Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
TIF120704
SEMESTER II

Integrasi Nasional Sebagai


Salah Satu Parameter Persatuan
dan Kesatuan Bangsa

Kelompok 1

Nama Anggota :
Bagas Halilintar P P (E41212373)
Pramudya Putra Pratama (E41222181)
M. Firman Zubair (E41222760)
Afrizal Wahyu Alkautsar (E41222030)
Eva Yuliana (E41221068)
Rima Sazkya (E41221954)
Amjad Nuril Azizatul Rahma (E41220571)
Hanum Tresna Salsabiella (E41221130)

Dosen Pengampu:
Nizam Ubaidillah, SH. MH

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA KAMPUS 3 NGANJUK


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2023

i
Daftar Isi
Judul....................................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................ ii

BAB I (Pendahuluan)............................................................................................................. 1

I.I Pengertian Integrasi Nasional........................................................................................ 1

I.II Faktor Pendukung Integrasi Nasional........................................................................... 1

BAB II (Pembahasan)............................................................................................................ 3

II.I Menelurusi Konsep dan Urgensi Integrasi Nasional................................................... 3

II.II Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik........................................................... 3

II.III Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan.......................................... 4

BAB III (Penutup).................................................................................................................. 7

III.I Kesimpulan................................................................................................................. 7

III.II Saran............................................................................................................................ 7

Daftar Pustaka........................................................................................................................ 8

Diskusi Kelas......................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional merupakan suatu proses penyatuan berbagai elemen dalam


masyarakat, baik itu budaya, politik, ekonomi, sosial dan keamanan yang berbeda-beda
menjadi satu kesatuan yang utuh. Integrasi nasional memiliki peran penting dalam menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa, karena dapat meminimalisasi perbedaan-perbedaan yang ada
dan memperkuat kesamaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Integrasi nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan yang sudah terjalin selama ini. Dengan adanya integrasi nasional,
perbedaan-perbedaan yang ada dapat diatasi dan digunakan sebagai kekuatan bersama untuk
membangun negara. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat rasa nasionalisme, cinta
tanah air, dan semangat gotong-royong yang sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Selain itu, integrasi nasional juga dapat memperkuat keamanan nasional, karena dapat
meminimalisasi konflik horizontal yang sering terjadi akibat perbedaan-perbedaan yang ada.
Dalam konteks ini, integrasi nasional sangat penting untuk menjaga stabilitas negara dan
keamanan masyarakat.

I.II Faktor-Faktor Pendukung Integrasi Nasional

Untuk mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung
tercapainya tujuan tersebut, di antaranya:

1. Pendidikan nasional yang merata dan berkualitas


Pendidikan nasional yang merata dan berkualitas merupakan faktor penting dalam
mewujudkan integrasi nasional. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas
pendidikan yang memadai, melatih guru dan tenaga pendidik yang berkualitas, serta
menyediakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Keadilan sosial yang merata
Keadilan sosial yang merata juga dapat mendukung integrasi nasional. Dalam konteks
ini, pemerintah harus memastikan adanya distribusi kekayaan dan kesempatan yang
adil, serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi seluruh
masyarakat.
3. Pembangunan infrastruktur yang merata
Pembangunan infrastruktur yang merata juga dapat mendukung integrasi nasional. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan infrastruktur di seluruh daerah,

1
termasuk di daerah terpencil, serta memastikan adanya akses yang mudah bagi seluruh
masyarakat.
4. Kebebasan pers dan media yang terjamin
Kebebasan pers dan media yang terjamin juga dapat mendukung integrasi nasional.
Dalam konteks ini, pemerintah harus memastikan adanya kebebasan pers dan media
yang terjamin, sehingga seluruh masyarakat dapat mendapatkan informasi yang akurat
dan berimbang.
5. Adanya semangat gotong royong
Semangat gotong-royong yang ada di masyarakat Indonesia juga dapat mendukung
integrasi nasional. Dalam konteks ini, pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya
kerja sama dan kolabor

BAB II
2
PEMBAHASAN
II.I Menelurusi Konsep dan Urgensi Integrasi Nasional

Secara etimologi, integrasi nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian integrasi nasional dalam konteks Indonesia dari
para ahli/penulis:

