa Indonesia.

a) Pahlawan Nasional dari Papua: Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen
Indey.
Frans Kaisiepo adalah seorang politikus Papua dan nasionalis Indonesia.
Ia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua keempat. Pada tahun 1993, Frans
secara anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas usahanya
seumur hidup untuk mempersatukan Irian Barat dengan Indonesia.
Silas Papare mengajak para pemuda Papua bergabung dengan Batalion
Papua untuk mengusir Belanda guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Mendirikan partai yang pro-Indonesia, yaitu Partai Kemerdekaan Indonesia Irian
Peran Marthen Indey adalah ikut serta dalam membebaskan Papua dari
pendudukan Belanda, dengan membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) dan
menjadi bagian delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York.

6
b) Para Raja yang Berkorban Untuk Bangsa:Sultan Hamengkubuwono IX
dan Sultan Syarif Kasim II
Sultan Hamengkubuwono IX berperan sebagai pengusul Serangan Umum
1 Maret 1949. Oleh Jenderal Sudirman, Sultan Hamengkubuwono IX kemudian
diminta untuk menyusun rencana dan skema serangan.
Sultan Syarif Kasim II membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak,
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Barisan Pemuda Republik. Ia juga
mengibarkan bendera Merah Putih di lstana Kesultanan Siak dan mengajak raja-
raja di Sumatra Timur untuk turut memihak Republik Indonesia.

3) Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra


Tokoh yang mewujudkan integrasi melalui Seni dan Sastra yaitu:
Ismail Marzuki.
Ismail Marzuki dilahirkan Jakarta. Di usia 17 tahun ia berhasil mengarang lagu
pertamanya berjudul "O Sanirah".Ismail Marzuki menciptakan lagu yang diwarnai oleh
kecintaannya terhadap tanah air. Lagu-lagu nya antara lain, Rayuan Pulau kelapa, Halo
Halo Bandung, Selendang Sutera, dan Sepasang Bola.Meskipun memiliki fisik yang tidak
terlalu sehat, Ismail Marzuki tetap bersemangat untuk terus berjuang melalui Seni.Hal ini
menunjukkan betapa rasa cinta pada tanah air begitu tertanam kuat dalam dirinya.

4) Perempuan Pejuang
Opu Daeng Risaju
Seorang tokoh pejuang Perempuan yang menjadi pelopor gerakan Partai Sarikat
Islam yang menentang kolonialisme Belanda. Opu Daeng Risaju mengorbankan dirinya
sendiri demi melihat rakyat bebas dari cengkraman Belanda pada masa itu.Opu Daeng
Risaju dipenjarakan oleh Belanda karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan
pemerintah.Opu Daeng Risaju tidak jera dengan hal itu dan terus melanjutkan tekadnya
menyebarkan PSSI.
Opu Daeng Risaju kemudian dipenjarakan lagi selama 14 bulan , dan mengalami
penyiksaan sehingga ia kehilangan pendengaran nya untuk selamanya. Karena sudah tuli
untuk selamanya Opu Daeng Risaju menghentikan penggerakanya dan menjadi sesepuh
untuk gerakan PSSI tersebut.Opu Daeng Risaju kemudian meninggal pada tahun 1964.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ancaman disintegrasi
bukan hanya bisa terjadi di masa lalu , tetapi di masa kini ancaman disintegrasi bangsa
dapat terjadi juga. Dan dari semua konflik dan pergolakan di masa lalu, dapat dijadikan
pembelajaran bagi generasi baru untuk menghadapi berbagai proses ancaman disintegrasi
yang bisa saja akan berlangsung kapanpun dimanapun.

B. Saran
Generasi muda harus berhati-hati dalam menghadapi ancaman disintegrasi seperti
konflik dan pergolakan yang terjadi di masa lalu. Sebaiknya generasi muda menjadikan
peristiwa di masa lalu sebagai patokan dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
Saya harap generasi baru bisa menghadapi ancaman disintegrasi dengan menjadikan
peristiwa masa lalu sebagai acuan untuk bertindak.

8
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arif Pradono, Abdurakhman, Linda Sunarti, dan Susanto Zuhdi. Sejarah Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK KELAS XII/12(Revisi 2018). Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Website
https://tirto.id/peristiwa-konflik-dan-pergolakan-ideologi-dalam-sejarah-indonesia-ggdh
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/03/140313869/konflik-dan-pergolakan-
yang-berkaitan-dengan-ideologi
https://nasional.okezone.com/read/2021/09/29/337/2478818/catatan-kelam-pki-di-
madiun-soekarno-ri-yang-kita-cintai-hendak-direbut-pki-musso
http://informasiuntukumum.blogspot.com/2017/03/isi-sejarah-pemberontakan-ditii.html
http://penyabangan-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/84-Sejarah-Gerakan-30-
September-PKI
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/03/154309969/konflik-dan-pergolakan-
yang-berkait-dengan-kepentingan?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/03/170719869/konflik-dan-pergolakan-
berkait-dengan-sistem-pemerintahan
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/13/172453579/bfo-latar-belakang-fungsi-
anggota-dan-persidangan
https://roboguru.ruangguru.com/question/pada-dasarnya-tujuan-gerakan-30-september-
1965-adalah-_QU-99KMUDIP
https://text-id.123dok.com/document/oy8n98lry-dari-konflik-menuju-konsensus-suatu-
pembelajaran-bab-i-perjuangan-menghadapi-ancaman-disintegrasi-bangsa-bab-1-
perjuangan-menghadapi-ancaman-disintegrasi-bangsa.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5747435/g30s-pki-sejarah-tujuan-kronologi-
dan-latar-belakangnya/amp
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
https://tasik.ayoindonesia.com/berita-tasik/amp/pr-331294543/7-teori-kudeta-g-30-s-pki-
siapa-dalang-di-balik-peristiwa-gerakan-30-september-1965

Anda mungkin juga menyukai