Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jakarta, 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Catur Puspawati, ST., M.KM. pada mata kuliah Pengelolaan Sampah Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
Pembangunan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila warga masyarakat suatu
negara turut berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembangunan dengan mendayagunakan
potensi-potensi yang dimiliki baik potensi fisik maupun non fisik. Potensi dalam diri
masyarakat sangatlah penting untuk diaktualisasikan dan dikembangkan karena masyarakat
merupakan subjek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki individu dan masyarakat serta mewujudkan
kemandirian masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembangunan. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam
pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Permendagri No. 7 Tahun 2007).
Dalam upaya melaksanakan pengelolaan sampah diperlukan peran serta dari semua
pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Namun, hingga saat ini pengelolaan sampah
belum dilaksanakan secara optimal. Masih banyak masyarakat yang menganggap sampah
sebagai limbah yang harus disingkirkan sehingga tempat pembuangan akhir (TPA) yang
menjadi satu-satunya muara dari segala aktivitas manusia
Tim pengelola sampah ini dapat terdiri dari pelindung biasanya oleh kepala dusun, ketua
RT atau ketua RW. Ketua pelaksana biasanya dipegang oleh penggagas, sekretaris,
bendahara, seksi penerimaan sampah, seksi pemilahan, seksi humas dan seksi-seksi lain yang
diperlukan sesuai kesepakatan bersama.
Jika tim telah terbentuk dan terdapat kesepakatan bersama bahwa akan dilaksanakan
program pengelolaan sampah mandiri maka dilakukan sosialisasi dengan seluruh masyarakat.
Masyarakat diberi informasi tentang keuntungan ikut serta dalam pengelolaan sampah
mandiri, peranan masyarakat dan manfaatnya terhadap lingkungan.
Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan sebulan sekali melalui rapat anggota pemasok
sampah meliputi jenis sampah yang dipasok, sistem bagi hasil antara pengelola dan pemasok
sampah dan lain-lain. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pelaksana.
Kerjasama yang dilakukan dalam program pengelolaan sampah mandiri ini antara lain
pengepul sampah skala besar, toko-toko yang bersedia untuk konsinyasi barang-barang yang
dibuat dari daur ulang sampah, toko-toko pertanian yang bersedia menjualkan kompos hasil
pengelolaan sampah mandiri tersebut. Dukungan yang dapat diperoleh pada pelaksanaan
program ini adalah dukungan dari pemerinyah setemoat misalnya tingkat kabupaten yang
turut serta menggalakkan program ini dan menyediakan dana untuk pengembangan program
ini.
Jenis sampah organik skala rumah tangga terdiri dari sampah-sampah basah yang
dihasilkan dapur berupa sisa makanan dan sisa sayuran, juga sampah dedaunan dari
pohon-pohon disekitar rumah. Untuk sampah dari dapur bisa digunakan kembali sebagai
kompos sedangkan sampah dedaunan bisa digunakan sebagai briket, yaitu bahan bakar
alternatif pengganti minyak tanah.
Warga diminta untuk memilah sampahnya, juga dibina agar mampu mengolah
sampah sayurnya sendiri menjadi pupuk kompos dengan metode kapur tohor dan
takakura. Warga dibekali dengan sosialisasi cara pembuatan pupuk kompos skala
kecil dengan menggunakan kapur tohor, dan pembuatan pupuk kompos skala
menengah dengan metode takakura. Pembuatan pupuk kompos dari kapur tohor
dapat dikerjakan dirumah masing-masing warga. Sehingga diharapkan setiap
rumah mampu mengurangi produksi sampahnya dan menghasilkan pupuk
kompos sendiri. Nantinya pupuk kompos skala rumah tangga dapat digunakan
untuk memupuk tanaman masing-masing. Namun bisa juga dikumpulkan satu RT
atau satu RW agar menjadi banyak dan dapat dijual.
b. Kegiatan
Kegiatan pembuatan kompos dari sampah rumah tangga dengan metode kapur
tohor dan takakura dilakukan oleh tiap-tiap warga dirumah masing-masing.
Dengan bermodalkan toples plastik kosong yang memiliki tutup, pasir, tanah, dan
kapur tohor warga sudah dapat mengolah sampah sayur rumah tangga menjadi
pupuk kompos dengan metode kapur tohor. Sedangkan untuk pembuatan kompos
dengan metode takakura, warga membutuhkan keranjang takakura dan sabut
kelapa.