- Saafroedin Bahar(1996)
Upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya
- Riza Noer Arfani (2001)
Pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya
ke dalam suatu kesatuan wilayah
- Djuliati Suroyo (2002)
Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang
berdaulat.
- Ramlan Surbakti (2010)
Proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam
suatu identitas nasional

II.II Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Tentang Integrasi Nasional

Menurut Suroyo, sejarah menjelaskan bahwa bangsa kita sudah mengalami pembangunan
integrasi sebelum negara Indonesia merdeka. Terdapat tiga model integrasi dalam sejarah
perkembangan integrasi di Indonesia, yaitu :

a. Model Integrasi Imperium Majapahit


Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan Majapahit. Terdapat tiga konsentris
Kerajaan Majapahit. Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa yang merupakan
kerajaan-kerajaan otonom.
b. Model Integrasi Kolonial
Model integrasi kedua ini lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia-
Belanda yang baru sepenuhnya dicapai pada awal abad ke-XX dengan wilayah yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
c. Model Integrasi Nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
bernegara merdeka pada tahun 1945. Model integrasi nasional ini diawali dengan
tumbuhnya kesadaran berbangsa, khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang
mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial
Belanda.

3
Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilakukan dengan melalui
beberapa tahapan-tahapan, yaitu sebagai berikut :
1) Masa Perintis
Masa ini ditandai dengan munculnya organisasi pergerakan nasional Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908 yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2) Masa Penegas
Masa ini ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
3) Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari
Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan
Politik Indonesia) pada tahun 1938
4) Masa Pendobrak
Pada masa ini, kemerdekaan bangsa Indonesia diplokamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas, dan
sederajat dengan bangsa lain.

II.III Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional

Dinamika integrasi nasional di Indonesia


Sejak kita bernegara tahun 1945, upaya membangun integrasi secara terus-
menerusdilakukan. Terdapat banyak perkembangan dan dinamika dari integrasi
yang terjadi diIndonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan tantangan zaman waktu itu.
Dinamika itu bisakita contohkan peristiswa integrasi berdasar 5 (lima) jenis integrasi sebagai
berikut:

a. Integrasi bangsa
Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di
Vantaa,Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai mengajak
Gerakan AcehMerdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia memegang teguh
kedaulatan bersamaNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil
menyelesaikan kasusdisintegrasi yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
b. Integrasi wilayah
Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia
mengumumkankedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur
dari garis yangmenghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara
Indonesia. Dengandeklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah teritorial Indonesia.
Wilayah Indonesiamerupakan satu kesatuan wilayah dan laut tidak lagi
merupakan pemisah pulau, tetapimenjadi penghubung pulau-pulau di Indonesia.
c. Integrasi nilai

4
Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integratif? Jawabnya adalah
Pancasila.Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai integratif terus-
menerus dilakukan,misalnya, melalui kegiatan pendidikan Pancasila baik dengan mata
kuliah di perguruan tinggidan mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai
diberikannya mata pelajaranPendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui
kurikulum 2013 terdapatmata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai nilai
bersama dan sebagaidasar filsafat negara disampaikan kepada generasi muda.
d. Integrasi elit-massa
Dinamika integrasi elit–massa ditandai dengan seringnya pemimpin mendekati
rakyatnyamelalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, temu kader PKK, dan
kotak pospresiden. Kegiatan yang sifatnya mendekatkan elit dan massa akan
menguatkan dimensivertikal integrasi nasional. Berikut ini contoh peristiwa yang
terkait dengan dinamikaintegrasi elit massa.
e. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif).
Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan lembagalembaga
politik danpemerintahan termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk
maka orang-orang dapat bekerja secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola
kerja yang teratur,sistematis, dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan
birokrasi di Indonesiadiawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni
memilih Presiden danWakil Presiden. Sidang PPKI ke-2 tanggal 19 Agustus 1945
memutuskan pembentukan duabelas kementerian dan delapan provinsi di Indonesia.
Tantangan integrasi nasional adalah tantangan yang dihadapi oleh sebuah negara dalam
mengintegrasikan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda secara sosial, budaya, dan
politik. Tantangan ini dapat mempengaruhi stabilitas, pembangunan, dan keberlanjutan suatu
negara. Berikut adalah beberapa contoh tantangan integrasi nasional:

1. Perbedaan etnis dan budaya: Perbedaan etnis dan budaya dapat menjadi salah satu
tantangan terbesar dalam integrasi nasional. Perbedaan ini dapat mengakibatkan konflik
sosial dan politik jika tidak diatasi dengan baik.
2. Ketimpangan ekonomi: Ketimpangan ekonomi antara kelompok masyarakat dapat
memperburuk integrasi nasional. Kelompok masyarakat yang merasa diabaikan dan tidak
memiliki akses yang sama ke lapangan pekerjaan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya
dapat merasa tidak dihargai dan mengalami ketidakpuasan.

