INTEGRITASI NASIONAL
Oleh :
Dosen Pengampu:
Dra. Yayuk Mardianti, M.A.
195806141987022001
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
i
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Integrasi Nasional .......................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Integrasi Nasional .................. 5
2.3 Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia ..................... 7
2.4 Bagaimana Proses Integrasi Nasional di Indonesia .......................... 8
2.5 Ancaman Terhadap Integrasi Nasional .......................................... 10
2.6 Cara Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional...................................13
2.7 Contoh Integrasi Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara...........................................................................................15
BAB III. PENUTUP.........................................................................................21
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 21
3.2 Saran............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang
bertajuk “Integrasi Nasional” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu
oleh Dra. Yayuk Mardiati, M.A..
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
berpengaruh terhadap integrasi nasional (Tuahunse, 2009). Sikap
disintegrasi nasional dapat dicegah dengan meningkatkan dan menerapkan
pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah. Pemahaman mencakup
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi yang dipelajari.
Menurut Aman (2014: 25) pembelajaran sejarah, akan mewujudkan
kesadaran sejarah, nasionalisme, patriotisme, wawasan humaniora,
disamping kecakapan akademik..
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan masalah yang terkait
dengn integrasi nasional diantaranya:
1.3 Tujuan
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
2) Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting
affiliation” (anggota dari berbagai kesatuan sosial), sehingga menghasilkan
“croos cutting loyality” (loyalitas ganda) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial
3) Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial
yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Jadi integrasi adalah membuat unsur-unsur menjadi satu kesatuan dan utuh.
Sedangkan istilah “nasional” mempunyai pengertian :
1) Bersifat kebangsaan
2) Berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri
3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional,
perusahaan nasional dan sebagainya.
Mengacu pada penjelasan kedua istilah di atas maka integrasi nasional
identik dengan integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses
penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan
wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat
menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangan dalam mencapai
tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Jadi integrasi adalah membuat unsur-unsur menjadi satu kesatuan dan utuh.
Adapun integrasi nasional adalah menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah
keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat sehingga membetuk kesatuan yang
harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI yang
bersemboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.
Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya-
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan
sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat keberhasilan suatu
integrasi yaitu sebagai berikut:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan kebutuhan satu dengan lainnya
4
b. Terciptanya kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
c. Norma-norma dan nlai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial.
5
kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun sejak dulu dan tetap
dipertahankan hingga sekarang.
6. Antisipasi Ancaman Asing
Integrasi nasional juga penting untuk mengantisipasi ancaman dari luar.
Bentuk ancaman dari luar tersebut bisa berupa pengambilan wilayah
atau pulau paling luar di Indonesia.
6
Mulai tergerusnya budaya asli Indonesia juga bisa menghambat integrasi
nasional. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa terjadi akibat kuatnya
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,
baik melewati kontak langsung maupun tidak langsung.
7
bersangkutan. Kita harus banyak belajar dari penjajahan masa lalu, ketika Belanda
menganggap kita bodoh karena mudah di pecah belah dengan praktek devide et
Impera nya. Sebenarnya kita bisa menjadi negara yang sangat di pandang dunia,
jika kita berhasil maju dengan perbedaan yang sangat luar biasa.
Al Hakim (2001) mengemukakan ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan untuk membangun wawasan kebangsaan Indonesia yang "solid" dan
integritasi yang mantap serta kokoh. (1) kemampuan dan kesadaran bangsa dalam
mengelola perbedaan-perbedaan SARA dan keanekaragaman budaya dari adat
istiadat yang tumbuh dan berkembang di wilayah nusantara. Perbedaan-perbedaan
itu bukanlah sebagai suatu hal yang harus dipertentangkan, akan tetapi harus
diartikan sebagai kekayaan dan potens bangsa. (2) kemampuan mereaksi
penyebaran ideologi asing, dominasi ekonomi asing serta penyebaran globalisasi
dalam berbagai aspeknya dunia memang selalu berubah seirama dengan
perubahan masyarakat dunia. Indonesia memiliki berbagai keberagaman dan
rakyat Indonesia harus memahami arti dan makna integrasi nasional agar tidak
terpecah belah dalam menghadapi tantangan-tantangan integrasi nasional seperti
globalisasi.
8
ekonomi, jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka
masyarakat Indonesia bisa menerima sebagai satu kesatuan, Ir. Soekarno berkata
"Negara ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik
suatu agama bukan milik suatu etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu.
Tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke." Jika kelima cara tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik maka integrasi nasional akan semakin kuat dan
Indonesia akan bersatu padu dan kuat dalam menghadapi ancaman-ancaman yang
dapat memecahkan suatu bangsa. Hal tersebut mungkin sulit dilaksanakan tetapi
kita harus yakin bahwa bangsa Indonesia akan mempunyai integrasi nasional yang
sangat kuat.
Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan strategi yang tepat dan
proses yang matang agar kelak keintegrasian di Indonesia tidak terpecah belah
oleh berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan yang datangnya dari dalam
ataupun luar negeri. Setelah itu bagaimanakah proses terbentuknya Integrasi
Nasional di Indonesia? Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai
adanya sifat kedaerahan, akan tetapi rasa senasib sepenanggungan yang
ditujukan oleh para pejuang dan pendahulu kita telah mencerminkan adanya
benih-benih yakni semangat kebangsaan yang akan membentuk keutuhan
bangsa Indonesia.
b. Memasuki pada abad 20, semangat kebangsaan semakin membara dan
terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang
menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangannya melalui
berbagai organisasi seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang
akhirnya menjadi Serikat Islam, Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya
mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial dan Kultural.
c. Pada dekade 1920-an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah
Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju
Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28
9
Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam
pembentukan integritasi nasional.
d. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam
bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan,
tantangan yang mengguncang keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan
bahaya terhadap suatu negara yang tengah membangun keutuhan bangsa
harus dihadapi.
10
- Disintegrasi bangsa, melalui macam-macam gerakan separatis
berdasarkan sebuah sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat
ketikpuasan daerah terdapat kebijakan pemerintah pusat.
- Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan
pelanggaran hak asasi manusia yang pada gilirannya dapat
mengakibatkan suatu kerusuhan masal.
- Upaya penggantian ideology pancasila dengan ideology yang lain
yang ekstrem atau tidak sesuai kebijakan dari masyarakat Indonesia.
- Makar dan penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
b. Ancaman Militer Luar Negeri
Ancaman militer luar negeri adalah bentuk ancaman yang datangnya
bersumber dari pihak eksternak atau dari luar negeri.
Contoh ancaman milter luar negeri:
- Pelanggaran batas negara yang dilakukan oleh negara lain.
- Pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
- Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.
Bentuk Bentuk Ancaman Militer
a. Agresi
Agresi adalah ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata oleh
negara lain terhadap suatu negara. Hal tersebut dapat membahayakan
kedaulatan, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa
tersebut.
b. Invasi
Invasi yaitu suatu serangan yang dilakukan oleh kekuatan bersenjata dari
negara lain terhadap wilayah NKRI.
c. Bombardemen
Bombardemen adalah suatu penggunaan senjata yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata dari negara lain terhadap NKRI.
d. Blokade
Blokade merupakan kegiatan penghambatan yang biasanya dilakukan di
daerah pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan
bersenjata negara lain.
11
e. Spionase
Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh negara lain terhadap
suatu negara yang kegiatannya berupa mata-mata. Hal tersebut bertujuan
untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia militer suatu negara.
f. Sabotase
Sabotase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara dengan
tujuan untuk merusak instalasi militer dan objek vital nasional. Tentunya
sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
g. Perang saudara
Terjadinya perang saudara yang menggunakan senjata juga termasuk
ancaman militer
2. Ancaman Nonmiliter
Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat
seperti ancaman militer. Ancaman nonmiliter bisa berbentuk ancaman terhadap
ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Bentuk Bentuk Ancaman Nonmiliter
a. Ancaman berdimensi ideologi
Ancaman tersebut pernah terjadi pada Uni Soviet yang mengalami perubahan
dari ideologi komunis menjadi liberal. Sistem politik internasional mengalami
perubahan semenjak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak
populer lagi.
b. Ancaman berdimensi politik
Politik merupakan instrumen utama dalam menggerakkan perang. Hal ini
membuktikan ancaman politik bisa menumbangkan suatu rezim
pemerintahan, bahkan juga bisa menghancurkan suatu negara.
c. Ancaman berdimensi ekonomi
Ekonomi merupakan satu di antara penentu posisi tawar dari setiap negara dalam
pergaulan internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat menentukan dalam
pertahanan negara.
d. Ancaman berdimensi sosial budaya
Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan, kebodohan,
12
keterbelakangan, serta ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik
vertikal antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, beserta konflik
horizontal yakni suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
e. Ancaman berdimensi teknologi informasi
Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat
pesat serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh masyarakat,
namun kejahatan juga terus mengikuti perkembangan tersebut.
f. Ancaman berdimensi keselamatan umum
Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal
gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Ancaman yang disebabkan oleh
manusia, misal penggunaan obat-obatan dan penggunaan bahan kimia,
pembuangan limbah industri, kebakaran, hingga kecelakaan alat-alat
transportasi.