2. Pembuatan Briket
Pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak, bisa menjadi
salah satu upaya kita sebagai masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi
timbulan sampah, khususnya dalam sektor rumah tangga. Selain itu, pembuatan briket
sebagai bahan bakar pengganti minyak juga dapat menjadi alternatif masalah krisis
energi pada saat ini. Minyak tanah yang sudah mulai langka, harga gas elpiji yang
melambung tinggi juga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk segera
menciptakan bahan bakar alternatif yang mudah didapat, ekonomis dan juga memiliki
manfaat yang sama seperti bahan bakar minyak dan gas.
Membuat briket sampah tidaklah terlalu sulit. Proses pertama adalah proses
membuat arang. Bahan baku yang berupa sampah dibuat arang dengan cara dibakar.
Kemudian arang hasil pembakaran tersebut ditumbuk dan dicampur dengan perekat,
baik perekat alami (daun talas) ataupun perekat buatan (lem aci), lalu dicetak sesuai
kehenda, dijemur 2-3 hari sampai kering dan siap digunakan sebagai bahan bakar
alternatif.
b. Kegiatan
Bank sampah dapat dikelola oleh pemerintahan tingkat desa, dusun maupun
organisasi yang lain misalnya organisasi pemuda, kelompok PKK, dasawisma dan
dapat juga dikelola oleh personal yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-
pihak yang terkait dengan bank sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai
nasabah sampah), kepala desa/dusun/penanggung jawab program, pengepul(pembeli
sampah), pelaksana operasional pengelolaan sampah, pembeli hasil daur ulang
sampah dan lain-lain.
Kelompok Bank Sampah Sejahtera berkantor di gedung Bank Sampah di Jalan
Sriwijaya setiap hari Sabtu. Mereka bertugas mengumpulkan sampah-sampah
anorganik untuk kemudian dijual kembali atau diberikan kepada Kelompok Rumah
Kreasi Ibu untuk dibuat menjadi berbagai macam barang seperti lampion, tas, taplak
meja, bunga plastik dan sandal. Kelompok Bank Sampah menerima sampah
anorganik dari warga setempat maupun dari pihak ketiga atau swasta. Warga datang
kegedung Bank Sampah untuk memberikan sampah anorganik yang mereka bawa
kepada petugas Bank Sampah. Sampah tersebut ditimbang dan dihargai sesuai dengan
berat timbangan sampah yang diberikan. Kemudian sampah tersebut dibeli oleh
petugas Bank Sampah.
Pelaksana Pengelolaan Bank sampah:
a. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai koordinator pelaksanaan
program
b. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service, mensosialisasikan
tentang bank sampah kepada masyarakat umum, melakukan koordinasi dan
menjual sampah terpilah maupun hasil daur ulang.
c. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah yang diantar oleh
masyarakat ke bank.
d. Teller (1-2 0rang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah dari para
penyetor(nasabah sampah) dan pengepul sampah.
e. Divisi Quality Control (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil pemilahan sampah
yang telah disetor ke bank sampah.
a. Sampah yang di setor harus terpilah dengan benar, kantong I berisi sampah kertas,
kantong II berisi sampah plastik, kantong III berisi sampah logam, kantong IV
berisi plastik kresek, kantong V berisi plastik bekas kemasan.
b. Hasil nilai ekonomi sampah yang disetor ke bank sampah akan dipotong 20 %(10
% untuk biaya operasional dan 10% masuk ke kas pengelola).
c. Penyetoran sampah hanya akan dilayani setiap hari sabtu dan minggu pada pukul
15.00-17.00
d. Uang dapat dicairkan minimal setelah menyetor sampah selama 3 bulan
e. Untuk sementara sampah berupa sampah organik masih dikelola oleh masing-
masing warga.
b. Kegiatan
Kelompok Rumah Kreasi Ibu bertugas mengolah sampah-sampah anorganik
seperti kantong plastik, botol, sampah bungkus ataupun sampah kain. Sampah-sampah
anorganik tersebut diperoleh dari Bank Sampah yang di kelola oleh Kelompok Bank
Sampah Sejahtera. Sampah anorganik yang diperoleh kemudian dicuci hingga bersih
dan dijemur agar kering. Setelah bersih, sampah-sampah seperti plastik bungkus
makanan, bungkus minuman serbuk, ataupun bungkus sabun cuci disatukan dengan
cara dijahit menjadi satu bagian besar. Kemudian dipotong sesuai pola dan dapat
dijahit menjadi tas misalnya. Demikian pula dengan sampah seperti kantong plastik
yang berwarna-warni. Kantong-kantong plastik bekas tersebut dicuci bersih dan
dikeringkan. Setelah bersih dan kering, Kantong plastik dipotong-potong untuk
dijadikan kelopak bunga plastik. Potongan plastik tersebut dililitkan ke sebuah kawat
bekas. Biasanya kawat yang digunakan adalah kawat bekas kembang api. Kemudian
potongan plastik dan kawat bekas tersebut dibuat menjadi kelopak bunga plastik lalu
ditambahkan daun dan putik bunga dan jadilah setangkai bunga plastik. Beberapa
tangkai bunga plastic kemudian dirangkai hingga menjadi sebuah bouquet bunga
plastik dan diletakkan didalam sebuah vas bunga dapat digunakan sebagai hiasan
meja. Untuk pengolahan sampah kain biasanya yang berupa kain-kain perca diperoleh
dari limbah para penjahit di lingkungan sekitar. Kain-kain perca yang diperoleh
tesebut kemudian dirangkai dan dijahit menjadi taplak meja atau tas jinjing.
