Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN

PADA MASA 21 MEI 1998 - SEKARANG

Disusun oleh:

Dhea Rayya Nadifah

XII MIPA 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 2 TRENGGALEK

Jalan Soekoharto Hatta Gang Siwalan Telp/Fax. (0355) 791628 Trenggalek

sman2tglk@yahoo.co.id

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul "Dinamika
Persatuan-Kesatuan NKRI dari Masa ke Masa". Makalah ini saya susun berdasarkan
data dari berbagai sumber yang saya dapatkan dan mencoba menyusun data-data itu
hingga menjadi sebuah karya tulis sederhana berbentuk makalah

Selama proses pembuatan makalah ini banyak hal yang saya dapatkan termasuk ilmu
pengetahuan baru, teparnya mengenal lebih dalam tentang salah satu materi yaitu
"Dinamika Persatuan-Kesatuan NKRI dari Masa ke Masa"

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menjadikan saya lebih baik
kedepannya dan saya juga berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi orang lain. Saya menyadarinya bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
tedapat kekurangan sebab pengetahuan saya masih sangat terbatas karena itu kritik
dan saran agar saya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dan berguna
bagi tugas-tugas saya kedepannya.

Trenggalek, 15 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Pengertian persatuan dan kesatuan bangsa ...................................................... 3


2.2 Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa pada masa reformasi ................... 4

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 8


3.2 Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan
banyaknya etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi
lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural,
masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural
background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas
mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi hebat.
Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan
yang diberikan kepada kita semua sebagai warga negara Indonesia,
Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukan menjadi masalah bagi kita
untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta
persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah
menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk menjaga, melindungi,
dan mempertahankannya.
Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa
mengalami perubahan- perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi
beberapa masa yang berbeda, yaitu masa Revolusi, Republik Indonesia
Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru, dan masa Reformasi. Tentunya
perubahan masa yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengetian persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa
Reformasi (21 Mei 1998 – sekarang)

-1-
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesatuan dan kesatuan
2. Mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa
Reformasi (21 Mei 1998 – sekarang)
1.4 Manfaat
1. Agar dapat menambah wawasan kita tentang pengertian persatuan
dan kesatuan
2. Agar dapat mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada
masa Reformasi (21 Mei 1998 – sekarang)

-2-
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah.
Arti lebih luasnya yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai
kalangan,ras, budaya, dan adat istiadat dalam masyarakat yang bersatu
dengan serasi.
Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu.
Dalam hal ini, masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat
yang memiliki ciri-ciri tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan
bangsa, masing-masing bangsa tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat
semula.
Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih besar dari
sekedar satu suku bangsa. Yang bersangkutan karena dapat
mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan. Misalnya suku Bugis atau suku
Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang memiliki ciri jauh
lebih luas dan komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.
Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh, Maka
dari itu persatuan dan kesatuan sangat erat hubungannya.
Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa
bangsa seperti yang diputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928
dalam keadaan utuh dan tidak boleh kurang, baik sebagai subyek maupun
obyek dalam penyelenggaraan kehidupan nasional. Sedangkan kesatuan
wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara diatasnya seperti
yang dinyatakan dalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan utuh dan tidak
boleh kurang atau retak.

-3-
2.2 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – sekarang)

Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi
semakin mendorong usaha penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad
untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara.
Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk
menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu
disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang
berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi:
 Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan
 Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara

a. Kebijakan Berkaitan Kebebasan Berpolitik

Setelah Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden, Indonesia


memasuki masa reformasi. Adanya pembaruan politik pada masa reformasi
dapat dilihat dari kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan
berpolitik, antara lain sebagai berikut.
b. Kemerdekaan pers.
Sebelumnya penerbitan media massa diwajibkan memiliki SIUPP (Surat
Izin Usaha Penerbitan Pers). Pada masa reformasi, pers dibebaskan dari
SIUPP.
2) Kemerdekaan membentuk partai politik.
Sebelumnya, partai politik dibatasi hanya tiga, tetapi setelah reformasi,
pembentukan partai politik dibebaskan.
3) Terselenggaranya pemilu yang demokratis

