Disusun oleh :
Ade Intan Nuryana
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal
yang berkaitan dengan konsep integrasi nasional dan faktor pembentuk integrasi nasional.
Besar harapan saya agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna.
Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran yang
membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Masalah......................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................... 11
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
1.2.1 Apa Pentingnya Integrasi Nasional ?
1.2.2 Apa Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia ?
1.2.3 Bagaimana Mewujudkan Integrasi Nasional di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.
1.3.2 Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
1.3.3 Mengetahui Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia.
1.3.4 Mengetahui Mewujudkan Integrasi Nasional di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Tentang integrasi, myron weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu :
1) Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih
sempit.
2) Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat
diatas unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial
budaya masyarakat tertentu.
3) Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada
kelompok elit dan massa.
4) Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
5) Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima
demi mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan definisi tersebut, myron weiner membedakan lima tipe integrasi
nasional, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit massa, dan integrasi tingkah laku
(tindakan integratif). Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi satu bangsa.
Howard Wriggins (1996) menyebut adanya pendekatan atau cara bagaimana para
pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya
disebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu bangsa yaitu :
a) Adanya ancaman dari luar
b) Gaya politik kepemimpinan
c) Kekuatan lembaga-lembaga politik
d) Ideologi nasional
e) Kesempatan pembangunan ekonomi
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi
apabila :
1) Masyarakat dapat menentukan dan menyepapakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama
2) Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting loyality”
3) Masyarakat berada saling ketergantungan diantara unit-unit sosial yang terhimpun di
dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
4
B. Pentingnya Integrasi Nasional
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat
suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian
yang diderita, baik kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan
untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di
dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan
adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola
dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara,
dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi
masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.
Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku
bangsa menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik yang desengaja
maupun tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan
negara dan bangsa.
5
c) Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai
yang bersifat dasar,
d) Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompom yang satu dengan
yang lainnya,
e) Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi,
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
7
Tantangan integrasi nasional tersebut lebih menonjol ke permukaan setelah memasuki
era reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan
dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era
reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi yang telah banyak disalahgunakan oleh
kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri, tindakan mana
kemudian memunculkan adanya gesekan-gesekan antar kelompok dalam masyarakat dan
memicu terjadinya konflik atau kerusuhan antar kelompok. Bersamaaan dengan itu
demontrasi menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan seringkali
demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-tindakan anarkis.
Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat,
kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan
kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya
kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak atau kurang sesuai
dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang
tidak ada kebijakan pemerintah yang melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat,
tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan
harapan sebagian besar warga masyarakat.
Sedangkan jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang
berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaaan yang ada satu sama
lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Pertentangan atau konflik
antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup
sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat
dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu
mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan
nasional.
8
harkat dan martabat bangsa di era globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan”
ditandai oleh semakin kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi dan
komunikasi.
Dengan kondisi masyarakat indonesia yang diwarnai oleh berbagai keanekaragaman,
harus disadari bahwa masyarakat indonesia menyimpan potensi konflik yang sangat besar,
baik konflik yang bersifat vertikal maupun bersifat horizontal. Dalam dimensi vertikal,
sepanjang sejarah sejak proklamasi indonesia hampir tidak pernah lepas dari gejolak
kedaerahan berupa tuntutan untuk memisahkan diri. Sedangkan dalam dimensi horizontal,
sering pula dijumpai adanya gejolak atau pertentangan diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik konflik yang bernuansa ras, kesukuan, keagamaan, atau antar golongan.
Disamping itu juga konflik yang bernuansa kecemburuan sosial.
Dalam skala nasional, kasus aceh, papua, ambon, merupakan konflik yang bersifat
vertikal dengan target untuk memisahkan diri dari negara republik indonesia. Kasus-kasus
tersebut dapat dilihat sebagai konflik antara masyarakat daerah dengan otoritas kekuasaan
yang ada di pusat. Disamping masuknya kepentingan-kepentingan tertentu dari masyarakat
yang ada di daerah, munculnya konflik tersebut merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap
kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan di daerah. Kebijakan pemerintah pusat
dianggap memunculkan kesenjangan antar daerah, sehingga ada daerah-daerah tertentu yang
sangat maju pembangunannya, sementara ada daerah-daerah yang masih terbelakang. Dalam
hubungan ini isu dikhotomi jawa dan luar jawa sangat menonjol, dimana jawa dianggap
mempresentasikan pusat kekuasaan yang kondisinya sangat maju, sementara hanya daerah-
daerah di luar jawa yang merasa menyumbangkan pendapatan yang besar pada negara,
kondisinya masih terbelakang. Dengan mengacu pada faktor-faktor terjadinya konflik
kedaerahan sebagaimana disebutkan diatas, konflik kedaerahan di indonesia terkait secara
akumulatif dengan berbagai faktor tersebut.
Sejak awal berdirinya negara indonesia, para pendiri negara menghendaki persatuan
di negara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya
bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia dilakukan dengan tetap memberi
kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara bersama-sama. Proses pengesahan pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 yang bahannya diambil dari naskah piagam jakarta, dan didalamnya terdapat
rumusan dasar-dasar negara pancasila, menunjukkan pada kjita betapa tokoh-tokoh pendiri
negara (the founding fathers) pada waaktu itu menghargai perbedaan-perbadaan yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat indonesia. Para pendiri negara rela mengesampingkan
persoalan perbedaan-perbedaan yang ada demi membangun sebuah negara yang dapat
melindungi seluruh rakyat indonesia.
Sejalan dengan itu dipakailah semboyan bhineka tunggal ika, yang artinya walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu adanya. Semboyan tersebut sama maknanya dengan istilah
“unity in diversity:”, yang artinya bersatu dalam keanekaragaman, sebuah ungkapan yang
menggambarkan cara menyatukan secara demokratis suatu masyarakat yang didalamnya
diwarnai oleh adanya berbagai perbedaan. Dengan semboyan bhineka tunggal ika tersebut
segala perbedaan dalam masyarakat ditanggapi bukan sebagai keadaan yang menghambat
persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan sebagai kekayaan budaya yang dapat dijadikan
sumber pengayaan kebudayaan nasional kita.
Untuk terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan bhineka tunggal ika,
diperlukan pandangan atau wawasan multikulturalisme.
9 Multikulturalisme adalah pandangan
9
bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama dengan kebudayaan lain,
sehingga setiap kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaan lainnya.
Perwujudan dari multikulturalisme adalah kesediaan orang-orang dari kebudayaan
yang beragam untuk hidup berdampingan secara damai. Disini diperlukan sikap hidup yang
memandang perbedaan di antara anggota masyarakat sebagai kenyataan wajar dan tidak
menjadikan perbedaan tersebut sebagai alasan untuk berkonflik. Disamping itu perlu
memandang kebudayaan orang lain dari perspektif pemilik kebudayaan yang bersangkutan,
dan bukan memandang kebudayaan orang lain dari perspektif dirinya sendiri. Oleh karena itu
multikulturalisme menekankan pentingnya belajar tentang kebudayaan-kebudayaan lain dan
mencoba memahaminya secara penuh dan empatik sehingga dapat menghargai kebudayaan-
kebudayaan lain disamping kebudayaannya sendiri.
10
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak
adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia
ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu
yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
12