13
dan Fauzi Eka Putra, beberapa cara lain untuk mengatasi ancaman di bidang
ideologi dan politik, yaitu:
1. Mengembangkan demokrasi politik
2. Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan
fungsi dan perannya secara benar
3. Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara mengegakkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa
4. Menegakkan supremasi hukum
5. Memperkuat posisi Indonesia di kancah politik internasional
b. Bidang Ekonomi
Ancaman utama di bidang ekonomi adalah globalisasi ekonomi.
Globalisasi ekonomi dapat diatasi dengan cara menerapkan sistem ekonomi
kerakyatan. Dilansir dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan,
sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu struktur dan proses ekonomi yang
demokratis dan berkeadilan yang mendorong keikutsertaan rakyat banyak
sebagai pemilik modal dan pengendali jalannya roda perekonomian. Agar
sistem ekonomi kerakyatan dapat terwujud, ada hal-hal yang harus dilakukan,
antara lain:
1. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi dalam
negeri sehingga perekonomian rakyat bisa menguat.
2. Sektor pertanian dijadikan prioritas utama. Sebab sebagian besar
penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
3. Perkonomian harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
4. Tidak menggantungkan diri pada organisasi multilateral, seperti IMF dan
bank dunia.
5. Mengoptimalkan bahan baku yang ada di dalam negeri sehingga tidak
bergantung pada impor.
c. Bidang Sosial Budaya
Ancaman di bidang sosial budaya dapat diatasi dengan cara:
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan
penguatan iman dan taqwa.
14
2. Penguatan tentang budaya dan wawasan nusantara melalui pendidikan
formal.
3. Meningkatkan rasa nasionalisme dan menguatkan konsep Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
d. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Upaya mengatasi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan tidak
hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, tetapi merupakan tanggung
jawab seluruh warga negara Indonesia. Untuk mengatasi ancaman militer,
Indonesia menggunakan sistem pertahanan bersifat semesta. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2019, sistem
pertahanan bersifat semesta melibatkan seluruh sumber daya nasional yang
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah untuk menegakkan kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman.
Sistem pertahanan bersifat semesta memiliki ciri-ciri:
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara dilakukan
oleh seluruh rakyat dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional dimanfaatkan untuk
upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilakukan secara
menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
15
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Banyak rakyat dan pemimpin negara yang mempunyai argumen
masing-masing untu kepentingannya. Namun Kadang juga secara terioristis,
perbedaan kepentingan dapat menimbulkan masalah yang besar bagi orang
yang melakukanya. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk
minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok
atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan
individual yang sangat dekat hubungannya dengan stress.
b. Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain
Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau
dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di
sekolahnya. Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk
menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat dimana biasanya mer eka
menunggu bis atau kendar aan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah
musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas siswa
sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut
seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola antar sekolah.
Dimana tim sekolah yang satu kalah dengan sekolah yang lain. Hal ini
menyebabkan adanya r asa kecewa dan celakanya mereka ini biasanya
melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi tim sekolah
lain tersebut. Hal ini tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar
dalam mengalami kekalahan.
c. Pertentangan Sosial
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu.
Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi
kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup
16
individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka
ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi
kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara
atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan
kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang
sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani,
maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal
kepentingannya.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah
integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan,
tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada
kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka
Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap
individu tertentu, dimana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang
diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian
yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena
kecenderungan manusia untuk membeda- bedakan yang lain.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya
melalui sudut pandang budaya sendiri, maksudnya Etnosentrisme yaitu
suatu kecendrungan yang menganggap nilai- nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan
dipergunakannya tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
d. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan
manusia. Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan
pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal
17
menimpa kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai
akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya,
individu atau kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan
penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu
atau masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara
tidak langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena kesewenang-
wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
e. Meningkatnya Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi
setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap
orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan
sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan.
Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah
tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang
tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan
diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan
kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak
semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut
menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap
hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan
dengan kewajiban yang dilakukan.
f. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu
masyarakat. Hal itu karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan
masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah
sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang
disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti
pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat mengakibatkan
18
berkembangnya sifat individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat
mengakibatkan masyarakat lebih menyerahkan setiap permasalahan kepada
yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan unsur budaya
lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi..
Remaja yang bersangkutan cenderung melakukan tindakan-tindakan
yang mengarah ke kejahatan seperti mengambil barang atau hak milik orang
lain tanpa izin. Ketiga, ada yang namanya kenakalan khusus (istimewa),
dalam bentuk ini kenakalan remaja yang dimaksud sudah tingkat tinggi
karena telah menyentuh pada tindak kriminalitas.Contohnya, melakukan
pemerkosaan pada anak dibawah umur; seperti kasus Yuyun yang pernah
marak menjadi perbincangan; penyalahgunaan narkotika bahkan sampai
berujung pembunuhan atau penghilangan nyawa manusia.
g. Korupsi Membuat Kepercayaan Masyarakat Menghilang
Korupsi adalah perbuatan yang membunuh kelangsungan hidup suatu
negara. Walaupun begitu, tindak pidana korupsi seperti menjadi budaya
yang dianggap lumrah. Pada tahun 2014-2015 Mahkamah Agama telah
memutuskan adanya 803 kasus tindak pidana korupsi di Indonesia
(Ayuningtyas, 2016). Bahkan Indonesia masuk dalam urutan negara ke-88
dari 168 negara di dunia menurut survei Lembaga Transparency
International (TI) dalam kategori tindak pidana korupsi (Hafid, 2016). Hal
ini sangat menyedihkan, dimana uang yang dikorupsi adalah uang rakyat.
Uang ini seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan
rakyat, namun hanya segelintir orang secara individu dan kelompok yang
menikamatinya.
Kesejahteraan sebagai kunci kemakmuran suatu negara tidak akan
tercapai jika masih banyak perilaku korupsi. Berbagai macam kalangan
sudah terlibat dalam tindak pidana korupsi, baik dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pengusaha, wiraswasta, guru, jaksa, bahkan hakim.
Sebagai contoh kasus yang yaitu tertangkapkapnya Irman Gusman yang
menjabat sebagai Ketua DPD (Rizki, 2015). Sedihnya korupsi dilakukan
oleh orang-orang yang berpendidikan sebagai wakil rakyat. Seharusnya
orang-orang ini yang membawa Indonesia menjadi lebih maju, bukan
19
melakukan tindak pidana korupsi.
Dampak korupsi tidak hanya dirasakan satu sisi saja, namun saling
berkaitan satu sama lain, seperti urutan domino yang berjatuhan. Bukan
hanya pembangunan saja yang bermasalah, namun seluruh faktor
pembangun bangsa juga bermasalah. Pada tahun 2015 sejumlah 31,077
triliun merupakan jumlah kerugian negara akibat tindak pidana korupsi, data
ini diperoleh dari survei Indonesia Corruption Watch (ICW) (Dwi, 2016).
Untuk memenuhi defisit maupun melaksanakan pembangunan, suatu negara
harus berhutang.
20
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
Menciptakan integrasi nasional memang tidak mudah. Ada berbagai ancaman di
berbagai bidang yang siap menghampiri. Namun, ancaman tersebut masih bisa
diatasi, sesuai dengan bidang masing-masing. Yaitu bidang Ideologi dan Politik,
Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang Pertahanan dan Keamanan
3.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca adalah sebaiknya pembaca memahami isi makalah ini
dengan sumber jurnal atau artikel lain supaya wawasan akan Integritas Nasional lebih
banyak. Pembaca diharapkan bisa menerapkan upaya yang bisa dilakukan untuk
mempertahankan Integritas Nasional agar Indonesia tetap menjadi kesatuan yang harmonis
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI yang bersemboyan “Bhinneka
Tunggal Ika”.
22
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A.A. 2010. Integrasi nasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan
bangsa negara republik indonesia. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi FIS
UNM. 4(3):19-25.
Astawa, P. A. 2017. Integrasi Nasional. Makalah Kuliah Umum. Bali: Materi Kuliah
Kewarganegaraan. 21 November.
Safwandi, dkk. 1996. Integrasi Nasional: Suatu Pendekatan Budaya. Jakarta: Proyek
Pengkajian Dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya.
23