3. Perbedaan agama: Perbedaan agama juga dapat menjadi tantangan dalam integrasi
nasional. Konflik agama dapat memicu perpecahan dan kekerasan di masyarakat.

5
4. Kejahatan terorganisir: Kejahatan terorganisir seperti terorisme, perdagangan manusia,
dan narkoba dapat menjadi ancaman bagi integrasi nasional. Kejahatan semacam ini
dapat memicu ketidakamanan dan ketidakstabilan di masyarakat.
5. Pemerintahan yang korup: Pemerintahan yang korup dapat menghambat integrasi
nasional karena dapat merugikan kelompok masyarakat tertentu dan memperkuat
ketimpangan ekonomi dan politik.

Untuk mengatasi tantangan integrasi nasional, dibutuhkan pendekatan yang holistik dan
komprehensif. Pemerintah perlu mendorong dialog dan kerja sama antara kelompok
masyarakat yang berbeda untuk membangun kepercayaan dan solidaritas. Selain itu,
pemerintah juga perlu memperkuat kebijakan yang mendukung kesetaraan dan inklusivitas
dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Pendidikan dan media juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk memperkuat integrasi nasional dengan mengajarkan nilai-nilai
persatuan dan kesatuan.

BAB III

6
PENUTUP
III.I Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari diskusi kali ini adalah Integrasi nasional
memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Integrasi nasional dapat memperkuat rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan semangat
gotong-royong yang sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Integrasi nasional juga
dapat memperkuat keamanan nasional, karena dapat meminimalisasi konflik horizontal
yang sering terjadi akibat perbedaan-perbedaan yang ada. Untuk mewujudkan integrasi
nasional, diperlukan beberapa faktor pendukung seperti pendidikan nasional yang merata
dan berkualitas, keadilan sosial yang merata, pembangunan infrastruktur yang merata,
kebebasan pers dan media yang terjamin, serta adanya semangat gotong-royong. Dengan
adanya integrasi nasional yang kuat, perbedaan-perbedaan yang ada dapat diatasi dan
digunakan sebagai kekuatan bersama untuk membangun negara.

III.II Saran

Sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, agama, dan suku bangsa,
masyarakat Indonesia perlu memperkuat integrasi nasional sebagai upaya menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia, ada
beberapa saran yang dapat diambil yaitu Meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah
air, Menghormati perbedaan dan memperkuat kerja sama antarsuku bangsa, menjaga
toleransi dan menghindari konflik antarsuku bangsa, mengambil peran aktif dalam
membangun Indonesia.
Dengan memperkuat integrasi nasional dan mengambil peran aktif dalam
membangun Indonesia, masyarakat Indonesia dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa serta membangun Indonesia yang lebih baik dan maju.

DAFTAR PUSTAKA
7
https://www.kompasiana.com/milazukrufulfirdaus2574/62d34e48bb4486633150f012/integrasi-
nasional-paramater-kesatuan-dan-persatuan
https://repository.unikom.ac.id/52929/1/Integrasi Nasional.pdf

https://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/view/3115

DISKUSI KELAS

8
 (M. Cahyono) apa saja faktor2 yang mempengaruhi keberhasilan &kegagalan integrasi
nasional? (kesepakatan nilai norma, saling melengkapi kebutuhan, aturan baku. Contoh:
syuria kegagalan proses disintegrasi)
 Diva nur rahmawati: bagaimana Indonesia bisa memiliki banyak budaya berkaita
denganproses integrasi bangsa? (Pendidikan, dialog antar negara, meningkatkan partisiasi
masyarakat: pemertaan ekonomi.
 Dewi nova sari; bagaimana mengatasi konflik dan ketegangan antara klompok yang berbeda
dlm proses integrasi nasional. (7 poin penting)
 Amanda elsa fira: bagaimana pengaruh globalisasi dalam proses integrasi bangsa,
mengganggu atau menghambat? ( relative: ambil yang baik buang yang jelek. Dinamika sosial
yang cepat berubah)
 Dava: integritas nasional akan segera goyah? Dikarenakan adanya pemilu. Bagaimna cara
mengatasi bahaya goyahnya integritas menjelang pemilu? (saling menghargai, exp: pemilu
gubernur DKI (ormas VS oknum), kedewasaan diri, generasi muda harus berbeda (tidak mau
menyuap).