-4-
Pemilu pertama Indonesia, tahun 1955 dianggap salah satu pemilu paling
demokratis. Pada kenyataannya, hanyalah demokratis semu. Pada tahun
1999 inilah terselenggara pemilu yang benar demokratis.
4) Otonomi daerah.
Pada tahun 1999, keluar UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah. Peraturan ini memperluas kekuasaan pemerintahan pada
pemerintah daerah (pemda).

c. Amandemen UUD NRI Tahun 1945

Menurut Zoelva, perubahan UUD NRI Tahun 1945 mengenai


penyelenggaraan negara dilakukan untuk mempertegas kekuasaan dan
wewenang tiap lembaga negara, mempertegas batas-batas kekuasaan setiap
lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan fungsi- fungsi
penyelenggaraan negara bagi setiap lembaga negara. Sistem yang hendak
dibangun. Adalah system check and balances, yaitu pembatasan kekuasaan
setiap lembaga negara oleh undang-undang dasar, tidak ada yang tertinggi
dan tidak ada yang rendah, semuanya sama diatur berdasarkan fungsi
masing-masing.
Melalui amandemen UUD NRI Tahun 1945, sejumlah kewenangan
presiden dikurangi dan dibatasi oleh UUD. Tujuannya adalah agar
kekuasaan presiden tidak disalahgunakan, Pengurangan dan pembatasan
tersebut tampak antara lain pada pasal-pasal berikut.
1) Penghapusan kekuasaan presiden untuk membentuk undang-undang
(Pasal 5 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945)
2) Pembatasan kekuasaan presiden untuk mengangkat duta dan
menerima duta negara sahabat harus melalui pertimbangan DPR
(Pasal 13 UUD NRI Tahun 1945)
3) Pembatasan kewenangan presiden untuk memberikan grasi dan
rehabilitasi harus melalui pertimbangan MA serta pemberian
- 5 -abinet dan abolisi harus dengan pertimbangan DPR (Pasal 14
UUD NRI Tahun 1945)

-5-
4) Pembatasan kewenangan pembentukan dan pembubaran departemen
pemerintah harus melalui pertimbangan atau persetujuan DPR (Pasal
17 UUD NRI Tahun 1945)

Selain itu, perubahan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengubah


strukturketatanegaraan Indonesia. Jika dibandingkan dengan Undang-
Undang Dasar 1945sebelum diubah maka UUD NRI 1945 terdapat
penghapusan dan penambahan lembaga-lembaga negara. Untuk lebih
jelasnya, berikut dipaparkan perubahan- perubahan mendasar dalam
ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan Undang- Undang Dasar 1945,
yaitu:
a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang
Dasar (Pasal 1 ayat (2)).
b. MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR
dan anggota DPD (Pasal 2 ayat (1))
c. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat
(Pasal 6A ayat (1)).
d. Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan
(Pasal 7).
e. Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).
f. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.
g. Presiden bukan mandataris MPR.
h. MPR tidak lagi menyusun GBHN.
i. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY)
(Pasal 24B dan 24C).
j. Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4)).
k. Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5))

-6-
d. Pergantian Presiden RI dan Kabinet Masa Reformasi

Pada masa reformasi, Indonesia mengalami lima kali pergantian


Presiden. Berikut tabel cabinet pada masa reformasi besera pemimpin
cabinet/presidennya.

-7-
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa politik di era
reformasi semakin mendorong usaha penegakan kedaulatan rakyat dan
bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan
negara. Bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis.Yaitu dengan cara :
a. Kebijakan Berkaitan Kebebasan Berpolitik
b. Amandemen UUD NRI Tahun 1945

3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda harus melanjutkan dan mewujudkan
pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme untuk
menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis

-8-
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Y., dan Mohamad Sideli. 2018. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud

https://yayasanmasyarakatbaik.wordpress.com/2018/01/25/pengertian-
persatuan-dan- kesatuan-bangsa/ diakses pada 15 Januari 2024 Pukul 20.30
WIB.
Kardiman, Yuyus.2018.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SMA/MA kelas XII.Jakarta: Erlangga

-9-

Anda mungkin juga menyukai