Anda di halaman 1dari 11

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

Disusun oleh:

NAMA KELOMPOK 5:

1. Dhea Defani
2. Ilma Awaliyah A
3. Laras Aulia N
4. Ridha Fauziah A
5. Yuni Fitriani Y

XII FARMASI 3

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA SMK BHAKTI KENCANA SOREANG

Jl. Raya Soreang-Banjaran KM 2 Cipetir Kab. Bandung

Telp. (022) 85871752 E-mail : bhaktikencanasoreang@gmail.com

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul "Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Baru".

Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya Persatuan Dan
Kesatuan Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Baru, diharapkan makalah ini dapat
menambahkan pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan system
pemerintahan pada masa itu.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi
lebih baiknya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita

Soreang, 24 Januari 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa...............................................................3

2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Baru (11 Maret 1967 – 21 Mei
1998)......................................................................................................................................3

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7

3.2 Saran................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

II
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang
budaya (cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas
mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.

Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan
kepada kita semua sebagai warga negara Indonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal
ini bukan menjadi masalah bagi kita untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga
kesatuan serta persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah
menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk menjaga, melindungi, dan
mempertahankannya.

Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan-
perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda, yaitu masa
Revolusi. Republik Indonesia Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru, dan masa
Reformasi. Tentunya perubahan masa yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?

2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari persatuan dan kesatuan bangsa

2. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru

BAB II PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih
luasnya yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan
adat istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi.

Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu. Dalam hal ini,
masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-masing bangsa
tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat semula.

Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih besar dari sekedar satu suku
bangsa yang bersangkutan karena dapat mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan.
Misalnya suku Bugis atau suku Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang
memiliki ciri jauh lebih luas dan komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.

Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu
persatuan dan kesatuan sangat erat hubungannya.

Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti
yang diputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan tidak
boleh kurang, baik sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan kehidupan
nasional. Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara diatasnya
seperti yang dinyatakan dalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan utuh dan tidak
boleh kurang atau retak.

2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Baru (11 Maret 1967 – 21 Mei
1998)

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde
Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.

3
Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya, akhir- nya jatuh pada
tahun 1966. Jatuhnya Soekarno menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan
oleh kekuatan baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Ia
muncul sebagai pemimpin Orde Baru yang siap untuk membangun kembali pemerintahan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret
1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela.

Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan
tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh
semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Prioritas utama yang dilakukan oleh
Pemerintahan Orde Baru bertumpu pada pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional
yang mantap.

1. Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

a. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968
hanya 70 dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar
Amerika Serikat.

b. Suksesnya program transmigrasi.

c. Suksesnya program Keluarga Berencana.

d. Sukses memerangi buta huruf.

2. Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

a. Bidang ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-


Undang Dasar 1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi
bersifat sentralistik, sehingga terjadi jurang pemisah antara pusat dan daerah.
Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad untuk kepentingan individu.

4
b. Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif. Presiden sebagai
pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan dengan lembaga
legislatif. Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan disosialisasikan dengan
sistem komando. Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya pemerintahan. Praktik
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) biasa terjadi yang tentunya merugikan
perekonomian negara dan kepercayaan masyarakat.

c. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi


kekuasaan presiden kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang
terjadinya praktik KKN dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat ditegakan
karena banyaknya oknum penegak hukum yang cenderung memihak pada orang tertentu
sesuai kepentingan. Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan konglomerat yang
dekat dengan penguasa.

Pada Masa Orde Baru, sistem pemerintahan tetap berdasakan UUD NRI Tahun 1945
yaitu sistem presidensial. Selama Orde Baru, telah terbentuk tujuh kabinet, semuanya
bersifat presidensial. Adapun kabinet pada masa Orde Baru dapat dilihat pada tabel
berikut.

No. Nama Kabinet Awal masa Akhir masa Pimpinan Jabatan


kerja kerja Kabinet

1. Pembangunan I 6 Juni 1968 28 Maret Soekarno Presiden


1973

2. Pembangunan II 28 Maret 29 Maret Soekarno Presiden


1973 1978

3. Pembangunan III 29 Maret 19 Maret Soekarno Presiden


1978 1983

4. Pembangunan IV 19 Maret 23 Maret Soekarno Presiden


1983 1988

5. Pembangunan V 23 Maret 17 Maret Soekarno Presiden


1988 1993

6. Pembangunan VI 17 Maret 14 Maret Soekarno Presiden

5
1993 1998

7. Pembangunan VII 14 Maret 21 Mei Soekarno Presiden


1998 1998

Kekuasaan Orde Baru berakhir setelah munculnya gerakan perlawanan rakyat


terhadap kekuasaan Soeharto melalui gerakan reformasi. Kondisi yang mencemaskan ini
telah membangkitkan gerakan reformasi menumbangkan rezim otoriter. Maka pada
tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri. Sebagai
gantinya, B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai wakil presiden, dilantik sebagai
Presiden RI yang ketiga. Masa jabatan Presiden B.J Habibie berakhir setelah
pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999.
Akhirnya. Soeharto mundur dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998 dan
digantikan wakil presidennya, B. J. Habibic sebagai Presiden RI ketiga.

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh
terjadinya perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat,
sebelumya pada era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden,
militer dan PKI. Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi
dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui
ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari
separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang Orde Lama dan Orde
Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu. Yang
kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto
atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat itu titik
tolak era Reformasi lahir.

3.2 Saran
Kita harus bersatu agar duduk sama rendah dan berdiri sama dengan bangsa yang lain
dan bersama-sama, bergotong royong untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia di
mata dunia.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://sistem-pemerintahan-orde-baru.html

http://lahirnya-reformasi-dan-jatuhnya-masa.html

Lubis, Yusnawan. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan

Anda mungkin juga menyukai