3. Kelompok Prigel
a. Definisi
Kelompok Prigel dibentuk untuk mengelola sampah-sampah organik.
Kelompok Prigel ini berkaitan langsung dengan kegiatan komposting di Pleburan.
Sampah-sampah organik dikumpulkan lalu diolah dengan metode komposting agar
menjadi pupuk kompos. Komposting adalah proses pengendalian penguraian secara
biologi dari bahan organik, menjadi produk seperti humus yang dikenal sebagai
kompos. Penguraian bahan organik itu (disebut juga dekomposisi) dilakukan oleh
mikro-organisme menghasilkan senyawa yang lebih sederhana. Pada saat komposting
terjadi proses-proses perubahan secara kimia, fisika dan biologi. Untuk wilayah
perkotaan, metoda komposting aerobik adalah yang banyak disarankan karena
beberapa keunggulan. (Kompas Kota Online, 2013).
b. Kegiatan
Kelompok Prigel tadinya beranggotakan sepuluh orang. Namun karena
kesibukan dan lain hal maka mereka mengundurkan diri hingga hanya menjadi tiga
orang. Kelompok komposting menerima sampah-sampah organik dari masyarakat
yang diangkut oleh tukang sampah dengan menggunakan becak sampah. Sampah-
sampah organik tersebut kemudian dipotong-potong hingga menjadi bagian-bagian
kecil dengan menggunakan mesin pencacah. Setelah itu, potongan sampah organik
tersebut diletakkan didalam bak penampungan, diberi cairan EM4 dan ditutup dengan
rapat. Campuran tersebut dibalik setiap satu minggu sekali dan disimpan didalam bak
tertutup selama kurang lebih satu bulan. Hasil pengolahan sampah organik berupa
pupuk kompos siap pakai yang telah dikemas didalam plastik satu kilogram. Pupuk-
pupuk kompos ini sudah siap dipasarkan dan setiap satu kilo gram dihargai sebesar
tiga ribu rupiah. Para pengelola komposting selain menerima pembelian secara
langsung digedung komposting juga menerima pesanan pupuk kompos berskala besar.
pemilahan sampah yang digunakan sebagai bahan menjadi barang yang bernilai
ekonomis dan cara pembuatan karya tangan yang dapat bernilai ekonomis. Kegiatan ini
dilakukan dengan metode sosialisasi dan pelatihan praktik langsung serta pendampingan
pengelolaan sampah menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomis. Kegiatan-kegiatan ini
mencakup teori dan praktik yang meliputi: (1) sosialisasi; (2) pengenalan produk; dan (3)
pembuatan produk (praktik langsung). Sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
mengenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pengolahan sampah menjadi barang atau bahan
yang bernilai ekonomis, mengatasi permasalahan yang timbul akibat tidak terkelolanya
sampah serta untuk meningkatkan kesadaran warga masyarakat terhadap sampah sehingga
mereka terlibat secara langsung dalam menangani sampah yang ada di desanya. Selain
itu,untuk mengenalkan teknologi pemasaran online dalam memasarkan barang atau bahan
yang dihasilkan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat bawah (grass root) yang dengan segala keterbatasannya belum mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, sehingga
pemberdayaan masyarakat tidak hanya penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosial
yang ada.
Penulis menyarankan kepada mahasiswa yang ingin membuat makalah bahan ajar mata
kuliah sebaiknya mencari referensi dari buku modul bahan ajar atau dari buku lainnya.
Penulis berharap bahwa semua pihak bisa memahami isi dari makalah ini.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat
https://media.neliti.com/media/publications/108048-ID-pengelolaan-sampah-berbasis-
masyarakat-s.pdf
http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/pengelolaansampah/mi-1c
%20modul%20prinsip%20pengelolaan%20sampah.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/siti-marwati-msi/c9.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/234022402.pdf