 Apakah integrasi bisa berarti pembauran atau penyatuan?


 Apakah istilah nasional bisa disamakan dengan istilah bangsa?
 Dalam hal integrasi bangsa, sebenarnya hal-hal apakah yang diintegrasikan itu?
 Mengapa setiap bangsa memerlukan integrasi?
 Apa yang terjadi seandainya negara tidak berintegrasi?
 Seperti apakah negara yang tidak mampu berintegrasi?
 Adakah contoh–contoh negara yang tidak mampu melakukan integrasi?
 Adakah contoh-contoh negara yang telah mampu melakukan integrasi?

Jenis-jenis intergrasi menurut Myron Winer dalam Tulisan Ramlan subakti (2010) yang lebih condong
menggunakan istilah intergrasi politik dripada integrasi nasional. Menurut Myron, intergarsi politik
memilii sasaran yakni penyatuan masyarakat dengan sistim politik. Seentara itu, intergasi politik sendiri
menurutnya dapat dibagi menjadi lima jenis yang atara lain:

1. Intergasi bangsa,
2. Integrasi wilayah, (regulasi wewenang kekuasaan pusat dan daerah/unit)
3. Intergrasi nilai, (berkaitan tentang tertib sosial)
4. Integrasi elit masa(hubungan timbal balik) dan yang terakhir,
5. Integrasi tingkah laku (perilaku integrative)
Sementara itu, dari segi realitas nasional kita, intergasi nasional sendiri dapat dilihat dari tiga aspek : 1).
Aspek politik, 2). Aspek ekonomi, 3). Aspek sosial budaya.

Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitasidentitas baru yang
diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional,
ideologi nasional, dan sebagainya.

Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah tahun 1945, membangun integrasi juga
menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah
kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan

9
semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia Penjajah lebih mengutamakan membangun
kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan juga Cuma untuk kepentingan integrasi pribadi
kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional melalui
pembangunan integrasi bangsa.
Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja
karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang
bersangkutan. Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari
banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar.
Suku-suku itu memiliki pertalian primordial yang merupakan unsur negara dan telah menjelma
menjadi kesatuan etnik yang selanjutnya menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat
kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan etnik adalah sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun
kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu,
mereka akan mudah dan akan segera kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai akibatnya
mereka akan melepaskan ikatan komitmennya sebagai kesatuan negara.

Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan integrasi bangsa
menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan integrasi nasional selalu menghadapi
situasi dilematis seperti terurai di depan. Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga
akan semakin membangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis,
rasialis atau gerakan keagamaan.

Kekacauan dan disintegrasi bangsa yang dialami pada masa-masa awal bernegara misalnya yang
terjadi di India dan Srilanka bisa dikatakan bukan semata akibat politik “pecah belah” kolonial
namun akibat perebutan dominasi kelompok kelompok primordial untuk memerintah negara. Hal
ini menunjukkan bahwa setelah lepas dari kolonial, mereka berlomba saling mendapatkan
dominasinya dalam pemerintahan negara. Mereka berebut agar identitasnya diangkat dan
disepakati sebagai identitas nasional.

Pengembangan Integrasi di Indonesia


1). Adanya ancaman dari luar (terciptanya intergasi masyarakat yang berpadu)
2). Gaya politik kepemimpinan (kharismatik)
3). Kekuatan Lembaga-lembaga politik (penguatan birokrasi yang saling memberikan harmoni
terhadap pelayanannya pada masyarakat yang beragam)
4). Ideologi nasional.
5). Kesempatan pembangunan ekonomi

Membayar pajak merupakan salah satu instrument pokok dalam memperkokoh intergrasi
nasional kita.

10

Anda mungkin juga menyukai